Chereads / Hingga maut yang memisahkan kita / Chapter 11 - Babak awal perlawanan

Chapter 11 - Babak awal perlawanan

Malam ini,Farrel memutuskan untuk menginap di rumah mertua mengingat kejadian siang tadi ditambah sesampainya di rumah mertuanya,waktu telah menunjukkan pukul sepuluh malam,dan Reno sudah terlelap.kasihan jika harus di bawa kesana kemari lagi.

Setelah selesai mandi,Farrel berdiri di balkon depan kamar bekas Novi yang tepat menghadap ke arah taman belakang rumahnya,tepat diatas kolam renang mereka yang cukup besar.

Farrel mengambil handphone nya dan menghubungi nomor ayahnya

nada dering tersambung terdengar beberapa kali hingga terdengar suara tegas menjawabnya

"Halo...?"

"Pa...kapan Rian kembali ke Indonesia...??"tanya Farrel tanpa basa basi begitu terdengar suara ayahnya.

"Dua hari yang lalu..ada masalah ,Farrel..?"sergah ayah Farrel sedikit bingung

"Tidak...cuman sampaikan kepada Rian untuk lebih jelas akan posisinya sekarang,pa..!"kata Farrel tegas seperti akan membom Hirosima dan Nagasaki.

"Novi itu sudah menjadi istriku dan anak itu telah menjadi anakku di depan hukum...!!suka tidak suka,dia harus menerimanya..!"

Untuk sesaat ayah Farrel terkejut dan terdiam mendengar ucapan anak sulungnya barusan.

"Apa Rian mengusik Novi...??"tanya ayah Farrel penasaran

"Iya pa..."cetus Farrel dalam intonasi suara sedikit marah.

"Katakan pada nya,...kali ini aku tidak akan mengalah padanya..seperti dulu yang selalu aku lakukan untuk nya...!"

Novi kini berdiri terpaku di balik pintu kamarnya,begitu mendengar suara Farrel tengah berbicara di handphone .

Suaranya terdengar tegas dan menuntut.tidak pernah Novi mendengar Farrel berbicara dengan nada seperti itu,seperti luapan amarah yang terpendam lama.

Novi baru melangkah masuk kamar begitu melihat Farrel mematikan sambungan handphonenya.

"Bad mood..?"

Farrel menoleh kearah Novi sambil tersenyum,masih di posisinya menghadap ke arah depan,menopang tubuhnya dengan kedua tangannya yang kini berpegangan pada trali pagar besi balkon.

"Aku hanya memberi peringatan pada nya..supaya dia tau..kita sudah menikah..Reno adalah anakku multlak..!"

Novi melangkah maju,memeluk pinggang Farrel dari belakang,merebahkan kepalanya di punggung suaminya.

"Mas...aku merisaukan sesuatu ..."desah Novi lirih.

"Rian seperti telah berubah menjadi pribadi yang lain..."

Farrel berdecak sekilas

"Dia memang selalu begitu...ibu terlalu memanjakannya dari kecil...yang salah selalu dibenarkan..akhirnya dia terus larut dengan kegilaannya..."

"Mas membencinya...??"

Farrel membalikkan badannya menghadap Novi,merengkuh tubuh Novi ke dalam pelukannya.

"Bisakah kita tidak membahasnya,sayang..?"

Novi mengangguk patuh,seakan mengetahui apa yang dirasakan Farrel sekarang.

masa kecil Farrel dan Febrian tidak memiliki hubungan serta kenangan yang baik..karenanya dia tidak membahasnya lagi ketika Farrel memintanya.

"Ayo...saatnya rehat,mas..."bisik Novi manja,sengaja meniupkan nafasnya ke dalam telinga Farrel.

"Jangan membangunkan singa yang sedang tidur sayang..."

Farrel meraih Novi ke dalam pelukannya,mengecup lembut bibir Novi.

Novi membuka bibirnya,memberi akses kepada Farrel untuk menjelajahi lidah nya kedalam mulutnya,mengulum lidahnya sambil sesekali memberikan hisapan di bibir bawahnya.

dan Novi dapat merasakan pelukan Farrel semakin menguat memegangi pinggangnya.

"Ma...mas..."desah Novi tersendat,dia membutuhkan oksigen setelah ciuman panas mereka.

"Time out,please..."

Farrel segera melepaskan bibir Novi.

"Siapa suruh kamu memulainya!..."ujar Farrel sambil tersenyum dan membelai pipi Novi lembut.

Novi mengecup bibirnya kembali sambil membisikan sesuatu ke telinga Farrel

"Be my genie tonight...I want to see how magical you are to me..."

Farrel tertawa mendengar apa yang baru dibisikkan Novi.

"Then..choose the colour that you would like ,put it on pallate ..then I'll be your filter...!"bisik Farrel sambil menelusuri bibirnya di leher Novi sambil sesekali memberikan kecupan dan hisapan lembut,membuat Novi mendesah tertahan.

Farrel membaringkan Novi ditempat tidur dengan gerakan pelan dengan dengan posisi terlentang dan Farrel pun menarik pelan kedua tangan Novi keatas dan menyatukan kedua telapak tangan mereka dan saling mengaitkan satu sama lainnya.

"Which colour you have choosen,baby..?Farrel kini mengungkung tubuh Novi di bawahnya,menempatkan posisinya sebaik mungkin agar tidak menyakiti istrinya dengan bola mata yang mereka yang terus saling beradu.

"The blazing or soft one...? I'll changed into it as your wish..."

"Erm..how about the blazing one..?"Novi tersenyum menantang.

"I would like some tained blazing colour on my skin...and the rough one...!"

"Say no more baby...!!"

Farrel tertawa mendengar ucapan Novi barusan .dan tanpa menunggu lagi Farrel melepaskan tangan Novi,beralih menangkup rahang Novi dengan sedikit kekuatan dan mulai mencumbu mesra Novi mulai dari bibir,leher,dan memberikan hisapan dan gigitan yang kuat,hingga bekas gigitannya tercetak dikulit leher yang putih serta warna keunguan dari setiap hisapannya. tangannya mulai melucuti satu pakaian yang melekat ditubuh istrinya.

Farrel mulai memberikan ciuman dan kuluman yang liar di seluruh titik sensitif tubuh istrinya,meninggalkan jejak disetiap bagiannya hingga terbentuk peta di kulit mulus Novi.keduanya begitu terhayut dalam kenikmatan,terutama Novi dan kini hanya Farrel yang mampu membawanya hingga ke puncak kenikmatan,hingga rintihan kesakitan di badannya serta kenikmatan terdengar disepanjang erangannya ketika Farrel memasuki nya dan menghentak tanpa henti pada titik kenikmatannya dalam kekuatan disetiap hentakan.

"Katakan,jika aku terlalu berlebihan baby..."bisik Farrel yang masih mampu menguasai akal sehatnya di tengah memacu kenikmatan bersama istrinya.

"I...I can...take..it...you can..move...!"

"My heartbeat..tell me..who are you belong to...??"sergah Farrel di tengah desah nafasnya sambil mencekik leher Novi dengan sedikit kekuatan dengan kedua tangannya.

Malam ini yang terliar yang pernah mereka jelajahi..sensasi yang sungguh gila ..!

Novi membuka matanya sejenak dan melihat ke wajah dan bola mata Farrel,meski dia harus sedikit tersendat dan membuka bibirnya untuk mendapatkan asupan oksigen.

"Belong...to..my man..,Farrel baskoro..."

Farrel tersenyum seringai,mengejar putihnya dalam beberapa hentakan, dirinya mencapai pelepasannya di dalam tubuh Novi.

Novi mendesah panjang disela erangannya,begitu merasakan sensasi hangat di dalam tubuhnya.

Farrel terkulai lemas disamping tubuh Novi begitu mencapai pelepasannya.dilepaskan cengkraman tangannya di leher Novi direngkuhnya tubuhnya ke dalam dengkapannya sambil sesekali mengecup kening istrinya dengan mesra.

"If you went so crazy tonight..I think you are insane baby....!!"bisik Farrel

Novi tertawa menanggapi ucapan suaminya barusan,meski dalam nafasnya yang memburu.

"Yeah...this is the wildnest night of us..and I'll tempted with it..!"

***

Malam panas akibat kegilaannya menantang Farrel semalam ,hari ini Novi harus mengenakan pakaian turtle neck untuk menutupi jejak peta di sepanjang lehernya.

Farrel mencoba menahan senyumannya melihat Novi yang tengah mendumal di depan kaca.

"Mas....lihatlah ini..!!"sungut Novi manja sambil menghentakkan kakinya di lantai seperti anak kecil.

Farrel sengaja mencolek pipi Novi.

"Siapa yang memintanya,hmm....?"bisik Farrel sambil mengigit ringan cuping telinga Novi ketika memeluk tubuh istrinya dari belakang

"Masih berani protes..?semalam kamu malah minta tambah...!"

Pipi Novi merona merah seketika.

"Om genie hanya melakukan sesuai instruksi..!"goda Farrel diselingi tawa yang tidak bisa ditahannya lagi.

"Sudahlah ..ayo kita turun ke bawah..Reno lagi sama ibu di taman belakang.."

Novi pun mengangguk dan segera berpakaian rapi sebelum mengikuti Farrel turun ke taman belakang.

****

Pagi ini Novi kembali berdinas di rumah sakit setelah cuti tahunannya berakhir dan masa PPDS nya harus ikut tertunda juga selama dua semester.Dan kini Novi tengah mengejar kembali dua semester terakhir nya yang tertunda sebelum mendapat gelar spesialis bedah umum.

Namun sekembalinya ke rumah sakit kali ini,Anggun sudah tidak ada disana.dia telah dipindahkan ke rumah sakit lainnya.

Ada rasa rindu serta kehilangan teman paling baik nya.

"Dok...mau ikutan makan siang bareng??"tanya suster Andini kepada Novi saat jam makan siang tiba

"Di ruko seberang ada buka rumah makan siap saji yang murah..."

Novi menoleh kearah suster Andini.

"Okay sus...Ayuk...!"jawab Novi sambil tersenyum

Novi dan suster Andini serta dua suster ruang dari poli anak ikut bergabung dengan mereka.

Ketika mereka semua melangkah keluar dari gedung rumah sakit,tepatnya di depan lobby,tiba tiba langkah Novi berhenti begitu melihat sesosok pria berdiri di depannya menghalangi jalannya

Novi mengadahkan kepalanya memandang pria yang menghalanginya.

"Febrian...???"

Mata Novi mendadak berubah nyalang,menatap tidak suka dengan Febrian yang kini menghalangi nya.

"Kalian pergilah dulu...nanti saya menyusul..."

"Baik dok..."jawab suster Andini dan berlalu dengan suster ruang yang ikut bersama mereka .

"Jangan pernah datang mengusikku lagi..!"

geram Novi

"Aku sudah muak dengan semua yang berhubungan dengan mu...!"

"Baiklah...aku bersalah padamu di masa lalu..aku akan menebusnya sekarang...!"

Novi mendengus kesal

"Menebusnya...?sekarang?setelah kamu pergi begitu saja dengan secarik kertas dan seikat mawar sialan itu ...??"umpat Novi marah

"Terpujilah cinta mu,Febrian Baskoro...!!jiwamu sakit...!!

Novi mendorong tubuh Febrian kesamping dengan kasar.

"Jangan halangi jalanku..!!"bentak Novi dengan wajah penuh amarah

dan kali ini Febrian baru menyadari,Novi sudah sedalam itu membencinya.

Memang semua ini salahnya...tapi setidaknya dia harus bisa membuat Novi kembali kepadanya.

"Kamu tidak bisa menutupi begitu saja,Nov..sudah ada Reno diantara kita..!"sela Febrian marah

"Dan sudah kukatakan ...aku akan menebusnya meski harus berlutut dihadapanmu sekarang....!"

"Reno itu anak Farrel...!bukan kamu...!!"cetus Novi marah.

"Jangan macam macam kamu,Rian...!!sadarlah..sudah banyak orang yang tersakiti karena ego mu..!!"

Dan Novi pun melangkah menjauh dari hadapan Febrian

"Persetan dengan Farrel...!!aku tau Reno itu anakku..!!kamu telah hamil saat aku pergi..dan Farrel menggantikan ku..!"

Febrian menarik tangan Novi dengan sekali tarikan membuat Novi hampir terjatuh.dan dengan singgap Febrian menarik tubuh Novi ke dalam pelukannya.tidak perduli mereka tengah berada di tempat umum.

"Aku menginginkan Reno...!!"bisik Febrian tegas

"Dan juga aku masih menginginkan kamu...!"

Novi mendorong tubuh Febrian kebelakang dengan kasar

"Kubur saja keinginanmu,Rian...!!"cetus Novi marah

"Novianty kristy yang dulu pernah mencintaimu sudah mati...!!"bentak Novi berang sambil menunjukkan pergelangan tangan yang disayat nya dulu saat putus asa di tinggal oleh Febrian.

"Lihat ini baik baik...!!!!luka ini selamanya akan ada...dan tidak akan hilang sampai aku mati...!!!"amuk Novi penuh amarah sambil menunjuk ke luka bekas sayatan nya yang masih membentang di sepanjang pergelangan tangan nya dan membelalakkan mata nya lebar

"Jika bukan karena Farrel...aku sudah tinggal nama.. !!kamu bahkan pergi begitu saja bersama dengan jalang itu..!!jadi jangan sesekali kamu mempersetankan suamiku,sialannn...!!!"

Novi menatap sinis,penuh kebencian kepada Febrian.

"Kubur saja mimpimu...seperti aku mengubur Novianty Kristy yang pernah mencintaimu..!!"

"Nov...aku tau kamu tidak ada pilihan saat itu...dan Farrel langsung mengambil kesempatan itu...!!"

Febrian mengulurkan tangannya menggenggam tangan Novi dan meremasnya dengan mesra,berusaha meyakinkan Novi.

"Aku tau,kamu masih mencintaiku..meski kamu harus mendewakan suamimu di depanku..!"

"Dengar baik baik,Rian....!!penyesalan seumur hidupku adalah bertemu denganmu...dan aku sudah mati dan terkubur di hari kamu pergi dengan jalang itu...!!"ucap Novi tegas sambil menghempaskan genggaman Febrian.

"Jadi jangan pakai puisi cinta mu lagi...karena di hatiku sudah tidak tersisa cinta untuk masa lalu kita meski ada atau tidak adanya Reno diantara kita..!!"

Tubuh Febrian bergetar menahan amarah.

"Kamu akan menyesalinya,Nov...!"ancam Febrian sinis,matanya memerah.

"Aku tidak takut,Rian....karena aku hanya takut Tuhan...!!"

Setelah berkata demikian,Novi melangkahkan kakinya meninggalkan Febrian dalam kemarahannya.

Febrian berjalan ke parkiran dengan hati yang diliputi oleh kemarahan akan penolakan Novi.

ketika hendak mendekati mobilnya ,tampak Devina bersandar di mobilnya dengan angkuhnya dibalik kacamata hitamnya.

"Seperti nya usahamu gagal,Rian.."ejek Devina dengan seringaian sinis di bibirnya.

"Menyerahlah...aku masih mau menerimamu..!"

Febrian berdecak kesal

"Minggirlah...!!don't be stalker...!!"dengus Febrian kesal sambil mendorong sedikit kasar Devina untuk menyingkir dari mobilnya.

"Jangan mengasariku,sialan....!!"cetus Devina marah

"Semakin kamu mengasariku..aku akan melakukan hal yang sama kepada kekasih hatimu itu...!"desah Devina sambil menahan amarah nya.

"Kamuuuu...."desis Febrian berang sambil mencengkram kuat rahang Devina dengan tangan kanannya.

"Berani kamu sentuh sehelai rambutnya...aku tidak akan segan segan menghabisimu..!!"

Dengan kasar Febrian menghempas tubuh Devina ke atas tanah dan masuk ke dalam mobilnya,melajunya dengan kencang tanpa memperdulikan Devina.

"Kamu..akan membayarnya,Rian...!!" Devina menyeringai bengis dengan matanya yang terus memandangi kepergian mobil Febrian

***

Seperti biasanya Farrel akan menjemput Novi setiap selesai jam dinasnya di rumah sakit.

karena tidak terikat kontrak dengan rumah sakit lagi sejak dimulainya proyek pembangunan rumah sakit nya,Farrel selalu dapat meninggalkan pekerjaannya sejenak untuk menjemput Novi.

"Aku sudah parkir di dekat lobby,sayang...keluarlah...!"ujar Farrel ketika menghubungi handphone istrinya.

"Baik..tunggu ya mas...aku finger print dulu..."

Novi mematikan handphone nya dan segera membereskan beberapa status pasien yang telah selesai di isi dan di tandatangani nya lalu melakukan finger print terlebih dahulu.

"Bay...aku cabut dulu ya..."cetus Novi kepada Bayu,temannya yang masih tersisa setelah Anggun.

"Iya...ngerti deh..."ejek Bayu sambil tersenyum penuh arti.

"Farrel sangat mencintaimu,Nov...ga salah dulu Anggun juga sangat memujinya. "

Novi tertegun sesaat saat mendengar apa yang barusan di ucapkan Bayu barusan.

"Opss...sorry Nov...I don't mean to.."

Novi tersenyum kepada Bayu.apa yang dikatakan Bayu memang benar apa adanya.

Farrel pria yang hampir mendekati sempurna jika kaki nya tidak cacat.

"Its okay,Bay....aku tidak apa apa..."kata Novi sambil menghela nafas.

"Semoga memang dia yang diberikan Tuhan untukku,Bay.."

Senyum Bayu melebar ketika mendengar apa yang diucapkan Novi barusan.

Meski Bayu tidak sedekat Anggun dengan Novi,tapi Bayu tau persis kisah kedua rekan nya sejak mereka sejak menjadi koas dulu hingga kini mereka sama sama tengah mengambil spesialis.

"Pasti Nov..Tuhan tidak akan salah memilih untukmu..."

"Aku cabut dulu ya ,Bay..."pamit Novi sambil berjalan meninggalkan ruangan piket.ketika sedang berjalan di tengah lobby,Novi kaget melihat Farrel telah berdiri menunggunya di dekat pintu utama masuk lobby.

"Hai,sayang..."sapa Farrel lembut sambil mengecup kening Novi .

"Loh..bukannya mas katanya menunggu di mobil saja..?"tanya Novi heran ,sambil melingkarkan tangannya di pinggang Farrel.

"Apa salah nya aku menunggu istriku disini..apa satpam melarangnya..?"gurau Farrel,tangannya mengelus lembut rambut Novi

"Because...I miss you..."

Pipi Novi merona seketika mendengar apa yang baru diucapkan suaminya.

"Uhhh...Gombal...!!"gerutu Novi pura pura kesal,padahal jantung nya selalu berdetak tidak karuan jika Farrel membisikkan kata kata mesra untuknya.

Dan mereka pun sama sama tertawa,seiringan dengan Farrel membawa Novi keluar dari rumah sakit menuju mobil mereka terparkir.

Tanpa mereka sadari dari kejauhan sepasang mata tengah mengawasi kemesraan mereka dengan amarah yang memuncak.

"Apapun yang terjadi...aku akan membuatmu kembali jadi MILIKKU,Nov...!!"