Farrel benar benar marah..apa yang dilakukan seorang Vina Sasono ataupun persetan dengan seorang Devina Tarungga benar benar telah melewati batas kesabarannya.
Semua perkara berawal dari adik nya,anak kesayangan ibu nya..!anak yang selalu di bela meski jelas jelas salah..bahkan sampai kesalahan yang paling fatal pun ibu selalu melindunginya..!
Dan hari ini istrinya hampir kehilangan nyawa nya..gara gara konflik dari cinta sialan adik nya dengan wanita gila itu..!
Farrel benar benar gusar dan pagi ini mengunjungi rumah orang tua nya untuk bertemu dengan Febrian.
"Keluar kamu,Rian...!!!!"teriak Farrel sampai sampai piring makan yang di pegang ibu nya jatuh ke lantai.
"Sialan kamu,Rian.....!!!! KELUARR..!!!!!!"
"Farrel....!!!!masih waras kah kamu...???dimana sopan santun mu...???"tegur ibu marah begitu Farrel muncul di depan meja makan.
"Ada apa Farrel...??"sela ayah sama terkejutnya sambil berjalan kearah putra kesayangannya.
Tidak lama kemudian,Febrian turun dari arah tangga dan berjalan ke arah kakaknya dengan tatapan tidak suka.
"Sialan kamu,Rian...!!!kamu bawa wanita gila itu untuk menganggu rumah tangga ku,hahh...???"erang Farrel marah,mukanya memerah sambil memajukan tubuhnya kearah Febrian .
"Wanita gila siapa,..apa maksud tuduhan mu,hah...???"tantang Febrian balik dengan mata menyalang marah
"Devina Tarungga....!!!!!!"
Febrian tertegun seketika ketika mendengar nama Devina.kenapa Farrel bisa mengetahui prihal Devina...???
"Hei bajingan...apa kau sudah mendepak dia..hingga wanita itu kehilangan akal sehatnya dan menganggu rumah tangga ku, serta hampir mencelakai nyawa Novi..hah...???"geram Farrel sengit dan tangannya mencengkram kuat kerah baju Febrian
"Hentikan,Farrel...!!!"teriak ibu panik.
"Cukuppp Bu!!!! Ibu selalu membela Rian...sebenarnya aku ini anakmu atau bukan,Bu...????"
Farrel berusaha mati matian menahan agar airmatanya tidak tumpah keluar.
sementara Ibu Farrel tertegun seketika mendengar ucapan Farrel barusan.
"Taukah Ibu...hari ini Novi hampir mati ditabrak kekasih anak kesayanganmu ini ..!!"
Febrian membelalakkan matanya tidak percaya mendengar apa yang di katakan Farrel barusan ,begitu juga ibu dan ayah.
"Apa kata mu barusan..?Novi di tabrak...???"belalak mata Febrian tidak percaya.
Farrel menghempaskan cengkeramannya di kerah baju Febrian dengan kasar hingga tubuh Febrian mundur ke belakang
"Istriku ditabrak wanita gilamu!...kaki dan tangannya terluka parah akibat disambar oleh mobilnya dan terseret diatas aspal sejauh dua meter...!"geram Farrel sengit dengan mata memerah.
"Jika ini bukan di rumah orang tua kita...aku akan meratakan wajahmu,Rian...!!!!"amuk Farrel diluar kendali sambil mendaratkan sebuah tinju di wajah Febrian.
Febrian terhuyung ke belakang dan jatuh terjungkang di lantai mendapat serangan mendadak dari Farrel.
Ibu berteriak histeris melihat anak kesayangannya mendapatkan pukulan.
"Gila kamu,Farrel...!!!"teriak Ibu antara marah dan panik sambil berjongkok di samping tubuh Febrian yang masih terduduk diatas lantai,ujung bibirnya mengeluarkan darah.sementara Ayah sibuk menahan tubuh Farrel agar tidak menyerang adiknya lagi.
"Hentikan Farrel...!!"sergah ayah berusaha melerai keributan yang sedang terjadi
"Ingat ..jauhi istriku...serta bawa wanita gilamu itu pergi...!sebelum aku melaporkan kalian ke polisi...!!"ancam Farrel sengit sesaat sebelum keluar dari rumah orang tua nya
"Rian...kamu tidak seharusnya menganggu rumah tangga Farrel..!!kamu yang telah meninggalkan Novi saat itu...!!mempermalukan kami...masih tidak sadarkah kamu...??"cetus ayah tegas sambil menatap kesal ke arah Febrian dan istrinya yang selalu membela anak kesayangannya.
"Tidak,Yah...!!memang aku telah melakukan kesalahan,tapi aku terdesak saat itu..!"tukas Febrian sengit
"Apa bedanya...??intinya kamu lari dari tanggung jawabmu...!!! dan Farrel telah menggantikan mu supaya keluarga ini tidak dipermalukan...!"gerutu ayah kesal dengan tingkah Febrian.
"Kamu tau jelas status orang tua Novi tidak untuk kamu permainkan..!"
"Hanya Farrel dan Farrel saja di mata ayah...!!!"cetus Febrian sengit dengan nada setengah berteriak kearah ayahnya.
"Kembali ke akal sehatmu,Rian...!!mundur lah secara jantan...dan terimalah kenyataan kalau Novi telah memilih Farrel..!!"sahut ayah sambil menghela nafas panjang dan berlalu dari hadapan anak dan istrinya
"Tidak ..!!aku akan mengambil kembali apa yang menjadi milikku sebelumnya...!!"geram Febrian marah
"Rian...sudah tidak ada wanita kah di dunia ini,sampai kalian dua bersaudara harus memperebutkan satu wanita...??"gerutu ibu kesal melihat Febrian yang begitu ngotot ingin merebut Novi kembali.
"Novi tidak bersalah Bu...jangan menjelek jelekkan dia..!"potong Febrian kesal dengan ucapan ibunya.
"Devina yang telah menjebakku saat itu...dan juga Farrel telah mengambil kesempatan dalam kesempitan..!"
"Sudahlah...ibu capek berdebat dengan mu...!"
tukas ibu jenuh dan memanggil mbok Pinem membersihkan pecahan kaca piring di lantai.
"Dan uang Ibu juga hampir habis karena membiayaimu dan wanita itu di Amerika..!"
***
Begitu mendapat kabar dari Bayu akan musibah yang menimpa Novi dirinya langsung mengunjungi Novi di rumah orang tua Novi setelah dinas siangnya selesai.
"Nov....bagaimana keadaanmu...??" tanya Anggun cemas sambil memeluk Novi yang kini terduduk di tepi ranjang kamarnya.
Novi tersenyum bahagia melihat kedatangan Anggun,karena sejak dia menikah dengan Farrel kali ini baru pertama kalinya Anggun datang melihatnya.
"Baik beib...bagiku kedatanganmu sudah bagai obat.."bisik Novi ketika memeluk Anggun.
"I miss you...."
"I miss you too,Nov...."bisik Anggun balik sambil menepuk pelan bahu sahabat baiknya.
"Sudah segila itu kah Devina Turangga padamu,Nov...??"tanya Anggun penasaran,dan kini tangannya memeriksa luka yang ada di tubuh Novi.
Novi hanya mengangguk lemah.
"Iya...mungkin Rian telah mencampakkannya...dan kini...dia terobsesi dengan mas Farrel..."
"Apaaa....???what the hell goin on with her mind..???"
Hampir saja Anggun berteriak sambil membelalakkan matanya tidak percaya dengan apa yang diucapkan Novi barusan.
"If she is went so crazy...I think she is insane now...!!"
"Yes...OCD...obsesive compulsive disorder..!"keluh Novi putus asa.
"Oh my God...!!!Gila....benar benar kegilaan yang tidak bisa di toleransi,Nov...!!"
"Ya begitulah....dan aku contoh kegilaannya..!"
"Nov..mana ponakan ku ...aku ingin melihatnya.."sergah Anggun sambil melihat ke kiri dan kanan mencari Reno.
"Mba....mba...Ria...!"panggil Novi sambil melihat kearah depan pintu.
"Ya Bu..."sahut mba Aria sambil masuk ke dalam kamar dengan Reno dalam gendongannya.
"Woww..lucunya dia...cakeppp...seperti mas Farrel...!"cetus Anggun ketika menghampiri Reno dan antusias hendak menggendongnya.
"Yukk..ontiii gendong,boy..."
Reno yang sudah mulai bisa mengenali orang menatap takut dan menolak di gendong oleh Anggun dan berpaling ke arah Novi.
Novi hanya tersenyum melihat kekecewaan Anggun.
"Kamu menakutinya,Gun..!!"celetuk Novi sambil tertawa.
"Pelan pelan...kamu main nyosor...takut dia.."
Dan Anggun pun menggaruk kepalanya sambil tertawa dan duduk disamping Novi yang kini sedang menggendong Reno.
"Sepertinya kita bukan remaja seperti dulu lagi ya Nov...sudah saatnya belajar jadi ibu..!"
Dibelainya pipi Reno sambil sesekali mencium pipi gembilnya.
"Bagus lah kalau kamu menyadarinya..!"sahut Novi sambil tersenyum
"Kamu harus mempertimbangkan nya setelah kita meraih gelar spesialis ...!"
Anggun hanya mengangguk dan matanya menatap sekilas kearah meja yang bertengger photo pernikahan Novi dan Farrel .
ada segurat kesedihan di matanya.
Anggun tidak munafik...tidak mudah mengenyahkan Farrel dalam hatinya,cinta pertamanya untuk sahabat karibnya sendiri,karenanya dia mencoba untuk tidak bertemu dengan Novi.
Namun disadarinya kini..menghindar bukanlah solusi karena itu dia memilih untuk mengiklaskannya.
Bukankah kini Farrel bahagia dengan Novi ?
dan Anggun dapat melihat kebahagiaan itu di wajah sahabatnya sendiri .
***
Febrian meletakkan botol bir nya diatas meja sambil mengumpat sendiri.
Dan seperti biasa,Danu dan Bagas selalu setia menemaninya
"Cabut akh...capekk..."kata Febrian parau,separuh mabuk
Danu tertawa mengejek Febrian
"Rian ..Rian...sampai kapan kamu akan begini...??"
"Kau ikut aku saja ke Surabaya,Rian...mana tau disana kamu bisa melupakan Novi...dan bertemu mainan baru lagi...!"potong Bagas sambil menghembuskan asap rokoknya.
"Semua gara gara wanita sialan itu...!!aku kini kehilangan wanita terbaik yang pernah ada...!"
geram Febrian sengit.
Danu menghela nafas nya panjang
"Aku sudah memperingatimu dulu,Rian..!tapi nafsumu menutupi akal sehatmu..!!"cetus Danu gemas.
"Tidak....!!"Febrian melemparkan botol birnya dengan gemas ke dinding pub tempat mereka biasa nongkrong.seketika botol itu pecah berderai jatuh diatas lantai.
sudah biasa..!kalau sudah mabuk itu lah ulah utama Febrian..dan pemilik pub sudah tau jelas tabiat Febrian .
"Jika bukan karena dia merekam adegan bercinta itu aku sudah menikahi Novi..!"
"Makanya kubilang napsu setanmu menutupi akal sehat mu,bodohhhh....!!!!"umpat Danu yang kini benar benar kesal
"Uangmu habis demi wanita seperti Devina..!dan ujung ujung dia mengkhianatimu juga..!"
"Sialan...!!akan kubunuh wanita sialan itu..!"amuk Febrian tiba tiba dan langsung bangkit dari tempat duduknya.
"Setelah itu baru kuhabisi Farrel...!!"
"Ngaco...!!sudah gila kamu,Rian...???"Danu menampar pipi Febrian seakan ingin mengembalikan akal sehatnya.
"Farrel itu abangmu,bodoh...!!!"
"Persetan...!!aku akan menghabisi siapapun yang menghalangi ku...!"
Febrian mendorong tubuh Danu kebelakang dan menghempaskan tangannya diatas meja ,meletakkan beberapa lembar seratus ribuan diatas nya dan meninggalkan meja.
"Aku mau pulang..!!!"
"Gila..!!apa mabuk gini dia bisa bawa motor,Gas..??"sergah Danu panik sambil buru buru bangkit dan menyusul Febrian.
Bagas terkekeh melihat ulah Febrian.sudah mengenal betul sifat Febrian yang selalu mencari perkara jika mabuk,seperti kejadian saat dia hendak merebut Devina dulu dari tangan Dimas..!
Bagas meminum habis bir dalam botolnya sebelum menyusul kedua sahabatnya dengan langkah yang setengah terhuyung huyung.
"Rian...Rian..cintamu sakit...!!"cetus Bagas sambil tertawa lepas
"Lagian aku melihat..kali ini kamu sudah kalah dari Farrel..!!lihatlah dirimu....!kacau dan tidak bermasa depan..!!"
"Sialannn kau,Gas...!!"Febrian marah dan memutar tubuhnya gusar dengan tangan yang sudah terulur untuk merenggut kerah baju Bagas. dan siap untuk melayangkan tinjunya ke wajah Bagas.
Namun Danu keburu melerainya.
"Sudahh...!!!Dia lagi mabuk,Gas..!!!"
Danu mendorong Febrian agar melangkah maju terlebih dahulu.
"Aku muak melihat dia terus terusan begini,Nu..!!!tidak dulu dan sekarang..!!Sadar ga sih dia, kita sudah mulai berumur...!!!"cetus Bagas gemas
"Jika dia sadar...dia sudah menjadi seorang ayah sekarang..mau sampai kapan urakan seperti ini,hahh...??!!"
"Sudah lah,Gas..itu bukan urusanmu.!!"potong
Danu untuk menghindari emosi yang akan tersulut jika Bagas terus melanjutkan ucapannya.
percuma mengamuk didepan orang yang teler..!!
Febrian tertegun sesaat saat mendengar ucapan Bagas barusan.
Ya...dia sudah menjadi seorang ayah..Farreno adalah anaknya..dan dia ayah biologisnya..!
"Sudahlah,jangan ribut lagi,pulanglah,Rian...!"
Danu memapah Febrian hingga ke motornya.
"Bisa gak loe bawa motor..??"
"Bisa.....!!"jawab Febrian parau,dan dalam nada suara yang masih kesal dengan Bagas.
"Kau urus dulu si sinting itu...!!jaga mulutnya supaya jangan sembarang mencuap lagi...!"
"Cih..!!"Bagas mendecih kesal sambil meludah ke lantai sambil berlalu ke motornya sendiri.
"Dasar gila...!!"
Febrian bermaksud menjenguk Novi,sekalian untuk melihat anaknya secara langsung.
tanpa bisa berfikir jernih lagi,Febrian langsung melajukan motornya menuju kediaman orangtua Novi.
Febrian tiba di depan pintu gerbang Novi tepat pukul sepuluh malam
Satpam yang berjaga langsung menghalangi maksud kedatangan Febrian.
"Maaf pak..sudah malam,majikan kami tidak menerima tamu...datanglah besok pagi.."tolak Budi,sang satpam yang bertugas menjaga di pos depan samping gerbang.
Tanpa menghiraukan peringatan Budi,Febrian mendorong tubuhnya dengan kasar hingga jatuh terjungkang ke belakang,lalu Febrian mendaratkan beberapa pukulan dan tendangan secara beruntun tanpa memberikan kesempatan untuk melawan hingga Budi jatuh tersungkur bersimbah darah.
Febrian pun melangkah masuk dengan tenang ke dalam rumah melalui pintu garasi yang tidak terkunci yang langsung terhubung ke ruang utama.
rumah terlihat sepi dan sedikit gelap.
Tidak susah bagi Febrian untuk mengenali dimana kamar Novi,karena sebelumnya dia memang sudah sering mendatangi rumah orangtua Novi saat mereka masih bersama.
Mba Arni memekik ketakutan saat melihat ada nya pria asing yang memasuki ruang kamar majikannya di saat dia hendak memberi susu kepada Farreno,dan langsung berlari mendekati Novi yang sedang mengganti pakaian di wardrobe room nya.
Novi berbalik dan terperanjat,dan hampir tidak mempercayai matanya sendiri.
"Febrian....????"
"Ya sayang...."sapaan yang dulu pernah Novi rindukan setiap saat.
"Aku hanya ingin melihat keadaanmu...dan juga anak kita...!"
Febrian tersenyum dan mendekati Novi yang kini telah berganti pakaian tidur model gaun berbahan kain linen yang menurut Febrian sangat menggoda imannya.
Novi segera melindungi mba Arni yang ketakutan menggendong Reno di balik badannya.
"Apa maksud mu,Rian...???sudah rusak kah otakmu...menerobos masuk ke rumah orang seperti maling..?"geram Novi sengit meski kaki dan tangannya terasa lemas sekarang.
Febrian tertawa terbahak tanpa menghentikan langkahnya menuju tempat Novi dan mba Arni berdiri yang kini semakin bergerak mundur menghimpit ke dinding.
"Aku meminta padamu baik baik,sayang...ijinkan aku melihat anakku..."
"Dia bukan anakmu...!kamu sudah mengingkarinya....!!pergilah dan jangan usik kehidupanku lagi...!!"
Febrian mulai menggeram marah,dan Novi dapat mencium bau aroma alkohol yang tajam..sama seperti aroma ketika mereka pertama kali bertemu di IGD..!
"Minggirlah...aku ingin melihat anakku...!"
Febrian menarik tubuh Novi menyingkir ke samping,dan melihat ke mba Arni yang berdiri dengan wajah ketakutan dengan Reno yang masih dalam pelukannya.
"Kamu boleh melihatnya..tapi jangan kamu sentuh dia..!"cetus Novi dengan suara bergetar menahan amarah dan ketakutan bersamaan.
Febrian menatap ke wajah Farreno cukup lama dan perlahan disentuhnya wajah anaknya dengan lembut.
setetes airmata jatuh membasahi pipinya seiring dengan sentuhannya langsung pada Farreno.ini kah yang dinamakan naluri kebapakkan nya..??sentuhan antara bapak dan anak,menunjukkan darah melebihi kental dari air.
"Ini papa,nak...."ucap Febrian begitu tangan mungil Farreno menyentuh jari telunjuknya sambil mengoceh dalam bahasa bayi.
mungkin dalam pandangan Farreno yang di depannya adalah Farrel..karena kemiripan wajah serta memang mereka bertiga memiliki ikatan darah yang sama..!
"Lihat lah sayang...sekeras apapun kamu berusaha menyembunyikan dia dariku..Reno tetap milikku..anakku...dan dia meresponnya sekarang..!"desis Febrian sambil tertawa senang melihat kearah Novi yang kini merah padam menahan amarah.
"Karena dia mengira kamu adalah Farrel...!!!"pergilahhh....!!!"bentak Novi sengit sambil berusaha menyembunyikan getar dalam suaranya.
"Ingat,Rian...!!antara kita sudah tidak ada hubungan apapun lagi...!"
Rian pun berhenti tertawa dan kini memandang kesal ke arah Novi.
"Sudah berapa kali aku harus bilang padamu,aku tidak ada pilihan saat itu.....!!"geram Febrian sengit
"Bertahun kuhabiskan dalam penyesalan..dan aku sudah memohonmu kembali padaku..sekarang aku akan mengambil apa yang seharusnya milikku..!!"
Lalu dengan buas,Febrian menerkam tubuh Novi dan menahan Novi dengan tubuhnya diatas ranjang.
Novi dan mba Arni memekik berbarengan,namun mba Arni berhasil berlari membawa Reno keluar dari kamar.
"Cepat hubungi Pak dokter...!!"teriak Novi kuat dalam kungkungan tubuh Febrian.
Novi meronta sekuat tenaga.Febrian langsung menampar Novi,amarahnya memuncak begitu mendengar Novi menyuruh pengasuh Reno menghubungi Farrel.
"Sebesar itu kah cintamu pada Farrel..??"geram Febrian sengit sambil tangannya membekap mulut Novi.
"Dan setakut itu kah kamu padaku sekarang,hah..??"
Untuk sesaat,Novi tidak melawan lagi dan matanya memandang ke mata Febrian.
dan airmata yang turun dari ujung mata Novi seakan mewakili semua jawaban
Febrian merenggangkan tangannya yang kini membengkap mulut Novi.
"Kembalilah pada Devina,Rian...dia sangat mencintaimu...!!"desis Novi parau disela isak tangisnya.
"Lihatlah..dia tidak main main dengan kejutannya...!!"
Febrian kini melepaskan tangannya dari Novi dan melihat bekas luka di sekujur tubuh Novi.
begitu melihat Febrian mulai lengah,Novi mulai beringsut bangun perlahan dari ranjangnya dan berlari menuju pintu keluar .
Tetapi Febrian lebih gesit,dan langsung meringkus dan menelantangkan Novi diatas lantai.Novi meronta kembali sekuat tenaga dimana saat tangan Febrian mulai menjelajahi setiap inci tubuhnya dengan liar dan mencium bibirnya dengan pangutan yang kasar.
"Lepaskan aku,Rian....!!"pinta Novi dalam isak tangisnya yang makin menjadi disela pangutan bibir Febrian yang makin kasar.
"Kumohon...lepaskan aku...!!"
"Bukan kah kau dulu menyukai setiap ciuman dan sentuhanku,sayang...??"erang Febrian meringis kesakitan begitu Novi mengigigit bibir bawahnya kuat.Di cengkramnya dengan kuat rahang Novi,memaksa nya untuk memandang ke dalam matanya.
"Aku sudah menjadi istri orang,Rian...terimalah kenyataan ini...!!"
"Tidak....pernikahan kalian hanya untuk menutupi kehamilanmu saat itu...!"
"Dimana nuranimu,Rian...???tidak terbersit rasa bersalah sedikitpun di hatimu...??"geram Novi dan dengan segenap kekuatannya yang masih tersisa,dia mendorong tubuh Febrian kebelakang dan mencoba untuk bangkit dan berlari sambil menahan sakit di kakinya.
Novi berusaha berlari keluar mencapai pintu keluar,karena kakinya yang masih terluka dan tidak sanggup berlari cepat,Febrian berhasil meringkus nya kembali dengan manarik sebelah kakinya hingga Novi jatuh terlentang kembali diatas lantai.posisi Novi dengan baju yang tersibak tidak karuan membangunkan birahi Febrian.rasa cinta dan rindunya semakin memuncak,dengan sekali hentakan Febrian berhasil merobek bagian atas gaun tidur Novi dan mulai menjelajahi setiap inchi tubuh Novi dengan bibirnya.
Novi meronta keras berusaha melepaskan diri.dalam waktu bersamaan terdengar suara tendangan dipintu dan Farrel kini tengah berdiri tegak dengan sebuah senapan pendek jenis eagle XIX siap membidik ke arah Febrian.
"Lepaskan istriku,brengsekk....!!!"desis Farrel berang sambil tangannya menarik pelatuk dari senapan yang ada dalam tangannya.
Febrian tertegun sesaat namun bibirnya menyeringaikan sebuah senyuman sinis kearah Farrel sambil tangannya menarik tubuh Novi dengan kasar ke dalam tubuhnya,memutarnya dan mencekik leher Novi dengan lengannya.
"Tembaklah....aku rela mati bersama kekasihku..."tantang Febrian sambil mengecup mesra pipi Novi diiringi tawa mengejek Farrel,sementara lengannya masih mencekik leher Novi.
Dengan kesal dan kekuatan yang tersisa,Novi mengigigit tangan Febrian dengan kuat.
Febrian merintih kesakitan dan cengkramannya terlepas.
Bersamaan dengan terlepasnya Novi ,satu peluru terlontar keluar dari ujung moncong senapan Farrel dan mengenai kaca jendela kamar.
Sekilas Febrian memucat karena peluru itu hampir mengenai kepalanya jika dia tidak segera bergerak ke kanan sedikit.
Bunyi berisik terdengar dari pecahan kaca yang berderai ke atas lantai.
"Hentikan mas....jangan kotori tanganmu dengan darah....!!"pinta Novi dengan airmata di pipinya sambil menahan tangan suaminya untuk menarik pelatuk lagi.
Farrel tidak menjawab tapi matanya menyalang marah dan tangannya bergetar saat hendak menarik pelatuk.
"Kumohon mas...."
Melihat Farrel yang terdiam,Febrian mengambil kesempatan kabur dengan melompat keluar dari jendela yang kaca nya pecah oleh peluru Farrel barusan.
"Aku akan kembali lagi...!!"ancam Febrian dengan penuh amarah sesaat sebelum melompat turun.
Setelah kepergian Febrian,Farrel mencampakkan senapannya dengan luapan emosi yang memuncak diatas lantai.
"Mas...."panggil Novi sambil menangkupkan kedua tangannya di rahang suaminya,memaksa suaminya untuk melihat ke matanya.
"Aku..tidak ingin tanganmu menjadi pembunuh...tanganmu untuk menolong orang..."
Farrel memeluk tubuh istrinya dengan erat,dan air matanya jatuh tidak tertahankannya lagi.
"Aku tidak berguna...bahkan menolong kamu dari tangan jahanamnya saja aku tidak bisa..!"
"Mas...sungguh..aku hanya tidak ingin tanganmu kotor karenanya..maafkan aku..."desah Novi lirih sambil melepaskan kacamata dan mengusap airmata Farrel dengan telapak tangannya.
"Maafkan aku mas..."Novi mengecup bibir Farrel seakan meminta maaf dari suaminya.
"Bodoh..kenapa kamu harus minta maaf,baby..?tidak ada yang perlu dimaafkan..."ucap Farrel sambil mengusap lembut kepala Novi yang berada dalam dengkapannya.
"Aku mengerti maksud baikmu...yang terpenting dia tidak melukaimu..."
Novi mengagguk sambil mengecup bibir Farrel sekali lagi.
"Tidak penting seberapa banyak luka di badanku..asalkan aku dapat mencegahmu jadi pembunuh..."