Seharian itu Clara hanya mengurung diri di kamar. bahkan Clara enggan untuk pergi bekerja. Clara meminta cuti kepada ketua tim nya namun tidak di setujui. akhirnya Clara memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan tersebut. Clara merasa saat ini ia tidak mampu untuk menghadapi orang lain. bahkan Gio dan juga Lee yang mencoba menghubungi nya beberapa kali tidak di gubris nya.
Clara merasa diri nya kembali ke awal pada saat ia remaja dulu. menghabiskan waktu di kamar mengunci diri di kamar dan hanya membaca buku yang ia lakukan pada saat itu. Clara mulai menjadi tertutup lagi.
Ibu nya sendiri pun berusaha untuk menemui Clara dan berbicara, namun Clara selalu menolak. sampai bibi inah pun tak bisa mengajak Clara untuk berbicara. seisi rumah mulai khawatir dengan Clara. ibu nya takut Clara akan melakukan hal di luar nalar nya. Clara sangat begitu depresi. tak ada yang bisa ia lakukan selain membaca buku untuk mengalihkan pikiran nya.
Tak berapa lama ia kemudian keluar kamar untung mengisi botol air minum nya. ia melihat sekeliling rumah nya nampak kosong dan sepi. " Ck! bahkan mereka tak memperdulikan ku. " gumam nya sinis. ia kembali ke kamar nya setelah mengisi botol air nya dan kembali membaca sebuah buku yang tebal seperti buku ensiklopedia.
Saat Clara sedang asik membaca buku, ponsel Clara berdering karena ada panggilan masuk. Clara hanya melihat nya dan membiarkan nya saja. ternyata yang menelepon adalah Gio. karena Clara tidak mengangkat nya, Gio pun menjadi khawatir. Gio mulai bertanya - tanya apa yang sedang terjadi pada Clara. Gio pun berniat untuk mencari tahu dengan mengunjungi Clara di rumah nya.
Setelah waktu kurang lebih setengah jam Gio pun sampai dirumah Clara siang itu. Gio bertemu bi inah di teras dan mulai menanyakan keberadaan Clara. bi inah pun menjelaskan bahwa Clara tidak ada di rumah. karena sebelum nya Clara berpesan bahwa ia tidak mau menemui siapapun. Gio merasa heran. dari atas balkon kamar nya Clara memperhatikan Gio yang baru saja datang. namun ia enggan untuk menemui nya. karena Gio sangat penasaran, akhirnya ia mencoba bertanya kepada bibi Inah tentang Clara. bibi Inah pun kemudian mulai menceritakan segala perubahan yang terjadi pada diri Clara belakangan ini.
" Bi, apakah sesuatu terjadi pada Clara? " tanya Gio yang mencoba menggali informasi dari bi Inah.
" Sebenar nya den non Clara tuh lagi aneh banget akhir - akhir ini. " jawab bi Inah dengan wajah nya yang cemas.
" Aneh gimana bi? bisa bibi jelas kan pada ku? " pinta Gio lagi.
" Non Clara belakangan ini sering mengurung diri di kamar, dia tidak lagi ceria seperti sebelum nya. dan ia pun tidak membiarkan orang masuk ke dalam nya termasuk nyonya. kadang non Clara juga sering marah tanpa sebab den. bibi jadi khawatir. " jelas bi Inah kepada Gio.
" Ah, aku mengerti. " seru Gio. " mungkinkah ada sesuatu yang memicu nya sampai dia seperti itu. " gumam nya dalam hati.
" Ngerti gimana den maksud nya? bibi nggak paham. " sahut bi Inah yang merasa tidak paham arti ucapan Gio.
" Baiklah. bibi tidak usah khawatir. aku akan membuat Clara seperti sebelum nya. aku sangat mengenal Clara. tolong jaga Clara ya bi. aku akan kembali lagi nanti. " jawab Gio sambil kemudian kembali ke dalam mobil nya dan pergi.
" Iya den. hati - hati di jalan. " teriak bi Inah lagi.
Sepanjang jalan Gio selalu memikirkan Clara. " pasti ada sesuatu yang memicu nya sehingga ia sangat depresi saat ini. aku harus mencari cara agar Clara mau menemui ku sebelum tingkat depresi nya lebih parah. " gumam nya dalam hati. Gio pun kembali ke klinik nya dan mulai mencari berkas file tentang Clara. dahulu Clara memang pernah berkonsultasi dengan diri nya. jadi Gio paham betul apa yang saat ini terjadi dengan Clara. Gio harus mencari inti permasalahan nya, agar ia bisa menghilangkan depresi yang saat ini sedang di alami oleh Clara.
Setelah membaca beberapa file, Gio akhirnya mengerti apa yang akan ia lakukan agar Clara mau menemui nya. untuk orang seperti Clara, walaupun ia terlihat tidak memperdulikan orang di sekitar nya apabila terjadi sesuatu dengan salah satu orng di sekitar nya rasa simpati tetap akan muncul tanpa ia sadari. akhirnya Gio mencoba menyusun skenario. ia akan berpura - pura mengalami kecelakaan dan membutuhkan bantuan Clara.
***
Malam hampir tiba, Clara masih berdiam diri di kamarnya sambil membaca sebuah buku. Gio hendak memulai aksi nya, namun Clara tidak kunjung mengangkat telepon dari nya. kemudian Gio meminta bantuan bi Inah. bi Inah berpura - pura mengangkat telepon dari Gio dan kemudian berlari menuju kamar Clara. bi Inah mengetuk - ngetuk kamar Clara dan Clara pun membuka pintu kamar nya dengan santai,
" Non! non! non Clara! " teriak bi Inah sambil mengetuk pintu kamar Clara.
" Ya,,, ada apa sih bi? " sahut Clara dari kamar nya sebelum ia membuka pintu.
Cklek,,, suara pintu di buka oleh Clara.
" Ada apa bi ? " tanya Clara lagi.
" Anu non, ng,, den Gio non! " kata bi Inah sambil tergagap - gagap.
" Gio? ada apa dengan nya? coba bibi tenang dan jelaskan ada apa sebenarnya? " pungkas Clara mencoba bersikap tenang.
" Den Gio kecelakaan non! " seru bi Inah.
" Apa?? kecelakaan!? bagaimana bisa? " tanya Clara dengan raut wajah yang berubah menjadi panik dan juga cemas.
" Tadi bibi di telepon, katanya sekarang ada di klinik nya den Gio lagi di obati. " jelas bi Inah mencoba meyakinkan.
Clara tidak bisa berpikir logis saat itu karena ia merasa cemas dengan Gio. ia pun segera membawa ponsel dan kunci mobil nya dan pergi menuju klinik Gio untuk memastikan nya. Clara begitu sangat cemas. sampai - sampai ia tidak membawa apapun kecuali ponsel nya dan juga ia hanya berpakaian yang biasa ia pakai di rumah. Clara juga tampil apa ada nya wajah polos tanpa riasan serta rambut yang di ikat berkuntal.
Saat sampai di klinik Gio, Clara mulai mencari keberadaan Gio. ia nampak seperti orang kebingungan, ia melihat ke kanan dan ke kiri dan mencoba bertanya juga pada suster yang berjaga. Clara menghampiri salah satu meja resepsionis di klinik tersebut dan menanyakan apakah ada pasien yang bernama Gio yang baru saja kecelakaan. lantas suster tersebut menjawab bahwa klinik itu hanya menerima pasien yang bermasalah dengan psikis.
Sontak Clara tersadar, dan ternyata sedari tadi Gio sudah memperhatikan Clara dari kejauhan. Clara merasa lemas seketika, ia pun bersandar pada meja resepsionis. suster yang berjaga pun kemudian bertanya apakah ia baik - baik saja. Clara kemudian kesal dan menepis tangan suster tersebut dan ia berjalan ke arah luar rumah sakit dengan terhuyung - huyung. Gio kemudian berlari menghampiri Clara dan memegang Clara saat ia hampir saja terjatuh.