Fajar hampir menyingsing. Semburat cahaya kuning mulai tampak di langit yang masih agak gelap, warnanya hampir sama dengan lembayung senja ketika matahari terbenam.
Warna orange keemasan sangat indah berpadu dengan langit yang masih gelap dan awan yang terbang menjulang di angkasa.
Sisa-sisa embun masih sangat terasa. Membuat tubuh merasa dingin. Tak banyak orang yang bisa menikmati cahaya fajar ini. Karena pada waktu seperti ini, biasanya orang-orang masih lelap tertidur beralaskan kasur yang empuk.
Mumu masih tergolek pingsan di atas rerumputan. Tubuhnya penuh dengan memar yang berwarna bercak-bercak biru. Kedua pipinya tampak agak bengkak kebiru-biruan. Walaupun selama pertarungan tadi, ia tampak kuat, tapi ternyata ia sangat menderita, cuma terpaksa ditahannya takut ketahuan oleh musuh-musuhnya.
Seiring berjalannya waktu, muncul keanehan yang terjadi pada diri Mumu. Tubuhnya yang lebam-lebam dan pipinya yang bengkak berangsur-angsur hilang dengan sendirinya. Tak sampai sepenanakan nasi, tubuhnya kembali bugar seperti tidak pernah mengalami sesuatu apa pun sebelumnya. Ini sangat aneh. Tubuh manusia tidak mempunyai daya penyembuh seperti itu. Jangankan daya penyembuh jika makan obat saja tidak akan sembuh secepat ini. Sungguh aneh!
Ketika fajar benar-benar menyingsing, jari jemari Mumu mulai bergerak, disusul matanya yang mulai terbuka dengan perlahan. Penglihatan masih agak kabur dan pikiran pun belum terlalu jernih seperti kebanyakan orang yang baru bangun tidur.
Hal pertama yang Mumu rasakan adalah kaget campur bingung. Mengapa ia bisa tertidur di sini? beralaskan rumput yang basah terkena embun. Patutlah dingin. Setelah berfikir sejenak, tiba-tiba ia langsung teringat apa yang terjadi sebelumnya. Hatinya merintih mengenang rasa sakit yang ia alami akibat perkelahian itu. Benar kata pepatah melayu, 'berkelahi itu ibaratnya kalah jadi abu, menang jadi arang' intinya sama-sama rugi. Sama-sama menderita.
Tapi ketika terpandang kaki dan tangannya, Mumu sontak kaget, tak ada memar. Ia langsung berdiri, tapi tak dirasakan nyeri sama sekali seperti sebelumnya. Mumu tambah bingung, sebenarnya apa yang telah terjadi?
Ooo rupanya Mumu sedikitpun tak ingat mimpi yang barusan ia alami. Mimpi tapi seolah-olah nyata. Nyatanya karena khasiat minum air kelapa yang diberikan oleh kakek aneh dalam mimpi tadi, telah menyembuhkan luka di sekujur tubuh Mumu.
Setelah termenung sejenak, tapi tak bisa menemukan jawabanya, akhirnya Mumu berjalan menuju sepedanya, langsung dikayuhnya perlahan-lahan sambil sesekali menghirup udara pagi.
Ia harus cepat-cepat pulang untuk membersihkan play group. Karena sebentar lagi anak-anak yang dititip oleh orang tuanya di play group akan sampai.
***
Di sebuah rumah yang tak jauh dari lapangan tugu, ada lima orang yang sedang berbaring di lantai keramik. Wajah mereka tampak kuyu karena kurang tidur. Sesekali mereka meringis kesakitan jika mereka menggerakkan tubuh mereka. Jika diperhatikan dari dekat, ternyata ada tanda seperti dipukul benda keras di sekitar tubuh mereka.
Tak jauh dari mereka ada sebuah dipan yang beralasakan kasur yang agak tipis. Di atas kasur terbaring seorang pemuda yang berwajah tampan. Tapi ketampanannya sangat jauh berkurang karena saat ini wajahnya terlihat pucat, dan ada sisa-sisa keringat yang masih mengembun di sekitar wajahnya. Sebelah pipinya bengkak yang berwarna biru kemerahan. Matanya tertutup rapat seperti sedang tidur nyenyak.
"Mat, coba kau keluar sebentar, beli makanan untuk kita. Sudah lapar." Kata salah seorang dari kelima laki-laki tersebut.
Orang yang dipanggil amat, yang sedang berbaring di sudut dipan, dengan malas mau tak mau bergerak berdiri dengan menahan nyeri pada tubuhnya. "Sialan si Mumu, gara-gara dia, kita jadi tersiksa begini," makinya.
"Eh apa kamu bilang?" laki-laki yang menyuruh si Amat tadi meradang, "kamu memaki aku ya?" tuduhnya.
"Bbukan, bang..." jawab si Amat dengan terbata-bata.
"Jadi siapa yang kau maki tadi?" laki-laki tadi masih marah.
"Sudah lah, diamlah kalian berdua. Kita semua capek, lapar, sakit-sakit sekujur tubuh, tapi jangan mudah emosi." Kata pria yang berbadan kekar melerai adu mulut kedua temannya.
"Amat, kamu beli lontong cepat. Di Pasar biasanya sudah banyak orang yang jualan. Sekalian kopi panas. Kalau setelah sarapan, Ari tidak sadar juga, siap-siap kita bawa ke rumah sakit." Perintahnya.
Oo jadi sekelompok orang ini adalah orang yang sudah dipecundangi oleh Mumu. Rupanya nasib si Ari lagi sial, karena ia pingsan semalaman yang sampai sekarang belum sadar juga.
Jikalau waktu bisa diputar mundur ke belakang, mereka berlima tidak akan pernah berurusan dengan Mumu.
Persoalan yang pada awalnya mereka anggap hanya sekadar iseng-iseng belaka, karena hanya ingin bersenang-senang sambil cari muka terhadap Ari, ternyata telah menjadi bumerang bagi mereka berlima.
Sedikit pun mereka tidak pernah menyangka, bahwa mereka akan babak belur hanya melawan Mumu seorang. Jika berita ini tersebar, akan mereka letakkan dimana muka mereka.
Sebenarnya ini bukanlah kali pertama mereka mengeroyok seseorang. Biasanya mereka tidak perlu terjun berlima, cukup dua orang saja dari mereka sudah bisa membuat korban mereka memohon ampun.
Memang nasib lagi sial, bukan saja mereka berlima babak belur, bahkan si Ari sumber keuangan mereka hingga saat ini masih tergolek pingsan. Nasib, nasib. Bangs*at betul!
Tidak dinafikan, sebenarnya di hati mereka berlima terselip juga perasaan kagum dan hormat pada Mumu. Walau hanya seorang diri, tapi tidak merasa gentar dan berputus asa dalam melawan mereka berenam.
Sungguh orang yang nekad si Mumu itu. Kalau Mumu juga seorang pendendam, maka hidup mereka berenam tidak akan tentram. Tak selamanya mereka bergerombol terus, jika suatu saat Mumu menyerang ketika mereka hanya berdua atau sendiri, dapat dipastikan akan jadi apa mereka. Jika memikirkan hal tersebut, mau tak mau hati mereka bergidik.
***
Bersebelahan dengan kantor Bupati yang beralamat di jalan A. Yani, berdirilah sebuah sekolah yang bernama SMP Negeri 1 Bengkalis. SMP ini menjadi sekolah favorit tingkat SMP sederajat Di Kecamatan Bengkalis. Gedungnya bertingkat. Halamannya luas. Muridnya ratusan. Bahkan jika pada saat ada penerimaan murid baru, peserta yang mendaftar membludak, karena murid yang diterima di sini dibatasi hanya sekian ratus orang saja. Selain mata pelajaran wajib yang diajarkan oleh guru-guru yang berpengalaman di bidangnya, sekolah ini juga banyak kegiatan ekstarkurikulernya. Ada basket, yang rata-rata anak-anak tionghoa yang pilih olahraga basket. Ada sepak takraw, drum band, tari zapin, silat, pramuka dan karate. Jadi setiap murid diberi kebebasan dalam memilih kegiatan ektra apa yang mereka minati, minimal satu kegiatan.
Di Bengkalis ini ada berbagai macam perguruan silat yang telah hadir di sekolah-sekolah untuk mencetak atlet-atlet yang berprestasi yang akan betanding setingkat Popda. Pada awalnya ada beberapa perguruan silat yang ingin masuk di SMP 1 ini, tapi oleh pertimbangan kepala sekolah dan majlis guru, akhirnya dipilihlah perguruan silat yang Mumu ikuti. Perguruan HIMSSI.
Seperti biasa, hari ini adalah kegiatan rutin latihan silat di SMP 1 Bengkalis.
Dari awal latihan yang dimulai dari pemanasan, Mumu ikut dalam barisan anggota, jadi apa yang disuruh pelatih lakukan, ia pun melakukan sebagaimana anggota-anggota yang lain lakukan.
Semenjak dikeroyok beberapa hari yang lalu, Mumu mulai menyadari kekurangannya dalam mengolah fisik dan pernafasan, sehingga ia kewalahan dalam menghadapi musuh. Semenjak itu, ia bertekat untuk bekerja keras dalam mengolah nafas dan fisiknya, agar fisiknya lebih kuat dan nafasnya lebih teratur. Selain latihan di sini, setiap pagi, jika sudah selesai menyapu dan mengepel lantai play group, biasanya Mumu juga menyempatkan diri untuk maraton.
Di rumah pun, ketika terjaga dari tidurnya, sebelum berdiri, ia sempatkan untuk push up dan sit up. Ini merupakan rutinitas yang tergolong baru yang ia coba terapkan.
Kalau dipikir-pikir pengeroyokan itu ada juga hikmahnya bagi Mumu, karena membuat ia sadar dan termotivasi untuk semakin giat dalam berlatih. Jika dibandingkan beberapa hari yang lalu, baik fisik, pernafasan maupun gerakan jurus-jurusnya sudah jauh meningkat. Tapi hal ini tidak serta merta ia tunjukkan kepada teman atau pelatihnya. Mumu tak ingin terlihat mencolok.
Ketika sedang semangatnya mereka latihan, tiba-tiba terjadi keanehan pada pelatih yang di depan. Guntur dan Yalis. Mereka berdua sedang memegang dada seolah-olah sangat kesakitan. Ini aneh. Tak mungkin mereka sakit mendadak. Berbarengan pula lagi. Ini pasti karena ulah seseorang. Yang namanya berlatih beladiri kadang-kala memang pernah terjadi hal seperti ini. Tidak semuanya orang akan berprilaku seperti Padi Semakin berisi semakin menunduk. Semakin berilmu akan semakin rendah hati.
Ini pasti ada orang yang berniat tidak baik, sengaja mengetes ilmu yang dituju kepada kedua pelatih yang di depan, ini situasi yang berbahaya...
***