Chereads / Hypersexuality / Chapter 14 - Part 14

Chapter 14 - Part 14

Freya hanya diam saat di gauli sam setiap saat, ia tidak memberontak, ia akan menerima hukuman nya, ia tidak ingin rasa bersalah ini menjadi beban untuknya,

Saat sam baru saja masuk freya mengatakan

"maaf" membuat sam terheran lalu sam melihat ke freyanya

"maafkan aku, semua salah ku" freya duduk masih menghadap depan membelakangi sam,

"maafkan aku telah membunuh anak kita" tubuh freya bergetar freya memeluk kakinya, freya frustasi ia benar benar merasa bersalah,

Sam mendekati nya lalu memeluk freya, tangis freya pecah di pelukan sam "bagaimana bisa aku mengembalikan yang telah hilang" freya menangis ia benar benar merasa kehilangan

"diamlah, jangan menangis" sam memeluk freya menyabarkan freya

"sam" panggil freya

"hmm, ada apa?" tanya sam

"jika seandainya anak itu masih ada, apakah kau mau menikahi ku?" tanya freya

"aku tidak tau" jawab sam singkat

"untuk apa kau mengurungku disini, kau memakai ku kenapa kau tak menikahi ku" tanya freya menggebu gebu

"aku tak punya jawaban untuk itu" jawab sam

"jika kau tidak menikahi ku maka bebaskan aku,  biarkan aku mencari orang lain, aku tidak pernah percaya cinta dan sekarang aku tak percaya cinta, tolong izinkan aku pergi" freya memohon

"aku tidak bisa" sam

"tapi kenapa sam! Kau tidak ada perasaan apapun pada ku,  jadi izinkan aku pergi" freya memohon

"kenapa kau tidak mengerti freya?, kenapa kau harus pergi?" tanya sam memegang kedua lengan freya

"kau yang tidak mengerti sam! Aku tidak mau terikat seperti ini, kenapa kau selalu saja melarang ku" freya sedikit mundur dari sam

"kau tau kebutuhan sex ku, dan segalanya kau tau, karena itu aku melarangmu" jawab sam sembari mendekat ke freya

"tidak sam, aku tidak ingin ini terus berlanjut, cukup sampai disini, berhentilah menyentuh ku" ucap freya benar benar menyingkir jauh dari sam, freya beranjak dari duduknya berjalan ke ranjang

Sam ikut beranjak dari duduknya membalikan tubuh freya.

"freya!" ucap sam

Baru saja sam ingin melanjutkan kata kata nya satu tamparan yang begitu keras di dapatnya, freya benar benar marah, matanya mulai berkaca kaca

"tidak sam, kau terus saja mengatakan yang tidak aku suka, kau terus menyakiti ku, fisik ku ataupun batinku sudah tercabik cabik oleh kata kata mu, bebaskan aku sialan!  Kau pecundang! Aku benci padamu"

Freya mengacak acak kamarnya, ia melempar barang apapun ke sembarang arah

"freya!!!" bentak sam

"kenapa sam?  Kau marah, ayo tampar aku pukul aku, caci maki aku, cekik aku, kalo bila perlu kau lakukan hal yang biasa kau lakukan padaku, setubuhi aku sepuasmu" freya berteriak sambil menangis seperti orang yang telah putus asa, freya menghempaskan semua benda

Sam mendekat freya memeluk erat freya dari belakang

"hei, tenanglah"

"jangan sentuh aku sam, lepaskan!" freya memukul mukul lengan sam.

Sam terus memeluk freya, menenangkan freya sekaligus memberi sandaran, entah mengapa sam merasa menyesal, ia tak bisa membedakan yang mana cinta atau obsesi.

Keadaan di antara freya dan sam mulai membaik.

Sam yang mulai memperhatikan freya, freya yang sudah mulai Freya menerima keaadaan.

Satu orang yang mulai merasa nyaman terhadap satu orang yang membuat nyaman, bagaikan satu orang yang kedinginan dan orang lainnya menjadi selimut untuk penghangat.

Perjalanan hidup begitu kejam, di lahirkan di lingkungan yang kurang mampu, di besarkan di lingkungan yang suram, dan saat dewasa banyak yang harus di hadapi, ditipu, di manipulasi, di jadikan barang untuk kepuasan semata, tak ada kebahagian yang tetap pada dirinya, hanya kesedihan yang terus berdatangan, penyiksaan yang mengerikan seperti hidup di sebuah lapangan luas yang gelap gulita berjalan sendiri disetiap langkah pasti ada jebakan.

Dan sekarang kenangan bodoh itu sedikit memudar, hari hari berlalu dengan senyuman, sedikit lelucon dan tawa kebahagiaan yang canggung.

Dimana setiap orang menerima kebahagian yang begitu besar disitulah sang wanita berada, di tempat dimana ia pernah merasa dirinya di titik hitam terdalam menyisakan tangis yang pilu dan air mata yang tak bisa lagi keluar.

Wanita yang merasa akan menyerah ternyata bangkit kembali, wanita yang pernah merasa tidak akan bahagia dan sekarang ia merasakannya, dan wanita yang tidak pernah percaya cinta mulai berfikir adanya cinta.

Setiap orang pasti punya hati nurani walaupun hanya sedikit, itulah sang pria berpura pura bahagia atas penderitaan sang wanita ternyata menyimpan rasa sakit yang pernah di rasakan wanita, berpura pura tidak mencintai namun pada dasarnya sang prialah lebih besar mencintai di banding sang wanita.

Dan mengapa sang pria begitu kejam? Ya, karena sang pria benar benar begitu terobsesi hingga melupakan cinta yang tumbuh.

Berbulan bulan panjang baru sekarang sang wanita merasakan kebahagian benar benar bahagia.

Namun di balik itu, ia masih menyimpan rasa sakit masa lalu, masih menyimpan kenangan masa lalu yang menyakitkan.

Kenangan yang hanya satu kali saja dilihat akan terbayang bayang setiap saat, akan membuat hati ini pilu.

Kehamilan freya yang memasuki lima bulan membuat sam harus berhati hati, karena ada 2 nyawa di dalam rahim freya yang harus di jaga.

Setiap pagi sam akan mengantarkan freya susu kehamilan.

"sudah berapa kali ku bilang, aku tidak mau meminum susu itu" freya

"kau harus meminumnya, ini baik untuk kehamilan" pinta sam

"sam, kau tau rasa susu itu sangat aneh dan tidak enak, aku tidak mau meminumnya" freya memohon agar sam tidak memaksa nya meminum susu itu

"kau harus meminumnya, demi aku" sam

"hah! Demi mu? Yang benar saja, aku tidak mau" freya terus saja menolak

"baiklah, demi anak kita" sam terus membujuk freya

Freya meminumnya, perutnya yang mulai membesar membuat freya gemas karena setiap saat sam selalu mengajak anaknya bicara

Sam mengelus perut freya mengajak anaknya bicara

"hei, baby girl, apa yang kalian lakukan hari ini?" sam pada perut freya

Tiba tiba kedua bayi itu menendang nendang membuat freya sedikit merasa sakit

"freya, ada apa dengan mu" tanya sam khawatir

"sepertinya mereka senang kau ajak bicara sehingga mereka menendang nendang perut ku" ucap freya tersenyum

"baby girl ini, ternyata menyukai ayahnya" ucap sam sedikit canggung

"sam berhenti mengelus perutku, jika kau terus terusan mengelusnya mereka akan menendangi perutku sehingga akan menimbulkan kram" ucap freya pelan

"aku tidak bisa jauh dari anak anak ku ini,  freya mengertilah"  ucap sam tulus

"kau yang harus mengerti sam, perut ku sakit" freya

"aku mengalah" ucap sam mengangkat kedua tangannya

Freya tersenyum melihat tingah sam seperti anak kecil yang tak bisa jauh dari ibunya.

"hari ini kau harus menemani ku pergi berbelanja, membeli beberapa pakaian, karena anakmu ini membuat tubuh ku gemuk" freya

"aku akan menemani mu kemana saja, yang kau mau" ucap sam sedikit tersenyum

"sini peluk aku sebentar saja" pinta freya

Sam memeluk freya, tidak biasanya freya meminta pada sam, biasanya sam sendiri yang melakukan nya tampa diminta.

Sam memanggil cessa agar ke kamar freya, mereka akan turun untuk sarapan.

Sam mendudukan freya di kursi roda, membawa freya keluar, lalu sampai di tangga sam menggendong freya dan cessa membawa kursi roda, sampai di bawah freya di dudukkan kembali ke kursi roda, sam membawa freya ke meja makan.

Ketika sedang asik makan freya tersedak, hingga membuatnya terbatuk batuk.

Sam cepat memberi freya minum takut freya kenapa napa,

"pelan pelan saja makannya" sam

"bukan itu masalahnya, anak ini tiba tiba menendang" ucap freya sinis

"astaga, anak ini pasti ingin mengajak ayahnya bicara" ucap sam

"seharusnya kau yang mengandung bukan aku" gerutu freya

"yang benar saja, apa kau gila kenapa aku yang harus mengandung!" sam ikut menggerutu.

Setelah mereka sarapan, mereka bersantai di depan tv, tiba tiba freya merasa sakit

"sam! Perut ku sakit sam" lirih freya

Sam terkejut melihat freya, sam berlari mengambil kunci mobilnya,

Membawa freya kedalam mobil dalam keadaan khawatir.

Tiba tiba freya diam dan lalu tertawa terbahak bahak melihat ekspresi sam yang begitu khawatir

"sialan! Kenapa kau tertawa" tanya sam merubah raut wajahnya

"bodoh!  Kau bodoh mau sajabku tipu, hahaha" freya masih saja tertawa

"sudahlah, berhenti mengajak ku bicara" sam merajuk

"baru kali ini aku melihat mu seperti itu, apalagi ekspresi bodoh mu itu, membuat ku sakit perut" freya benar benar membuat sam malu

Sam baru saja akan keluar dari mobil freya menahannya.

"jika kau keluar sendirian, bagaimana dengan ku, aku tidak bisa berjalan karena perut ku sudah benar benar besar" freya tersenyum

Tampa banyak bicara sam membukakan pintu freya lalu menggendong freya, membawa masuk ke dalam.