Chereads / Tira dan Angga / Chapter 23 - Menjelang Ujian Nasional

Chapter 23 - Menjelang Ujian Nasional

Ujian Nasional, setiap anak kelas 6 akan melaksanakan ujian nasional untuk dapat lulus dari sekolah dasar.

Semua murid 6 sedang giat-giatnya belajar untuk kelulusan mereka. Terutama bagi mereka yang kurang pandai sedang giat-giatnya untuk ikut bimble dan les pritvate.

Termasuk Tira yang selalu belajar dengan Angga setiap hari Jumat hingga Minggu. Orang tua Tira sudah menawarkan putri kecil mereka untuk les private saja tapi gadis kecil itu menolak.

Dengan Alasan kalau guru yang gratis sudah cerdas kenapa orang tuanya harus bayar untuk yang kecerdasannya tidak di ketahui.

Dan orang tua Tira pun hanya bisa pasrah dengan keputusan putri kecil mereka itu. Padahal maksud orang tua Tira menawarkan les private. Adalah karena mereka merasa tidak enak pada Angga karena putri mereka selalu menganggunya di hari liburnya.

Namun, Angga justru terlihat baik-baik saja dengan hal itu. Bahkan, dia sangat senang jika putri tunggal dari keluarga Chandra itu mengunjunginya. Terutama bu Linda yang sudah memasak banyak makana enak untuk menyambut gadis kecil itu.

Dan saat ini dua merpati cinta kita sedang belajar bersama. Angga akan quis untuk hari senin, sedangakan Tira sedang mengerjakan soal yang diberikan oleh Angga.

"Tira, kamu sudah selesai mengerjakan soal yang aku berikan tadi?" tanya pemuda itu menatap gadis kecilnya itu.

"Om sudah selesai belajarnya?" tanya gadis kecil itu baik.

"Tlak!!" Satu sentilan kecil melayang di kening Tira. Gadis kecil itu meringis kesakitan sambil mengusap-usap dahinya itu.

"Kenapa!!?" ucap gadis kecil itu menanyakan maksud sentilan Angga padanya.

"Jangan bertanya balik saat gurumu sedang bertanya, meskipun kita itu teman. Tira," balas pemuda mengerutkan alisnya pada Tira.

"Ih! Dasar om-om nyebelin.." ucap Tira kesal.

"Tapi kamu tetap senang main denganku kan.." goda Angga pada gadis kecilnya itu.

"Iya... iya.." jawab Tira cemberut, pipi gadis kecil itu membulat dan wajahnya terlihat kalau dia sedang sangat-sangat kesal.

"Jangan ngambek Tira... nanti tugas kamu sudah selesai aku akan mengajakmu memancing..." rayu Angga pada gadis kecil itu.

"Benarkah!!" ucap gadis kecil itu riang, mata bulat gadis kecil itu terlihat membesar dan berisi tatapan yang penuh harap.

"Iya Tira.." jawab pemuda itu lembut.

"Wah asik banget.. hahaha aku juga bosan belajar terus..." ucap gadis mungil itu penuh semangat.

Tira pun segara menyelasaikan soal yang diberikan Angga dan dua sehabat dengan jarah umur yang jauh itu pun pergi memancing bersama.

Sekarang Angga sudah mendapatkan SIM. Berkat bantuan Bu Linda, Angga yang tadinya tidak diizinkan mengemudi karena riwayat masalah kejiwaannya.

Sekarang pemuda itu bisa mendapatkan izin untuk mengemudi karena bu. Linda membiyai Angga agar bisa melakukan tes ulang segingga Angga bisa mendapat ijin untuk mengemudi lagi.

Dan membuat dirinya bisa mengajak Tira berpergian dengan mobilnya.

"Om Angga, kapan terakhir kali kau mengemudi ?" tanya gadis kecil itu curiga.

"Kenapa kamu bertanya begitu?" tanya Angga bingung.

"Karena gaya mengemudimu jelek sekali dan sangat lambat. Kakek-kakek berusia 80 tahun bisa mengemudi lebih baik dari om. Dan aku bisa mengemudi lebih baik meskipun belum memiliki SIM..." ucap gadis kecil itu kesal.

"Ini terlalu lambat..." lanjutnya dengan jengkel.

"Kalau kamu merasa ini lambat.. kamu saja yang men..." tantang Angga.

"Kalau begitu hentikan mobilnya aku yang mengemudi.." ucap gadis kecil itu dengan tatapan angkuh dan alis yang dinaikkan sebelah.

"Apa?" ucap pemuda itu kikuk.

"Lakukan saja.." jawab Tira santai.

Angga pun memberhentikan mobil dan mereka pun bertukar posisi. Dan seperti yang katakan oleh gadis kecil itu dia mengemudi dengan sangat kencang sampai Angga pun terkejut.

"Tira!!" teriak Angga panik.

"APA!" Teriak Tira.

"Bukankah, ini tidak terlalu kencang?" tanya Angga panik.

"Hm... tidak," jawab gadis kecil itu singkat, sambil melirik mobil yang berada disebelah kanan dan kirinya.

"Kenapa kau takut?" tanya Tira mengejek.

"Ya, aku takut..." jawab Angga panik.

Mendengar jawaban Angga, Tira mulai memperhatikan wajah pemuda itu dan memang benar tersirat ketakutan di balik wajah itu. Gadis kecil itu pun menghelas nafas dengan besar dan mulai melambatkan laju mobilnya.

Dia pun melihat reaksi Angga yang sedikit mulai tenang dan rilex. Tira pun bertanya-tanya dalam pikirannya. Dia sangat curiga jika Angga memiliki banyak trauma di masa kecilnya.

Akhirnya Tira memutuskan untuk bertanya pada Angga.

"Om punya ketakutan apa?" tanya gadis kecil itu khawatir.

"Tidak, hanya saja itu berbahaya... tidak baik jika kita mengemudi sekencang itu," jawab Angga lembut.

"Tahukah Om, jika om Angga itu sangat buruk dalam berbohong aku masih lebih pandai 95% dari Om Angga dalam berbohong..." ucap gadis kecil itu semakin curiga dengan Angga.

"Aku hanya takut tapi, untuk alasannya aku tidak ingat kenapa aku takut. Aku juga tidak tahu apa yang terjadi... yang jelas aku hanya sangat ketakutan..." jawab Angga sendu.

"Baiklah kalau ingat ceritakan padaku entah suatu hari nanti saat kau mengingatnya. Satu hal yang harus om tahu bersamaku mari kita buat kenanangan yang baru. Kenangan yang indah hanya aku dan Om Angga hahaha.." ucap Tira lembut pada Angga.

Mendengar kata-kata dari gadis kecilnya itu, Angga merasa jadi lebih tenang dan nyaman.

"Tira, tanpa kamu siapakah aku ini? Hanya seorang laki-laki berusia 22 tahun yang tidak tahu arah hidupnya..." ucap Angga lembut.

"Jangan melankolis gitu dong kita kan mau mancing untuk bersenang-senang hahaha..." balas gadis kecil itu santai.

Mereka berdua pun menlanjutkan perjalanan tanpa kata sedikit pun. Tanpa saling menatap dan hanya menikmati pemandangan.

Lalu di saat sedang menikmati perjalanan Tira melirik ada polisi lalu lintas. Dan dengan cepat gadis kecil itu menghentikan mobilnya.

"Kenapa?" Angga terkejut.

"Tukar posisi denganku cepat!!" pinta Tira.

"Kenapa?" tanya Angga kikuk.

"Ada polisi... nanti om di tilang bayar 500 ribu mau," jawab Tira.

Angga pun melihat kearah sebrang jalan dan melihat seorang polisi lalu lintas berdiri tepat di pertigaan jalan.

Angga yang panik pun langsung bertukar posisi dengan Tira tanpa, turun dari mobil supaya tidak terilihat.

Pemuda itu mendorong kursi mobil mundur dengan jarak terjauh, sedangkan Tira berpindah posisi ke tempat duduk belakang lalu Angga berpindah ketempat pengemudi. Dan Tira pun berpindah ke sisi pengemudi.

Dan taktik mereka pun berhasil, Tira dan Angga dapat melewati polisi tanpa di tilang.

Mereka berdua pun terus tertawa terbahak-bahak di dalam mobil.

"Aku polisi ingin menilang kalian hohoho..." Tira memberat suara dengan menirukan gaya polisi lalu lintas tersebut.

"Hahaha sepertinya kamu benci sekali sama polisi lalu lintas ya..." Angga heran dengan kelakuan gadis kecilnya ini.

"Ya dia selalu menilangku, saat naik motor dan mobil dia ada dimana-mana... kurang ajar!" jawab Tira kesal.

"Sabar ya... tira 4 tahun lagi kamu bisa membuat SIM dan pengemudi sehebat kamu pasti bisa lulus uji SIM dengan cepat..." hibur Angga pada gadis kecilnya itu.

"Semangat ya... Tira!!" ucap Angga.

"Iya.." jawab Tira tersenyum riang.

Mereka berdua pun saling tertawa bersama dan melanjutkan perjalanan dengan tenang.

To be contine you