Chereads / Kawin Kontrak Mafia / Chapter 19 - Episode 19 : Kerjasama Dengan Fiyoni

Chapter 19 - Episode 19 : Kerjasama Dengan Fiyoni

Di ruang tamu aku melihat Fiyoni yang terduduk di sofa empuknya, Fiyoni meminum segelas wine di tangannya dna menatap kami dingin

"Duduklah, aku ingin membicarakan sesuatu dengan kalian berdua" gumam Fiyoni terduduk di sofa sambil memencet sebuah remot. Tiba - tiba muncul beberapa layar transparan di depan kanan kami dan muncul beberapa orang yang ada di dalam layar itu

"Kamu sedang video call?" tanyaku terkejut

"Ya, dengan seluruh ketua mafia pusat sepuluh rangking saja.."

"Kalau Wan Li rangking ke dua pasti dia ada, jangan libatkan aku"

"Tenang saja, dia izin tidak bisa hadir karena ada urusan mendadak di China jadi hanya 10 orang termasuk kau dan aku" gumam Fiyoni santai

"Hei Fiyoni, mana yang kau sebut - sebut Sani itu?" tanya seorang wanita dingin

"Ini dia sedang bersamaku"

"Oohh waah dia ya? Astaga ketua mafia yang cantik" gumam seorang laki - laki teekejut

"Ya benar, Sani jadilah istriku saja"

"Jadilah istriku!!"

"Istriku saja!!"

"Hei kalian malah merebutkan Sani!! Dia milikku!!" protes Fiyoni kesal

"Apa maksudmu milikmu?" gerutuku menatap Fiyoni dingin

"Wah ketua mafia rangking bawah berani memarahi ketua mafia rangking pertama nih" gumam seorang pria dingin

"Ya benar, ini pertamakali dalam sejarah loh. Biasanya Fiyoni akan membunuhnya ditempat kalau ada orang yang tidak sopan kepadanya" gumam seorang wanita dingin

"Heeeh membunuhku? Malah ku bunuh duluan si Fiyoni" gerutuku kesal

"Waah wanita yang menarik" gumam seorang pria tampan di layar pertama

"Kau jangan berpikir untuk merebut dia Rendy" gumam Fiyoni kesal

"Wanita langka aku harus mendapatkannya!!" gumam pria itu serius

"Hei kalian bisa gak ngomongin serius!!" protes seorang wanita cantik debgan kesal

"Hilih nenek tua ngeselin" gerutu pria itu dingin

"Apa katamu!!!" teriak wabita itu kesal

"Sudahlah kalian berdua juga ikut bertengkar" desah Fiyoni dingin

"Apa yang sebenarnya ingin kau katakan Fiyoni?" gumam seorang pria serius

"Baiklah, sebelum memulainya, perkenalkan dulu kalian biar Sani kenal"

"Baiklah, aku Rendi Takasama ketua mafia pusat Jepang"

"Aku Wilna ketua mafia pusat Perancis"

"Aku Kim Go San ketua mafia pusat Korea"

"Aku Benny ketua mafia pusat Australia"

"Aku Cantika ketua mafia pusat Spanyol"

"Aku Drok ketua mafia pusat Afrika"

"Aku Mael ketua mafia pusat Brazil"

"Dan aku Jail ketua mafia pusat Italia"

"Eemm salam kenal, aku Sani Shin ketua mafia pusat Inggris dan dia Fadil wakil ketua mafiaku, mafia penguasa gelap" gumamku sedikit menundukkan kepalaku

"Tunggu dulu? Mafia penguasa gelap? Mafia yang ketuanya dikenal psikopat itu?" tanya Mael terkejut

"Yups benar, dia ketuanya. Dia temanku dulu sama seperti Samuel, mafianya rangking pertama di seluruh dunia bahkan mafia kalian saja kalah dengannya" gumam Fiyoni santai

"Waah tidak aku duga bisa bertemu dengan ketuanya langsung" gumam Cantika terkejut

"Dia dikenal sangat kuat dan menakutkan" gumam Jail pelan

"Ya, tapi sayang dia ketua mafia pusat Inggris"

"Benar, kalau dia ketua lima besar pasti sangat pantas apalagi dengan prestasinya"

"Masalah ranking itu tidak penting yang terpenting bagaimana kita menyelesaikan masalah itu"

"Masalah apa maksudmu?" gumam Kim Go San bingung

"Ya permasalahan yang sering kita bicarakan"

"Kau tau sendirikan, organisasi pemberontak lebih kuat dari pada kita" gumam Rendi dingin

"Ya aku tahu, kalau kita mengajak Sani bekerjasama pasti kita bisa mengurangi kekuatan mereka sebelum perang dimulai" gimam Fiyoni serius

"Perang? Perang apa?" gumamku bingung

"Perang antara organisasi pemberontak dengan organisasi pusat" bisik Fadil pelan

"Yang San juga anggotanya itu?" tanyaku serius dna Fadil menganggukkan kepalanya

"Emang Sani mau bekerjasama dengan kita?" gumam Cantika serius

"Dia datang kesini dia pasti mau" gumam Fiyoni santai

"Heeei... Aku belum menyetujuinya!!" protesku kesal

"Benarkan dia tidak menyetujuinya"

"Tunggu sebentar..." gumam Fiyoni memencet remotnya dan menatapku dingin

"Apa!!" gerutuku dingin

"Kamu mau tidak bekerja sama denganku"

"Hilih kau saja tidak mau menyetujui kerjasamaku!!" gumamku dingin

"Ya kalau kamu menyetujuinya, aku akan menyetujui bekerjasama dengan mafia pusat Inggris bagaimana"

"Apa kamu yakin?" gumamku terkejut

"Ya aku serius, tapi mafiamu harus menolong kami"

"Ohh mmm tidak masalah" desahku pelan

"Sani apa kamu yakin menerima tawaran ini?" gumam Fadil menatapku

"Tidak masalah sih kakak, aku juga ingin bertarung apalagi ada musuh bebuyutanku disitu"

"Mmm benar juga sih, ya udah terserah kamu aja adikku"

"Jadi bagaimana?" tanya Fiyoni serius

"Ya udah kami setuju tapi ada syaratnya"

"Syarat? Aku menyetujui kerjasama dengan mafia pusat kecilmu itu kamu masih ingin syarat lagi?"

"Heei... Kerjasamaku tidak separah kerjasamamu ya. Aku hanya mengajakmu kerjasama biasa tidak kerjasama luar biasa, kalau kamu tidak menyetujui syaratku ini aku tidak mau bekerjasama denganmu"

"Hmmm baik - baik kau selalu seperti itu, jadi apa syaratmu?"

"Bantu aku balas dendam" gumamku serius

"Balas dendam ya? Boleh juga, emang balas dendam dengan siapa?"

"Dengan Samuel dan San..."

"Samuel? San? Kenapa dengan mereka berdua?"

"San termasuk anggota organisasi pemberontak dan dia juga membunuh ayahku sedangkan Samuel.. Dia sudah membuatku kehilangan harga diri dan dia punya niatan menginjak - injak harga diriku di depan semua orang" gumamju dingin

"Oh karena itu? Mmm tidak masalah sih aku setuju kalau syaratmu hanya itu" desah Fiyoni menekan kembali remotnya

"Bagaimana Fiyoni?" gumam Rendi serius

"Ya dia menyetujuinya" gumam Fiyoni pelan

"Oh benarkah? Baguslah kalau dia mau bekerjasama dengan kita" gumam Rendi santai

"Ya untuk urusan Sani biar aku yang menanganinya untuk urusan lainnya, lakukan yang terbaik kedepannya" gumam Fiyoni dingin

"Oke laksanakan" gumam seluruh ketua mafia pusat bersama - sama dan mematikan video callnya

"Udah kan..." desah Fiyoni pelan

"Kapan dimulainya pertarungan itu?"

"Beberapa tahun lagi, jadi kalian berdua akan menginap di rumahku ini sampai perang itu terjadi"

"Hei!! Aku tidak mau!!"

"Emang kamu mau kembali ke rumah keluarga Li itu?"

"Tidak..."

"Ya sudah kalian berdua tinggal saja disini sambil mempersiapkan semuanya"

"Aku gak mau hanya berdiam diri seperti orang bodoh!!" psrotesku kesal

"Tenang saja, kamu akan menjadi sekretaris pribadiku sementara dan aku akan menggajimu"

"Sekrestaris pribadimu?" tanyaku terkejut

"Yups benar, sebentar lagi aku ada pertemuan jadi kamu harus menemaniku sekarang..." desah Fiyoni beranjak dari tempat duduknya

"Lalu kakakku Fadil?"

"Dia bisa berlatih di sini bersama dengan anggotamu"gumam Fiyoni santai

"Oh baiklah, tidak masalah. Jaga Sani!!" gumam Fadil dingin

"Ya aku tahu... Kalau mau apapun bilang kepada pelayan" desah Fiyoni melangkahkan kakinya kembali ke dalam mobil

"Kamu orang yang sibuk ya" desahku terduduk di dalam mobil

"Ya begitulah, jadi kamu harus terbiasa..."

"Ya aku sudah pernah mengalaminya" gumamku pelan

"Kamu belum makan malam kan semalam?" gumam Fiyoni menatapku

"Belum, mengurusi Satria yang rewel membuatku tidak sempat makan"

"Anakmu sudah merasa kalau kamu akan meninggalkannya"

"Ya mungkin sih, aku gak tahu nantinya dia akan mengingatku atau tidak tapi aku berhadapnya dia melupakanku"

"Kenapa kamu berharap seperti itu?" tanya Fiyoni terkejut

"Kalau suatu hari nanti dia bertemu denganku dan mengingatku, itu akan membuatku snagat merasa bersalah karena tidak membesarkannya" gumamku menetsekan air mataku

"Kamu menangis?" tanya Fiyoni terkejut

"Tidak, hanya kelilipan" desahku mengusap air mataku

"Hmmm bagaimanapun kau menolak dia tetap anakmu, insting anak dan ibu pasti sangat kuat, begitupun anakku" gumam Fiyoni pelan

"Kamu sudah punya anak juga?" tanyaku terkejut

"Ya, anakku dengan Rafaela. Tapi karena dia ingin menikahi seorang pria dia rela meninggalkanku dan meninggalkan anakku"

"Lalu anakmu sekarang dimana?"

"Tuh dia duduk di belakang" gumam Fiyoni yang membuatku terkejut, aku melihat seorang gadis kecil yang sangat cantik duduk di belakang dengan polos

"Di... Dia anakmu? Sejak kapan dia duduk disitu?" tanyaku terkejut

"Kalau aku mau kemanapun dia selalu ikut, cuma tadi dia diam - diam mengikutimu dari belakang" gumam Fiyoni santai

"Oh... Mmm siapa namamu nak?" gumamku pelan

"Aku Putri Khun.."

"Oh putri, kamu sangat cantik. Mau duduk bersamaku?" gumamku tersenyum manis

"Ayah apa dia ibu baruku?" gumam Putri polos

"Kalau kamu ingin tidak masalah" gumam Fiyoni santai

"Heeii!!!" protesku kesal, Putri segera melompat kecil kepelukanku

"Ibu... Ibu sangat cantik..." gumam Putri menyandarkan tubuhnya di tubuhku, aku hanya menghela nafas panjang dan tersenyum ramah

"Kamu juga cantik Putri" gumamku pelan

"Putri sayang ibu..." gumam Putri memejamkan matanya dan tertidur di pelukanku

"Hmmm ya ibu sayang Putri juga" gumamku pelan

"Kamu ternyata mau menerima anakku ya?" gumam Fiyoni dengan wajah memerahnya

"Ini juga gara - gara kamu Fiyoni sialan" gerutuku kesal

"Ya tidak masalah kalau kamu menganggapnya anakmu" gumam Fiyoni santai

"Hmmm aku jadi keingat anakku, aku gak tahu bagaimana nasibnya kalau dia bersama dengan Han" desahku mengusap lembut rambut Putri pelan

Bersama dengan anak Fiyoni mengingatkanku dengan Satria, padahal baru aku tinggal sehari tapi tidak tahu kenapa aku sangat merindukannya bahkan Satria sama seperti Putri sangat manja kepadaku dan membuatku snagat sedih bila mengingatnya