Chereads / Kawin Kontrak Mafia / Chapter 41 - Episode 41 : Apa Yang Han Sembunyikan?

Chapter 41 - Episode 41 : Apa Yang Han Sembunyikan?

Pagi ini aku terbangun dari tidurku, aku membuka mataku dan melihat wajah Han yang tertidur di depanku, wajah yang sangat dingin tapi tampan. Siapapun yang memiliki Han pasti adalah wanita yang beruntung, Han sangat sayang kepadaku yang hanya istri kontraknya apalagi istri aslinya pasti lebih di manja oleh Han.

Aku mengusap pipi Han, wajah yang sangat halus tanpa sedikitpun jerawat sama sekalu seperti seorang wanita yang rajin banget ke salon. Han membuka matanya dan tersenyum kearahku.

"Ada apa sayang?"

"Eee... Mmm" aku menyembunyikan wajahku di dada bidang Han.

"Apa ada yang kamu ingin katakan?"

"Tidak... Tidak ada kok, mana ada aku mau mengatakan sesuatu kepadamu!" gumamku pelan

"Kalau ada bilanglah sayang, aku tidak akan marah." gumam Han mengusap lembut rambutku, aku mengangkat kepalaku dan menatap wajah tampan Han dan menyembunyikan lagi wajahku

"Aku hanya membayangkan saja."

"Membayangkan apa?"

"Ya... Membayangkan bagaimana bahagia wanita yang akan menjadi istri aslimu Han."

"Kenapa kamu membayangkannya, kamu kan sudah merasakannya istri asliku." gumam Han pelan.

"Tapi kan aku hanya..."

"Dengar sayangku, kontrak ini hanya mengikatmu. Kamu tetap istri asliku. Istri yang telah memberikanku buah hati yang hebat, istri yang bisa sabar menunggu hari pernikahan kita. Kalau bisa sekarang aku akan benar-benar membawamu untuk menikah istriku. Tapi untuk saat ini kamu sabar ya.." gumam Han pelan.

"Kenapa?"

"Karena... Kamu akan tahu nantinya. Yang terpenting jangan marah saat mengetahuinya." gumam Han pelan

"Marah? Marah kenapa?"

"Marah akan sesuatu. Ini juga keluargaku sedang mengusahakannya, jadilah kuat istriku mungkin dengan adanya kamu, kamu bisa membantuku keluar dari jurang kepedihan ini." gumam Han memelukku erat.

"Hmmm... Apa yang kamu sembunyikan dariku Han." gumamku pelan.

"Kamu akan tahu nantinya, untuk saat ini dengan keadaan seperti ini aku tidak bisa memberitahukanmu bahkan kakakmu juga tidak akan mengatakannya kepadamu karena kamu belum siap. Tapi ingatlah sayang kamu istriku dan selamanya akan tetap seperti itu" gumam Han pelan

"Hmmm..." desahku terus menyembunyikan wajahku di dada bidang Han.

"Aku akan mengusahakannya, semoga aku tidak mati sebelum melakukannya suami kontrakku." gumamku pelan. Aku berpikir apa Han terikat oleh seseorang sehingga dia tidak bisa bergerak sesuai kemauan dia dan mengikatku dengan kontrak ini agar aku membantunya dan menikahiku? Atau aku hanya dijadikan alat oleh keluarga Li untuk ke dua kalinya?

"Jangan berpikir aku menjadikanmu alat keluarga Li lagi istriku!" gerutu Han mencubit pipiku.

"Aauuhh ... Kamu tahu apa yang aku pikirkan?"

"Tidak, tapi dari ekspesimu aku sudah tahu kamu akan berpikir seperti itu lagi"

"Hmmm..."

"Udah jangan berpikir apapun, bersiap-siaplah aku akan mengajakmu jalan-jalan istriku."

"Oh mmm baiklah.." desahku beranjak dari tempat tidur dan segera mandi. Aku masih penasaran apa yang disembunyikan Han dariku tapi... Aku juga tidak berhak menuntut apalagi hanya istri kontraknya.

Setelah mandi dan telah siap aku terkejut melihat wajah Han yang tampan dengan pakaian santai yang membuat terlihat sekali dada bidang dan perutnya yang kotak-kotak.

"Ada apa sayang?" gumam Han menatapku.

"Eee... Mmm tidak ada..." gumamku kembali ke ruang ganti dan berganti pakaian santaiku.

"Kamu ganti pakaian?"

"Mmm ya .." desahku menundukkan wajah memerahku.

"Kenapa wajahmu memerah? Apa kamu demam?" tanya Han menyentuh dahiku dan aku hanya menggelengkan kepalaku.

"Ka... Kamu... Kamu tampan Han..." gumamku menundukkan kepalaku.

"Oh benarkah? Kamu juga cantik istriku." gumam Han menciumku lembut.

"Hmmm, Han makasih..." gumamku pelan.

"Ya sayang. Ya udah mari kita pergi..." gumam Han menggendengku ke luar kamar.

Selama perjalanan Han terus mengggenggam erat tanganku sedangkan aku hanya bersandar di bahu Han, sesekali Han juga menciumku dan tersenyum manis kepadaku.

Saat kami sampai di suatu taman, Han menggandengku turun dari mobil. Di taman itu aku melihat banyak sekali bunga-bunga yang bermekaran indah dan burung yang berterbangan di depanku.

"Han, apa kamu mencintaiku?" gumamku pelan

"Ya, aku mencintaimu. Sangat mencintaimu."

"Oh aku senang mendengarnya.." desahku pelan.

"Tumben kamu bertanya sayang?"

"Hanya penasaran saja"

"Hmmm kalau aku tidak mencintaimu aku tidak akan mengikatmu sayang."

"Ya mana tahu kamu hanya menjadikanku..."

"Aku tidak pernah berfikir menjadikanmu alat keluarga Li sayang jadi jangan berpikir seperti itu lagi!"

"Ya aku tahu, kalau benar seperti itu aku tidak masalah kok lagi pula aku sudah biasa sebagai alat pembunuh dari dulu." gumamku mengambil sebuah bunga mawar berwarna putih di depanku.

"Membunuh atau dibunuh sudah makananku sehari-hari dan kamu tahu itukan Han..." gumamku menusukkan duri bunga ke jari telunjukku dan meneteskan darahku di kelopak bunga mawar itu sehingga berwarna merah

"Aku tahu kok pasti kamu.." Han membuang bunga itu dan memelukku erat.

"Aku tidak akan melakukan itu istriku, kamu istriku satu-satunya... Hanya saja, aku akan meminta tolong kepadamu."

"Meminta tolong apa?"

"Jangan tinggalkan aku apapun yang terjadi, jadilah pedangku disaat aku menjadi perisaimu istriku." gumam Han pelan

"Aku... Aku punya masalah sebenarnya, masalah masa laluku dengan seseorang. Tapi aku... Aku tidak berdaya saat berhadapan dengannya. Aku... Aku tidak tahu, apa yang harus aku perbuat. Aku tidak ingin kehilanganmu." gumam Han memelukku erat.

"Apa kamu tidak ingin menceritakannya kepadaku?" tanyaku serius tapi Han hanya terdiam sambil memelukku erat

"Hmmm baiklah... Ya aku akan berusaha melakukan yang terbaik untukmu Han. Walaupun nyawa taruhannya aku tidak masalah... Aku hanya ingin kamu bahagia"

"Tidak sayang, seharusnya aku, aku yang seharusnya membuatmu bahagia. Seharusnya aku yang membahagiakanmu tapi aku belum bisa maksimal membahagiakanmu aku... Aku gagal menjadi suamimu. Aku..."

"Han, makasih... Aku bahagia menjadi istri kontrakmu. Aku bahagia mengetahui kebenarannya. Aku bahagia... Bisa bersamamu walau hanya sementara..."

"Aku ingin terus bersamamu Sani, aku ingin terus bersamamu disisa hidupku. Aku ingin menikahimu dan kamulah satu-satunya wanita milikku. Tetaplah menjadi gadis polos untukku istriku" gumam Han menciumku lembut

"Ya... Aku akan berusaha sayang. Aku akan melepaskanmu dari jeratan wanita itu.."

"Ka.. Kamu tahu?"

"Tidak, aku hanya menebaknya saja."

"Aku berharapnya kamu tidak tahu apapun tapi mau tidak mau kamu harus tahu suatu saat nanti. Jadi aku mohon kepadamu istriku, jangan marah apapun yang terjadi. Aku tidak ingin kamu..."

"Ya aku tidak akan meninggalkanmu kok Han. Demi Satria dan anak kita, aku tidak akan meninggalkanmu. Tapi kalau kamu tidak membutuhkanku, aku tidak masalah pergi darimu..." desahku melepaskan pelukanku

"Walaupun pasti akan sangat sakit, tapi aku tidak masalah kok. Semuanya aku terima kok." desahku mencoba tersenyum manis.

"Istriku... Maaf, kalau tahu aku bisa bertemu denganmu saat ini aku tidak akan bertindak bodoh dahulu."

"Tidak masalah, jangan dipikirkan itu jalan hidupmu sendiri, sedangkan aku punya jalanku sendiri. Walaupun aku mencintaimu tapi aku dimiliki orang lain... Aku rela walaupun sakit" gumamku pelan.

"Hmmm maafkan aku sayang, aku hanya memiliki kamu dan tidak ada yang lain. Aku dan keluargaku sedang mengusahakannya sayang. Kamu jangan khawatir ya.." gumam Han menatapku sedih

"Ya... Aku tahu..." desahku berusaha tersenyum. "Aku tahu, aku bakal terluka nantinya." gumamku dalam hati.

Pura-pura bahagia di depan Han itu sangat menyakitkanku, tapi mau tidak mau aku sudah siap untuk itu walaupun hatiku terasa sangat perih yang ku rasakan tapi aku ... Aku berusaha untuk menjalankan kewajibanku sebagai istri kontraknya apalagi aku terikat oleh perjanjian kontrak secara hukum dengan Han, kalau aku melanggar bisa-bisa aku dapat hukuman yang sangat menyiksaku seumur hidup.

Ingin sekali aku terbebas dari ikatan kontrak ini tapi aku tidak tahu caranya, hanya Han yang bisa memutus kontrak ini dan hanya dia yang bisa menghukumku melanggar kontrak ini. kontrak yang sangat menyakitkan tapi aku tidak tahu apa yang akan aku perbuat. Aku hanya takut satu hal... Aku takut kalau ... aku benar-benar jatuh cinta kepada Han