Akhirnya pembangunan rumah sakit rampung ,dan hari ini Farrel dan ayah Novi menentukan tanggal peresmian rumah sakit bersalin mereka.
"Stella Maris"adalah gelar kuno untuk Bunda suci perawan Maria ,bunda Yesus Kristus yang artinya Bintang samudra yang membimbing dan melindungi mereka yang bekerja di laut.
Dan sesuai dengan ramalan Bunda Maria sendiri dalam magnificatnya
"'Sesungguhnya mulai dari sekarang sekalian bangsa akan menyebutku berbahagia (Luk 1:48)"
Dengan memberi nama Stella Maris ,Farrel berharap kelak pasiennya akan berbahagia membawa pulang momongan mereka yang telah di bantu proses persalinannya di rumah sakit ini..juga bagi mereka yang memiliki harapan ingin memiliki momongan dapat terwujud impiannya melalui tangannya mengobati mereka di rumah sakit ini.
Awal bulan pertama rumah sakit Stella Maris semua nya berjalan lancar sesuai rencana dan harapan,banyak pasien mulai berdatangan seiring dengan dukungan beberapa dokter senior yang mendukung mereka dengan praktek di masing masing poli sesuai spesialisasi mereka .
Hingga pada suatu hari riak itu mulai datang menghampiri dengan kedatangan seorang pasien wanita di poli Obygn dan langsung memilih Farrel sebagai dokternya.
"Masih ada antrian pasien,sus...??"tanya Farrel letih sambil menatap ke arah suster Tika,asistennya.
"Saya sudah mau pulang..."
Farrel melirik kearah jam tangannya.sudah pukul setengah sebelas malam.
"Masih ada satu dok..."sahut suster Tika resah.
Farrel menoleh keheranan ke arah suster Tika.
"Loh...kenapa tidak di suruh masuk...??"
"Sudah dok...tapi katanya...dompet nya ketinggalan...jadi..."
"Pasien baru kah..?"
suster Tika mengangguk. "iya dok..."
"Ya sudah lah suruh masuk saja...!anggap saja bonus untuknya...!"
Farrel mendengus kesal..edan benar pasien sekarang..berobat tapi bisa lupa bawa dompet..?
"Iya dok...saya suruh masuk sekarang..."
suster Tika bergegas keluar sedang Farrel tengah memperhatikan status pasien terakhirnya ini.
'Vina Sasono...'
Suster Tika bergegas keluar ruang tunggu dan menghampiri wanita yang tengah sibuk memencet handphone nya sepertinya sibuk mencari rekan atau keluarga yang bisa mengantarkan dompetnya .
"Mba...sudah di tunggu dokter tuh ..jadi diperiksa gak..karena dokter sudah mau pulang..."
Sambil mendengus kesal wanita itu mengikuti suster Tika memasuki ruangan Farrel.
"Tunggu sebentar mba..."kata suster Tika menghentikan wanita itu untuk memasuki ruangan.
"Loh..tapi katanya dokter sudah mau pulang..kok suruh tunggu lagi sih..??"sungut wanita itu sambil memberikan tatapan tidak sedap kearah suster Tika
"Dok...boleh masuk sekarang...??"tanya suster Tika di ambang pintu.
"Iya sus..tunggu apa lagi..?"dengus Farrel berusaha sabar tanpa mengangkat wajahnya.
"Malam dok...!"
Terdengar suara wanita yang sengaja dibuat semanja mungkin di telinga Farrel.
dan aroma parfum menyengat memenuhi ruangan..hampir oyong kepala Farrel menciumnya.
Farrel mengangkat wajahnya dengan mata yang sudah letih menatap tepat kearah wanita yang kini tengah menyapanya
Cukup cantik,dengan sepasang mata yang indah,rambut panjang terjuntai hingga ke bahunya,serta senyuman yang manis di bibirnya yang tipis menggoda. dan kemeja ketat membalut tubuh nya sengaja dibuat terbuka sehingga kedua belah gunung kembarnya mengintip samar dari balik kemejanya.
"Bitch.."desis Farrel dalam hati
Farrel kembali melihat ke status pasien nya..seolah wanita di hadapannya tidak menarik perhatiannya.
tentu saja..bagi Farrel..Novi adalah segalanya !
"Ganteng...bagai pinang di belah dua,darah memang lebih kental dari air..." monolog Devina dalam hati sambil menyeringaikan senyuman dibibirnya.
"Ada keluhan apa,mba Vina..??" tanya Farrel sambil mengangkat kepalanya kembali dan penampilan dan sikap yang profesional.
Devina mengambil posisi duduk di hadapan Farrel tanpa melepas tatapan matanya dari wajah Farrel.
sementara dari samping suster Tika mencibir masam.
"Sok mau cari perhatian...!"bathin suster Tika kesal dalam hati.
"Dasar murahan...!"
"Begini..dok..sirklus mens saya selalu tidak teratur..kadang empat bulan baru datang sekali...saya takut akan susah untuk hamil jika saya menikah nanti..."ucap nya dengan suara manja yang dibuat menggemaskan
"Menjijikkan...!!"bathin suster Tika kesal setengah mati.
"Ingin muntah rasanya...!!"
"Sudah berapa lama keadaannya begini mba..??"
"Sudah menahun dok...!"
"Sudah pernah berobat atau mengkonsumsi obat sebelumnya..?"
"Belum dok..."
"Apa anda bekerja terlalu berat ?atau memiliki tekanan dalam pekerjaan atau keluarga misalnya..?"
Devina menatap kagum kepada Farrel.
"Luar biasa...dia melebihi Rian...begitu dewasa,berwibawa,pintar, ganteng dan dokter pula...!"
"Namanya manusia...pasti memiliki tekanan bathin..dan.."
"Silahkan ke tempat tidur..biar saya periksa dan USG..."
Farrel menoleh ke arah suster Tika agar bertindak cepat membantu pasien di ruang periksa.
"Sus...segera bantu pasien..."
Suster Tika mengganguk patuh
"Sini mba...!!"ujar suster Tika tidak sabaran,sudah malam dan dia juga ingin cepat pulang.
"Mba sudah menikah sebelumnya atau masih gadiskah...??"tanya suster Tika dengan suara lembut yang dipaksakan
"Lohh...apa urusan suster mau tau saya sudah menikah atau belum...??"tanya Devina dengan nada sedikit tersinggung.
Kali ini suster Tika hampir saja kehilangan kesabarannya.
"Kalau mba belum menikah kita hanya USG di bagian bawah perut saja...tidak boleh lewat vagina mba...!!"
"Ohh....kalau gitu terserah deh...atas bawah juga boleh,sus..."bisik Devina ke sisi telinga suster Tika dengan senyuman tipis di bibirnya dan mata nya terus melirik sang dokter dari balik tirai yang memisahkan tempat periksa dan meja tulis Farrel.
Kali ini suster Tika harus mengelus dadanya menghadapi pasien yang satu ini..!emosi tingkat tinggi..!
Tak lama kemudian Farrel melangkah ke balik tirai,dan sang pasien sudah dalam posisi setengah duduk dan terbaring di verloss bed,dengan selimut tipis menutupi daerah perut hingga kakinya.
Melihat posisi Devina sekarang,Farrel sudah tau bisa melakukan pengecekkan lewat vaginal atau transvaginal.
Farrel menghampiri verloss bed,dengan singgap Devina segera menaikkan selimut yang menutupinya seakan hendak mempe
erlihatkan asetnya yang berharga.
Farrel tertegun seketika.Sebenarnya bagi Farrel pemandangan seperti ini sudah biasa bahkan dia sudah muak melihatnya..!karena sebagai dokter Obgyn itulah yang dilihat dalam keseharian prakteknya.
Farrel tampak tenang dan mengambil posisi duduk disamping verloss bed,memakai handscone lalu membuka kondom dan melapisinya ke tongkat transducer dan memberi sedikit gel diatasnya.
Devina sengaja mengeluarkan suara desahan tertahan saat Farrel memasukkan transducer perlahan ke dalam vagina Devina dan memutarnya perlahan lalu menatap ke monitor mesin USG nya melihat keadaan rahim Devina dengan seksama.
Gila...!benar benar sudah gila wanita ini..!
Sedang Suster Tika sudah terlihat dengan wajah menahan jengkel.
Sebenarnya Farrel merasa geli dan ingin tertawa meliat reaksi pasien serta ekspresi suster Tika.tapi dia berusaha menahannya untuk tidak tertawa.
Farrel kembali fokus dan melihat ke monitor
"Semua tampak baik baik saja..dan rahim anda dalam keadaan bagus,seharusnya tidak ada masalah...!"
"Lalu..kenapa sirklus mens saya begitu dok..?"
"Mungkin anda terlalu stress..just relax...nanti saya akan memberikan suntikan hormon supaya bisa membantu sirklus haid anda normal kembali.."
"Tapi..bagaimana..kelak apa saya susah untuk hamil...dok..?"tanya Devina dengan alunan nada yang lembut
"Seharusnya tidak akan menganggu..selama saat pembuahan,sperma yang membuahi dalam keadaan prima juga sel telur yang dibuahi dalam keadaan sehat juga..meski sirklus mens anda tidak teratur..."
Farrel pun mengeluarkan transducernya dan membuka kondom yang melapisi tansducer lalu membuangnya ke dalam tong sampah bersamaan dengan handscone yang dipakainya.
"Sudah selesai dok...?"desah Devina dengan suara tertahan.
"Sudah mba..!!"potong suster Tika gemas,dia sudah benar benar muak dengan pasien gila ini..!
Farrel melangkah keluar tanpa berkata apa apa lagi.
Devina memperhatikan langkah kaki Farrel dengan seksama.
"Meski kaki nya bermasalah...dia cukup sempurna...dan membuatku susah bernafas menahan gairah,akan rindu nya sentuhan Febrian.."monolog Devina dalam hati.
Sebenarnya baru pertama kali Farrel bertemu pasien segila ini.
Ada sesuatu yang ganjil dengan wanita ini...!
Tak lama kemudian wanita itu berjalan dengan langkah yang dibuat seseksi mungkin kembali ke meja tulis Farrel.
"Saya sakit apa dok...??"tanya Devina pura pura cemas,dan mata nya terus menatap lekat ke wajah Farrel.
"Tidak apa apa hanya terlalu stress saja.."jawab Farrel sambil tersenyum.Farrel pun mengisi sehelai resep dan memberikannya kepada suster Tika.
"Sus..nanti tolong antarkan mba ini ke pharmacy untuk menebus obatnya..dan tagihannya pakai atas nama saya...!"Farrel pun menutup status pasiennya dan menaruhnya di samping.
"Anggap aja ini bonus dariku mba..karena dompet mba ketinggalan bukan...??"
Devina tersipu malu seketika.
"Aduh maaf dok...besok saya akan membayarnya..."
Tiba tiba saja handphone Farrel berdering.
Novi telah menjemputnya.
"Maaf...saya angkat dulu panggilan istri saya.."sergah Farrel sengaja,dan rona wajah Devina berubah seketika.
"Mampus loe...rasain...!!"cibir suster Tika bahagia dalam hati melihat wajah kesal si muka sang pasien gila ini.
"Yes baby..iam on my way..."ucap Farrel lalu menutup handphonenya lalu dia segera berdiri.
"Suster Tika akan membantu mba menebus resepnya..kalau tidak ada pertanyaan lagi..saya permisi dulu..."
Farrel pun mengambil tas nya dan memberi tanda melalui matanya kepada suster Tika untuk membereskan pasien ini.
dan suster Tika mengangguk kepada Farrel.
"Sialan...kenapa semua lelaki tergila gila padanya...??"gumam Devina marah tanpa disadarinya dalam suara yang bisa cukup terdengar oleh orang disampingnya.
"Tidak Rian..dan juga dia...!!"
Dan otak suster Tika kini tengah berputar memikirkan maksud ucapan dari bibir pasien gila ini.
Farrel bernafas lega ketika berhasil keluar dari ruang prakteknya dan berjalan menuju mobil dimana Novi tengah menunggunya.
"Hai mas..."sambut Novi sambil tersenyum begitu Farrel membuka pintu kemudi.Kini Novi sudah berpindah ke jok samping,karena Farrel selalu tidak mengijinkan nya mengemudi jika mereka sedang berdua.
Farrel segera meraih tubuh istrinya dan mengecup keningnya mesra.
Novi menangkup rahang suaminya dengan kedua belah tangannya dengan mata tertuju pada bola mata suaminya yang tampak letih.
"Kamu pasti capek hari ini mas...banyak pasien kah...??"
Farrel mengecup mesra bibir istrinya.
"Lumayan...tapi dari sekian banyak pasien ada satu pasien yang cukup melelahkan...!"
Novi terheran mendengar ucapan Farrel barusan.
"Siapa yang berani membuat suami ku kewalahan..hmm...??"tanya Novi sambil mengelus pipi Farrel.
"Jalang kah...??"
Farrel tertawa mendengar jawaban extrim istrinya barusan dan terbayang wajah suster Tika yang marah menahan kesal terhadap pasien itu.
"Wow...your words sharpen than sword baby..."gurau Farrel gemas dan mengecup bibir istrinya sekali lagi,tapi kali ini di iringi sedikit hisapan dan gigitan di bibir bawah Novi.
"Kamu cemburu,baby...??"
Novi mendesah dalam ciuman yang diberikan oleh Farrel,dan Novi pun menyandarkan keningnya di kening suaminya,dan mereka saling merasakan nafas masing masing.
"Tentu saja...siapa yang berani mendekati milikku...dia akan menyesalinya..."
Farrel meraih dagu istrinya dan ditatapnya dengan penuh kasih sayang.Farrel menyadari nya ada nya katakutan yang terbersit di hati Novi akan kehilangan dan ditinggalkan.
"Hei...i'am yours,and you are mine, baby...no one can changed it.."
Novi mengangguk patuh dan merebahkan kepalanya di dada Farrel.
dan Novi dapat mendengarkan detak jantung suaminya.Seulas senyum menghiasi bibirnya sambil memainkan jari telunjuknya diatas dada Farrel sambil membentuk guratan berbentuk hati.
"And..this heartbeat is mine,too...??"
"Sure...all its yours as long as i'am still keep breathing..."bisik Farrel lembut di sela telinga istrinya.
****
Devina semakin hari semakin memikirkan Farrel yang bukan hanya karena memiliki kemiripan wajah dengan Febrian,namun dia memiliki masa depan yang jauh lebih baik dari Febrian dari statusnya yang sebagai dokter kandungan yang kini tengah naik daun di kalangan ibu ibu hamil dan yang ingin melakukan program bayi tabung.
Intinya,Devina sangat menganggumi sosok Farrel sejak jumpa pertama nya dan ingin memilikinya,marampas milik Novi untuk kedua kalinya.
Dia ingin melihat bagaimana tersakitinya Febrian jika melihat pujaan hatinya menderita.
Devina berencana mengunjungi Farrel lagi,tentu dengan alasan yang dibuat buat,dan hampir tidak masuk akal..hingga sister Tika merasa jenuh dan mulai mengkomplain kepada sang dokter.
"Dokk.....sepertinya pasien Vina ini sengaja ingin menggoda dokter...!"keluh suster Tika terus terang sambil melihat status Vina yang akan di serahkan ke tangan Farrel.
"Dia baru datang dua hari yang lalu...minum obat aja belum tentu bisa nampak secepat itu hasilnya..dia nya sudah sibuk datang lagi..!!"
Dan Farrel juga merasa..ada sesuatu yang salah dengan pasien ini.
"Pasti ada yang salah dengannya dok...dokter ingat reaksinya saat dokter melakukan pemeriksaan USG transvaginal..??"
Wajah Farrdl berubah seketika.Ada rasa canggung seketika ketika suster Tika mengutarakan,dan suster Tika pun merasa keceplosan.
"Maaf dok..bukan apa apa...aku hanya merasa dia berbeda dari pasien yang lain...terlebih.."
suster Tika menggantung ucapannya sambil menatap ragu kearah sang dokter nya.
"Terlebih apa,sus...??ada yang aneh dengannya...??"tanya Farrel penasaran ketika mengangkat kepalanya melihat kearah suster nya.
"Sa...saya..mendengar dia mengumpat saat dokter Novi menghubungi dokter..."
"Apa yang dikatakan nya...??"
"Dia..mengumpat sialann...lalu berkata. semua lelaki tergila gila padanya...tidak Rian dan juga dia..?"
Farrel tercenung seketika,memproses apa yang dikatakan susternya barusan.
Jika begitu memang ada sesuatu yng aneh dengan wanita misterius ini....
"Rian..??"bathin Farrel merasakan sedikit aneh.apakah suatu kebetulan...?
"Sudah lah...kita suruh dia masuk dulu dan lihat apa keluhannya lagi..."ucap Farrel bijak.
dan suster Tika pun terpaksa mengangguk patuh pada sang dokternya dan keluar memanggil sang pasien untuk masuk.
"Ada yang bisa saya bantu,mba...?"tanya Farrel dalam nada tegas
"Dok...saya masih merasa khawatir akan kondisi saya..saya akan terus datang kontrol hingga sirklus mensturasi saya normal kembali.."
Untuk sesaat,Farrel dan suster Tika tertegun mendengar apa yang diucapkan pasiennya.
"Benar benar sinting...."keluh Farrel membathin lirih sambil mengelus keningnya.
"Tapi kan tidak harus sampai setiap hari mba datang untuk kontrol...bulan depan datang pun masih sempat..."kata Farrel terus terang setelah dia bosan melarang wanita itu datang.
"Tidak masalah...aku akan tetap datang..."
"Hah...???buat apa mba datang jika tidak ada keluhan sakit...??"
Farrel membuka kacamata nya dan menggenggamnya.
"Maaf mba..saya tidak akan menerima pasien yang sehat..."
Suster Tika sudah mendumal dan memaki belasan kali dalam hati melihat wanita ini.
otak nya benar benar sakit...tidak tertolong..!
semua di tahan kan nya karena dia hanya seorang perawat.
"Kenapa dok...??" tanya Devina antusias.dia benar benar sudah kehilangan kendali,disamping rindu akan sosok Febrian..Farrel begitu menggoda nya.
dan tanpa kacamata itu....wajah Febrian begitu tercetak jelas disana..bagai pinang di belah dua..!
"Rian...."desah Devina tertahan,hampir keceplosan menyebutkan mendesahkan nama Febrian..!
"Kenapa...?anda tidak sakit mba...!!masa saya harus sembarang kasih obat...??"
"Apa saja dok...vitamin juga boleh...asal jangan racun saja dok...!!"
Oh God..she must be crazy..!!!ini bahaya...jika pasien ini mengidap obsesive compulsive disorder(OCD)..bisa jadi masalah buatnya..!
"Vitamin bisa dibeli bebas di luar mba..!"kata Farrel mulai jemu
"Jika anda tidak ada keluhan lagi...silahkan anda keluar ..karena pasien saya masih ngantri diluar..."
"Baiklah...dokter Farrel atas waktu nya .."kata Devina sambil mengerling manja kearah Farrel sebelum beranjak keluar dari ruang prakteknya
Farrel menarik nafas lega begitu pasiennya keluar dari ruangannya dan Farrel pun mengernyitkan keningnya sambil memakai kacamatanya kembali.
"Dok..."sergah suster Tika.
"Dia sakit dok....jiwanya sakit...!!"
"Yes...she is sick...!"kata Farrel sambil menghela nafas panjang
Devina tidak segera pulang setelah keluar dari ruangan Farrel,dia sengaja menunggunya hingga jam praktek nya selesai.kali ini dia tidak mau gagal lagi memikat Farrel..dan harus menjadi miliknya .!
Farrel menuju ke mobilnya ditemani Pak Santo sang supir yang akan mengantar nya pulang malam ini.
Farrel terkejut luar biasa begitu hendak memasuki mobilnya,tiba tiba seseorang menghampiri menegurnya dari belakang.
Farrel menoleh terkejut ke arah datangnya suara.
"Boleh ikut,dok...??"
"Mba Vina...??ada apa...??"tanya Farrel ditengah keterkejutannya dan berusaha menutupinya.
"Gawat...wanita benar benar sakit...!"keluh Farrel dalam hati
"Tidak apa apa dok.."
"Lalu kenapa masih disini mba Vina..?"
"Nunggu dokter ."
"Hahh..?buat apa nunggu saya...??"
"Nunggu dokter untuk minta diantarkan..??"
Kali ini Farrel menaikkan sebelas alisnya sambil menatap ke arah pak Santo sekilas.
"Mba tidak bawa mobil...ato naik grab atau apa..??"
"Mobil saya lagi rusak..trus..takut akh dok...sudah malam naik grab..!"
"Astaga...!"Farrel harus mengurut dadanya berlawanan dengan wanita sinting ini.aksinya benar benar nekad.untung malam ini ada supir yang menemaninya.
"Masuklah dan katakan pada pak Santo dimana alamat mba..."
"Lalu dokter...??"
"Saya akan menunggu disini..setelah pak Santo kembali mengantarkan mba...!tolak Farrel,karena dia tau wanita ini sakit..dan tidak boleh lengah sedikitpun memberi harapan padanya.
"Kenapa dokter tidak bareng saja...?"
Farrel tersenyum sambil menggeleng.
"Karena...hidung istriku sangat sensitif mba..dan wangi parfum mba akan lengket jika kita dalam satu mobil...!"
Farrel menoleh kearah pak Santo
"Pak..tolong antarkan mba ini..setelah itu segera jemput saya kembali..!"
"Baik dok..."ucap pak Santo yang menunggu Devina masuk ke dalam mobil.
"Silahkan mba.."
Devina tidak dapat membantah lagi karena tersulut amarah dengan apa yang baru di ucapkan Farrel.
"Sialan sebegitu besarkah cinta bodohmu pada wanita itu?dasar dua saudara korban budak cinta...!!!" erang Devina setengah berbisik dengan tangan terkepal menahan geram.
Farrel berjalan kembali ke dalam gedung rumah sakit tanpa menoleh kembali ke arah belakang.
dengan kesalnya Devina terpaksa harus masuk ke dalam mobil Alphard milik Farrel dan mengikuti sang supir yang akan mengantarnya.
Farrel menyetikkan pesan ke ponsel pak Santo sesaat setelah memasuki gedung.
"Vina Sasono...aku akan mencari tau siapa kamu sebenarnya..!!"desis Farrel dalam hati.