Jam 3 pagi dini hari, jalanan terlihat sepi dan basah. Hujan deras mengguyur sejak kemarin siang. Di salah satu kedai kopi yang buka 24 jam, terlihat seorang pria paruh baya. Pria yang hanya menggunakan kaos itu duduk di emperan kedai seraya memandang hujan dan jalan raya. Nama pria itu adalah Ron. Mata Ron terlihat tenang, dinginnya malam seperti tidak terasa untuknya. Entah sudah berapa jam Ron berada di pinggiran kedai itu. Remang cahaya dari dalam kedai kopi di belakang Ron, membuatnya berpikir betapa berbedanya dunia ini. Orang - orang di dalam kedai kopi terlihat hangat dan bahagia. Sedangkan Ron basah kuyup dan kedinginan di gelapnya malam.
"Anjing! Bangsat! Bajingan!" adalah kata - kata yang yang diucap berulang mengalir di dalam otaknya.
"Harusnya kubunuh saja orang - orang bajingan itu." Ron mengumpat dengan lirih. Suara seraknya seperti orang sakit.
"Dunia ini menjijikkan." Dia menatap jalan raya yang gelap. Ekspresi Ron masih sangat tenang walaupun kalimat yang keluar dari mulutnya sangatlah kasar.
"Harusnya aku mati saja. Daripada satu dunia dengan para anjing - anjing itu." ucapnya lagi dengan lirih. Matanya masih menatap lurus ke jalan seperti menunggu sesuatu.
Sekelibat cahaya dari lampu mobil terlihat dari ujung periperal mata Ron. Seperti mendapat sinyal yang ditunggunya badannya pun berdiri. Berjalan pelan membelah derasnya hujan. Cayaha itu semakin mendekat dengan cepat. Ron menghela nafas lalu berbisik.
"Akhirnya" Senyuman lega dan tulus. Ron sendiri sudah lupa kapan terakhir kali dia tersenyum seperti ini.
_BRAAAAKKKK._
Sebuah truk kontainer menabrak tubuh Ron dengan kencang. Truk itu tidak berhenti seolah si supir tidak sadar kalau dia menabrak seseorang. Tubuh Ron yang tertabrak terpental jauh. Tiba - tiba gelap dan dunia seperti berputar sesaat.
"Jadi ini rasanya terbang." Batin Ron setelah merasakan bagaimana rasanya terbang untuk pertama kalinya.
"HAHAHAHAHAHA! Terbang?! " Suara kasar dan keras terdengar keras ditelinga Ron.
"HAAHAHHAHAHAHAHA" Suara tawa itu makin keras. Ron tidak bisa melihat siapa yang tertawa. Tapi dia bisa membayangkan bahwa orang itu tertawa dengan terpingkal-pingkal.
Menjijikan. Setelah Ron tertabrak, bukannya ditolong atau dibantu tapi dia malah ditertawakan. Manusia memang sudah gila. Kemanusiaan hanyalah kata - kata kosong. Tunggu dulu. Tertabrak? Tiba - tiba Ron merasa ada yang aneh.
Benar sekali, dia harusnya tertabrak. Tapi kenapa dia masih bisa berpikir dan mendengar. Ini sangat aneh. Ron sudah membulatkan tekad untuk bunuh diri. Sudah tidak ada lagi di dunia ini yang membuatnya ingin hidup. Dunia ini terasa menjijikaan untuknya. Ron masih bisa mendengar suara tawa dari orang itu. Dia berusaha membuka matanya untuk mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya.
Mata Ron terasa sangat berat. Dia tak bisa membukanya. Ini adalah hal wajar pikirnya, yang aneh adalah kenapa otaknya masih berjalan. Otaknya masih bisa berpikir dengan jelas. Mungkin ini adalah proses ketahap kematian pikirnya lagi.
"Hahh.." Dalam otaknya, Ron menghela nafas. Setidaknya dia ingin melihat siapa orang yang menertawai kematiannya dengan sangat senang. Dengan begitu dia akan bertambah yakin bahwa manusia memang semakin busuk. Bukan hanya dia saja yang menjadi manusia sampah. Tapi ada manusia lain yang ternyata bersikap seperti sampah lebih dari dirinya.
"Hhahaha, hahahaha- hak- " Suara tertawa itu tiba - tiba terdengar seperti tersedak.
Mampus. Umpat Ron dalam hati.
"Mampus? Hehehe. Apa? Kau ingin melihatku?" Tanya orang itu dengan suara kasarnya yang terdengar khas.
_Klik!_
Terdengar suara jentikkan jari yang sangat keras. Mata Ron tiba - tiba terbuka dan blur. Dia tidak bisa melihat apa - apa. Tidak lagi gelap tapi blur. Seperti kaca basah yang diguyur hujan deras dia tak bisa melihat apa - apa. Oh Tidak. Dia ingat kalau dia ingin mati. Jadi bukankah pertanda baik kalau dia tidak bisa melihat. Semakin cepat dia mati maka semakin baik. Ron lalu kembali menutup matanya dan dunia kembali gelap.
_KLIK!_
Kali ini disertai dengan petir, terdengar suara jentikkan jari yang sama. Mata Ron seperti terpaksa dibuka. Dia bisa melihat hujan deras yang turun tapi dia tak merasakan apapun. Hanya melihat tanpa merasakan adalah perasaan yang sangat aneh bagi Ron. Hujan ini juga berbeda. Air yang jatuh bewarna merah kehitaman seperti warna darah. Mungkin ini neraka pikir Ron. Akhirnya dia berhasil mati!
"Errr. Maaf anda belum mati"
Hah. Mana mungkin dia belum mati. Tidak ada tempat di bumi yang mengalami hujan darah. Ron yakin bahwa dia mati dan masuk neraka.
"Aku tau manusia memang bodoh. Tapi baru kali ini aku melihat yang sebodoh ini. Hahahahahahahaha"
Ron berusaha menggerakkan matanya untuk mencari sumber suara yang baru saja mencemoohnya. Dia menggerakkan bola matanya ke atas.
"Ohh ini juga bukan neraka hahahahahaha, ini cuma dimensi lain!" Sambung suara itu dengan masih saja tertawa.
Ron tidak bisa berkata apa - apa saat dia melihat sosok melayang diatasnya. Sayap yang sangat lebar dan orang yang sangat kecil. Wajah orang itu tertutupi dengan topeng hitam retak, dan hanya menyisakan lubang untuk kedua bola mata yang memperlihatkan pupil sangat kecil seperti tidak memiliki retina. Rambutnya panjang diikat tinggi dibelakang. Mata Ron menatap orang berukuran kecil yang memiliki sayap lebar itu dengan bingung. Sayap itu berukuran 5 meter atau lebih tapi tubuh orang itu hanya setinggi tongkat baseball.
"Manusia sampah! BERANINYA KAU MENYAMAKAN KU DENGAN TONGKAT BASEBALL?!!!!!" Tiba - tiba saja terdengar suara menggelegar dan pukulan seperti petir menghantam mata Ron.
Sakit yang luar biasa terasa diseluruh tubuh Ron. Saat tertabrak tadi Ron tidak merasakan apapun. Tapi saat ini dia merasak matanya seperti dicongkel keluar. Otaknya terasa seperti dibakar, dia dipaksa untuk mengingat secara cepat semua kenangan menyakitkan selama hidupnya. Sekali, dua kali, tiga kali, belasan kali, puluhan kali, ratusan kali! Dalam beberapa saat dia seperti mengalami kembali semuanya ratusan kali. Ron semakin ingin mati. Ron hanya ingin mati dengan tenang. Itulah kenapa dia memilih menabrakkan diri ke truk. Karena Ron pikir dia akan lansung mati. Hujan lebat dan dini hari, dia sudah merencanakan kematiannya supaya berakhir setragis mungkin. Tapi nasib sialnya malah membawanya kedalam keadaan ini.
Orang gila!! Pikir Ron sebelum semuanya berubah gelap. Hal terakhir yang Ron ingat adalah hujan darah dan sayap. Entah kenapa pikirannya tak bisa lepas dari sayap itu. Sayap seperti kelelawar itu sangat besar berwarna merah darah. Pemiliknya tertawa seperti orang gila. Bukan. Itu jelas bukan orang. Itu adalah iblis gila.