Chereads / Kawin Kontrak Mafia / Chapter 16 - Episode 16 : Mendapatkan Cuti

Chapter 16 - Episode 16 : Mendapatkan Cuti

Pagi ini aku merasakan rasa sakit dan nyeri di seluruh badanku, aku membuka kedua mataku dan sangat terkejut melihat aku dan Han tidak memakai pakaian sama sekali

"HAAAAANNN APA YANG KAU LAKUKAN!!!!!" teriakku keras

"Apa sih pagi - pagi teriak - teriak?" gumam Han terus menutup telinganya

"Ka.. Kamu apa yang kamu lakukan kepadaku semalam?" gumamku kesal

"Kamu tidak ingat kamu meminta apa?" gumam Han menatapku dingin

"A... Aku? Aku tidak meminta apapun!!" protesku kesal

"Oh benarkah. Nih liat ..." desah Han menyerahkan handphonennya dan menunjukkanku rekaman cctv di kamar ini

"Tu...Tunggu? Jangan - jangan kamu!!" tanyaku terkejut

"Ya, kita melakukan itu semalam" gumam Han santai

"Ke... Kenapa kamu lakukan itu!!!" protesku kesal

"Tanyakan sendiri kepada Samuel yang memberikanmu itu" gumam Han menunjuk sebuah suntik kecil di atas meja, aku mengambil suntik itu dan menatapnya serius

"I... Ini bukannya?"

"Ya itu obat perangsang, Samuel sengaja memberikanmu sambil menggigit leher kirimu"

"Ke... Kenapa dia memberikanku ini?" tanyaku terkejut

"Ya mungkin karena ingin bermain denganmu tapi waktunya salah malah aku menyelamatkanmu duluan dan mengusirnya pergi"

"Ja... Jadi karena obat ini?" tanyaku tidak percaya

"Ya, aku mau mencarikanmu obat penawar tapi kamu malah memancingku ya udah aku lakukan lah" gumam Han santai

"Haah.. Hahaha dasar Han bodoh" tawaku kencang, aku tidak percaya aku memberikan harga diriku kepada Han dengan mudahnya

"Bukan salah aku, itu salah Samuel karena salah sendiri dia memberikanmu obat perangsang kepadamu dan malah kamu sendiri memancingku padahal aku sudah punya niatan mencarikanmu obat penawarnya"

"Hmmm..." desahku berbalik membelakangi Han

Otakku masih tidak berfikir dengan jernih hari ini aku masih tidak percaya dengan mudahnya aku melakukan itu dan aku tidak tahu bagaimana reaksi keluarga Li dan juga kakakku Soni saat mengetahuinya

Krriiiiiinnggg

Handphoneku berbunyi dengan keras, aku melihat ternyata soni yang meneleponku tanpa berfikir panjang aku mengangkat telepon dari Soni dan menyuruhnya datang ke kamar

Aku beranjak dari tempat tidur dan memakai pakaianku sambil menunggu Soni sedangkan Han hanya berbaring santai di tempat tidur

"Jadi, ada apa?" tanya Soni dingin, di belakang Soni masuklah Wan dan Hans ke dalam kamar dengan wajah dingin

"Tanyakan kepada Han sendiri" gumamku kesal, Han menceritakan semuanya dan membuat Soni sangat kesal dan marah

"Sudah tahu dia terkena obat itu tapi kamu malah mengambil kesempatan!!" protes Soni kesal

"Sani yang melarangku pergi aku ada bukti juga rakaman cctv semalam!!"

"Tapi... Aahh Han bodoh!!" gerutu Soni kesal

"Ya sudahlah semua sudah terjadi, ntah yang salah Han atau Samuel tapi Han yang melakukannya jadi Han harus mempertanggungjawabkan" desah Wan memainkan handphonenya

"Tidak masalah, dia istriku aku akan bertanggung jawab"

"Emang Han bodoh malah melakukan seperti itu, kalau ayah tahu bagaimana?" gerutu Hans kesal

"Ayah sudah tahu..." gumam Tuan Li masuk ke dalam kamar

"A.. Ayah?" gumam Hans dan Han terkejut

"Ya walaupun Han salah, tapi ayah mendapatkan bukti memang Samuel sudah merencanakan untuk menodai Sani lalu menjatuhkan harga diri Sani dan juga harga diri keluarga Li.." desah Tuan Li menunjukkan secarik kertas kepada Soni

"Kalau semalam Han tidak menyelamatkan Sani pasti Sani akan dicap sebagai wanita hina di mata semua orang dan berharap Sani akan menjadi budak Samuel di sepanjang hidupnya"gumam Tuan Li terduduk di sofa

"Tapi ayah.... Han belum menikah dengan Sani" protes Wan kesal

"Tidak masalah, Han dan Sani sudah menikah dari kecil jadi tidak masalah mereka punya anak sekarang, malah ayah menantikan seorang cucu yang kuat untuk penerus keluarga" gumam Tuan Lu tertawa senang

"Ayah malah senang sih!" protes Hans kesal

"Ya bagaimana ayah tidak senang kalau ayah akan menjadi seorang kakek, apalagi lalian bertiga disuruh cepat menikah malah tidak mau terus ntar keburu ayah tua loh" sindir Tuan Li sambil terus tertawa

"Ayaaah!!" protes semua anak keluarga Li kesal

Aku menatap matahari terbit di depan kamarku, aku tidak menyangka usia mudaku akan menjadi seorang ibu lebih cepat dari yang aku duga. Rasa kesal dan dendam kepada Han hanya akan sia - sia kalau ayahnya saja sangat senang saat mengetahui hal memalukan ini terjadi dan untuk Samuel... Aku benar - benar sangat dendam kepada Samuel, berani - beraninya dia ingin menginjak harga diriku di depan seluruh orang

Soni merangkulku pelan dan mengusap bahuku lembut, aku menatap wajah Soni dan menatap matahari lagi

"Kakak tidak akan menyalahkanmu adikku..."

"Hmmm..." desahku pelan

"Apa kamu ingin balas dendam?" gumam Soni di telingaku

"Ya, dia sudah membuatku kehilangan harga diriku"

"Apa kamu akan dendam dengan Han?"

"Dendam ya? Percuma dendam kalau keluarganya saja senang" desahku pelan

"Lalu kamu ingin balas dendam kepada siapa?"

"Siapa lagi kalau bukan Samuel dan San" gerutuku kesal

"Nanti kakak akan membantumu adikku. Kita akan melakukan pembalasan dendam atas penghinaan kepada dirimu dan kematian ayah tapi untuk sekarang, nikmatilah manjadi seorang ibu dan jadilah ibu yang baik untuk anakmu. Apa kamu paham!"

"Hmmm ya aku paham" desahku pelan

"Jangan di jadikan beban, kamu memang di jodohkan dengan Han. Kalau kamu ingin pesta pernikahan mewah nanti kakak buatkan"

"Jangan dulu kak, aku tidak ingin. Aku hanya ingin balas dendam saja untuk saat inj" gumamku pelan

"Oke deh adikku, aku akan membantumu" desah Soni serius

"Wan, Hans, Soni mari kita kembali ada beberapa persoalan yang harus di lakukan" gumam Tuan Li meninggalkan kamar ini

"Baiklah, jaga dirimu adikku"

"Kamu jangan ceroboh lagi seperti semalam" gumam Soni mencium keningku lembut dan aku hanya mengangguk pelan

"Heei Han, awas kalau kamu menyakiti dan menelantarkan adikku. Sekarang adikku menjadi tanggungjawabmu juga!!" gerutu Soni berjalan keluar kamar

"Ya aku tahu..." desah Han pelan

Aku terus berdiri di depan jendela sambil menatap matahari pagi bersinar terang, Han merangkulku lembut dan sesekali mencium pipiku lembut

"Kamu mau sarapan?"

"Nanti saja" gumamku pelan

"Apa kamu masih memikirkannya?"

"Ya..."

"Hmmm tenang saja, aku akan tanggung jawab kok apalagi itu anakku sendiri dan kamu juga istriku jadi jangan khawatir ya" desah Han memelukku erat dari belakang. Roti sobek yang ada di perut Han sangat terlihat dari jendela kamar, aku berbalik dan hanya terdiam menyandarkan kepalaku di dada bidang Han. Mau seprotes apapun aku akan sia - sia kalau semua keluarga Li sangat senang dan juga kenyataannya semua sudah terjadi tidak ada kata penyesalan kalau semua terjadi

"Han Bantu aku balas dendam" desahku pelan

"Ya aku akan membantumu istriku, tenang saja"

"Hmm baiklah, jadi apa kamu akan memberitahukanku tentang si pria mesum itu seperti janjimu semalam?"

"Ya nanti malam aku akan membuktikannya kepadamu, tapi berikan aku syaratnya dahulu"

"Syarat? Kamu minta syarat apa?" gumamku bingung. Han menarik tanganku dan mendorongku di tempat tidur

"Aku ingin melakukannya lagi denganmu apalagi semalam kamu tidak sadar jadi tidak seru bagiku" desah Han pelan

"Dasar Han pria mesum!!" teriakku kencang tapi Han tertawa dan tidak peduli dengan apapun segala bentuk protesku

Sudah seharian Han mengajakku bermain dan membuatku sangat capek bahkan tidak aku sangka Han bisa sekuat itu seharian bermain denganku

"Udah capek?" bisik Han pelan

"Capek tahu astaga" desahku kesal

"Tidak masalah tapi kamu menikmatinya kan" gumam Han pelan dan membuat wajahku memerah

"Kalau kamu malu sangat imut istriku" desah Han menciumku lagi dan lagi

"Baiklah cepatlah mandi kita akan ke suatu pertemuan dengan tetua mafia pusat"

"Pertemuan? Pertemuan apa?"

"Pertemuan membahas progresmu menjadi ketua mafia pusat"

"Ohh..." desahku beranjak dari tempat tidur dan segera mandi

Di meja rias aku melihat leherku yang memerah gara - gara dua pria mesum sialan itu. Aku yang dari awal memiliki rencana untuk cepat keluar dari genggaman Han tapi malah Han mengikatku sehingga aku tidak bisa pergi dari genggaman Han walaupun kami di jodohkan di atas kertas kawin kontrak

"Aaahhh sialnya aku!!!" teriakku kesal

"Ada apa sayang?" gumam Han masuk ke dalam ruang ganti

"Tidak ada apa - apa" desahku beranjak dari tempat dudukku dan berjalan keluar

"Kamu sudah siap?"

"Ya..." desahku mengikuti langkah kaki Han

Aku tidak tahu bagaimana nasibku ke depannya dan juga aku tidak tahu harus melakukan apa setelah ini. Aku masih belum seutuhnya mencintai Han tapi dengan keadaan seperti ini apa berhak aku tidak mencintai Han

"Apa yang kamu pikirkan sayang?"

"Emmhh tidak ada"

"Apa kamu masih belum siap menjadi seorang ibu?" gumam Han menatapku serius

"Ya..."

"Apa kamu ingin menggugurkan janin itu? Kalau kamu ingin..."

"Tidak!!"

"Kenapa tidak? Kata kamu, kamu ingin"

"Kamu tahu kan ayahmu senangnya seperti apa saat tahu, kalau kita lakukan itu dengan sengaja pasti ayahmu akan kecewa kepadaku dan kepadamu juga" gumamku pelan

"Dari pada itu mengganggumu"

"Tidak apa, aku akan berusaha mencintaimu Han" gumamku berusaha tersenyum

"Hmmm baiklah kalau itu keinginanmu sayang, kalau kamu ingin berubah pikiran juga tidak masalah karena kamu tetap istriku"

"Iya, aku tahu..." desahku melangkahkan kakikku masuk ke sebuah ruangan

Di dalam ruangan itu terlihat ada banyak sekali tetua mafia pusat yang ada hadir dengan tatapan dingin kearahku, udah pikiranku campur aduk dan bad mood lagi dan sekarang di tambah ada pertemuan dengan tetua lagi membuatku tambah kesal

"Namamu Sani Shin, mafia penguasa gelap?" gumam seorang tetua menatapku dingin

"Ya benar"

"Kamu tahu apa tugasmu menjadi ketua mafia pusat negara ini?"

"Tidak.."

Tiba - tiba datang seorang laki - laki memberikanku sebuah map merah dan pergi meninggalkanku

"Hmmm baiklah, itu adalah beberapa tugas dan jadwal yang harus kamu lakukan selama menjadi ketua mafia pusat negara Inggris"

"Oh..." desahku membaca kertas yang ada di dalam map itu

"Apa ada yang ingin ditanyakan?"

"Ini maksudnya pertemuan setiap tahun dengan seluruh ketua mafia pusat apa?"

"Setiap tahun selalu ada pertemuan dengan seluruh ketua mafia pusat yang ada di dunia ini"

"Oh setiap awal tahun dan akhir tahun ya"

"Benar sekali.."

"Apa hanya ini?"

"Ada satu pekerjaan yang harus kamu selesaikan" gumam Boo ketua mafia pusat sebelum aku

"Apa itu tuan?"

"Kamu harus berhasil mengajak ketua mafia pusat negara amerika untuk bekerjasama" gumam Boo serius

"Ya dia sangat tidak ingin bekerjasama dengan kita, padahal kekuatan terbesar di seluruh negara ada padanya"

"Siapa nama ketuanya?" gumamku dingin

"Namanya Fiyoni Khun, anak pertama dari keluarga Khun"

"Tunggu? Fiyoni? Khun?" tanyaku terkejut

"Ya, kamu pasti kenal dengan dia"

"Oh ya aku kenal dia" desahku pelan. "Aduh kenapa harus dia sih!" gerutuku dalam hati

Fiyoni Khun adalah musuh bebuyutanku semenjak aku masih bersama dengan Samuel, karena mafia kami sama - sama kuat bahkan setara dia selalu tidak mau mengalah dan ingin menandingiku bahkan kalah aku bertemu dengan dia, dia selalu mengajakku ke hutan terlarang untuk beradu kekuatan mafia kita

"Kami dengar kamu temannya Fiyoni, ya semoga kamu bisa mengajaknya kerjasama yang baik dengan mereka"

"Saya usahakan tetua, tapi kenapa saat masa kepemimpinan tuan Boo belum bisa mengajaknya kerjasama?" tanyaku bingung

"Ya karena mafiaku kalah melawan mafianya dan dia bilang kalau ingin mereka bekerjasama harus mengalahkan mafianya, ya kamu dengan mafianya setara pasti kamu bisa melakukannya dengan baik" guamm Boo santai

"Mafia Fiyoni sekelas dengan mafia Han tetua mereka tidak sekuat yang tetua pikirkan"

"Ya memang, tapi kamu tahu sendirikan mafiaku dibawah mafia kalian jadi ya bakal kalah" gumam Boo pelan

"Jadi usahakan agar bisa bekerjasama Sani, jangan sampai kita terinjak dengan organisasi pemberontak itu!!" gumam tetua yang lain serius

"Ya saya usahakan tetua" gumamku pelan

"Oh ya dengear - dengan kalian berdua sudah menikah ya?" gumam tetua mengagetkanku

"Eemmm..."

"Iya tetua" gumam Han langsung menjawab pertanyaan itu tanpa ragu

"Oh benarkah? Baguslah kalau begiti, jaga Sani ya Han dan semoga anak kalian sama hebatnya dengan Sani"

"Ya semoga saja tetua. Terimakasih"

"Ya karena kalian baru menikah kan biar beberapa tahun ini Boo yang menggantikanmu untuk sementara sampai anak kalian benar - benar mengerti tentang dunia mafia. Tapi walaupun begitu ketua asli tetap Sani" gumam tetua lama serius

"Sampai benar - benar mengerti dunia mafia? Berapa tahun tetua?" tanyaku bingubg

"Ya sampai anakmu umur 6 tahun Boo sudah lepas tanggung jawabnya, tapi untuk sementara kalian nikmatilah masa muda kalian bersama jadi bisa dibilang kami akan memberikanmu cuti Sani" gumam tetua pelan

"Huhuhu jadi teringat masa muda" desah seorang tetua berkaca - kaca

"Eeehh..." desahku terkejut mendengar hal itu

"Baik tetua, terimakasih sudah memberikan Sani dan saya waktu untuk membesarkan anak kami" gumam Han membungkukkan badannya

"Ya tidak masalah, karena ketuanya wanita dan dia berhak hamil dan mengurus anak jadi ya kita beri kelonggaran tugas untuknya" gumam tetua pelan

"Oh baik tetua terimakasih"

"Ya sudah kalian bisa istirahat, besok acaranya sudah selesai kalian bisa istirahat dirumah. Sani jaga kesehatan" gumam tetua beranjak dari tempat duduknya

"Eehh.. Mmm baik tetua" gumamku menundukkan badanku dan berjalan pergi

"Fiyoni ya? Bagaimana aku bisa mengajaknya kerjasama, kalau dengan akupun itu hal yang tidak mungkin" desahku pelan

"Tapi kalau nanti bertemu aku dia pasti akan mengajakku ke hutan terlarang lagi, aah malas melawan dia, kenapa harus dia!!" gerutuku kesal dan terus berbicara sendiri

"Ada apa sayang? Kenapa kamu terlihat bingung?"

"Mengajak Fiyoni bekerjasama tidaklah mungkin apalagi dia musuh bebuyutanku antar mafia tertinggi" gumamku pelan

"Tenang saja sayang, aku akan membantumu"

"Bagaimana kamu mau membantu?"

"Sekarang mafiaku tidak selemah dahulu tahu, mafiaku sudah di rangking ke dua tepat di bawahmu"

"Oh benarkah? Aku sangat terkejut"

"Ya begitulah, jadi jangan dipikirkan. Sekarang ayo kita sarapan" gumam Han menggandengku dengan lembut

Walaupun hari ini adalah hari yang sial untukku tapi semenjak kejadian itu Han terlihat sangat manja dan sayang kepadaku bahkan dia tidak malu - malu menunjukkan keromantisannya kepada orang lain.

Aku sekarang harus mencoba untuk mencintai Han dan menerima Han sebagai suamiku, walaupun tidak akan mudah untukku tali aku harus berusaha melakukannya demi calon anakku nanti karena aku ingin anakku pertama harus bisa sekuat aku dan bisa setegas Han agar dia bisa menjadi penerus mafiaku nantinya