Anggun mendumal kesal dalam mobil nya,betapa tidak..baru saja dia hendak pulang untuk rehat,tiba tiba mendapat panggilan rumah sakit lagi!
Dan lagi lagi dengan alasan yang klise!rumah sakit kekurangan tenaga medis karenanya semua dokter senior ataupun PPDS dan koas di kerahkan..karena sebagian dokter harus berdinas di bagian penanganan pasien Covid 19!
Anggun membawa mobil nya keluar dari garasi mobilnya dan mengemudikan dalam kecepatan yang cukup tinggi dan beberapa kali melakukan manuver yang berbahaya ,supaya cepat sampai di rumah sakit tentunya.
Dalam aksinya,Anggun merasakan aman aman saja mengingat sudah tengah malam,jalanan sudah sepi..waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari.
gila bukan...bahkan tengah malam pun dia harus menempuh perjalanan menuju rumah sakit demi tugas mulia nya..!
Tiba tiba handphone Anggun berdering,dan Anggun menjawabnya dengan nada kesal.
"Ya...saya sedang dalam perjalanan ke rumah sakit,Fit...sabar napa sih loe...!!"dumal Anggun kesal kepada rekan sejawatnya yang terus mengejarnya seperti mengejar maling!
"Buruan....!!!ada satu pasien gawat!!"dengus Fitri kesal karena sudah empat jam standby nonstop tanpa ada dokter lain yang mendampinginya dinas sejak jam pergantian shift jam 8 malam tadi .
"Aku..tidak sanggup lagi menghandle satu pasien ini...!!out of my ability..!!"
"Kalau gitu,ga usah jadi dokter..!!"balas Anggun sengit
"Lagian aku tidak di gaji pemerintah..!!loe yang PNS ..seharusnya ini tugas loe..! emang case apa sih...??"
"Pasien lagi survei ke proyeknya dan terjatuh..crush injury pada bagian paha yang tertancap besi bangunan ...dan dia pasien gagal ginjal.!!"
"Oh my God..!!apa crush injury sudah di tanganin..??crush syndrome kah..??apa mioglobin nya sudah menyebar ke darah...??"tanya Anggun cemas sambil terus menaikkan kecepatan laju mobilnya tanpa memakai headset.satu tangan sibuk memegang stir satunya lagi sibuk memegangi handphone nya.
"Air seninya sudah berwarna kuning kehitaman..!"desah Fitri lirih
Anggun menghela nafas panjang.artinya otot yang terluka sudah melepas banyak mioglobin ke dalam darah dan menyerang ginjalnya..!
"Jaga dulu keseimbangan cairan potasiumnya..jangan sampai terjadi hipokalemia..!sudah kamu injeksikan potasium cloride ke intervena nya..?ingat pemberian injeksi tidak boleh lebih dari 40mmol/l atau 3mg/l..!"
"Ba..baiklah..akan ku injeksikan...tapi cepatan kamu datangnya...!!"sergah Fitri panik.
Anggun mematikan handphonenya,dan melajukan mobilnya kencang saat membelok di tikungan jalan dan dari arah berlawanan sebuah motor dengan kecepatan tinggi melaju juga dan langsung menabrak ke mobil Anggun.
padahal jalanan itu satu arah.dan Anggun tidak sempat menghindarinya.dan tabrakan tidak terhindarkan terjadi.
Seketika tubuh Anggun terdorong ke depan karena tidak memakai seat belt,namun mobil yang dikendarainya belum dilengkapi kantong udara.
Tubuh Anggun langsung tersentak maju kedepan dan kepalanya menerobos kaca depan,dalam sekejap wajahnya terluka parah dan langsung tidak sadarkan diri,sedang pengendara motor hanya terjatuh dan mengalami luka pada pelipis serta tangannya.
Febrian merintih kesakitan dan berusaha bangun dari aspal.pelipisnya mengucurkan darah segar,dalam pandangan matanya yang masih kabur dia bisa melihat wanita yang ditabraknya barusan.kaca mobil depannya hancur.
dan astaga...!!kepala wanita itu menerobos kaca depan mobilnya dan wajah nya berlumuran darah..!
Febrian mengeluarkan handphone nya dan menghubungi nomor gawat darurat.
tidak sampai lima belas menit mobil ambulance sudah tiba,dan kerumunan penduduk setempat mulai memadati lokasi kejadian kecelakaan..
Febrian menghubungi Danu untuk segera memberesi motor serta mobil Anggun sebelum polisi datang.
Febrian ikut di bawa di dalam ambulance bersama wanita yang kini tak sadarkan diri itu.meski dalam keadaan berlumuran darah dan beberapa pecahan kaca tertancap di wajahnya,Febrian merasa seperti mengenali wajah wanita ini.
Ambulance berhenti tepat di depan pintu IGD di rumah sakit dulu Novi berdinas.
para paramedis menurunkan brangkar wanita tersebut dan mendorongnya masuk ke dalam IGD.dan Febrian mengikutinya dari belakang.
seorang dokter pria berlari mendekati brangkar wanita tersebut dan wajahnya menatap ngeri kearah wanita itu.
"Anggun...!!! Ya Tuhan.....!!"Sang dokter itu berteriak sambil memegang wajah wanita itu dan mendorong brangkar wanita itu ke dalam dan memerintahkan beberapa perawat membantunya.
Bayu hampir tidak sanggup menangani Anggun yang kini terbujur tidak sadarkan diri dengan luka yang begitu banyak di wajahnya.
meski ratusan pasien telah di tanganinya..namun kali ini pasiennya adalah kawan baiknya sendiri..!
"tekanan darah rendah 60/40 , nadi lemah 150,pernafasan dangkal dok..!"lapor suster Dinda kepada Bayu
"Serta head trauma injury.!!"
"Pasangkan selang oksigen serta infus..!"perintah Bayu berusaha untuk tetap tenang.
lalu dengan cekatan Bayu memasukkan pipa endotrakhea ke dalam mulut Anggun
"ET37,O2,RL..!"
"Pendarahan nya tidak mau berhenti ,dok..!"lapor suster Ayu yang kini berdiri berhadapan dengan Bayu.
"Siapkan darah...!!"perintah Bayu frustasi.
"Hubungi bagian radiologi untuk standby..!!pasien harus di CT scan...!!"
Bayu memberikan suntikan manitol kepada Anggun supaya menghindari tekanan yang akan menyebabkan pembengkakan otaknya.
Dengan telaten,Bayu mencabuti setiap serpihan kaca yang tertancap di wajah Anggun.
Mata Bayu memerah menahan kesedihan melihat kondisi Anggun,namun bersyukur pecahan kaca itu tidak melukai retinanya Anggun,artinya dia selamat dari ancaman kebutaan..!namun..mungkin wajahnya akan berparut besar akibat luka lebar itu.
Setelah selesai,Anggun dibawa ke ruang CT scan sebelum pada akhirnya di dorong ke ruang operasi untuk menghentikan pendarahan di kepalanya serta menangani luka di wajah dan lehernya yang telah mengenai arteri karotisnya.
Anggun menjalani operasi selama tiga jam sampai pada akhirnya semua berjalan lancar dan kini Anggun di bawa ke dalam ruang ICU karena belum sadar dari koma nya.
Bayu menatap prihantin pada kondisi Anggun dengan infus,ventilator dan NGT yang dipasang bersamaan.belum lagi ditambah EKG yang juga terpasang di dadanya .
pada awalnya Bayu ingin mengabari Novi namun diurungkan nya mengingat Novi juga masih baru mengalami musibah ditabrak oleh pasien gila suaminya .
Sedang Febrian,lukanya sudah ditangani dokter lain yang juga berdinas saat itu dan kini dia tangah terbaring di salah satu bangsal di IGD.
Febrian membuka matanya saat sesosok pria datang menghampirinya,dan wajah pria itu juga tampak sangat familiar dengannya.
"Kamu ..Febrian Baskoro...??"tanya pria itu yang tak lain adalah dokter yang menangani wanita yang ditabraknya tadi .
Febrian mengangguk sambil menahan sakit di pelipisnya.
"Wanita yang kamu tabrak tadi adalah Anggun Lokadewi..teman baik Novianty Kristy..!!"
Febrian terlonjak kaget dan membelalakkan matanya tidak percaya.jadi wanita itu adalah Anggun..?teman baiknya Novi .??
"Bagaimana keadaannya...??"tanya Febrian ragu ragu.
"Buruk ..!!"Bayu menghela nafas panjangnya.
"Dua belas jahitan untuk wajah dan lehernya..beruntung dia tidak buta,akibat gaya urakan mu membawa motor berlawanan arah di jalan satu arah..!!"sindir Bayu pedas dengan mata yang melotot marah
Tentu saja Bayu tau jelas riwayat pria yang didepannya ini.pria junkies yang sudah menghancurkan hidup Novi... dan kini Anggun..!
"Kamu memang luar biasa,Febrian..!!Novi dulu korban kekejaman cintamu...dan kini Anggun korban dari gaya urakan mu itu..!!"cetus Bayu sinis sebelum berjalan keluar meninggalkan bangsal tempat Febrian terbaring .
****
Novi terbangun dan mendapati dirinya berada dalam dengkapan Farrel.
Perlahan Novi mengusap wajah suaminya yang masih tertidur sambil tersenyum.begitu damai wajah Farrel ketika tertidur seperti sekarang ini.rasa sakit di badannya akibat perlakuan kasar Febrian seakan sirna.dikecupnya kening,hidung dan bibir suaminya dengan mesra
Kegiatan menganggumi wajahnya suaminya terganggu ketika handphone nya berdering nada masuk watsup.
Novi meraih handphone dan melihat isi watsup yang masuk.dari Bayu..tidak biasanya dia bisa mengirim pesan sepagi ini..!
Novi membuka watsup nya dan seketika terlonjak bangun seketika.
"Ya Tuhan..."pekik Novi dalam suara yang cukup keras hingga Farrel ikut terbangun .kini tubuhnya bergetar hebat sambil matanya terus melihat ke layar handphonenya.
"Ada apa,sayang..?"tanya Farrel dalam suara parau dan matanya masih susah terbuka.
Tidak mendapat jawaban dan Novi yang terlihat mematung melihat ponselnya mengundang rasa penasaran di hati Farrel.
"Baby..Are you okay.??ada yang sakit kah..??"tanya Farrel sambil mengguncang tangan Novi
"Mas...Angg..Anggun kecelakaan...!!"desis Novi lirih dengan mata nya yang memerah dan menunjukkan isi ponselnya kepada suaminya.
Kini giliran Farrel yang membelalakkan matanya kaget melihat gambar yang dikirim oleh Bayu ke ponsel Novi.
wajah dan leher Anggun penuh darah dan pecahan kaca !
"Apa yang terjadi pada Anggun...???"tanya Farrel kini panik
"Dini hari tadi..dia mendapat panggilan ke rumah sakit...lalu dia mengalami kecelakaan karena bertabrakan motor dari arah yang berlawanan...!wajah dan lehernya mendapat dua belas jahitan...!"desis Novi pilu sambil terisak
"Dan sekarang dia masih koma di ICU,mas..!!"
Farrel menghela nafas panjang,tidak percaya kenapa nasib Anggun begitu naas..!
"Aku mau ke rumah sakit menjenguk Anggun,mas..."pinta Novi sambil memegangi tangan Farrel.
Farrel mengiyakan ajakan istrinya.
"Bersiaplah..dan kita segera berangkat..."
Novi dan Farrel tiba di rumah sakit setelah satu jam mendapat kabar dari Bayu.
Begitu tiba di RS,Novi langsung menuju ruang ICU untuk melihat kondisi Anggun dengan ditemani oleh Bayu.
"Ya Tuhan...."desis Novi pilu,tangisnya pecah,tubuhnya gemetaran melihat kondisi Anggun yang memprihatinkan.
Di genggamnya tangan Anggun dengan perlahan dan lembut.
"Gun...bangun beib...ini aku....!buka mata mu dan lihat aku.."bisik Novi lirih dengan airmata yang jatuh dipipinya.Namun Anggun masih belum membuka matanya dan masih lelap dalam tidur panjangnya.
"Taukah kalian...siapa penyebab kecelakaan ini...??"tanya Bayu dengan wajahnya yang layu karena semalaman terus menemani Anggun.
Farrel dan Novi menatap bingung dengan maksud ucapan Bayu barusan.
"Maksud mu...apa ,Bay..??"tanya Novi bingung sambil menyeka airmatanya.
"Febrian...!!Febrian yang menabraknya..!!dia masih di IGD..!"
"Apaaaa.....????"
Berbarengan Novi dan suaminya terpekik kaget mendengar apa yang barusan mereka dengarkan.
Gila....!!!Semalam Febrian baru mengacau di rumah mereka...dan apakah saat perjalanan melarikan diri nya dia menabrak Anggun...?
Sungguh naas nasib Anggun...!!
"Gila....ini sungguh gila....!!"Novi memegangi dadanya,merasakan nyeri akibat shock mendengar peristiwa mengerikan yang dilakukan oleh Febrian.
dan Anggun selalu terikut menjadi korban,tidak dulu dan juga sekarang..!
Dulu..Anggun harus merelakan Farrel menikahinya yang hamil karena ulahnya pergi begitu saja dengan jalangnya..!
dan kini..Anggun harus menerima cacat di wajahnya hanya karena gaya urakan nya!
Sungguh luar biasa seorang Febrian baskoro..!dalam sekejap mampu memutar balikkan kehidupan seseorang..!
Dengan langkah gontai,Novi berjalan keluar ruang ICU dan berpapasan dengan orangtua Anggun yang kini terduduk lemas di kursi tuang tunggu pasien.
"Om...tante..."sapa Novi ketika menghampiri tempat duduk mereka.
Ibu Anggun langsung memeluk Novi dan menangis sejadi jadinya,karena bagi dia Novi juga seperti anaknya sendiri.
"Ya Tuhan..kamu lihat luka di wajahnya,nak.??"isak Ibu Anggun dengan suara basah dan airmatanya yang membasahi pundak Novi .
"Bagaimana cara membalikkan wajahnya utuh seperti semula...??"
"Tenanglah bu....nanti kita pikirkan caranya...yang terpenting Anggun harus bangun dulu dari komanya....dan tidak ada indikasi lain yang timbul dari trauma di kepalanya.."
Farrel segera bergegas ke IGD untuk mencari Febrian.Novi takut terjadi sesuatu lagi jika Farrel bertemu dengan Febrian ikut
menyusul suaminya.
"Febrian baskoro,dok..??"tanya suster Rivka kepada Novi sambil membuka statusnya.
"Ohh..pasien baru pulang dok..dijemput orang tuanya...."
"Brengsekk...!!"umpat Farrel kesal sambil memukul meja resepsionist dengan gemas.suster Rivka terperanjat seketika melihat kekesalan di wajah suami dokter nya.
"Maa..maaf sus...suami saya lagi bad mood.."sergah Novi kikuk sambil tersenyum dan segera menarik Farrel untuk duduk di kursi.digenggamnya tangan Farrel untuk meredakan emosinya.
"Sudah lah mas...mas bisa bicarakan baik baik dengan ayah dan ibu serta Febrian di rumah..."
"Dia sudah keterlaluan....kemarin berlaku kurang ajar padamu..dan kini...dia membuat wajah Anggun cacat...!!"geram Farrel dengan wajah memerah menahan emosi
"Aku takut...besok kamu akan dilukainya lagi.."
"Aku tidak takut pada Febrian ataupun Devina..selama kita tetap bersama...."
Novi membuka lengannya,meminta dirangkul oleh suaminya.
Farrel pun membawa Novi ke dalam pelukannya sambil mencium kening istrinya.
***
Febrian berjalan gontai menelusuri koridor RS menuju kamar pasien 205 tempat Anggun dirawat.jujur meskipun sedikit bertindak esktrim belakangan ini untuk merebut kembali Novi ,namun karena kesalahan fatalnya ini,hatinya bergelut kacau tidak karuan.
Febrian berhenti cukup lama didepan pintu kamar pasien 205 tersebut sambil mengintip dari lubang kaca pintu ruangan tersebut.samar samar nampak sesosok wanita dengan wajah dan kepala penuh perban sedang duduk disisi ranjang pasien menghadap ke depan jendela.sampai akhirnya dia dikejutkan oleh suara seseorang dari arah belakangnya.
"Kamu temannya Anggun kah??"Febrian menoleh kaget ke arah suara tersebut.sesosok pria paruh baya berdiri melihat kearahnya dengan rasa ingin tau.
"Saya papanya Anggun...!"
Febrian tertegun seketika namun segera ditepisnya dengan seulas senyum.
"Ohh siang om.."sapa Febrian tersedat.
"Bagaimana keadaan Anggun..?"
"Temannya Anggun??"tanya papa Anggun sekali lagi memastikan sambil menahan perasaannya.
"Kamu....sepetinya..mirip dengan Farrel...teman abang Anggun yang di Jerman.."
"Oh ..saya memang adiknya Farrel om...saya kebetulan menjenguk teman saya om...,karena mendengar berita tentang Anggun,saya singgah sebentar untuk melihatnya..."
"Wajahnya cacat,nak!"pria itu mengatupkan rahangnya menahan kesedihan.
"Dua belas jahitan dari pelipis hingga pipi kirinya,Anggun harus menjalani operasi untuk memperbaiki wajahnya.."
Dua belas jahitan??Rian hampir berteriak dan melangkah mundur sedikit kebelakang.pasti karena torehan serpihan kaca mobilnya.peristiwa naas tersebut kembali terbayang di mata Febrian.
Serpihan yang berkilat kilat tersebut berhamburan menancap ke wajah Anggun yang kepalanya menembus langsung keluar dari kaca mobilnya.dan wajahnya penuh darah.
Wajahnya cacat..wajahnya cacat..!tergiang kembali ucapan papa Anggun di telinganya.
"Cacat!"desis Rian dalam hati.
"Aku yang menabraknya,aku yang menciptakan malapetaka itu.."
Dia tidak menyangka akan melukai orang lain diluar dari perhitungannya.semua diluar rencananya yang hanya ingin menyingkirkan Devina yang telah merusak hidupnya juga Farrel yang telah merebut Novi nya..tapi melukai Anggun...???sungguh diluar dugaannya..!
"Sebentar lagi dokter akan singgah dan membuka jahitan serta perban di wajah Anggun...nak Febrian ingin masukkah...??"
Begitu Febrian melihat kursi roda yang didorong oleh seorang perawat menuju arah mereka,Febrian yakin perawat itu siap menjemput wanita itu ke ruang dokter untuk membuka jahitan.Febrian melangkah mundur,dia merasa belum sanggup berhadapan langsung dengan Anggun.
"Saya pamit dulu om.."Febrian berlari keluar,dan terus berlari sampai keluar dipinggir jalan,dan dia baru berhenti ketika mendengar klakson panjang mobil di hadapannya.untung saja mobil itu tidak menabraknya!
"Gila...!!wajahnya pasti mengerikan...!!"desis Febrian sambil menutupi wajah dengan kedua tangannya.
***
Orangtua Anggun menyambut kedatangan Farrel dengan ramah meskipun raut wajah mereka masih jelas tampak bersedih.
"Terimakasih atas sumbangannya,Farrel..atas perhatian kamu dan Novi yang ikut bersimpati membantu pendanaan biaya operasi plastik Anggun..."sambut papa Anggun terharu.
"Andaikan pelakunya ditangkap dan bertanggung jawab..".
Farrel mengatupkan rahangnya menahan perasaan,tanpa mampu berkata apapun,karena pelaku nya adalah adiknya sendiri.karena tidak ada saksi mata dan Febrian pada saat itu singgap membawa Anggun ke rumah sakit dan menyuruh temannya membereskan mobil Anggun,polisi tidak sempat datang menyingkapinya.
"Semoga ini bisa membantu om..setidaknya wajahnya Anggun tidak hancur seperti sekarang"sahut Farrel lirih,sementara mamanya tidak berkata apapun,hanya menatap sedih wajah Farrel.
Farrel berjalan ke sisi tempat tidur Anggun yang lebih banyak terdiam sejak terbangun dari komanya.dia masih shock dengan wajahnya yang hancur.
apalagi kini pria yang didepannya adalah orang yang dia cintai hingga detik ini.
"Gun....jangan seperti ini terus...orangtua mu sangat mengkhawatirkan mu...."
Anggun menoleh sekilas ke arah Farrel kemudian membuang pandangannya ke arah luar jendela.Dulu disaat terpuruk,Novi memiliki Farrel..tapi dia...?siapa yang peduli padanya...??
"Wajahku rusak seperti monster,mas..."isak Anggun tidak tertahan lagi.
"Wajah adalah anugerah Tuhan,Gun...kita hanya bisa berupaya merawatnya agar tetap utuh,dan bisa kembali seperti awal meski tidak sempurna..tapi yang terpenting adalah hatimu..."
Anggun tidak bisa menahannya lagi dan langsung memeluk Farrel.
Dari balik pintu Novi melihatnya.hatinya berkecamuk,bukan karena cemburu...namun rasa bersalahnya kepada Anggun..
Andaikan dulu Febrian menikahinya,mungkin Farrel kini sudah menjadi kekasih ataupun suami Anggun.
Novi tersentak begitu dirasakan bahu nya disentuh seseorang dari belakang dan dia pun langsung menoleh dan terkejut.
"Rian....??"
"Boleh kita bicara sebentar..sayang?"
Awalnya Novi merasa ragu..tapi ini di rumah sakit dan tidak mungkin dia macam macam.
Novi mengangguk setuju lalu membawa Febrian ke arah taman rumah sakit dan duduk disalah satu bangku dibawah pohon.
"Katakan...."ucap Novi lirih
"Aku...aku akan membantu biaya operasi plastik Anggun...."
"Kami sudah memberikan bantuan itu..jadi ..kamu bisa simpan uangmu.."ucap Novi sarkas tanpa memperdulikan apakah ucapan itu melukai Febrian atau tidak.
"Setelah urusan Anggun selesai dan membereskan Devina...aku serius akan mengajakmu dan Reno ke amerika.."cetus Febrian serius sambil meraih tangan Novi dan meletakkannya diatas dadanya.
"Tinggalkan Farrel...aku masih sangat mencintaimu,Nov..."
Novi tersenyum pahit..dan hati Febrian begitu teriris melihatnya.
"Jika kamu ucapkan ini saat kita akan menikah dulu...aku akan mengikutimu hingga ke ujung dunia,Rian.."
Febrian tertawa pahit mendengar apa baru diucapkan Novi.
"Kamu tidak cemburu melihat dia memeluk Farrel tadi...??"tanya Febrian berusaha menyulut api cemburu di hati wanita yang dicintainya.
"Seharusnya Farrel itu Anggun..jika kamu tidak meninggalkanku saat itu,Rian...."ucap Novi lirih sambil menatap sedih ke dalam mata orang yang pernah di cintainya itu.
"Jadi...aku tidak pantas untuk mencemburui Anggun..apalagi meragukan suamiku..."
Novi pun melepaskan genggaman Febrian dan hendak beranjak dari sisinya.
"Dan satu hal juga...aku percaya suamiku,dan hanya kepadanya aku akan ikut melangkahkan kakiku bersama hingga menua dan maut memisahkan...."
'Maut memisahkan...?'kata kata itu bergema terus di kepala Febrian kini.
"Apakah dengan maut..kamu baru menyerah pada Farrel dan kembali padaku...??"bathin Febrian perih dalam hati melihat kepergian Novi meninggalkannya sendiri di taman rumah sakit