Chereads / Kawin Kontrak Mafia / Chapter 39 - Episode 39 : Pusing Memikirkan Rencana

Chapter 39 - Episode 39 : Pusing Memikirkan Rencana

Aku membantu Han masuk ke dalam sebuah gedung yang di jaga ketat itu, Han mengeluarkan lencananya dan menunjukkan kepada beberapa penjaga di depan itu, tanpa perintah mereka membukakan pintu itu untuk kami.

"Aku bisa berjalan sendiri sayang"

"Tapi kakimu?"

"Tidak apa, aku tidak mau mereka melihatmu menuntunku seperti ini" desah Han tersenyum kearahku

"Oh mmm baiklah" desahku pelan

Han berjalan mendahuluiku dan aku mengikuti Han dari belakang. Han membuka sebuah pintu dan aku bisa melihat banyak orang yang sudah memenuhi kursi di depan kami, aku duduk di sebelah Victory dan Victory memandangiku dingin

"Kemana saja kalian?" gumam Victory kesal

"Mencari informasi"

"Oh benarkah? Dengan leher yang merah seperti itu?" gerutu Victory kesal

"Untuk urusan itu adalah urusan pribadiku" gumamku menyerahkan beberapa lembar kertas daftar nama mafia pemberontak

"I... Ini?"

"Ya Han yang memberikanku..." gumamku santai

"Oh, kerja bagus wakilku..." desah Victory pelan. Victory menatap kertas daftar nama yang dipegangnya

"Apa yang diinginkannya sebenarnya?" gumam Victory membaca daftar nama itu

"Mereka mengincarku" gumamku pelan

"Mengincarmu? kenapa?"

"Ketua ingat Ade dan Arthur?"

"Ya aku ingat"

"Mereka mengincarku, kata Han mereka menginginkanku dan menyingkirkanku" desahku pelan

"Oh begitu ya..." desah Victory meletakkan beberapa kertas itu di depan mejanya

"Apalagi mereka sangat ingin membunuhku dan juga membunuh kakakku" desahku pelan

"Ohh aku mengerti, terimakasih informasinya wakilku" gumam Victory melingkari beberapa nama di daftar itu

"Itu kenapa ketua lingkari?"

"Ya ini target kita"

"Ohh" desahku pelan

"Baiklah... mari kita lanjutkan pertemuan ini..." gumam seorang pria

Selama pertemuan aku hanya sibuk menulis rencanaku kembali. Gara - gara Han keberatan dan aku mengikuti rencananya jadi mau tidak mau aku harus melakukan menyempurnakan rencana dari Han, apalagi musuhku kali ini Ade dan juga Arthur.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Victory bingung.

"Membuat rencana baru."

"Bukannya rencanamu sudah sangat matang ya?"

"Ya tapi Han menolak rencanaku dan keberatan aku melakukannya." gumamku menatap Han yang sedang tersenyum dingin kearahku.

"Oh benarkah? Dan kamu mengikuti kemauannya?" tanya Victory terkejut.

"Ya begitulah..."

"Padahal kalian hanya terikat kawin kontrak saja Sani! Kenapa kamu mengikuti kemauan dia terus?" gerutu Victory kesal.

"Selain karena kawin kontrakku, aku juga terikat dua janji setia Han.. Ya kamu tahulah apa artinya!" desahku mencoret - coret gambaranku.

"Ka.. Kamu melakukan dua kali janji setia? Dengan pria itu?" teriak Victory terkejut.

"Mmm ya begitulah...Sudah takdir jadi mau bagaimana lagi" desahku pelan.

"Haish kamu wanita cantik tapi mau - maunya kamu melakukan janji setia dengan pria seperti itu!" gerutu Victory kesal. Aku menatap Victory dan Han, mereka terlihat saling menatap satu sama lain dengan kesal dan dendam, aku tidak mengerti kenapa mereka berdua terlihat sangat dendam satu sama lain.

"Apa sih kalian berdua ini.." desahku menggelengkan kepalaku dan kembali mememikirkan rencanaku. Aku tidak tahu apakah rencana baruku ini akan berhasil. Kalau rencana ini gagal dan aku mati, aku tidak masalah dan menyesal yang penting Satria dan anak keduaku bisa hidup aman dan nyaman saja.

"Sani... Rencanamu?" gumam Victory menatapku.

"Rencanaku kenapa?"

"Kamu tidak boleh melakukan itu! Itu sama saja kamu ingin bunuh diri!!!" teriak Victory yang membuat semua peserta pertemuan ini terkejut. Tiba - tiba Han menarik kertas rencanaku dan menatapku dingin.

"Tidak aku izinkan kamu melakukan itu istriku!" gerutu Han menyobek kertasku dan menatapku dingin.

"Kenapa juga yang penting kan..."

"Keselamatanmu yang penting bagiku apa kamu mengerti!"

"Tapi Satria?"

"Ada banyak cara untuk menyelamatkan anak kita sayang.." gumam Han mengusap rambutku.

"Aku tidak tahu lagi caranya..."

"Aku ada caranya sayang" desah Han memberikanku secarik kertas. Aku membaca kertas itu dan terkejut membaca rencana gila Han.

"Apa kamu yakin dengan rencana ini?"

"Ya, tenang saja rencana ini akan berjalan lancar kok. Mata - mataku yang berada di mafia pemberontak berkata itu kelemahan mereka sesungguhnya.." bisik Han pelan.

"Oohhh aku mengerti" desahku memasukkan kertas itu ke dalam saku pakaianku.

"Jadi tidak perlu memikirkan hal lainnya ya.."

"Mmm iya Han.." desahku pelan.

Han kembali terduduk di tempat duduknya dan pertemuan kembali berjalan. Aku meletakkan kepalaku ke atas meja dan menatap lantai yang ada di bawahku, aku tidak yakin dengan rencana Han tapi aku sendiri juga tidak memiliki rencana apapun untuk saat ini. Terikat dengan Han membuatku tidak bisa membuat rencana sesuai dengan keinginanku, padahal aku yakin dengan dua rencanaku yang aku rencanakan sebelumnya.