Chereads / Kawin Kontrak Mafia / Chapter 15 - Episode 15 : Terkena Obat Perangsang

Chapter 15 - Episode 15 : Terkena Obat Perangsang

Aku terus menikmati makananku bersama dengan iblis kejam di depanku ini, Han lebih menyebalkan dari pada Soni kakakku. Kalau Soni masih bisa lembut saat aku putus asa dan sedih, sedangkan Han boro - boro lembut dia malah membuatku tambah kesal seperti saat itu. Ingin rasanya aku pergi dari genggaman iblisnya itu, tapi kalau akku membuatnya marah nanti orang lain jadi korban lagi

"Apa yang sedang kamu pikirkan?" gumam Han menatapku dingin

"Tidak ada..." deshaku menundukkan kepalaku dan kembali melahap makananku

"Kenapa kamu tadi tahu kalau aku sudah membunuh beberapa orang hari ini?" gumam Han pelan

"Aku tidak tahu, hanya kebetulan lewat"

"Apa makan alasanmu untuk menghentikanku?" gumam Han serius yang membuat tanganku berhenti memotong steakku

"Kenapa kamu berpikir seperti itu? Aku memang lapar"

"kalau lapar kamu bisa makan sendiri atau bersama dengan San atau bahkan Samuel"

"Memang kamu mau aku makan bersama dengan mereka berdua?" gumamku menatap Han dingin

"Kalau kamu mau silahkan saja.." gumam Han dingin

"Aku tidak tertarik" gumamku memotong steakku pelan

"Kenapa? Bukannya tadi kamu membela San dan menyebutku pria mesum"

"Tidak, aku tidak membela dia.."

"Lalu kenapa kamu menyebutku pria mesum?" protes Han kesal

"Ya bagaimana aku tidak memanggilmu pria mesum kalau kamu pria yang merebut ciuman pertamaku tanpa aku tahu!" protesku kesal

"Yang mengambil ciuman pertamamu itu suamimu apa kamu tidak terima?" gerutu Han menusuk daging steaknya dengan kuat

"Aku biasa saja setelah mengetahui perjanjian itu" gumamku pelan

"Oh kamu sudah tahu? Dari mana?"

"Dari handphonemu" gumamku meletakkan handphone Han di atas meja

"Kamu tahu kata sandinya?" desah Han mengambil handphonenya

"Bagaimana aku tidak tahu kalau kata sandinya namaku Han...Kenapa kamu memakai namaku menjadi sandimu?"

"Hanya ingin"

"Apa tidak ada alasan lain selain ingin?"

"Ada, karena kamu istriku.. Udah hanya itu alasanku"

"Ohh..." desahku kembali melahap makananku, Han mengambil handphonenya dan memainkan handphonenya serius

"Kamu sudah melihat handphoneku kan apa kamu sudah puas mengecek semua pesan - pesanku?"

"Aku tidak melihatnya.."

"Oh ya? Lalu semua aplikasi yang ada di handphoneku kenapa bisa terbuka semua?"

"Aku hanya tidak sengaja memencetnya" gumamku pelan, Han mencubit pipiku dengan kuat dan tersenyum kearahku

"Kalau kamu curiga bilang saja, tidak perlu malu"

"Buat apa aku curiga, itu handphonemu sendiri. aku tidak berhak ikut campur" gumamku pelan

"Buka aja kalau mau buka tidak ada yang aku sembunyiin darimu" desah Han memasukkan kembali handphonenya

"Hmmm.." desahku meletakkan alat makanku dan meneguk minumanku

"Apa kamu sudah selesai makan?"

"Ya... Kapan pesta itu dimulai?"

"Sebentar lagi sepertinya, acara itu di adakan ketua lama jadi ya pasti pesta itu akan berjalan lama"

"Ohh... Kenapa harus ada pesta.."

"Ya dia pasti selalu seperti itu, jadi kamu harus beradaptasi apalagi dia akan menjadi tetua mafia pusat dan dia bahkan tetua yang lain akan menilai buruk kinerjamu kalau kamu tidak bisa beradaptasi Sani.."

"Ya aku tahu, fakum terlalu lama membuatku pusing..."

"Ya kamu sendiri kenapa fakum coba?"

"Karena... Itu janjiku dulu dengan San, dia tidak memperbolehkanku terus memimpin mafia jadi aku serahkan mafiaku kepada ayah dan Fadil untuk sementara waktu dan ya untungnya mafiaku masih sama seperti dulu"

"Kalau bukan karena Fadil pasti mafiamu akan hancur"

"Ya benar..." desahku pelan

"Kamu sangat penurut ya dengan San"

"Penurut ya? Tidak juga.." desahku pelan

"Aku hanya ingin menjadi gadis biasa yang dicintai oleh seorang pria yang baik, penyayang dan pengertian apalagi aku sudah capek menjadi kejam"

"Lalu kenapa kamu kembali lagi"

"Aku ingin balas dendam saja dan ya... Mungkin aku ingin menyusul ayah dan ibuku" gumamku menatap matahari yang berada di ufuk barat

"Kamu ingin bunuh diri?"

"Lebih tepatnya, tapi ternyata aku harus menghadapimu dan kakakku. Kalau kakakku tau dia pasti akan memarahiku dan aku akan berada di bawah pengawasannya 24 jam yang membuatku tambah gila" gumamku pelan

"Kalau kau melakukan itu, aku juga akan mengawasimu 24 jam Sani"

"Kalian berdua sama saja" desahku pwlan

"Ya pastilah, aku tidak mau kehilangan istriku"

"Hmmm iya aku tahu kamu pasti akan melakukan itu bahkan senjataku saja kamu sita"

"Kenapa kamu tahu?"

"Tuh di jasmu terlihat senjata milikku" gumamku menatap senjataku di saku jasnya

"Ya aku tidak mau kamu melakukan hal aneh saat tidak berada denganku"

"Hal aneh ya, aku tidak pernah melakukan itu. Kalau bunuh diri, ya memang aku sering melakukannya tapi selalu berakhir gagal"

"Hal aneh ya itu kamu selalu putus asa dan mencoba bunuh diri Sani" gerutu Han kesal tapi aku cuma terdiam

"Ayo ikut aku" gumam Han menarik tanganku keluar restoran

"Kemana?"tanyaku bingung

"Udah ikut saja" gumam Han masuk ke sebuah ruangan yang di penuhi orang - orang bergaun indah

"Kamu mengajakku ke pesta?"

"Ya kita ke pesta dulu sebelum ku beritahukan sesuatu..."

"Kamu mau memberitahukan aku apa?"

"Kamu akan tahu sendiri nanti"

"Hmmm baiklah" desahku pelan

Selama di dalam pesta banyak orang yang menikmati makanan yang tersaji di meja, karena aku sudah makan jadinya aku tidak tertarik memakan makanan itu jadi aku hanya berdiri di sebelah Han yang sedang menikmati dessert yang ada di depannya

Tiba - tiba di depan ada seorang pria datang kearah kami dan menundukkan badannya

"Permisi tuan, anda di panggil tetua"

"Aku atau dengan Sani juga?"

"Tuan Han yang dipanggil"

"Oih baiklah... Sani aku kesana dulu ya" gumam Han menatapku

"Qku juga mau ke kamar mandi" gumamku berjalan melewati kerumunan orang dan segera ke kamar mandi.

Di lorong aku hanya melihat beberapa orang yang sedang berlalu lalang dan hanya sedikit yang masuk ke dalam toilet. Setelah dari toilet dan ingin kembali ke aula pesta tiba - tiba ada yang menarik tanganku dan mendorongku keras ke dinding. Di depanku aku melihat Samuel yang menatapku dingin sambil menekan tubuhku

"Apa yang kau inginkan!!" protesku kesal

"Aku hanya ingin kamu"

"Heeh buat apa kamu menginginkan aku?"

"Karena kamu kekasih hatiku bagaimana aku tidak menginginkan kamu"

"Itu sudah masa lalu jadi lupakan"

"Apa kamu memilih dengan Han?"

"Bukan urusanmu!"

"Aku tanya apa kamu memilih Han?" teriak Samuel menekan tubuhku kuat

"I.. Iya aku memilih dia, apa itu masalah buatmu?" gumamku menahan sakit

"Kamu masih milikku ya, tidak ada kata putus dariku apa kamu tahu!"

"Aku tidak peduli, aku sudah menganggapmu mantan!"

"Beraninya kamu menganggapku mantan!!" protes Samuel membuka pakaian yang menutupi leherku

"Apa kamu melakukan janji setia dengan Han?" gumam Samuel menatapku dingin tapi akh hanya terdiam

"Jawab!!"

"Bukan urusanmu!!"

"Jawab aku!!!" protes Samuel mencekik leherku

"Ya aku melakukannya!!" teriakku kesal, Samuel melepaskan cekikanku dan menggigitku leherku kuat

"Uukkhhh sa... Sakit..." rintihku mencoba melepaskan tubuhku dari genggamannya tapi aku tidak bisa melakukan apapun, kekuatannya sangat besar seperti dahulu

"Sa... Sakit Samuel, kenapa kamu melakukan ini kepadaku?"

"Seharusnya aku yang bertanya kepadamu, kamu milikku dan aku milikmu hanya karena aku ada urusan di negara lain kamu malah asik bercumbu dengan Han!!"

"Dia suamiku Samuel, ayah menjodohkanku dengan dia!"

"Heeh kamu masih mengikuti perjodohan bodohmu itu! Ayahmu sudah mati, kakakmu saja tidak memperdulikanmu bahkan kamu sekarang tidak ada siapapun buat ala kau mengikuti perjodohan itu?"

"Ini keinginan orang tuaku Samuel"

"Sejak kapan kau seorang ketua mafia tertinggi mengikuti perjodohan anak kecil ini!!" gerutu Samuel kesal dan mengigitku kuat. Aku merasa ada sesuatu yang menyuntik lenganku dengan sesuatu yang sangat menyakitkan

"AAAAKKKHH SAKIIIT!!" teriakku sangat kuat

Tidak berapa lama ada seseorang yang mendorong Samuel dan menarikku ke dalam pelukan seseorang, aku hanya menangis menahan sakitnya gigitan Samuel itu

"Beraninya kamu menggigit istriku!!" teriak Han kesal

"Heeh lalu kenapa? Dia milikku"

"Milikmu ya? Apa kau gila?"

"Gila ya? Heeh kau tuh yang gila merebut istri orang lain"

"Kau itu yang merebut istri orang lain!!" protes Han kesal

"Heeh liat saja nanti siapa yang akan mendapatkan Sani... gerutu Samuel beranjak pergi dari tempat itu

Aku hanya menangis pelan di pelukan Han, rasa nyeri gigitan Han masih belum sembuh tapi malah ditambah lagi gigitan Samuel yang kuat itu

"Sayang kamu tidak apa - apa?"

"Sa... Sakit Han" gumamku pelan

"Hmmm mari ke kamar dulu, aku obatin sayang" desah Han memapahku kembali ke dalam kamar

Han segera mengambil obat merah dan mengobati luka gigitan itu, aku tidak tahu kenapa Samuel menggigit leherku dan dia terlihat sangat saat aku sudah melakukan janji setia dengan Han, padahal dia dulu meninggalkanku selama bertahun - tahun dan saat aku bersama dengan pria lain dia malah memarahiku

"Kenapa kamu bisa bertemu dengan Samuel?"

"Aku tidak tahu, dia menarikku lalu mendorongku di dinding terus dia marah kepadaku lalu menggigitku... Sakit Han" desahku pelan

"Hmmm tenang sayang, aku yang salah seharusnya akh mengawasimu selama disini..." gumam Han mengusap rambutku pelan

"Han sakit...Takut..." rintihku pelan

"Hmmm..." desah Han mendorongku dan menciumku lembut sambil sesekali menatapku

"Aku ada disini sayang jangan takut ya" desah Han kembali menciumku

"Han apa kamu mencintaiku?"

"Ya aku mencintaimu dan benar - benar mencintaimu"

"Jangan tinggalkan aku..." gumamku pelan

"Hmmm ya aku tidak akan meninggalkanmu" gumam Han mengusap lembut dahiku

"Sayang kamu panas?" gumam Han menatapku terkejut

"Kenapa kamu bisa panas tiba - tiba seperti ini?"

"Han sakit" gumamku pelan

"Wajahmu memerah juga, apa yang barusan dilakukan Samuel itu!!" gerutu Han kesal

"Han panas, a.. Aku..." gumamku meracau

Han membuka pakaianku dan menarik sebuah suntik kencil di lenganku

"Tunggu, ini... Obat perangsang?" gumam Han menatapku terkejut, aku tidak tahu lagi apa yang Han katakan tapi yang aku rasakan aku sangat kesakitan dan sangat kepanasan

"Haaannn...To... Tolong aku ..." desahku pelan

"Aduh apa yang aku lakukan..." desah Han menatapku bingung

"Tunggu sebentar sayang, aku akan mencarikan obat penawarnya" gumam Han beranjak dari tempat tidur tanpa basa basi aku menarik tangan Han dan membuatnya terjatuh ke arahku

"Haaannn...Jangan pergi..." desahku pelan

"Tapi sayang..." gumam Han dan aku langsung menciumnya sambil memeluknya erat

"Sayang jangan lakukan ini!" gumam Han mencoba melepaskan dirinya dariku tapi aku memeluknya erat

"Haaannnn..." desahku terus menciumnya dan mempermainkannya

"Hmmm baiklah, tapi jangan salahkan aku melakukan ini istriku" gumam Han mendorongku kuat

Aku tidak tahu lagi, pikiranku sangat kacau bahkan tubuhku sudah tidak bisa di ajak kompromi lagi. Aku hanya pasrah apapun yang dilakukan oleh Han kepadaku, yang aku rasakan saat ini adalah rasa panas dan kesakitan yang sangat terasa di seluruh tubuhku