Sesudah pulang dari kuliahnya Angga tidak pulang kerumahnya seperti yang biasa dia lakukan. Dia mendatangi rumah kosong itu dan mencari-cari apa yang berada di sana.
"Hoi... Hantu keluar sekarang!!" teriak Angga di rumah kosong itu.
Pria muda itu menengok ke sekelilingnya dan tidak menemukan hantu dan mahluk astral lainnya.
Angga berjalan menyelusuri tempat itu dan dirinya sampai pada halaman belakang. Tempat dimana pria muda itu menemukan gadis kecilnya itu.
"Hm... hantu itu seperti apa wujudnya? Yang jelas pasti tidak seram... karena Tira justru berbicara dengan perempuan itu... tapi Tira hm seorang Tira akan bicara dengan siapa aja yang di temuinya..." ucapnya melirik sekeliling halaman belakang rumah kosong itu.
Angga merasa pencariannya sia-sia dia mencari hantu itu tapi, dirinya tidak bisa menemukan apa pun di sana.
Pemuda itu pun melirik Rumah kosong itu, dia melihat tempat itu berantakan dan kotor. Akhirnya pemuda itu tahu apa yang harus dilakukannya.
Angga pergi dari rumah kosong itu, dia pergi ke supermarket terdekat dan membeli alat bersih-bersih. Mulai dari segala jenis sabun pencuci dan semua alat bersih-bersih.
Dia pun segera datang ke rumah kosong itu dengan alat-alat yang dibelinya dan perkakas yang selalu dibawanya untuk jaga-jaga jika ada praktek di kampusnya.
"Baiklah hantu, jika aku tidak bisa menemukanmu hanya dengan datang! Akan aku acak-acak... maksudku ku bersihkan rumah ini! Untuk menemukanmu..." teriak Angga memperlihatkan alat-alatnya pada rumah kosong itu.
Pemuda itu mulai merapihkan rumah kosong itu mulai dari mengganti bolham rumah itu, memperbaiki pipa yang rusak. Dan memperbaiki sambungan listrik rumah itu sampai menyapu, mengepel dan mencuci kamar mandi rumah itu telah dilakukannya.
Bahkan, pemuda itu memotong rumput halaman depan dan belakang rumah itu serta, memperbaiki pagar pada rumah kosong tersebut. Dan rumah kosong itu pun menjadi rapih dan apik.
Lalu pemuda itu mulai memperhatikan sekelilingnya, dan dia masih sangat bingung mengapa hantu tersebut tidak muncul.
Pemuda itu melirik ke kiri dan ke kanan, dari atas hingga barat namun, dirinya tak menemukan hantu itu.
"Hah... sepertinya aku memang tidak punya kekuatan untuk melihat hal seperti itu...." ungkapnya kesal dan mengistirahatkan kakinya dengan duduk kursi taman yang sudah di perbaikinya.
Di saat Angga mulai pasrah dirinya mendengar hentakan kaki dan suara keras yang memanggilnya. Namun, Angga tidak terkejut karena sosok yang memanggilnya itu adalah gadis kecilnya.
"Tira! Sedang apa kamu disini?" tanya Angga bingung.
"Bercerminlah! apa yang dilakukan seseorang dirumah kosong malam-malam untuk tidak mengambil bola atau sesuatu yang penting... dan..." Tira menghentikan kata-katanya dan melihat sekeliling rumah kosong itu.
"Apa yang om lakukan pada tempat ini!!?" tanya Tira terkejut.
"Kamu suka?" tanya Angga polos.
"Jangan bercanda... ya aku tahu Hantunya itu hanya anak perempuan berusia 12 tahun tapi... buka berarti dia suka paman merapikan rumahnya begini..." tangkas Tira yang menolak untuk berkomentar.
"Hm... Tira apa kamu melihat hantu anak perempuan itu?!" tanya Angga pada gadis kecilnya itu.
"Tidak... mungkin dia sedang nongkrong dengan teman hantunya di rumah kosong komplek sebelah..." canda Tira pada Angga.
"Apa ada yang sepertu itu!?" Angga bertanya polos.
"Tentu saja tidak ada! Kita pulang saja yuk..." ajak Tira pada Angga.
"Om harus tidur ini sudah malam nanti... om sakit..." ucap Tira pada Angga.
"Kamu takut aku sakit... apa takut pada Hantu..." ledek Angga pada gadis kecilnya itu.
"Hah!?... Atira Chandra takut? Hahah aku tertawa di hadapan ketakutan... untukku hidup adalah kebenaran dan mati adalah keuntungan... " jawab Tira angkuh pada om kesayangannya itu.
"Ya.. baiklah kalau begitu besok aku akan kesini lagi... aku ingin memotong dahan pohon ini sedikit. Lihat sebagian batangnya layu dan rusak oleh hama jangan sampai mencemari yang lain..." terang Angga menunjuk batang yang telah di hinggapi hama dengan cahaya senter.
"Hm... besok lakukan bersamaku!" ucap Tira dengan berani.
"Tidak boleh kau akan menghadapi Assament.. kau harus belajar banyak ujian praktek dan lain-lain... jangan macam-macam kamu harus tidur dan pergi sekolah..." tolak Angga tegas.
"Lusa hari sabtu..." jawab Tira singkat.
"Benarkah!?" tanya Angga tidak percaya.
"Iya," jawab Tira singkat.
"Baiklah besok kamu bisa bersamaku... jangan lupa ijin pada orang tuamu..." ucap Angga santai.
"Baiklah..." jawab Tira tersenyum.
Kedua orang itu pun meninggalakn rumah kosong itu bersama. Di perjalanan pulang Angga melirik Tira dan berpikir bagaimana bisa anak kecil itu mengetahui letak posisinya.
Padahal jelas-jelas Angga datang kesana tanpa melewati rumah gadis kecil itu.
"Tira..." panggil Angga pada gadis kecilnya itu.
"Ya.." sahut Tira.
"Kenapa kamu ada di rumah itu. Dan! kenapa kamu bisa tahu aku ada di sana!?" tanya Angga menatap Tira curiga.
"Pak Donny menelfonku katanya nenek tua itu khawatir mengapa om pulang terlambat... karena saat Pak Donny menghubungi kampus Falkultas tehnik mesin.. dikatakan sudah pulang jadi... Pak Donny menghubungiku, jelas!" ungkap Tira kesal.
"Dan kenapa kamu tahu aku ada di sana?" tanya Angga pernasaran.
"Karena aku melihat rumah kosong tua jelek itu, pintu pagarnya terbuka! Makanya lain kali jika ingin diam-diam pastikan semua pintu tertutup..." jawab tira jelas.
"Ah begitu... kamu jujurkan Tira!?" tanya Angga pada gadis kecilnya itu.
"Iya kapan aku berbohong..." jawab Tira angkuh.
"Ya baiklah ku antar kau pulang..." kata Angga pada gadis kecilnya itu.
"Ya..." jawab Tira singkat.
Setelah mengatar Tira pulang Angga berlari ke rumahnya. Dan mencari Donny di sekeliling rumah.
"Donny!" panggil Angga tergesa-gesa.
"Ya, Tuan Muda," jawab pelayan itu
"Apa kamu menghubungi Tira saat aku pulang terlambat?" tanya Angga curiga.
"Ya Tuanku tadi hamba menghubungi nona kecil... karena ketika saya menghubungi kampus mereka mengatakan jikalau Tuan, sudah pulang... jadi saya menghubungi nona kecil," jawab Donny pada tua mudanya itu.
"Bisa aku check riwayat ponselmu..." pinta Angga pada pelayannga itu.
"Maaf pulsa saya habis.. jadi saya menghubungi nona kecil dengan telepon selurel..." jawab Donny pada Angga.
"Baiklah terima kasih Donny ..." ucap Angga lalu pergi meninggalkan pelayannya itu.
Angga membersihakn dirinya dan mengganti pakaian. Lalu pemuda itu membaringkan tubuhnya di ranjang.
Angga terus berpikir dan dia Tira percaya dengan apa yang di katakan Tira dan Donny. Karena sebagai seorang yang ahli dalam bidang mesin dirinya memiliki ingatan yang bagus. Dan dia mengingat dengan sangat jelas, bahwa pintu pagar itu sudah dia tutup.
"Tira pasti bekerja sama dengan Donny... aku harus minta riwayat telepon selurelku dan mencari tahu alamat selurel rumah Tira... untuk bisa membuktikannya, tapi bagaimana?" pikir Angga.
Di sisi lain Tira sedang menghubungi seseorang dan dia terlihat sangat serius dan mengendap-endap.
"Jadi! Dia sampai seperti itu... baiklah lain kali jika dia bertanya hal yang seperti itu... katakannya saja bahwa Anda datang ke rumahku ya..." ucap Tira pada orang itu.
"Ya, tapi kenapa kamu meminta hal yang seperti ini..." tanya orang itu.
"Untuk mencari tujuanku... aku harua terlebih dahulu tahu rencana om Angga... pak Donny terima kasih untuk hari ini.. aku hubungi nanti..." ucap gadis kecil itu lalu menutup teleponnya.
"Argh... sial om Angga pasti akan mencari tahu alamat selurelku... aku kenal kamu Angga mahesa! Kamu mungkin pendiam dan juga tenang tapi itu hanya saat om tidak punya keinginan tapi ketika om punya... keinginan... om akan menjadi sosok yang berbeda..." Tira mengomel.
"Tidak mungkin! Aku memberitahunya hal itu..." pikir Tira Frustasi.
Apakah yang sebenarnya terjadi?
Dan apakah yang di rahasiakan Tira?
Apakah dua merpati akan saling meninggalkan?
Atau bertarung?
Siapa yang tahu?
Hanya di Tira dan Angga