Clara sampai di rumah dengan wajah yang lesu juga muram. ia merasa hari nya sangat melelahkan. selain karena tertekan oleh ibu nya, ia juga sangat tertekan karena masalah yang menimpanya di kantor. Clara begitu merasa seperti nya kemalangan datang kembali menghampiri nya. Clara langsung bergerak menuju kamar nya, ia pun lagi - lagi enggan menyantap makan malam nya. ia hanya ingin membaringkan tubuh nya yang nampak seperti tampa tulang di atas tempat tidur nya.
" Huuft! " keluh Clara sambil menghela napas dalam - dalam. " apakah kemalangan ini akan menimpa ku lagi? setelah masalah yang bertbi - tububi menimpa ku saat ini seperti nya benar adanya. namun kali ini tak ada tempat untuk ku bersandar. haruskah aku bersandar kembali pada Lee? Ah tidak1 tidak Clara! itu hanya akan menambah masalah bagi mu. " ucap Clara pada diri nya sendiri. " Huuuh.... " keluh nya lagi.
Karena cukup lelah, Clara akhirnya tertidur seketika dengan lelap nya. ibu nya yang saat itu baru saja pulang bekerja menghampiri kamar Clara untuk meminta maaf. namun setelah ibunya membuka pintu kamar Clara, ia melihat Clara yang sedang tertidur pulas. ibu nya pun tidak tega untuk membangunkan nya. kemudian ibu nya kembali menutup pintu nya perlahan - lahan agar Clara tidak terbangun.
" Ck,,, bahkan ia terlihat begitu polos saat tertidur. " ucap ibu nya setelah melihat Clara yang tertidur pulas bak putri kecil.
Ibu Meisya pun kembali ke kamar nya. saat hendak mandi ia mendapatkan pesan teks di ponsel nya. ternyata pesan tersebut dari Jerry. ibu nya Clara pun segera menghubungi nya. saat sedang asik berbicara ternyata Clara terbangun dan hendak menghampiri kamar ibu nya, namun saat Clara baru membuka sedikit pintu kamar ibu nya, ia tak sengaja mendengar perckapan ibu nya di telepon dengan seseorang. Clara berhenti sejenak saat ia hendak meninggalkan kamar ibu nya ia mendengar suatu percakapan yang menyebutkan namanya. Clara pun berhenti dan mulai mendengarkan dari depan pintu kamar ibu nya. ibu nya pun tidak mengetahui dan berbicara seleluasa mungkin karena yang ia tahu Clara sudah tertidur dengan lelap.
Saat Jerry sedang membahas masalah nya tentang status hubungan keluarga kepada ibu nya. ibu nya pun menjelaskan bahwa ia memerlukan waktu untuk bicara dan menjelaskan kepada Clara secara perlahan agar Clara dapat menerima nya.
" Bu, bagaimana dengan ka Clara? bisakah dia menerimaku sebagai adik laki - laki nya? " kata Jerry di telepon.
" Jerry, bagaimanapun kau tetaplah anak ku. Clara pasti akan menerima mu walaupun mungkin awalnya tidak, tapi lambat laun ia pasti akan menerimanya. " pungkas ibu nya kepada Jerry.
Mendengar percakapan tersebut, Clara terkejut bukan main. mata nya terbelalak dan dahi nya mulai di kerutkan. ia mulai bertanya - tanya dalam hati nya.
" Apa?? adik?? apa maksudnya? apa maksud semua ini?! mengapa Jerry adalah adik ku?! rahasia apa yang ibu sembunyikan dari ku sebenarnya! " ucap nya dalam hati sambil terus mendengarkan percakapan ibu nya.
" Tidak perlu khawatir ya nak. sebaik nya kamu tidur saja. tidak usah memikir kan nya. ibu yang akan mengurusnya. " kata ibu Meisya mencoba menenangkan Jerry yang merasa khawatir.
" Baiklah bu. selamat malam. " sahut Jerry di telepon.
" Malam nak. " balas ibu nya dan segera mengakhiri panggilan nya.
Setelah menutup telepon nya, ibu Meisya pun pergi untuk mandi. ia meninggalkan ponsel nya di atas tempat tidurnya. sedangkan Clara masih terlihat diam membisu bersandar di depan pintu kamar ibu nya. ia sangat tidak menyangka bahwa ibunya mempunyai rahasia yang sangat besar padanya. Clara mulai lagi menerka - nerka pikiran nya. puzzle yang ada di dalam pikiran nya kini hampir sempurna terangkai. ia pun mengingat foto yang ia temukan di ruang baca. foto yang memperlihatkan mendiang ayah nya yang sedang memangku anak kecil.
" Wah,,, aku benar - benar tidak percaya! mungkinkah anak kecil yang di foto itu adalah Jerry? luar biasa! " ucap nya kepada diri sendiri.
Clara mulai merasa sedikit sedih namun kesal. amarah nya seperti tak terbendung sehingga ia melampiaskan nya dengan air mata. ketidaktahuan membuat nya merasa seperti orang bodoh. ia pun menyangka bahwa Jerry bisa tinggal di rumah nya karena rencana yang di buat oleh ibu nya. Clara lagi - lagi merasa di kecewakan dan juga di khianati. tembok yang ada dalam diri nya yang sudah ia bangun dengan suah payah, seketika runtuk begitu saja bak di hantam tsunami yang begitu dahsyat.
Clara pun kembali berjalan menuju kamar nya dengan kaki yang sedikit gemetar serta tubuh yang tiba - tiba terasa lemas serasa ingin jatuh. Clara kembali ke kamar nya dan kemudian mengunci diri nya di kamar. tatapan nya begitu kosong menatap ke arah jendela dengan tirai yang terbuka serta pemandangan langit malam yang terlihat gelap gulita tanpa ada bintang ataupun bulan yang menyinari.
Clara meratapi hidup nya kembali seperti dahulu. ia pun merenungkan kesalahan - kesalahan yang pernah ia lakukan. seberapa banyak pun yang ia pikir kan tetap saja ia tidak menemukan titik permasalahan yang selalu menimpa diri nya. bahkan ia sempat berpikir apakah mungkin ia memang terlahir tanpa keberuntungan.
***
Clara berubah drastis setelah kejadian yang menimpa nya semalam. ia terlihat seperti dahulu, emosi yang selalu meledak tak terkendali, bahkan terkadang ia menjadi sangat pendiam. di rumah maupun di tempat ia bekerja, ia tampak suka menyendiri dan menghindari siapapun yang mendekati nya. Clara mulai membatasi hubungan sosial nya. Clara merasa jika ada seseorang yang mendekati nya hanya akan menimbulkan masalah dalam diri nya.
Kini Clara yang egois dan pemarah kembali lagi. bahkan Gio pun merasa aneh dengan perubahan sikap Clara yang tiba - tiba itu. setelah beberapa hari berlalu ibu nya baru menyadari bahwa ada yang tidak biasa dari Clara. kemudian bi inah menjelaskan nya kepada ibu nya Clara bahwa Clara kembali seperti pada saat remaja dulu.
Ibu nya mulai panik dan mencoba menghubungi Lee untuk berkonsultasi. kemudian ibu nya menjelaskan secara singkat di telepon mengenai kondisi yang di alami Clara saat ini. Lee berpikir itu karena Clara mengalami shock sehingga perasaan nya sedikit tertekan dan menyebabkan perubahan tingkah laku.
Lee pun mencoba untuk membuat agar ibu nya Clara tidak khawatir. Lee menyarankan kepada ibu nya Clara untuk membawa Clara ke rumah sakit nya agar di periksa. namun ibu nya Clara merasa tidak mampu. karena Clara akan semakin membenci nya nanti. Lee akhirnya berpikir untuk menemui Clara sendiri agar Lee mengetahui kondisi pasti dari Clara. ibu nya Clara memohon kepada Lee agar membantu nya. Lee pun berusaha untuk membantu.
Setiap pulang ke rumah setelah bekerja, Clara langsung mengunci dirinya di kamar. ia membuka pintu kamar nya hanya pada saat bi inah mengantarkan makanan untuk nya. selebih nya ia mengunci pintu kamar nya rapat - rapat dan tidak memperbolehkan siapapun masuk kedalam kamar nya.