Chereads / Sistem Iblis Rugi atau Mati / Chapter 3 - Sistem Gila

Chapter 3 - Sistem Gila

[Tessssss! 1 2 3! haloooo manusia!! haloooo!]

Suara serak, berat dengan nada khas yang tidak mungkin dilupakannya. Suara iblis yang membuat Ron gagal mati dengan damai. Ron ingin menjawab suara yang ada dikepalanya. Tapi tangan kirinya yang diangkat oleh seseorang membuatnya sadar bahwa ia tidak sendiri di ruangan itu. Saat Ron membuka mata, Ron melihat wajah orang yang mengangkat tangannya. Dokter muda yang terlihat ramah dan baik hati.

Dari senyum si dokter dan kalimat akrab yang disebutkan sebelumnya, Ron bisa menyimpulkan bahwa sepertinya si dokter mengenal Ron. Tapi Ron tidak mengenal dokter ini. Ron juga menyimpulkan bahwa "Tuan Ron "yang dimaksud pria tua tadi adalah dirinya.

[Halooo manusiaaaaa]

Suara Baal yang sengaja dipanjangkan sungguh menggangu, akan tetapi saat ini Ron tidak bisa menjawab. Dia hanya bisa mendiamkan suara di dalam kepalanya. Saat ini si dokter yang terlihat akrab sedang mengecek dan menyinari mata Ron.

"Apakah kamu merasakan sakit kepala atau pusing Ron?" Tanya si dokter yang entah kenapa terlihat senang. Ron hanya menggelengkan menanggapi pertanyaaan itu. Mendapat jawaban dari Ron yang enggan bersuara membuat si dokter menghela nafas.

"Saya akan menyiapkan chek up lebih lanjut untuk Ron. Paman tenang saja, bahkan sebelum Ron masuk koma, tidak ada luka serius di tubuh Ron yang saat itu jatuh dari tangga. Luka benturan di kepala bagian belakang perlu kita chek lagi, akan tetapi kembali nya kesadaran Ron adalah sebuah pertanda baik. Paman Erik, dengar sendiri tadi dia sudah bisa mengumpat seperti dulu. Selebihnya dengan perawatan pasca trauma dan istirahat teratur Ron bisa kembali beraktivitas seperti biasa" Ujar si dokter ke pria tua yang ternyata bernama Erik.

Erik! Erik Setiawan! Ron merasa alarm yang diterima dirinya sebelumnya, berupa perasaan tidak enak ternyata benar. Erik Setiawan adalah nama seorang karakter dari novel yang pernah dibacanya dulu saat kuliah. Novel terakhir pemberian adik perempuan Ron sebelum ia bunuh diri. Adik perempuannya memberikan novel itu pada Ron karena didalamnya ada nama karakter dengan panggilan yang sama. Mahardika Ron Saputra adalah nama asli dirinya sedangkan karakter di novel yang diberikan adiknya adalah Ronald Pamungkas. Erik Setiawan adalah kakek tua yang sangat setia terhadap keluarga Pamungkas.

[HALOOOOOOOOO! ManusiAAAAAAAAAAAAA! Sistemnya sudah tertanam! itu berarti munusia bodoh ini seharusnya sudah terikat kontrak dan mendengar suara Iblis Baal yang luar biasa ini.]

Suara si iblis Baal makin terdengar menjengkelkan. Nada suaranya yang naik satu oktaf dan sengaja dipanjangkan membuat bulu kuduk Ron berdiri. Ron tidak memperdulikan suara si iblis Baal. Dia harus memastikan sesuatu.

"Yohan?" Ada sesuatu yang harus dia pastikan. Suara Ron terdengar serak, tenggorokannya terasa kering. Peraasaan haus tiba - tiba menyerang Ron membuatnya teringat bahwa badan ini sudah satu bulan tidak minum apapun. Dokter muda yang akan beranjak pergi dari ruangan setelah memberikan penjelasan ke Paman Erik terhenti, dan menoleh ke Ron.

"Iya? Sebaiknya kamu tidak banyak bicara Ron. Kita bisa mengobrol nanti. Suster akan membantumu minum perlahan." Jawab dokter yang ternyata benar bernama Yohan dengan muka kasihan terhadap Ron. Sial. Anjing. Umpatan demi umpatan mengalir di batin Ron. Tapi Ron memaksakan senyum senatural mungkin lalu mengangguk ke arah Yohan. Di dalam novel Yohan adalah dokter yang meracuni Ronald Pamungkas hingga koma. Yohan adalah sahabat baik Ronald Pamungkas sebelum ia menghianatinya.

[HALOOOOOOO!!!! Kelihatannya kau manusia masih bisa mengumpat! tapi tidak bisa mendengar suara iblis hebat ini!]

Ron tidak peduli jika Yohan dalam novel itu ingin membunuhnya. Toh, Ron menganggap Ronald Pamungkas adalah karakter sampah. Sekarangpun, jika Yohan ingin membunuhnya Ron akan sangat senang karena itu artinya ia bisa mati secepat mungkin. Dia tak ingin menjalani hidup cliche sejenis transmigrasi! Ron hanya tidak suka dengan penghianatan yang dilakukan Yohan. Melihat ekspresi hangat dan akting menjadi dokter baik dari Yohan yang sangat luar biasa membuat Ron ingin muntah. Teringat dengan penghianatan yang di alami Ron di dunia asalnya. Senyum Ron terlihat semakin tulus. Tapi matanya semakin dingin. Seolah senyum dan matanya tidak sinkron.

[HALOOOOOOOOOOO!!!! OHHH! Senyum yang terlihat seperti orang jahat! Sepertinya kau manusia memang cocok berkontrak dengan ku iblis yang hebat ini!] Ocehan si Iblis Baal makin tidak terkendali.

"Terimakasih Han," ujar Ron datar disertai senyum tipis. Yohan yang sudah memegang gagang pintu terhenti kembali dan menengok ke arah Ron dengan wajah hangat layaknya seorang sahabat.

"Kalau ingin berterimakasih lebih baik kamu traktir aku Ron setelah kamu keluar dari sini." Kata Yohan seraya melambaikan tangan lalu menutup pintu. Seketika setelah pintu tertutup dan raut wajah Ron berubah menjadi datar. Paman Erik yang melihat dan menyadari perubahan ini langsung mendekati pria yang masih terlihat sangat lemas terlentang di kasur.

"Tuan Ron.." Paman Erik ingin menanyakan bagaimana keadaan Ron, tapi pertanyaan itu terhenti saat Ron langsung memutus kalimatnya.

"Paman, aku ingin istirahat." Ujar Ron singkat lalu menutup matanya mengisyaratkan dia ingin tidur.

[Manusiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa] si iblis Baal menurunkan nada suaranya saat memanggil Ron. Insting Ron berkata, bila ia tidak secepatnya menjawab si iblis gila, si iblis gila akan mengamuk atau parahnya memberikan hukuman yang tidak ingin dia ingat.

"Baik, tuan." Paman Erik yang sudah mengasuh Ron dari kecil sangat paham dengan perilaku Ronald Pamungkas. Saat Tuan Ron ingin istirahat itu artinya tidak ada yang boleh mengganggunya. Paman Erik lalu memberitahu suster untuk meletakkan gelas berisi air di meja dekat tempat tidur Ron lalu menyuruh semuanya keluar dari ruangan dan menutup pintu kamar tidur dengan hati - hati agar tidak menggangu istirahat tuannya yang baru saja sadar dari koma.

[Manusiiii - ]

"Diamlah iblis gila. aku bisa mendengarmu." Jawab Ron dalam hati.

[Ehhhhhhhh. Kalau kau manusia bisa mendengarku, kenapa kau tidak menjawabku?! Aku iblis hebat ini sampai berpikir mungkin ada sistem yang rusak saat menghidupkanmu!]

"Tentu saja aku tidak bisa menjawabmu. Atau orang disekitarku akan menganggapku gila! Dan aku tidak minta dihidupkan. Aku ingin Mati." Ron menekankan kata mati seraya menggertakkan gigi menahan kekesalan karena dia paham di tak bisa melawan iblis gila ini.

[Itulah kenapa aku iblis yang hebat ini ada disini! aku memberimu hadiah!] Kepala Ron mulai terasa pusing. Entah kenapa dia merasa seperti berbicara dengan anak kecil dan bukan iblis.

[Aku akan menemanimu sebagai SISTEM! bukankah itu menarik? Aku yang sangat bosan ini sangat tertarik denganmu yang sangat ingin mati!]

Ron memijat keningnya yang terasa makin pening, "Menyebut dirimu sendiri iblis, tapi kenapa tidak segera membunuhku? bukannya tugas menyelematkan orang atau memberikan kesempatan kedua adalah tugas malaikat atau Tuhan?"

[Hahahahahaha. Aku sudah bilang aku bosan! Kalau aku iblis yang hebat ini langsung membunuhmu, semuanya akan cepat berakhir! Makanya aku membuat sistem agar lebih menarik lagi.]

Bosan? Iblis gila.

[Sistem Iblis: Rugi atau Mati, adalah sistem dimana kau manusia harus mengalami kerugian agar bisa mati -------- iblis yang hebat ini harus ----------- Manusia-------- ] Tiba - tiba suara dari si iblis menjadi terbata dan samar. Lalu tak lama suara itu digantikan oleh suara komputer.

[Koneksi Iblis Baal terputus]

[Mencoba menyambungkan kembali... GAGAL]

[Mengembalikan ke mode auto.... ]

[Mode auto AKTIF]

[Selama Iblis Baal pergi sistem akan masuk mode Auto. Host diminta untuk mengecek status dan membaca deskripsi tentang sistem di box deskripsi. Untuk membuka jendela status silahkan ucapkan "Status".]

Si iblis pergi? Tiba - Tiba Ron mendapatkan ide untuk bunuh diri dan mati.

[PERHATIAN! PERINGATAN! BILA HOST BUNUH DIRI MAKA SISTEM AKAN MEMBERIKAN KUTUKAN UNTUK MENCEGAH HOST BUNUH DIRI]

Kutukan? Ron teringat apa yang terjadi dalam kegelapan, rasa sakit yang dibuat dari si iblis gila. Ron ingin mati tapi dia tidak ingin mengulang semua hal itu. Sekarang ia tak punya pilihan lain selain mengikuti permainan si iblis gila. Seraya menghela nafas panjang Ron lalu mengucapkan "Status". Tulisan panjang muncul di dalam kepala Ron.

Setelah membaca paragraf pertama yang muncul, sambil menggertakkan gigi dan tangan mengepal Ron mengeluarkan kalimat.

"SISTEM GILA"