Chereads / Kawin Kontrak Mafia / Chapter 11 - Episode 11 : Kembali Menjadi Ketua Mafia

Chapter 11 - Episode 11 : Kembali Menjadi Ketua Mafia

Pagi ini aku terbangun dari tidur lelapku, suhu di dalam kamar sangat dingin bahkan tubuhku terasa membeku. Aku membuka kedua mataku dan melihat Han yang sedang tertidur di sebelahku. Wajah yang terlihat tampan, kaya, bertanggung jawab, dan juga sempurna, wanita yang bisa memilikinya pasti adalah wanita yang sangat beruntung.

"Kenapa kamu menatapku seperti itu?" gumam Han membuka matanya dan menatapku dingin

"Eee... Mmmm tidak ada.." gumamku membelakangi Han

"Apa kamu baru terpesona dengan wajahku?"

"Tidak, biasa aja"

"Oh benarkah? Tapi kenapa wajahmu memerah?"

"Mana ada!!!" protesku membela

"Jangan malu seperti itu istriku, hanya kamu yang pertama kali bisa menatap wajahku yang baru bangun tidur loh" bisik Han di telingaku

"Oh benarkah? Kenapa dengan yang lain tidak?"

"Karena.. Tidak tertarik, sama seperti kepadamu saat pertama berada disini sampai beberapa tahun aku sama sekali tidak menyentuhmu bahkan tidak mengobrol denganmu"

"Kenapa kamu lakukan itu?" protesku kesal

"Karena aku hanya menjaga image di depanmu, tapi di belakangmu aku selalu berada di kamarmu saat kamu tidur terlelap untuk memastikan kamu tidur dengan nyaman"

"Benarkah? Kenapa aku tidak menyadarinya?"

"Karena kamu tidur seperti kerbau, suara sebising apapun kamu tidak terbangun Hahaha" tawa Han keras

"Iiihh jahat!!" protesku kesal

"Walaupun begitu kamu tetaplah istriku apa kamu tahu"

"Hmmm .. Kenapa kamu mencintaiku?" tanyaku pelan

"Kenapa ya? Aku tidak tahu, yang aku tahu aku hanya dijodohkan dengan seorang wanita yang dulu pernah aku suka dan hidup serumah, dimanapun bersama dan susah senang di hadapi bersama selama beberapa tahu. Udah itu saja"

"Pasti ada yang lain kan?"

"Tidak ada, itu emang fakta yang sesungguhnya. Lagi pula tidak ada untungnya aku berbohong kepadamu" desah Han pelan

"Kalau aku tidak mencintamu apa kamu akan membunuhku?"

"Itu hakmu tapi sekeras apapun kamu berusaha meninggalkanku maka semakin kamu mengerti bahwa kamu harus menghadapi kenyataan kalau kamu milikku" desah Han masuk kedalam kamar mandi

"Heei... Itu kamar mandiku!!!" protesku kesal tapi Han tidak mendengarkanku. Aku berjalan menuju ke balkon dan menikmati salju yang turun dari langit, butiran salju yang menerpa wajahku, dingin dan tidak berdaya seperti hidupku

"Tapi benar kata Han, seberapa besar usahaku untuk cepat pergi dari keluarga Li ini maka semakin sadar aku sudah tidak memiliki tempat pulang bahkan melihat wajah ayah untuk terakhir kalinya saja aku tidak bisa" desahku pelan

"Aku berhenti di dunia mafia karena aku ingin merasakan hidup yang tenang dan damai tapi ternyata... AKu harus kembali terjerumus di dunia mafia" desahku pelan

"Ayah... Sani berjanji kepada ayah, Sani akan membalaskan dendam atas kematian ayah walaupun itu orang yang sebelumnya aku cintai. Kehilangan orang yang disayang lebih menyakitkan dari pada aku harus kehilangan orang yang dicintai" desahku mengambil senjataku di lantai balkon

"Apa yang akan kamu lakukan dengan senjata itu?" protes Han mengambil senjataku

"Hei kembalikan itu senjataku!!!" protesku kesal

"Beritahu aku apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu akan bunuh diri?"

"Bunuh diri? Tidak, aku tidak akan melakukan hal itu sebelum membalaskan dendamku" gumamku mengambil kembali senjataku dari tangan Han

"Apa kamu bisa mengalahkan San? Kamu sudah lama tidak berada di dunia mafia"

"Bodo amat... Yang penting aku bisa membalaskan dendamku"

"Kamu ingin aku bantu?"

"Tidak perlu, ini adalah urusanku.." gerutuku berjalan meninggalkan Han

"Tidak bisa!! Kamu istriku, aku tidak akan membiarkanmu terluka"

"Aku bukan istrimu Han, kita belum menikah jadi belum bisa dikatakan kalau aku ini istrimu" gumamku dingin dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Aku segera mandi dan mengganti pakaian menjadi gaun, aku menatap wajahku yang terlihat sangat kesal di meja rias

"Kalau melakukannya saat ini dan ..."

"Membunuh San saat ini juga percuma..." desahku memegang senjataku

"Kenapa tidak mencoba berkamuflase saja, biar aku tahu apa yang terjadi dengan mata kepalaku sendiri jadi untuk membunuh San aku tidak akan ragu lagi, apa lagi aku telah lama tidak membunuh orang..." gumamku tertawa keras

"Kita tunjukan Sani, seperti apa dirimu sesungguhnya kepada orang - orang.." tawaku keras

Aku Sani, seorang gadis polos yang saat remaja sudah membunuh beratus orang dengan kejam, aku memiliki sekumpulan mafia terkejam sebelumnya malah lebih kejam dari pada mafia milik Han. Karena aku pensiun saat sekolah, mafiaku diambil alih oleh ayah. Aku ingin merasakan hidup damai seperti gadis muda pada umumnya yang tidak mengenal darah, tidak mengenal senjata dan tidak mengenal mayat. Tapi semakin aku menjauhi mafia malah aku terperangkap dalam ikatan kawin kontrak dengan seorang mafia yang bisa dikatakan sama hebatnya dari pada mafiaku.

Walaupun aku sebelumnya hanya mengetahui tentangku di masa sekolah tapi kemungkinan Han sudah mengenalku sebagai ketua mafia terkejam dahulu. Akulah satu - satunya gadis kecil ketua mafia yang tidak kenal takut bahkan teman sekolahku sering menyebutku seorang psikopat cantik, setelah kenal San dan kami berpacaran aku memutuskan untuk berhenti dan menikmati hidup yang indah bersama San tapi tidak aku duga keputusanku salah dan San membunuh ayahku sendiri yang membuatku sangat kesal

"Sani kenapa lama?" protes Han membuyarkan lamunanku

"Tidak ada..." desahku menyembunyikan senjataku di gaunku

"Kamu akan membunuh San sekarang?"

"Tidak, aku hanya ingin melihat dia menderita terlebih dahulu sebelum ku bunuh" gumamku menata rambutku

"Kalau kamu kembali ke dunia mafia pasti semua ketua akan takut kepada mafia elang merah lagi" desah Han pelan

"Mau takut mau apa aku tidak peduli, yang terpenting aku ingin membalaskan dendamku" gumamku berjalan kearah Han

"Hmm inilah sosok Sani yang aku mau dari awal.." desah Han menggandengku keluar dari kamar

Di dalam mobil aku sibuk memasukkan peluru ke dalam senjataku sedangkan Han yang sedang fokus menyetir disetiap dia berkendara tapi tanpa sadar terus menatapku dengan kebingungan

"Kenapa kamu terus menatapku?" gumamku dingin

"Tidak ada.. Cuma terlalu terkejut melihat kamu sangat berubah seperti itu bahkan lebih menakutkan dari pada Soni"

"Menakutkan? Apa yang membuatmu berpikir kalau aku menakutkan" desahku melihat di depan ada seorang pencuri tas wanita dan tanpa basa basi aku menembak pencuri itu tanpa merasa bersalah

"Ka.. Kamu menembak dengan tepat saat mobil bergerak cepat seperti ini?" tanya Han terkejut

"Ya..."

"Tapi kamu menembak seseorang tahu!!!"

"Seorang pencuri pantas mati" gumamku dingin

"Tapi kan?...Hmmm pantas saja seluruh orang mengatakan kamu lebih kejam dari pada aku bahkan kamu dijuluki psikopat cantik" desah Han pelan

"Aku saja masih bingung, kenapa kau dijuluki psikopat padahal banyak ketua mafia yang lebih kejam dari padaku"

"Bagaimana kamu tidak di juluki psikopat kalau umurmu yang masih muda dan kamu seorang wanita bisa memiliki ketua mafia terkejam bahkan kamu sendiri juga kejam" desah Han pelam

"Kamu saja yang terlalu lembek" gumamku pelan

"Sifatmu yang dulu ternyata lebih menyebalkan.." desah Han meraih tanganku dan menggenggamnya dengan erat

Aku mengambil handphoneku dan menekan nomor wakil mafiaku yang aku percaya, wakilku bernama Fadil pria tampan yang sama gilanya sepertiku, walaupun aku memiliki perasaan kepada Fadil tapi aku maupun Fadil tidak memiliki rasa untuk menjalin hubungan hanya hubungan sebatas adik kakak saja

"Hallo.." gumamku dingin

"Oh hallo, ini siapa?"

"Aku Sani, apa kamu ingat?"

"Oh Sani ada apa? Tumben setelah sekian lama baru mengabariku, apa kamu sudah kembali memimpin mafia?"

"Ya, aku ingin membalas dendam"

"Oh benarkah? Dengan siapa?"

"Nanti saja aku jelaskan, kamu akan hadir kan di pertemuan itu?"

"Pertemuan setiap akhir tahun ya?"

"Ya.."

"Aku sudah di lokasi kok, datanglah kemari"

"Aku lagi perjalanan dengan Han" gumamku dingin

"Oh kamu masih bertahan saja dengan dia"

"Ya mau bagaimana lagi.." desahku kesal

"Baiklah kalau begitu ku tunggu di atap bangunan"

"Oh oke..." desahku pelan dan mematikan telponku

"Siapa?"

"Hanya wakilku" gumamku memasukan handphoneku

"Kamu hafal nomornya?" tanya Han terkejut

"Ya, nomor wakilku nomor yang enak di hafalkan saja" gumamku pelan

"Ngomong - ngomong disana ada pertemuan mafia ya?" gumamku menatap Han

"Yups benar, awalnya aku tidak ingin mengubah sikapmu tapi tanpa aku duga kamu kembali ke dirimu yang sesungguhnya.." desah Han pelan

"Lalu kenapa?"

"Ya tidak ada apa - apa sih, tapi bagus juga kalau kamu kembali ke dunia mafia jadi kamu bisa membantu kami"

"Membantu kalian ya? Mafiaku tidak membutuhkan itu" gumamku dingin

"Kenapa kamu tidak bersedia?"

"Karena kami mempunyai tujuan tersendiri dan juga sangat berbeda dengan kalian" gumamku dingin

"Tapi apapun yang terjadi, tujuanku tetap akan menikahmu istriku" gumam Han menciumku lembut

"Kamu suka banget sih menciumku!!" protesku kesal

"Kamu istriku dan setiap hari setiap kamu tertidur aku selalu menciummu kok apalagi ciuman pertamaku ku berikan kepadamu"

"Hmmm .." desahku menyandarkan kepalaku di jendela mobil

Aku saat ini merasa bodo amat tentang apa yang dikatakan Han, yang ada di hatiku adalah bagaimana aku membalaskan dendamku dan mengalahkan musuh bebuyutan mafiaku di masa lalu. Selama aku tinggal pensiun aku sering mendengar anggotaku banyak yang mati dibunuh oleh mafia musuh bebuyutan mafiaku yaitu mafia serigala hitam. Jadi tugasku akan sangat banyak setelah sekian tahun aku tidak menjabat sebagai ketua mafia lagi