Chereads / Hingga maut yang memisahkan kita / Chapter 15 - Kejutan ringan sang penggoda

Chapter 15 - Kejutan ringan sang penggoda

Setelah cairan obat infusnya habis,Novi memutuskan untuk pulang bersama dengan Farrel setelah menyelesaikan kesalahpahaman antara Firman dan suster Anjani.

"Saya berjanji akan menyelesaikan masalah ini..semoga hasil tes minuman yang diminum Firman segera keluar hasilnya..."sahut Farrel serius meski wajahnya terlihat letih akibat menahan sakit.sakitnya di kakinya muncul dikarenakan menendang pintu toilet saat kegaduhan terjadi.

Farrel terlalu memaksakan tenaga kakinya.

"Sekarang saya ijin pulang dulu..."

Novi pun permisi dengan semua staff mereka dan mendorong kursi roda Farrel ke dalam lift dibantu oleh seorang sekuriti yang mendampingi mereka sampai ke pintu depan lobby utama dan pak Santo sudah menunggu mereka dengan mobil yang terparkir tepat di depan lobby .

"Mas...sudah berapa kali wanita itu mendatangimu...??"tanya Novi begitu mereka sudah tiba di rumah dan di dalam kamar.

"Sekitar dua atau tiga kali.."

"Apakah Rian juga membawanya kembali bersama ke Indonesia...??"

Farrel mengangkat bahunya.

"Mungkin...besok pagi akan kutanyakan kepada ayah,sayang ..mandilah dan tidur.."ucap Farrel sambil mengecup kening istrinya mesra.

"Bagaimana kakimu,mas...??"tanya Novi ketika berlutut di depan Farrel, masih dalam nada yang cemas memegangi kaki Farrel yang kini duduk di tepi ranjang mereka.

"It's better now...aku sudah bisa jalan kok...kamu yang terlalu cemas.."sahut Farrel sambil tersenyum untuk menenangkan istrinya.

"Baiklah..aku mandi dulu,mas.."

Novi pun bergegas masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamar mereka.

Farrel berjalan menghampiri ranjang Reno yang kini tidur terlelap.

"Kasihan anak papa..tiap hari papa dan mama selalu sibuk..."bisik Farrel pelan sambil membungkuk sedikit mengecup pipi gembil jagoannya.

"Maaf kan papa..."

Farrel mengangkat Reno yang sedang tertidur ke dalam pelukannya.merebahkan kepala Reno yang tertidur di bahunya.menepuk ringan punggung sang jagoannya dengan penuh kasih sayang sambil bersenandung.

Novi yang ketinggalan baju tidurnya membuka kembali pintu kamar mandi dan tertegun sejenak ketika melihat siluet antara Farrel dan Farreno .

Dan hampir saja airmata Novi jatuh,menahan haru melihat Farrel yang kini sedang menyandungkan nyanyian sambil menimang nimang Reno .

"twinkle twinkle little star...how I wonder what you are..up above the world so high..like a diamond in the sky..

Twinkle twinkle little star..you are always be papa stars..."

Novi segera meraih handphonenya dan merekam momen tersebut .

Farrel meletakkan kembali Reno ke dalam box nya setelah menyelesaikan nyanyian nya dan mengecup pipi gembil Reno sekali lagi sambil membisikkan selamat malam untuk jagoannya .

Ketika Farrel hendak berbalik,Novi sudah berada di belakangnya dan merangkul pinggangnya dari belakang sambil merebahkan kepalanya di punggung Farrel

"Indah...siluet yang indah..."bisik Novi di sela isak tangis haru nya

Farrel menggenggam erat tangan Novi yang melingkari pinggangnya sambil memutar tubuhnya dan lengannya merangkul Novi ke dalam pelukannya.

"Hei ..don't cry baby...i'am his father...its my duty.."

Novi menyusup manja ke dalam leher Farrel,sambil menghirup aroma tubuh suaminya yang menjadi favoritnya sekarang.

"Uhh..kamu manja sekali,baby...cemburu juga dengan Farreno..hmm...??"goda Farrel ketika dirasakan nya Novi sudah mulai manja.

"Mau di timang timang juga...?"

"Sialan...!!"umpat Novi gemas sambil mencubiti rusuk Farrel pelan.

"Masa aku harus bersaing dengan anakku sendiri..."

Wajah Novi memerah menghadap kearah Farrel yang kini menatap nya dengan senyuman seringaian mengoda .

Farrel meraih tangan Novi yang mencubiti rusuknya dan mengecup dengan mesra,sementara Novi harus mengigit bibir bawah nya menahan godaan Farrel yang selalu tau mencari celah kelemahannya.

"Baby..bukannya ini saatnya kamu mandi...?"bisik Farrel mesra sementara bibirnya mulai mengecup kedua mata Novi,turun ke cuping hidungnya hingga ke bibirnya kini,dan memangut serta melumat mesra bibir istrinya.

"More...more...daddy..."desah Novi disela pangutan suaminya.

"Daddy...??wow..its sound kink's baby..,let's have bath together..."

Dan kini Novi menyesalinya,karena telah menggoda Farrel.dan terlambat untuk meralat kata kinky nya...

"Tapi..tapi..kakimu baru pulih,mas.."

"Buat apa punya istri seorang dokter..hmm..?"

potong Farrel menantang Novi

"Kamu harus bertanggung jawab,baby...I like your kink's on me..Daddy is sound tempting to wakin up sleeping tiger..!"

"Kalau begitu..ku tarik kembali kata barusan.."rajuk Novi pura pura sambil menyembunyikan semburat merah merona di pipinya akibat tatapan Farrel padanya sekarang

"No...tidak ada bantahan dalam kamus seorang Farrel Baskoro..be good kitten,baby.."

Farrel meraih Novi ke dalam pelukannya,mengecup lembut bibir Novi.

Novi membuka bibirnya,memberi akses kepada Farrel untuk menjelajahi lidah nya kedalam mulutnya,mengulum lidahnya sambil sesekali memberikan hisapan di bibir bawahnya.

dan Novi dapat merasakan pelukan Farrel semakin menguat memegangi pinggangnya,lalu mulai menarik turun tali bathrobe yang dikenakannya.

begitu bathrobe jatuh diatas lantai,Farrel membawa istrinya masuk ke dalam kamar mandi dan kaki nya mendorong daun pintu kamar mandi hingga tertutup,lalu Farrel memutar tubuh Novi yang masih dalam pelukannya,mendorong nya dan mengukungnya ke daun pintu yang telah tertutup.

Farrel menangkup rahang Novi lembut dengan tangan kanannya.dan mulai mengecup bibir istrinya dengan pangutan mesra,dan mulai turun ke leher dan titik sensitif Novi dengan sentuhan panas dikedua bukit kembarnya.

Tubuh Novi mulai menggeliat sambil mendesah.

"More..more..daddy...!!"bisik Novi sambil mengulum dan menggigit ringan cuping telinga Farrel sambil kedua tangannya merangkul di leher suaminya lalu dikecupnya bibir Farrel dengan mesra.

"Do me...as you wish ...i'am yours,daddy..."

"Good kitten..."desis Farrel sambil mencubiti hidung istrinya dengan gemas,menahan gairah yang mulai membakar akibat disulut oleh Novi .

tanpa menunggu lagi,Farrel membawa Novi masuk ke dalam bathtub yang telah diisi air hangat oleh Novi .

"Let's me ride you,Daddy..."

Farrel menggangguk sambil melebarkan kedua tangannya menyambut tubuh istri nya untuk duduk diatas pangkuannya didalam air .

Farrel mulai memberikan ciuman dan kuluman yang liar di seluruh titik sensitif tubuh istrinya,meninggalkan jejak disetiap bagiannya hingga terbentuk peta di kulit mulus Novi.keduanya begitu terhayut kenikmatan hingga terdengar disepanjang erangannya ketika Farrel memasuki nya dan menghentak tanpa henti pada titik kenikmatannya dalam kekuatan disetiap hentakan.Novi merasakan sensasi yang berada di dalam air.

"Can you take it baby,its too rough...?"tanya Farrel setengah berbisik ketika di tengah memacu kenikmatan bersama istrinya,dengan tangannya memegang kuat di kedua panggul istrinya di dalam setiap hentakannya.

"I...I can...take..it...you can..move faster daddy..!"sahut Novi ditengah nafasnya yang memburu,sambil terus merangkul leher Farrel dan memberikan kecupan kecupan mesra di sepanjang bibir,rahang dan leher suaminya.

"My heartbeat..there is something you worried for..??"tanya Farrel di tengah desah nafasnya sambil menangkup wajah Novi dengan sedikit kekuatan dengan tangan kanannya.

"Shit...how comes every second you can read my mind...??"protes Novi disela cumbuan mereka.

Farrel tersenyum mendengar jawaban istrinya.

"Karena malam ini kamu berbeda..."

Farrel membelai pipi Novi lembut dengan jari jarinya .

"Aku...takut...dia akan menghancurkanku seperti dulu lagi..."

"Itu tidak akan terjadi,percayalah...aku berbeda dengan Febrian..!aku dan dia tidak memiliki kisah masa lalu.."

"Aku takut kamu telah menjadi obsesinya.."

Novi menyipitkan matanya dengan ngeri..membayangkan hal terburuk yang akan terjadi .

'Just trust me...dan jadi dirimu yang pernah buat aku jatuh cinta padamu..."

Untuk sesaat Novi merasa malu,kenapa dia yang harus takut pada seorang Devina Tarungga..??bukan kah dia yang harus membuat wanita itu merangkak kepadanya memohon ampunan...??

My heartbeat..tell me..where your heart belong to...??"sergah Farrel tiba tiba sambil menghentak kembali didalam Novi dan memegangi tengkuk Novi dengan sedikit kekuatan dengan tangan kanannya,memaksa mata Novi untuk menatap ke dalam matanya.

"And who is in front of you now..?"

Novi membuka matanya sejenak dan melihat ke wajah dan bola mata Farrel,sambil menahan gejolak kenikmatan dari hentakan Farrel yang mengenai sweet spotnya tanpa henti.

Novi tau,Farrel ingin memperjelas yang didepannya adalah seorang Farrel bukan Febrian..!

"Belong...to.my man..and.only you..,Farrel baskoro..."

"Good baby..."

Farrel tersenyum seringai,mengejar putihnya dalam beberapa hentakan, dirinya mencapai pelepasannya di dalam tubuh Novi.

Novi mendesah panjang disela erangannya,begitu merasakan sensasi hangat di dalam tubuhnya sambil memeluk erat tubuh suaminya.

Farrel terkulai lemas diatas sandaran bathtub dan membiarkan tubuh Novi bersandar di dadanya dengan posisi terduduk diatas pangkuannya begitu mencapai pelepasannya. direngkuhnya tubuhnya ke dalam dengkapannya sambil sesekali mengecup kening istrinya dengan mesra.

"You like your little meow meow,daddy..?"

goda Novi sambil membelai rambut Farrel yang kini basah oleh keringat dan air dalam bathtub mereka.

Farrel tertawa ketika mendengar godaan istrinya.

"Yup..I love my kitten so much.."

***

Devina mengerang marah di dalam mobilnya.

berantakan...! semua rencananya kacau..!

Sialan...!!bagaimana makanan itu bisa salah alamat..??

Devina masih mengingat wanita yang di tubruknya di rumah sakit tadi adalah Novi..!wajah angkuh itu selalu ada di kepalanya sejak pertemuan pertama mereka di acara premiere show untuk film perdana nya dulu..!

"Kamu tidak akan bisa menang dariku,Novianty Kristy...!!!"desis Devina berang.

"Aku akan mengambil semua milikmu..sama seperti aku mengambil Febrian darimu..!"

Devina memang sudah tidak bisa berfikir dengan akal sehatnya sejak hubungannya hancur dengan Febrian.

Semua nya telah salah dari awal..dan tidak ada jalan untuk mundur lagi..impiannya hancur ,Febrian kini mencampakkan nya..

"Aku akan merusak apa yang kamu ingin miliki,Rian..!!dan kamu akan melihat Novianty Kristy mu hancur di tanganku dengan aku memiliki Farrel..wanita malaikatmu itu akan mati untuk kedua kalinya lagi...!!dan selamanya kamu tidak bisa memiliki nya,Rian...!!"

Devina tertawa bahagia dalam nada yang membuat setiap orang merinding mendengarkannya.

Devina langsung mengendarai mobilnya dalam amarah menuju rumah Farrel dan Novi.sudah lama dia mengintai semua alamat dan jalur yang dilalui Farrel serta Novi setiap harinya.

Satu hal mengerikan yang akan ditempuh seseorang yang tersakiti apalagi jika sudah terobsesi akan sesuatu...mengerikan...!lebih mengerikan dari orang gila yang biasanya duduk di jalanan..orang gila yang berpakaian cantik layaknya orang normal akan melakukan apapun demi mencapai keinginannya..

Devina tiba di depan rumah Farrel ,dengan marah dia turun dari mobilnya dan mengawasi depan rumah Farrel yang hanya diterangi lampu teras depan.

Dipungutnya sebuah batu yang cukup besar dan langsung di lemparkannya dengan sengit ke kaca jendela kamar Farrel dan Novi yang kebetulan berada di lantai dua tepat bersebelahan dengan balkon.

Batu yang mengenai kaca jendela berderai pecah seketika dan membuat suara gaduh.

Farreno terkejut bangun dan menangis sekuatnya.

Farrel dan Novi yang baru saja keluar dari kamar mandi segera berlari ke arah baby box tempat Farreno berada,tepat di samping kaca jendela yang baru pecah barusan.

Secepat kilat Novi membawa Reno masuk ke dalam gendongannya dan dadanya berdegup kencang,memandang ngeri ke arah Farrel.

"Siapa itu mas...???"cetus Novi kaget dan langsung membawa Reno menjauh.

Farrel melihat kearah bawah dan melihat sebuah mobil putih terparkir tepat di depan pintu gerbang mereka .disamping pintu mobil berdiri sesosok wanita yang kini tengah tersenyum ke arahnya.

"Gila...dia benar benar gila...!!"Farrel mengerang marah begitu melihat wanita itu tak lain adalah pasiennya,Vina Sasono..!!

"Siapa mas...???" tanya Novi antara cemas,dan penasaran.

"Saya akan turun...!!"ujar Farrel sambil menyambar senapan angin yang tersimpan di dalam lemari.amarahnya sudah memuncak.belum selesai kasus yang menimpa Firman dan suster Anjani ,dan sekarang wanita gila itu melempar batu ke jendela kaca rumah nya.

"Jangan gegabah mas..!!"sergah Novi mencoba menghalangi suaminya yang kini tengah memegangi senapan angin.

"Aku yakin...pasien mu itu adalah Devina Tarungga..!dia sudah mulai menunjukkan kegilaannya mas...!!"

Tiba tiba terdengar suara mesin mobil yang telah meraung pergi.

Farrel berjalan ke arah jendela yang kaca nya pecah tadi dan melihat ke bawah.

sudah tidak ada mobil di bawah sana.dia telah pergi..!

"Sinting..benar benar sinting..!!"geram Farrel sementara Novi masih berusaha menenangkan tangisan Reno di dalam pelukannya.

Kini Farrel benar benar khawatir akan keselamatan Novi dan anaknya.

wanita itu punya obsesi yang sakit..belum ditambah ancaman Febrian yang kini juga selalu mengusik Novi.

"Sebaiknya kita kembali ke rumah ayah,mas..."sahut Novi menatap gelisah kearah Farrel.

"Aku tidak takut dengan dia..yang ku khawatirkan keselamatan Reno..lagian di rumah ayah ada satpam yang menjaga,mas.."

"Baiklah...besok kita kembali ke rumah ayah.."

ujar Farrel sambil memeluk erat Novi dan Reno ke dalam tubuhnya.

Keesokkan paginya,Novi terbangun di jam enam pagi dan Farrel serta Reno masih terlelap dalam tidur mereka.

Novi beringsut bangun dari tempat tidur dan menyibakkan sedikit gordyn yang menutupi kaca jendela yang pecah semalam.

Tubuh Novi bergidik seketika mengingat serangan mendadak yang di berikan Devina.

Sudah sakit kah jiwa nya...?Apa Rian telah mencampakkannya hingga dia bisa segila ini..???Novi memejamkan matanya sejenak,terlintas kembali dipikirannya bagaimana gencarnya kini Febrian tengah mengejarnya kembali..sama seperti yang di lakukan Devina terhadap Farrel !

Novi beranjak turun ke lantai bawah dan melihat pintu pagarnya sedikit terbuka.

Novi segera menghambur ke depan dan melihat Dewi kini sedang memungut pecahan kaca yang pecah.

"Wi....!"seru Novi dari teras.

"Pintu pagar jangan dibiarkan terbuka gitu...masih pagi dan sepi begini...!!"

"Ya bu..."jawab Dewi sambil berjalan ke arah teras,tanpa menutup pagar.

"Dewi lagi membersihakan pecahan kaca bu,sekalian tunggu abang tukang sampah lewat supaya bisa di buang sekalian.."

"Ya sudah...tapi nanti jangan lupa tutup pintu pagarnya kembali ya,Wi..!"

Novi berbalik untuk masuk kembali lagi ke dalam rumah,namun tiba tiba di dengarnya deru motor abang tukang sampah sudah sampai didepan rumahnya.

Novi lalu turun ke halaman dan berniat membantu Dewi mengangkat bungkusan bungkusan sampah yang sebagian berisi kaca itu ke dalam gerobak sampah abang tukang sampah,supaya dia bisa sekalian mengunci pintu pagar..!karena kejadian semalam benar benar meninggalkan trauma baginya.

Ketika dirinya dan Dewi tengah sibuk mengangkat bungkusan sampah itu ke gerobak sampah,tiba tiba sebuah mobil yang datang dari arah belakang langsung menyerunduk ganas ke arah Novi,menabrak gerobak sampah dan menyambar Novi.

Dalam sekejap,tubuh Novi ikut terseret mobil sekitar dua meter sebelum pada akhirnya tubuhnya jatuh diatas aspal.

sedang gerobak sampah hancur dan isi sampah berhamburan diatas aspal.

Dewi memekik histeris melihat majikannya yang kini tersungkur diatas aspal dengan kondisi kaki dan tangan penuh darah.

Mobil itu berhenti sejenak di samping tubuh Novi.dan jendela mobil sebelah kiri depan perlahan terbuka turun kebawah.

Novi mencoba melihat ke dalam mobil sambil menahan rasa sakit di seluruh badannya.

"Apa kabarmu,Novianty Kristy...??"

Novi mengenal sosok itu..tidak salah lagi...Devina Tarungga...!

"Semoga kamu suka kejutan awal pertemuan kita kembali..."

Setelah berkata sinis dan menyeringaikan senyum bengisnya,Devina menginjak gas mobil nya dan meraung pergi meninggalkan kengerian di wajah Dewi yang kini tengah berada disamping tubuh majikannya.

"Pak dokter...pak....!!"panggil mba Arni,pengasuh Reno setengah berteriak sambil menggedor pintu kamar Farrel.

Farrel terbangun dan membuka pintu kamarnya dan mendapati wajah pengasuh anaknya seputih kapas.

"I...ibu...Nov..novi...baru di tabrak mobil ,pak..!"cetus mba Arni dalam nada terputus putus.

Bagai mendapat petir di kepalanya,Farrel langsung berlari menuruni tangga dan menghambur keluar rumahnya dan melihat ngeri pada gerobak sampah yanh hancur serta sampah dimana mana ,serta istrinya yang kini dalam keadaan tersungkur berdarah diatas aspal .

"Sayang..bagaimana lukamu...??"tanya Farrel cemas,sambil mengangkat tubuh istrinya ke dalam ruang tamu rumahnya.mendudukkan nya diatas sofa dan dirinya sibuk mengambil beberapa perlengkapan medis dari dalam ruang khusus nya yang berisi peralatan medis dan obat obatan.

Farrel kembali dengan peralatannya dan melihat luka besar menggangga membentang dari paha kanan dalam Novi hingga ke betis nya.serta beberapa luka seretan di aspal menghiasi tangan siku tangan kanan Novi.

Farrel membersihkan luka di paha Novi dengan larutan H2O2 ,menyuntikkan lidocaine 2%,sebelum melakukan hecting.karena luka di paha Novi cukup parah.

Dengan telaten dan kondisi serba terbatas,Farrel meng hecting luka di paha istrinya,setelah selesai Farrel menutup luka dengan kain kasa besar dan plester.lalu mengobati beberapa luka kecil di tangan Novi dengan membersihkan terlebih dahulu dengan alkohol swab dan mengoleskan antiseptik diatas luka.

Sementara itu,Dewi sibuk membuatkan teh manis dan menyuapi Novi sendok demi sendok ke bibir majikannya dengan tubuhnya yang masih gemetaran menahan shock.

"Kamu juga minum lah dulu,Wi..."sergah Novi sambil menepuk bahu Dewi.

"Iya bu...setelah ibu habiskan teh ibu dulu...".

Farrel merengkuh tubuh Novi dalam pelukkannya sambil mengelus lembut rambut istrinya.

"Sudah aman...sudah tidak apa apa..."bisik Farrel lirih.

"Dia memang Devina mas....! dia menyapa ku dan mengatakan ini hanya peringatan awal saja..."

Farrel tertegun seketika mendengar penuturan istrinya barusan.tubuhnya bergetar menahan amarah.

"Sepertinya..kita harus melapor ke polisi segera..." cetus Farrel geram sambil mengepalkan tinjunnya

"OCD nya semakin parah...!benar benar sudah tidak tertolong..!"