hari minggu menjadi hari libur yang menyenangkan namun menyebalkan, karena besoknya hari senin, yang artinya seorang Dayana harus kembali ke rutinitasnya.
usai memandikan Kai dan memakaikannya pakaian, kini Dayana membuatkan sarapan untuk keponakannya, karena semua orang terkecuali dirinya dan Bi Narni berada di rumah.
sementara yang lain sedang berada di Rumah Sakit, karena Indira baru saja melakukan persalinan anak keduanya yang berjenis kelamin laki-laki lagi.
jelas Dayana yang harus menjaga Kai, karena mama dan papanya sedang menjenguk menantu juga cucu baru mereka, termasuk Aksa.
"aunty, aku mau minum." pinta Kai setelah menelan makanannya.
dengan sigap Dayana mengambil segelas air yang memang tersedia sebelum makan dimulai. "pelan-pelan ya."
ting. tong.
suara bel terdengar nyaring, Bi Narni pun bergegas menuju pintu depan.
"siapa pagi-pagi gini yang namu." gumam Dayana sembari menyuapi Kai.
"pagi Dayana!" sapa Pra yang ternyata tamu di pagi hari, sudah dua hari berturut-turut dirinya berkunjung ke rumah keluarga Halim.
"lho, oh 'kan, Kak Aksa lagi gak ada di rumah." Dayana terkejut dengan kedatangan Pra.
Pra tersenyum melihat keterkejutan Dayana. "saya ke sini hanya ingin menemui kamu." katanya membuat Dayana yang usai menyuapi Kai suapan terakhir itu beranjak dari duduknya.
"udah sarapan?" tanya Dayana yang sebenarnya dirinya hendak sarapan, jadi tidak enak jika dia makan sementara tamu tak diundang itu hanya menontoninya makan.
lagi-lagi Pra tersenyum. "kebetulan belum." jawab Pra yang sengaja tidak sarapan di rumahnya agar bisa sarapan bareng Dayana.
"gak alergi seafood, 'kan?" tanya Dayana lagi.
"gak." setelah mendengar jawaban dari Pra, Dayana pun berlalu menuju dapur untuk menunda piring dan sendok bekas Kai makan.
juga dirinya hendak membuat sarapan, karena di keluarganya tidak memperbolehkan asisten rumah tangga untuk memasak, dan kebetulan sekali Sandra pergi dari pagi buta jadi tidak menyiapkan sarapan.
sebenarnya Pra datang lagi ke sana, karena usulan dari Aksa, jika peluang mendekati Dayana semakin besar karena keluarganya sedang di rumah sakit.
"uncle lagi apa di sini?" kini Kai mulai bicara menatap Pra dari baby safe high chairnya.
"uncle lagi mau sarapan di sini." jawab Pra seadanya, mana mungkin dirinya bicara jika alasan sebenarnya ia datang ke sana karena 'modus' ingin mendekati Dayana.
"emangnya di rumah uncle gak ada sarapan?" pertanyaan khas anak kecil yang sedang berada di fase menanyakan hal apa pun pada semua orang membuat Pra tersenyum mendengarnya.
"ada, hanya saja uncle ingin sarapan di sini." jawab Pra lagi membuat Kai mengangkat sebelah alisnya.
"kenapa?"
"karena uncle ingin mengajak Kai jalan-jalan." jawab Pra yang sempat terdiam sejenak mencari jawaban yang tepat.
Kai bersorak senang. "uncle mau ajak aku jalan-jalan?"
"kalau Kai mau, uncle pasti ajak, tapi harus sama aunty kamu." mendengar jawaban dari Pra, anak yang tiga bulan lagi genap berusia empat tahun itu senang bukan main.
"pasti aunty ikut kalau aku ajak." cetus Kai yang menyengir polos membuat Pra tak bisa melepas senyumannya.
Dayana pun kembali dengan dua piring nasi goreng seafood spesial.
"ini sarapannya." ujar Dayana yang menaruh dua mangkuk itu di atas meja makan.
"terimakasih Dayana." ucap Pra yang sudah memegang sendok yang diberikan Dayana.
ah memang kebiasaan Dayana, jika makan dengannya ia selalu memberikan sendok pada siapa saja, padahal tempat sendok dan garpu ada di atas meja makan.
"aunty, aunty, abis aunty sama uncle sarapan kita jalan-jalan yuk?" ajak Kai membuat Dayana yang duduk di sampingnya itu terangkat alisnya.
"jalan-jalan? mau jalan-jalan ke mana nih?" tanya Dayana yang bingung.
"iya jalan-jalan, aku ingin lihat ikan." jawab Kai membuat Pra terus merapalkan doanya agar Dayana mau menuruti kemauan Kai.
"ayo aunty mau, 'kan?" pinta Kai lagi membuat Dayana menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"asyik kita jalan-jalan!" seru Kai yang bersemangat.
setelah percakapan Kai dan Dayana, kini dirinya bersiap untuk mengisi perutnya yang mulai meraung kelaparan.
"selamat makan." ucap Pra membuat Dayana menatapnya.
"ya, selamat makan." balas Dayana membuat Pra tersenyum.
setelah meminta izin pada Tama dan Indira, Dayana berniat mengendarai mobilnya yang berada di garasi, namun Pra menawarkan diri untuk mengantar Dayana dan Kai jalan-jalan.
"biar saya yang antar kalian jalan-jalan." ucap Pra membuat Dayana berpikir sejenak.
"memangnya tidak merepotkan?" tanya Dayana yang merasa tidak enak terus menerus merepotkan Pra.
"saya sudah bilang waktu itu, kalau kamu butuh bantuan bilang saja, jangan sungkan."
"ya sudah kalau gitu saya menerima tawaran kamu." kata Dayana membuat Pra berucap syukur, karena Dayana tidak menolak tawarannya itu.
usai Dayana dan Kai berganti pakaian, ketiga orang itu menuju mobil Pra yang terpakir di depan rumah.
mereka pun masuk dan melaju menuju kawasan Ancol, karena Kai ingin melihat ikan jadi mereka memutuskan untuk mengunjungi wisata akuarium, Sea World.
tanpa Pra atau pun Dayana sadari, seseorang di sebrang rumahnya menatap mereka sejak keluar dari dalam rumah.
Kai jelas senang melihat beragam hewan laut yang ada di Sea World ini, dia terus menanyakan jenis dan dari mana hewan-hewan laut itu berasal.
tiba-tiba ada sepasang keluarga cemara meminta untuk Pra fotokan. "maaf mas, saya minta tolong untuk di fotokan, bisa?" pinta seorang papa muda yang menyodorkan ponselnya pada Pra.
Pra dengan bermurah hati menjadi fotografer dadakan untuk keluarga cemara di depannya yang sudah siap difoto.
"satu, dua, tiga." hitung Pra memberi aba-aba pada keluarga di depannya itu, setelah tiga kali mempotret, akhirnya selesai.
"mas, mana handphonenya, biar saya foto 'kan, juga keluarga mas." ujar pria itu, saat melihat Dayana dan Kai berdiri di sebelah Pra.
Dayana yang mendengarnya pun mengernyitkan dahinya, karena dia dan Pra hanya sebatas kenalan saja.
sebuah kesempatan emas, Pra jelas tidak ingin melewatkan momen berharga itu. "ini mas." Pra sudah menyerahkan ponselnya pada pria itu, dan Dayana menatap Pra tidak percaya.
"ayo kita foto bersama." bisik Pra menarik lembut lengan Dayana yang juga sedang menggenggam tangan Kai.
mau tak mau Dayana mengikuti Pra dan mereka bertiga berfoto bersama, dengan posisi Kai yang digendong Pra dan Dayana berdiri di sebelah Pra, mereka bertiga tersenyum sangat manis.
membuat orang-orang yang melihatnya iri dengan mereka yang diduga sebagai keluarga kecil bahagia.
"terimakasih mas." ucap Pra setelah menerima balik ponselnya.
"sama-sama mas." balas pria itu.
"bisa-bisanya ya kamu." sindir Dayana yang berjalan beriringan dengan Pra yang masih menggendong Kai.
Pra terkekeh mendengarnya. "ini kesempatan saya bisa dapat kenangan bersamamu." gumam Pra dan untungnya Dayana tidak mendengar jelas.
"apa?"
"tidak ada."
mereka pun berlalu menuju jalan pulang, setelah menghabiskan waktu seharian di kawasan Ancol itu, yang memberi kenangan baru untuk Pra mau pun Dayana.
.
.
.
.
.
TBC