Halo guys salam sejahtera buat pembaca semua semoga sehat semua ya selalu ya Jangan lupa patuhi selalu protokol kesehatan....
_____///Selamat membaca///_____
Sore itu Shafa mengawali perjalanannya nya stasiun Gambir yang berada di Jakarta pusat. Dia telah memesan tiket melalui aplikasi penjualan tiket kereta api,
Setelah memesan tiket dia langsung berangkat menuju ke stasiun di mana akan memberangkatkan nya ke kampung halaman neneknya.
Teladan sore itu cukup ramai namun masih terlihat normal,
Safa lebih banyak melihat ke arah jendela mengamati pemandangan ibukota di sore hari itu. Pikirannya melayang memikirkan nasib rumah tangganya yang sudah berada di ujung tanduk dia tak bisa membayangkan lagi apa yang akan terjadi kedepannya.
Menjauh dari pria itu adalah Jalan satu-satunya baginya, pernikahannya yang baru menginjak beberapa bulan, telah mendapatkan banyak masalah, dua kali berkonsultasi dengan 2 pengacara dan semua membahas perceraian namun dua kali pula ia akhirnya Gagal.
"Haruskah sekarang aku menghubungi Mas Andi lagi?" batinnya
Lalu bagaimana dengan nasib anakku yang saat ini ada di dalam kandungan, biar bagaimanapun dia butuh figur seorang ayah. Pikir nya.
"Kring kring"
Suara panggilan teleponnya mengalihkan lamunan nya. Safa segera meraih ponselnya melihat siapa pemanggil yang ada di layar ponsel tersebut.
Ternyata dilihat dari sahabat kedua mama nya.
"Apa kabarmu sayang hari ini?" tanya mama nya
"Safa baik mah" jawab Safa
"Kalau calon cucu mama bagaimana apa dia juga baik?" tanya balik Mama nya
"sama mama calon anak Safa juga baik" hijab Safa.
"Alhamdulillah malam ini Mama kebetulan mau ke rumah mertua kamu, shifa beberapa hari lalu juga berada di sini tetapi Mama masih kurang dan sekarang mama ingin kamu kamu gambar rindu dengan kamu dan calon cucunya mama" ucap mamanya
Tapi mah saat ini Shafa tidak ada di rumah Shafa, sedang di luar kota berlibur" ujar Shafa berbohong.
"Oh ya Sudah gitu lain kali saja Mama datang nya. Mama akan beritahu ayah mengenai hal ini" dengan nada kecewa.
"Mama nggak marah kan kita akan bertemu lain kali mah" ucap Safa.
"Enggak dong sayang masa gitu aja marah Mama senang kalau kamu hidupnya senang" ucap mamanya
"Ya kalau gitu sayang, sudah dulu ya nanti disambung lagi assalamualaikum" ucap mama nya mengakhiri percakapan.
Maafkan aku mah terpaksa aku harus berbohong Aku nggak mau mama memikirkan masalah yang sedang aku hadapi saat ini andaikan Mama tahu pasti mama akan menangis, dan Ayah pasti akan sakit kembali, shafa Nggak mau itu terjadi maafkan aku mah dengan sangat terpaksa aku kembali berbohong pada mama" batin Safa
Shafa meneteskan air mata dari sudut mata indahnya membasahi pipi . Rumah tangganya kini seakan sudah menemui. Akhir di mana na iya ya sudah tidak mampu lagi untuk memaafkan kan salah and sang suami namun ia masih mempertimbangkan karena hadirnya seorang anak yang ini ini berada di dalam rahimnya ya berharap masih bisa menemukan dalam terbaik dalam rumah tangganya yang sedang mengalami goncangan dahsyat.
"Mbak ini sudah nyampe ya di tempat tujuan" kata driver taksi tersebut.
"Mbak ini sudah nyampai di tempat yang dituju yaitu stasiun kereta" kata driver taksi itu sekali lagi, pada sapa yang masih terdiam di tempatnya seperti sedang memikirkan sesuatu
"Halo mbak, mbak" ucap driver taksi.
"Oh iya, maaf Mas saya sedang melamun maaf saya tidak konsentrasi dan tidak mendengar apa yang dikatakan oleh mas" kata Shafa, Seraya menyeka air matanya.
"Ini sudah sampai Mbak" itu sekali lagi
"Iya makasih Mas berapa ya tadi ya tarif nya?" Tanya pengemudi taksi online tersebut.
"Rp120.000 tarifnya" ucap sopir itu.
"Sebentar ya mas?" Kata siapa kemudian meraih dompet yang ada di dalam tasnya.
Tanpa mengeluarkan uang rp200.000 kemudian memberikan pada sopir taksi itu.
"Sisanya ambil aja ya Mas"
kata Shafa
"Safa kemudian turun dari mobil itu lalu masuk ke dalam stasiun.
__///___///___///___///___
Terus aja pulang ke rumahnya setelah urusannya dengan Dendi selesai, yang begitu kesal karena hingga sore itu cari belum juga ditemukan keberadaannya.
Devan masuk ke dalam rumah dengan terburu-buru ia mencari keberadaan putranya ke dalan kamar nya, Setelah mencari rupa nya ia menemukannya putranya. Melihat hal itu Mbak Asih kemudian berlari ke arahnya dengan tergesa, "Tuan dan den Aslan lagi keluar dengan opa udah sejak tadi siang dia pergi keluar untuk berjalan-jalan di pusat perbelanjaan katanya dan belum kembali hingga sekarang ucap Mbak Asih.
"Oke kamu boleh pergi" kata Devan.
"Baik Tuan" Mbak Asih dengan langkah cepat pergi dari hadapan Devan yang saat itu terlihat sedang gusar.
Evan kemudian melangkahkan kaki ke dalam kamar,
Sesampainya di kamar Devan tak menemukan keberadaan Safa.
"Shafa....," panggil nya.
Devan kemudian mencari ke segala sudut kamar itu namun tak menemukannya Ia juga mencari ke kamar mandi namun tak ada juga di sana.
Tatapannya tertuju pada sebuah koper yang tergeletak di lantai berisi baju yang masih rapi tetap di sana dia kemudian membuka brankas dan melihat isinya yang sudah jauh berkurang dari sana ia bisa melihat jika Shafa telah mengambil sebagian, dan itu merupakan uang haknya tapi dari sana ia bisa melihat jika Safa telah pergi dari rumah itu, karena biasanya Safa tak pernah memakainya jika tidak penting namun kali ini ia mengambilnya cukup banyak.
Devan keluar dari kamar kemudian berteriak pada Siti dan kasih asisten rumah itu.
"Siti....!"
"Asih....!"
Teriakan Devan menggema di rumah itu berhambur berlari ke arahnya. Tak terkecuali dengan ibu tirinya yang saat itu sedang berhias di kamarnya langsung ikut berlari untuk menguping percakapan Antara majikan dan pembantu-pembantu nya Tersebut.
"Di mana Nona Safa?!" Tanya devan pada kedua nya.
"Nona pergi Tuan" ucap keduanya secara bersamaan.
"Siapa yang mengijinkan?!!" Tanya Devan dengan nada tinggi.
"Maaf tuan saya tidak tahu" ucap Siti
"Ya Tuan saya juga tidak tahu tapi tadi sempat nelpon menanyakan den Aslan, dan menitipkannya pada saya tapi ketika saya tanya dia berada dimana dia tidak mau menjawab, dan kita mau memberitahu" ucap kasih dengan suara gemetar melihat kemarahan majikan didepannya.
"Panggil 2 sekuriti di depan dan seluruh menghadap saya sekarang juga!!!" Ucap nada tinggi
"Satu lagi kalian kumpulkan semua pekerja yang ada di rumah ini sekarang juga jangan ada yang tertinggal!!!" Baik Tuan Saya permisi dulu panggil yang lain ucap asih dan Siti secara bersamaan. Kemudian keduanya pergi dari hadapan depan yang masih terlihat emosi.
bersambung....