Di tengah malam freya terbangun dari tidurnya, ia berkeringat dingin, freya bermimpi didalam mimpinya seorang pria berteriak memanggilnya, padahal ia hanya ingin menyebrangi jalan, dan kenapa wajahnya tak begitu jelas
"kenapa setiap malam ia datang di mimpiku, siapa dia dan mau apa dia" freya membatin
Freya beranjak dari tidurnya membuka gorden terlihat bintang bertaburan dan dimana bulan,
"kenapa aku pernah merasa di posisi ini" batin freya matanya terus memperhatikan kelangit malam
Tiba tiba kepalanya seperti di hantam batu besar, terasa sangat sakit, ia mengingat sesuatu.
Sedikit mengingat potongan kenangan yang terjadi, ia mengingat bahwa ia pernah berada di kamar seseorang dengan posisi seperti ini, bertanya pada diri sendiri siapa pria yang selalu mengawasinya di dalam mimpi
Mengingat kejamnya seseorang pada dirinya, freya berpikir bahwa ia telah berbuat salah, karena itu seseorang berbuat kejam pada dirinya
Tapi mengapa sangat sulit diingat, jika ia berusaha mengingat itu akan membuatnya sakit kepala.
Freya keluar kamar, ia berjalan ke arah dapur memakan masakan instan, ternyata robert sedang duduk sendirian.
"apa yang sedang kau lakukan ditengah malam seperti robert?" tanya freya
"aku terbangun karena aku lapar" jawab robert
"dan pasti kau juga begitu" robert
"hehe, iya aku juga lapar" freya tersenyum
"robert" panggil freya
"ada apa?" tanya robert
"saat sore aku di pantai dan ada seorang anak menabrak ku" freya terhenti karena ia pikir itu tidak lah penting
"lalu?" tanya robert
"hm, lupakan saja" jawab freya
"tidak tidak, kau harus melanjutkannya, karena kau membuat ku kepo" robert
"lalu seorang pria memanggilnya ternyata itu ayahnya, tapi yang aneh dari situ pria itu memperhatikan ku terus menerus dan aku juga merasa tak asing dengan wajah itu, entah kenapa aku merasa pernah bertemu dengannya tapi dimana, lalu gadis kecil itu memperkenalkan ayahnya dengan tiba tiba memecahkan keheningan, lalu gadis itu bilang nama ayahnya, tunggu sebentar aku mengingatnya" freya terhenti karena lupa nama pria itu
Setelah berpikir sebentar freya memberitahu pada robert, begitu mendengarnya robert terkejut
"nama pria itu sam" kata freya
"hah! Lalu apa yang pria itu lakukan" tanya robert khawatir
"lalu anak itu menanyakan namaku, trus ku jawab, tiba tiba si pria itu membawa anaknya pergi tampa mengatakan apapun, bukankah itu aneh? " ucap freya merasa aneh
"ya sedikit aneh, apakah anak nya mirip dengannya?" tanya robert
"sedikit mirip tapi dia lebih mirip... Entahlah" freya bingung ia merasa mirip dirinya tapi itu tidak mungkin
"ku kira kau ingin menyebut mirip dirimu" ucap robert spontan
"robert aku besok akan mulai bekerja dan besok aku akan pindah dari apartement mu" ucap freya sedikit ragu takut robert menolak keputusannya
"kenapa kau ingin pindah?" tanya robert
"aku tidak ingin menyusahkanmu, kau terus membantuku, sekarang tidak lagi, aku harus mencari jati diriku, mengingat masa lalu ku" freya benar benar ingin tau dengan masa lalunya
"tentu saja, jika kau merasa seperti itu, kau harus menjaga diri mu dengan benar, jika kau ada apa telepon aku" ucap robert tenang
Freya merasa senang karena setiap ia membicarakan hal itu robert selalu marah tapi sekarang ia telah mengizinkan freya pergi.
Mereka saling berbicara tentang banyak hal, bagi robert freya akan tetap menjadi adiknya bukan seperti orang lain bayangkan, ia membawa freya karena ia dulu pernah berjanji sekarang ia akan melepaskan freya karena sudah waktunya freya harus mengetahui masa lalu nya, anaknya dan kehidupannya yang asli.
ðŸŽðŸŽðŸŽ
Keesokan paginya sam membangunkan anaknya untuk berangkat ke sekolah,
Megan baru memasuki sekolah dasar, pagi ini sam mengantarnya ke sekolah, dari membajukan megan, memakaikan dasi untuk megan, menyisir rambut megan, mengikat tali sepatu, dan menyuapi megan makan semuanya sam lakukan untuk megan, ia sangat menyayangi megan lebih dari apapun.
"ayah ayo berangkat, megan nanti telat" ucap megan menarik tangan sam
"tunggu sebentar ayah melupakan dasi ayah, ayah harus kekantor hari ini" ucap sam
Megan memasuki mobil sambil menunggu ayahnya.
Selang beberapa menit sam datang memasuki mobil.
Di dalam mobil.
"ayah, ayah harus menemani megan kesekolah" pinta megan
"tidak megan, ayah harus bertemu sekretaris baru, saat pulang nanti ayah akan menjemput megan" ucap sam
"tapi ayah, megan takut nanti ada anak besar yang mengganggu megan" rengek megan
"tidak ada yang akan mengganggu megan, megan tidak boleh takut jika megan takut anak besar itu akan terus mengganggu megan, seharusnya megan menjauhi anak itu atau megan pukul saja, jika dia memukul megan balik, laporkan pada ayah"Â ucap sam
"baiklah ayah, jika anak besar mengganggu megan, akan megan pukul anak itu sampai dia meminta ampun" ucap megan begitu berani sambil memajukan kepalan tanganya
"anak yang pintar" puji sam
"seandainya saja ibu megan ada disini, pasti ibu akan menemani megan ke sekolah, setelah pulang sekolah ibu menjemput megan lalu kami ke taman bunga sambil membeli es krim" ucap megan sedih
"tidak boleh bersedih, ibumu pasti akan kembali" sam yang masih fokus menyetir
"tentu saja, ibu megan akan kembali, tapi megan tidak mau bertemu ibu megan dia jahat, megan mau bertemu wanita yang ada di pantai saat itu" ucap megan ketus dengan logat anak kecilnya
"apa wanita itu terlihat baik?" tanya sam
"dia terlihat baik ayah, dan terlihat kesepian" ucap megan serius yang memperhatikan wajah ayahnya
"kenapa megan bisa tau?" sam terus saja bertanya
"tidak ayah, megan hanya bercanda" megan tersenyum
Sam memparkirkan mobilnya, mengantar megan ke depan kelasnya,
"ayah akan menjemput mu" sam melambaikan tanganya
"bye bye ayah" megan melambaikan tangannya lalu masuk kedalam kelas
Sam memutar mobilnya, berlalu meninggalkan sekolah megan, ia menjalankan mobilnya menuju kantornya.
Sesampainya di sana sam masuk, banyak para pegawainya menyapa tersenyum ramah padanya namun sam hanya membalas dengan anggukan kepala tampa tersenyum.
Ia masuk kedalam ruangannya, memanggil sekretaris yang baru.
Seseorang mengetuk pintunya.
"masuk" titah sam
Seseorang itu masuk, berdiri di depan sam, sam yang masih sibuk berkutik dengan laptopnya dan beberapa berkas berkas.
"duduk" titah sam lagi, wanita itu duduk ia diam, ia bingung harus mengatakan apa
"siapa namamu?"Â tanya sam
"Perkenalkan nama saya freya.." ucap freya terhenti karena tiba tiba sam menutup laptop nya dengan keras
Sam mengangkat kepalanya, ternyata benar itu wanita yang pernah ia temui pada saat itu.
"kau!" ucap freya spontan karena teringat ia pernah bertemu pria ini
Ia ditatap sam begitu tajam,
"maaf pak saya hanya terkejut" freya meminta maaf
Sam sedikit terkejut, ia menyembunyikan keterkejutannya, lalu mereka berbicara seperti atasan dan bawahan.
Sam tidak mau terburu buru mengambil keputusan, ia harus perlahan lahan.