Chereads / Hingga maut yang memisahkan kita / Chapter 14 - Sentilan ringan sang penggoda

Chapter 14 - Sentilan ringan sang penggoda

"Brengsek....!!"umpat Devina gemas begitu mengetahui Farrel telah pulang.berarti penantian panjangnya sia sia selama empat jam di ruang tunggu praktek Farrel.

"Kamu salah kalau sudah meremehkan aku..,Farrel..!!!"geram Devina sambil mengeraskan kepalan tangannya,sementara kepalanya mulai berputar memikirkan kejutan apa yang akan diberikan kepada Farrel.apakah harus mencoba cara yang dulu dia lakukan pada Febrian ...??

Senyum seringaian mengerikan kini menghiasi bibirnya yang tipis nan menggoda tersebut.

"Apa kamu akan menyerah dan memohon kepadaku setelah aku lebih gila lagi..??"

Devina kini mencoba segala cara untuk mendekati Farrel,bahkan dirinya kini tidak segan segan hadir setiap sore di jam praktek Farrel.

Setelah tidak alasan untuk memeriksakan dirinya,kini Devina mengantarkan makanan untuk makan malam Farrel.

Namun Devina tidak tau,jika Farrel sangat pemilih jika soal makanan dan tidak mau memakan jajanan yang di beli di luaran,apalagi fast food.

"Makanan dari siapa,sus...??"tanya suster Tika begitu melihat sekotak nasi paket ayam siap saji dengan minuman bersoda di atas meja.

"Dari pasien istimewa kita...katanya untuk makan malam dokter Farrel...!!"jawab suster Anjani acuh tak acuh.

Suster Tika membelalakkan matanya tidak percaya sambil berdecak.

"Luar biasa ...berbagai cara di tempuh...!"

"Kakak mau...??"tanya suster Anjani.

"Tak...."jawab suster Tika sambil memanyunkan bibirnya.

"Dokter Farrel sudah tau soal makanan ini...?"

Suster Anjani mengangguk.

"Sudah kak,cuman dokter suruh di bagikan saja pada staff yang belum makan malam..."

"Bagus lah kalau begitu..dokter tidak merespon nya...karena semakin di layani akan membahayakan...!"cetus suster Tika sambil membawa beberapa list baru pasien yang belum diperiksa ke dalam ruangan Farrel.

Suster Anjani pun membawa kotak nasi ayam siap saji tersebut ke dalam ruangan dan menawarkan ke Firman,sang office boy yang tengah berdinas.

"Man...ini ada nasi pemberian pasien buat dokter...cuman dokter tidak mau makan...jadi kalau kamu mau di makan aja ya...!!"

Firman yang sedang membersihkan toilet menoleh ke arah suster Anjani sambil mengambil kotak nasi yang di maksud.

"Terima kasih..,kak Anjani..."sahut Firman bahagia karena mendapat makan malam gratis.Firman pemuda yang polos,meski wajahnya tergolong biasa saja namun dia sangat rajin dan tidak pernah menolak jika di suruh membantu pekerjaan yang lain.karenanya dia sangat disenangi para perawat serta staff yang bekerja di klinik lantai lima dokter Farrel.

Tanpa menunggu lagi,Firman membawa kotak nasi tersebut ke ruang pantry dan segera membuka kotak nasi yang tercium harum aroma ayam gorengnya.

Firman segera mencuci tangannya dan langsung mencicipi nasi serta ayam nya..dan benar benar enak...apalagi dipadu dengan minuman soda..segar nya..!

"Enak..."gumam Firman sambil terus menyendokkan nasinya dengan lahap masuk ke dalam mulutnya hingga ludes tidak bersisa.

"Terimakasih ya Tuhan..atas nasi berkatnya..."

Setelah selesai makan,Firman pun membuang kotak nasinya ke dalam tong sampah dan mencuci sendok yang digunakannya serta menyisakan sisa minuman soda nya ke dalam kulkas karena kekenyangan,menyimpannya di dalam kulkas sebelum memulai kembali tugasnya kembali.

Tiba tiba Firman merasakan keanehan dalam tubuhnya,terasa sesuatu yang ganjil di dalam ditubuhnya.apa karena kekenyangan..plus minuman soda yang memenuhi perutnya sehingga terasa sesak...??

Suster Tika yang menyempatkan diri mengambil minuman ke dalam termos airnya melihat Firman yang tampak terbingung duduk di kursi pantry.

"Man...kamu baik baik saja...??"tanya suster Tika saat mendekati Firman

"Ntah lah sus...,badanku terasa tidak enak tiba tiba..."keluh Firman bingung di kursinya sambil mengelus tengkuknya.

"Mau di periksa dokter Farrel kah,Man..??"tanya suster Tika sambil memeriksa suhu badan Firman dengan meletakkan telapak tangannya di kening Firman.tidak demam.!

"Kalau memang terasa benar benar tidak enak badan,ijin pulang aja Man..."

Firman mengangguk dan suster Tika pun kembali masuk ke dalam ruangan praktek Farrel.

Firman pun segera membasuh wajahnya dengan air di wastafel kamar kecil.awalnya dia merasa segar dan lebih baik,tapi perasaan dan badannya terasa tidak enak.

Tiba tiba saja dia merasakan panas di seluruh sekujur tubuhnya serta gelisah yang tidak tau apa sebabnya.

Firman mencoba membaringkan tubuhnya didalam ruang ganti para staff,dimana di dalam nya disediakan kasur lipat bagi staff yang ingin istirahat sejenak .

Cukup lama Firman berusaha untuk memejamkan matanya,namun tidak bisa hingga harus membolak balikkan bantal nya beberapa kali.

Yang terjadi malah kepalanya semakin pusing,dadanya sesak..keringat dingin mulai bercucuran dari pelipisnya.dan tiba tiba muncul perasaan aneh,perasaan yang meledak ledak dan Firman mulai merasakan sesak di balik celana panjangnya.

Astaga...!!kenapa bisa terasa sesak yang begitu parah disaat begini..sudah gilakah dirinya..??

Dan rasa sesak itu semakin menjadi,dan Firman merasakan perasaan yang aneh serta butuh pelepasan,dan terbersit di benaknya bayangan wanita yang selama ini di kagumi nya ,suster Anjani.sosok yang cantik dimatanya,mempesona serta senyum yang selalu di kaguminya dari wanita itu..dan perawat itu selalu baik padanya.

"Astaga...!!apa yang terjadi padaku...??"cetus Firman langsung bangkit dari kasur perbaringannya,dan semakin merasakan sesak di balik celananya.

"Ya Tuhan...apa apaan ini..??"

Firman mulai gelisah sambil berlari menuju toilet untuk mencoba meredakan ketegangan di balik celananya.

Firman terduduk gelisah diatas closet dengan keringat dingin yang membasahi seluruh tubuhnya dan merasakan bagian vitalnya semakin berkedut dan sesak,dia berusaha meredakannya namun sia sia..dia menginginkan suatu objek untuk pelampiasannya.

"Gila...gila..!!belum pernah aku merasakan gairah yang segila ini..!ada apa dengan denganku..??"keluh Firman mulai panik dan merasakan kesakitan,sementara keringat dingin terus mengucur deras dari pelipisnya.

Firman mulai merasa takut dan bingung .Tiba tiba terdengar suara suster Anjani tengah memanggil namanya.

Dan suara itu terasa begitu membelai telinganya..begitu lembut dan menggoda nya..timbul suatu perasaan aneh dan dadanya berdegup kencang memikirkan hal yang akan dilakukannya apabila menyentuh suster Anjani.

"Man....dimana kamu...???sudah baikkan...?"panggil suster Anjani yang kini langkahnya mendekati toilet mencari keberadaan Firman.

"Dokter menanyakan keadaan mu tuh...!"

Firman terlonjak kaget begitu suster Anjani kini tengah mengetuk pintu toiletnya sementara dirinya tengah bersolo untuk meredakan nafsu yang kini tengah memuncak.

Panggilan suara Anjani kini sangat menggoda pendengarannya.bagaimana rasanya jika dilakukannya dengan suster Anjani..?

Ketukan pintu semakin diketuk berkali kali oleh suster Anjani.

"Man...kamu baik baik saja kan..tidak pingsan di dalam kan..??"tanya suster Anjani cemas.

Firman bergegas membuka pintu toilet,dan alangkah terkejutnya suster Anjani membelalakkan matanya terkejut melihat keadaan Firman sekarang...begitu kacau dan mengerikan..!

Antara kaget dan ngeri,belum sempat suster Anjani berlari kedepan,Firman yang sudah kehilangan akal sehatnya,kini menerkamnya dengan ganas,menariknya kedalam toilet dan menghempaskan nya kuat ke dalam dudukan closet dan mengunci pintu toilet..!

Suster Anjani memekik ngeri kini melihat Firman yang sudah bagai binatang buas,dengan keringat yang membasahi tubuhnya serta air liurnya yang keluar dari ujung bibirnya.mengerikan..!

"Man...sadar Man....!!!Ingat Tuhan,Man...!"teriak suster Anjani histeris ditengah Isak tangis ketakutannya,disaat Firman mulai mencekik lehernya dan merobek atasannya hingga terbuka memperlihatkan bukit kembarnya yang begitu menantang iman Firman yang kini tengah membuncah tinggi.Dengan tidak sabaran,tangan Firman dengan kasar menrenggut penutup yang menutupinya dan meremasnya dengan kuat.

Suster Anjani mengaduh kesakitan dan hendak meronta melepaskan diri ,namun tubuh Firman yang lebih besar darinya keburu menghalanginya serta memberikan tamparan di pipi suster Anjani.

"Diam diam lah,sayang..."bisik Firman mesra sambil tersenyum menyeringai.

"Semakin kamu meronta melawan..aku semakin bergairah,suster...!!"

Suster Anjani membelalakkan matanya kaget dan ngeri.

"Kamu sudah gila,Man...lepaskan aku...!!!"pekik suster Anjani histeris

"Tolong.....tolonggggggg.!!!!!"

***

Devina berjalan masuk ke dalam ruangan Farrel dengan senyuman manis di bibirnya.

sementara Farrel kini tengah duduk di meja tulisnya bersama dengan suster Tika yang selalu setia mendampinginya.

"Selamat malam,dokter Farrel...."sapa Devina dengan suara manja yang dibuat buat.dan seperti biasa suster Tika orang pertama yang menunjukkan rasa tidak sukanya.

Devina membalas suster Tika dengan senyuman seringaiannya yang mengejek.

"Apa kabar dok...sudah makan malam kah..?'

"Ohh terimakasih atas makanan nya...tapi next time tidak usah kamu antar lagi mba..karena saya tidak pernah memakan makanan pemberian orang..."sahut Farrel tegas dan terdengar dingin dengan kepala yang masih tertunduk membaca status pasien yang akan diperiksanya.

"Rasain..mampus loe...!!" bathin suster Tika tersenyum mengejek kembali ke arah Devina

"Sialan...!!gagal lagi...!!!"maki Devina kesal dalam hati,apalagi kini dilihatnya suster Tika tengah tersenyum mengejeknya..!pantas saja Farrel masih terlihat tenang,seharusnya obat nya sudah beraksi jika tadi dia meminum minuman bersoda itu.

Farrel seharusnya kini tengah bergairah menatap dirinya yang berpakaian serba kurang bahan seperti sekarang ini..bukan malah di kacangin seperti sekarang..!

"Ada keluhan apa lagi,mba..??"tanya Farrel acuh tak acuh.

"Tidak ada keluhan...saya hanya rindu dokter..!"jawab Devina seadanya tanpa rasa malu dengan wajah setenang mungkin.

Farrel kini menolehkan kepalanya kearah Devina dengar pandangan penuh tanda tanya.suster Tika terlongo kaget mendengar ucapan Devina barusan.

"Gila...!!"dengus suster Tika dalam suara tertahan.

"Ternyata wanita ini sudah gila,halu tingkat dewa...!"

Farrel tersenyum tenang menanggapi jawaban Devina

"Anda salah alamat,mba...pergilah berobat ke psikiater...itu akan lebih membantu anda..."ujar Farrel tenang sambil memandangi Devina.

"Anda butuh teman bicara,bukan dokter kandungan...!"

"Ya Tuhan...mata itu begitu indah...!!"desis Devina terpesona dengan mata Farrel yang kini tengah menatap kearahnya.

"Harus...harus..kamu harus jadi milikku...!!"

"Aku tidak perduli...!bagi ku..kamu sudah cukup dan bisa mengobatiku...!!"sergah Devina percaya diri.

"Pulang lah mba Vina...jangan mempermalukan diri anda lagi...." sahut Farrel datar,dan sebelum Farrel melanjutkan kata katanya,tiba tiba terdengar suara teriakkan minta tolong suster Anjani.

Suster Ayu menghambur masuk ke dalam ruangan praktek Farrel tanpa mengetuk pintu lagi.wajahnya terlihat pucat,dan bibirnya bergetar kesulitan mengeluarkan kata kata.

"Ada apa ribut ribut diluar sus...??"tanya Farrel terheran dan melihat reaksi suster Ayu,Farrel tau sesuatu yang buruk telah terjadi..!

Tanpa menunggu lagi ,Farrel menghambur keluar ruangan dan mencari sumber kegaduhan.

Suara teriakkan minta tolong makin jelas terdengar meski sudah terdengar melemah.

Farrel menggedor kuat pintu toilet.

"Suster Anjani...???buka pintunya,suster...!!!"

tidak mendapat jawaban dari dalam,Farrel memutuskan untuk mendobrak pintu toilet dengan menendang pintu toilet beberapa kali.karena kekuatan kakinya terbatas dan Farrel harus membatasi kekuatan yang di gunakan untuk kakinya maka akhirnya Farrel meminta bantuan sekuritinya .

"Panggil sekuriti kesini..!!sekarang...!!!"

Tidak sampai lima menit dua petugas sekuriti sudah tiba dan tanpa menunggu lagi mereka segera mendobrak pintu toilet dan semuanya terkejut melihat apa yang terjadi..!

"Cepat tarikk Firman keluar...!!"teriak Farrel antara cemas dan terkejut disertai marah.

Farrel shock dan juga marah.kejadian ini sungguh memalukan..!apa Firman sudah kehilangan akal sehatnya...??

Suster Ayu segera mengambil selimut menutupi tubuh suster Anjani yang kini meringkuk di lantai kamar mandi dalam keadaan shock berat.

Setelah kedua sekuriti mengamankan Firman dan mendudukkan nya di kursi pantry,Farrel melihat keanehan pada Firman .matanya menggelepar gelisah,keringat dingin yang bercucuran serta kesakitan yang luar biasa akibat alat vital nya yang menegang keras namun belum mencapai pelepasan putihnya.

"Apa yang kamu konsumsi sebelumnya,Man..??"tanya Farrel sambil memeriksa keadaan Firman.

"Makanan pemberian sus..suster Anjani,dok..!"ucap Firman dalam desahan nafas terputus putus.

"Bawa dia ke ruangan ku...!!"

Dengan singap kedua sekuriti membopong tubuh Firman masuk ke dalam ruangan prakteknya.

Devina yang melihat gelagat tidak baik dan menyadari sasarannya telah salah alamat dia pun segera menyingkir keluar dari ruang praktek Farrel.

Novi ingin memberi kejutan untuk Farrel,dengan mengunjungi rumah sakit setelah jam shift dinasnya selesai.

Begitu pintu lift terbuka di lantai lima,klinik Farrel praktek,Novi melihat seperti ada nya kegaduhan yanh terjadi dan beberapa pasien tampak sibuk mengerumuni arah ke toilet yang kini sedang tampak di hadang masuk oleh beberapa staff klinik mereka.

Novi membuka pintu kaca klinik dan bertubrukan dengan seorang wanita berambut pirang,berwajah menawan dan hampir saja Novi terjatuh,karena wanita tersebut tampak terburu buru.dan ketika pandangan mereka bertemu,Novi nampak ragu sejenak dan seperti mengenali wajah wanita ini.tapi entah siapa dan dimana pernah bertemu..wajah angkuh yang menawan ini sepertinya sangat dia kenal...tapi tidak mungkin dia...

'Devina Turangga...??'

Ketika Novi ingin memastikan lagi,wanita itu telah berlalu dan menghilang di balik pintu lift.

Novi tidak terlalu ambil pikiran dan memburu masuk ke dalam untuk melihat apa yang terjadi.

"Ada apa mas...??"tanya Novi cemas begitu memasuki ruangan praktek suaminya dan melihat kondisi Firman yang kacau dan mengerikan.

Farrel menoleh kaget ke arah Novi.

"Nanti saya ceritakan,sayang...!kamu bantu saya periksa kondisi suster Anjani dulu...!!"

Farrel pun segera memberikan pertolongan kepada Firman.

"Sus...tolong pasangkan oksigen...!!"perintah Farrel kepada suster Tika,sementara Farrel kini tengah tampak sibuk mempersiapkan beberapan suntikan yang akan di campurkan ke dalam cairan infus.

Suster Tika telah selesai memasangkan pipa oksigen ke hidung Firman yang kini sudah tampak lebih tenang setelah mendapat asupan oksigen,namun rasa nyeri didada dan alat vitalnya masih terasa sangat menyiksa.

"Dada saya..sakit..dok..juga..anu..."keluh Firman dalam nafas yang terputus putus.

Farrel hanya mengangguk dan menyuruh Firman untuk jangan berbicara terlebuh dahulu sambil memerintahkan suster Tika memasangkan infus ke vena nya Firman.

Setelah lima belas menit terpasang oksigen dan infus,kini Firman tampak mulai tenang.

"Benny...coba kamu periksa kembali sisa makanan dan minuman yang di konsumsi Firman di pantry...!!"perintah Farrel kepada salah satu sekuritinya.

"Dok..ma..masih ada sisa minum..sa..sa..saya taruh di kulkas..."sela Firman lemas dan terbata bata.

"Kalau begitu..ambil kemari..jika memang itu minuman terakhir yang diminum..segera bawa ke lab untuk di periksa kandungan nya..!"

"Baik..dok...akan saya periksa..."Benny pun segera memburu ke arah pantry mencari bukti yang di maksud oleh Firman.

Farrel pun melangkah keluar ke bilik pasien sebelah,tempat suster Anjani di baringkan.

Novi tampak masih berjaga disana bersama suster Ayu,namun suster Anjani sudah tampak tenang.

"Bagaimana keadaanmu,suster Anjani??"tanya Farrel begitu berdiri disamping tempat tidur pasien.Wajah suster Anjani masih tampak shock.

syukurlah,Firman masih belum melakukan hal yang lebih jauh terhadapnya.

"Sudah baikkan dok..."desis suster Anjani lirih dengan airmata yang masih membasahi pelupuk matanya.

"Firman bertindak diluar kendalinya,suster...akan saya selidiki apa yang terjadi..."

Suster Anjani hanya mengangguk dengan airmata yang kini berderai jatuh ke pipinya.

Tiba tiba Farrel merasakan nyeri yang luar biasa di kakinya,dan hampir terjatuh jika Novi tidak segera meraih lengan suaminya.

"Mas...ada apa dengan kaki mu..??"

"Sa..sakit...."Farrel merintih kesakitan dengan keringat yang tiba tiba membasahi tubuhnya.

"Sepertinya aku butuh tramadol atau ibuprofen,sayang...."desis Farrel ditengah menahan rasa sakitnya.

Novi segera memapah Farrel keluar untuk duduk di kursi ruangan sebelah.

"Kamu mau di injeksi langsung atau saya

infuskan saja mas...?"

Novi yang panik berlari ke ruangan praktek Farrel untuk mengambil jarum suntik serta tramadol satu ampul kemudian di campurkan nya ke dalam cairan Nacl.

Novi kembali ke tempat Farrel kini terduduk.sambil dibantu oleh suster Tika yang memberikan infus langsung ke vena sang dokter.

"Mas..sebenarnya apa yang terjadi...??"tanya Novi cemas sambil mengusap kening Farrel yang berkeringat dengan telapak tangannya.

"Seperti nya..ada sesuatu yang di campurkan ke dalam makanan yang diberikan seorang pasien untukku..."dengus Farrel kesal.

"Jiwanya sakit...,benar benar sakit..."

Novi mengerutkan keningnya saat mencerna kata kata yang baru diucapkan suaminya barusan.

"Dari penggemar rahasiamu,mas..??"gurau Novi meski terbersit sedikit kecemburuan di nada gurauannya.

"Ternyata...suamiku menjadi idola ..."

Farrel menghela nafasnya di selingi senyuman sambil mencubiti pipi istinya lembut dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya masih terpasang infus.

"Katakan saja kalau kamu cemburu..hmm..."

"Wanita berambut pirang itu kah...?"tebak Novi sambil memanyunkan bibirnya manja.

"Dia tampak cantik dan sexy.."

Farrel kini tertawa sambil membelai wajah Novi dengan jari jarinya.

"Tapi jiwanya sakit...!!lihatlah ulahnya..dia sangat berbahaya..!!"

Novi tertegun sesaat dan memikirkan bagaimana jika Farrel mengalami apa yang dialami Firman sekarang akibat makanan yang di berikan oleh pasien itu.

Sudah jelas ada perangkap yang akan menjebak Farrel dengan tubuh sexy nya.!

Novi menatap ngeri ke arah mata Farrel.

"Mas...wanita itu..sepertinya familiar sekali...tapi aku ragu...."

Kini Farrel menatap Novi dengan penasaran

"Ragu..?ragu akan apa,sayang..??"

Novi menghela nafas panjangnya,dipeluknya Farrel tiba tiba.

"Devina...Devina Tarungga...!!"bisik Novi lirih

"Wanita yang telah merebut Febrian saat itu..jika itu benar dia...aku yakin..dia akan melakukan hal yang sama lagi.."

Farrel tertegun sesaat sebelum pada akhirnya mengelus lembut punggung istrinya seakan memahami apa yang dikhawatirkan nya.

"You trust me,baby..?? I wasn't him...."sahut Farrel sambil mengecup mesra kening istrinya.

Novi memahami apa maksud Farrel.dia bukanlah Febrian..!

"Yeah...I trust you..my man..."