Chereads / Menyembuhkan Luka / Chapter 10 - see you soon!

Chapter 10 - see you soon!

Baby, I'm dancing in the dark, with you between my arms

Barefoot on the grass, listening to our favorite song

I have faith in what I see

Now I know I have met an angel in person

And she looks perfect

I don't deserve this

You look perfect tonight~

lantunan lagu Perfect - Ed Sheeran, menjadi lagu kebangsaan Pra saat menatap lekat Dayana yang jelas-jelas sedang menikmati kerlap-kerlip bintang yang menambah suasana resepsi semakin indah.

"jangan terlalu lama ngeliatin saya, nanti kamu bisa jatuh hati." canda Dayana yang perlahan mengalihkan pandangannya ke arah Pra yang terus menatapnya.

"saya memang sudah jatuh hati, Dayana." balas Pra membuat Sana terkejut mendengarnya.

"becandanya gak lucu." ujar Dayana yang tiba-tiba merasa ada sesuatu yang gatal dalam dadanya.

Pra lantas tersenyum. "kalo kamu anggapnya becanda, saya gak masalah, karena saya serius dengan perasaan ini." batin Pra yang belum berani untuk mengutarakan perasaannya lebih jauh.

"kenapa?"

"kita pulang."

mereka akhirnya memilih mengakhiri menjadi tamu undangan, dan beralih pulang.

"kenapa diam aja?" tiba-tiba pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Dayana, yang sudah gatal dan canggung berada disituasi hening dalam mobil yang sama dengan Pra.

Pra menoleh sekilas. "kenapa memangnya?"

pertanyaan itu membuat Dayana mendengus mendengarnya.

"heran, malah nanya balik." cibir Dayana yang memilih melihat jalanan yang sedang mereka susuri.

mendengar hal itu membuat Pra terkekeh.

"besok saya pergi." tiga kata dalam satu kalimat singkat, entah kenapa begitu menyentil perasaan Dayana.

"pergi?"

"mungkin saya tidak bisa menemui kamu dalam beberapa waktu."

Dayana menatap Pra lama. "terimakasih untuk kado waktu itu, saya sangat menyukainya." tiba-tiba Dayana mengalihkan pembicaraan antara mereka.

"my pleasure Dayana." sahut Pra yang sadar jika Dayana mengubah topik perbincangan mereka.

hening.

keadaan hening kembali, dan rasa canggung mulai menyeruak ke dalam tubuh masing-masing.

kenapa jadi gue ngerasa canggung gini? kenapa Pra gak kayak biasanya? batin Dayana yang memilin jarinya seraya menatap jalanan lagi.

Pra menghela napasnya hingga terdengar jelas oleh Dayana.

apa dia sedang berada dalam masalah? batin Dayana lagi yang nampak sedang menatap lekat Pra.

"jangan terlalu lama ngeliatin saya, nanti kamu bisa jatuh hati." ucapan Pra yang meniru candaan Dayana saat berada di acara resepsi relasi Pra.

namun, ucapan Pra itu bukan candaan baginya, melainkan kalimat serius untuk Dayana.

Dayana gelagapan, dan mencari cara untuk bersikap semana mestinya.

"jangan kepedean kamu!" ujar Dayana yang menghindari tatapan Pra.

"lucu ya kamu kalo lagi gitu." sindir Pra yang terkekeh sembari mematikan mesin mobilnya, yang berhenti tepat di depan kediaman Halim.

sementara Dayana, hanya terdiam tanpa bisa menyangkal sindiran Pra seraya melepas seat belt.

"gak akan masuk dulu?" Pra menatap Dayana dan tersenyum.

"titip salam saja buat orangtua kamu." ucap Pra yang masih tersenyum, manis.

manis?

Dayana mengenyahkan pikiran aneh yang tak sopan memengaruhi pikiran sucinya itu.

"nanti saya sampaikan, gak akan ada salam juga buat Kak Aksa?"

"agak aneh juga kalau saya tiba-tiba minta sampaikan salam buat Aksa." kekeh Pra membuat Dayana ikut terkekeh karena pertanyaan jahilnya.

"ya sudah, saya turun ya, hati-hati untuk sekarang dan besok." ucap Dayana seraya tersenyum semakin melemahkan hati Pra, dan orang itu, kini sedang tersenyum lebar.

"see you soon, Dayana!" kata Pra saat Dayana keluar dari mobilnya dan melambaikan tangan ke arah mobil Pra yang sudah meninggalkan kawasan rumahnya.

"ya, see you soon too, Praha." gumam Dayana berlalu menuju ke dalam rumah.

"kenapa muka lo princess?" sambutan dari Aksa membuat Dayana menoleh.

"muka gue? kenapa? makin cantik, 'kan?"

Aksa yang mendengarnya langsung menyembur adiknya itu dengan tawa yang membludak.

"pede gila lo!" Dayana menatapnya kesal dan hendak berlalu menuju kamarnya, namun pertanyaan Aksa menghentikan niatnya.

"gimana tadi kondangan bareng si Praha? happy?"

Dayana berjalan mendekat ke arah Aksa yang sedang menonton baseball, seraya menyantap camilan singkong dan potongan buah naga.

"ya gitu, nothing special." jawab Dayana sekenanya.

Aksa menghela napasnya sejenak. "lo sadar gak sih dengan semua hal saat lo lagi sama si Pra?"

"hal apaan? yang jelas coba kalo ngomong tuh." cetus Dayana yang entah tidak mengerti maksud Aksa atau,

pura-pura bodoh.

"ck. mendingan lo mandi sana, biar cerdasan dikit!"

"apa hubungannya mandi sama kecerdasan manusia aneh?!" gerutu Dayana yang berlalu menuju lantai dua, keberadaan kamarnya.

"baru pulang dek?" kali ini Tama yang bertanya saat mereka bertemu di tangga, kakak laki-laki pertama yang paling tidak banyak omong, setelah papanya, menurut versi Dayana.

"iya mas, Kala udah tidur?" Kala yang dimaksud adalah Kalandra Halim---anak kedua Tama dan Indira yang baru lahir, pastinya kalian sudah hafal jika setiap weekend atau libur nasional, mereka akan tinggal di kediaman Halim.

"baru bangun dia dan sekarang lagi becanda sama mama." jawab Tama membuat Dayana hanya ber'oh' ria.

"yaudah mas aku bersih-bersih dulu, nanti ke kamarmu ya." Tama hanya tersenyum.

seperti ucapannya tadi, Dayana kini berada di kamar Tama setelah membersihkan diri dan berganti pakaian tentunya.

"mbak, gimana perasaan mbak saat pertama kali berubah status menjadi seorang istri?" pertanyaan random Dayana saat melihat Kala yang masih betah terjaga dan pastinya Tama tidak ada di sana, termasuk mamanya yang sudah melipir menuju kamarnya.

Indira menatap Dayana percaya tak percaya. "hmm, bisa dibilang nano-nano rasanya,"

"nano-nano gimana mbak?" sela Dayana yang terpancar sinar penasaran dalam wajahnya.

"ya nano-nano itu, bahagia, sedih, merasa gak percaya, dan bersyukur."

"kenapa sedih? kenapa merasa gak percaya?" tanya Dayana yang terlihat benar-benar polos.

"sedihnya itu karena mbak harus jauh dari keluarga, para sahabat, meninggalkan masa muda mbak dan tentunya karena mbak harus memenuhi kewajiban sebagai istrinya Mas Tama dan ngikutin ke mana pun Mas Tama pergi,"

"...dan kenapa merasa gak percayanya tuh, karena mbak kayak waktu itu tuh masih ada sedikit ketakutan dalam diri mbak, takut kalo mbak gak bisa menjadi istri yang baik buat masmu dan segala ketakutan yang ternyata sekarang gak ada yang terjadi, ketakutan yang cuma sugesti aku aja waktu menjelang hari pernikahan." jelas Indira membuat Dayana manggut-manggut mendengarnya.

"waktu itu, mbak sama Mas Aksa gak pacaran dulu, 'kan?" setelah mendengar pertanyaan ini, Indira mengerti ke mana arah pembicaraan Dayana.

"gak, karena mbak awal kenal masmu itu waktu jaman kuliah dan gak ada apa-apa, setelah gak ketemu empat tahunan, ternyata kita gak sengaja ketemu lagi di Spore, setelah tiga bulan saling dekat satu sama lain, di situ masmu memberanikan diri bahwa dia mau serius dan menikahi mbak."

padahal Dayana sudah mengetahui, awal mula hubungan Tama dan Indira dimulai.

"mbak aku boleh nanya tentang masa lalumu, gak?" tanya Dayana yang terdengar hati-hati membuat Indira terkekeh.

"nanya mah nanya aja kali Day, gak usah banyak gak enaknya gitu sama mbak." ujar Indira yang reda dari kekehannya.

Dayana menyengir mendengarnya.

"bukannya dulu mbak juga pernah ditinggal married sama mantan mbak, beberapa bulan sebelum ketemu lagi sama Mas Tama?"

"iya, dan aku sangat beruntung bisa dipertemukan lagi dengannya, karena Mas Tama bisa menjadi obat dari masa laluku yang kelam." jawab Indira sejujur mungkin, dan terkekeh lagi mengingat masa lalunya yang konyol.

"mungkin bagi kebanyakan orang yang hanya mengenal mbak selewat, mereka sangka mbak hanya memanfaatkan masmu untuk jadi tempat pelampiasan sakit hati mbak dari mantan, tapi kenyataannya gak begitu---"

"gak begitu gimana mbak?" sela Dayana yang terdengar menggebu-gebu.

"karena dari saat awal ketemu lagi sama masmu, perasaan sakit hati mbak udah hilang ya walau kenangan manis pahitnya masih ada, ya namanya juga manusia, mana bisa lupa sih dengan kenangan,"

"...intinya waktu ketemu masmu itu, mbak udah ikhlas melepas segala perasaan, yang gak boleh tersisa lagi buat dia yang udah menemukan teman hidupnya." tuntas Indira sembari tersenyum manis.

sementara Dayana, dirinya terdiam dan entah kenapa bayangan Pra tiba-tiba terlihat jelas dalam pandangannya.

apa mungkin?

.

.

.

.

.

TBC