Chereads / Terjerat Cinta duda Tampan / Chapter 12 - Kembali ke kampung

Chapter 12 - Kembali ke kampung

Setelah mendapat kan giliran, Shafa pun buru-buru masuk ke dalam toilet tersebut. Tak berapa lama ia pun keluar dari sana.

Tatapan nya tertuju pada pasangan yang tadi malam berada di sebelah nya. Berbeda jauh dengan tadi malam yang begitu romantis dan penuh perhatian, namum saat itu begitu dingin dan cuek pada pasangan wanita nya nya, bahkan terlihat tidak menyapa seperti pasangan pada umumnya.

Hal itu justru membuat Shafa begitu over penasaran. Baru kali ini ia tertarik dengan kehidupan orang lain. (ngurusi urusane wong Liyo) bahasa jawa Sesekali Shafa melirik kedua pasangan yang masih duduk di ruang tunggu sama seperti diri nya.

"Astaga kenapa aku jadi repot mengurus hidup orang lain, aku bahkan jadi lupa jika aku punya masalah pribadi yang begitu pelik sekarang aku ngapain tertarik ngurusin hidup orang yang aku tidak kenal dasar" batinnya

Saat sabar melangkah baru beberapa meter ia tertabrak oleh seorang perempuan yang buru-buru berjalan ke arahnya kemudian mendekati pria dan wanita yang semalam mesra seperti pasangan pada umumnya terlihat sekali Jika wanita yang menabrak nya sangat marah pada wanita itu, dari tatapan wajahnya wanita hamil yang menjadi penumpang di sebelahnya begitu ketakutan melihat kehadiran wanita yang baru saja tiba di tempat.

Dengan begitu cepat wanita itu menjambak perempuan yang terlihat sedang hamil itu. Perempuan itu kembali menarik lengannya dan menjambak rambutnya belum puas sampai di sana ia kemudian menendang wanita itu Dan hampir saja perempuan hamil itu terjatuh jika laki-laki yang bersamanya tidak  Tidak menangkapnya tubuh perempuan itu.

"Ah," Shafa Tiba-tiba ikut teriak melihat , diikuti oleh pengunjung stasiun lain yang melihatnya.

Seorang petugas keamanan ya kemudian bergerak melerai pertengkaran itu. Kembaran jelas terlihat dari perempuan yang baru saja melakukan penganiayaan entah apa yang terjadi perempuan itu menolak untuk dibawa ke pos keamanan. Petugas keamanan itu pun melepaskan ketiga nya yang bertikai setelah berjanji untuk tidak membuat keributan di stasiun tersebut.

Kemudian laki-laki itu ditarik tangannya oleh si wanita dan membiarkan kan wanita hamil tadi duduk sendirian di sana seraya menangis.

"Huh, Kenapa ada pemadaman seperti ini di depan matanya, dan itu membuat ia begitu penasaran. Shafa yang jago beladiri begitu gemes melihat pemandangan di depannya nya. Entah apa yang persoalan nya namun perbuatan wanita itu benar-benar tidak terpuji dan tidak di benarkan.

Ada rasa iba dan rasa ingin tahu di dalam benak nya namun ia mengabaikan nya. Ia melihat kedua orang pria dan wanita yang beberapa saat lalu mengamuk pergi dari stelasiun dan meninggalkan wanita hamil itu di stasiun seorang diri.

Shafa hanya menebak-nebak apa yang terjadi dengan kejadian yang terjadi di depan nya.

Shafa hendak keluar dari stasiun itu namun ia menghentikan langkahnya dan berbalik arah, ia kemudian mendekati wanita itu yang kini terlihat sedang menangis.

"Maaf apa boleh saya duduk disini?" tanya shafa pada wanita di dengan perut besar itu.

Perempuan itu kemudian mengangguk dan mempersilakan Safa untuk duduk.

"Apa boleh tahu apa yang terjadi beberapa saat lalu?" Tanya Shafa.

Wanita itu terlihat menghela nafas berat lalu membuang nya. Setelah itu ia mengangguk,

Shafa terlihat dengan sabar terus menatap wanita. Adegan yang sejak tadi malam begitu menarik perhatian nya membuat ia tak mudah melupakanmu nya begitu saja, rasa keingintahuan begitu tinggi pada kehidupan Wanita yang begitu menyita perhatian nya. Hingga ia melupakan persoalan yang sebenarnya sangat rumit pada rumah tangga nya.

Wanita itu kemudian menatap Shafa dan kembali menangis. Ia melihat wanita yang masih sangat muda muda itu kembali menangis.

Ya Tuhan... Kenapa Aku harus tertarik dengan kehidupan orang lain, Sementara hidup nya sendiri tidak lah sempurna.

"Terima kasih kak sudah peduli padaku" ucap wanita itu mengawali kata-katanya.

"Kenapa tadi kamu diam saja ketika kamu dipukul dijambak dan ditendang?"

Itu ketika keluar dari mulut siapa dia begitu penasaran kenapa wanita itu tidak melawan ketika ia dianiaya oleh sesama perempuan.

"Sebenarnya dia enggak salah, saya yang sepenuh nya bersalah dalam masalah ini, saya telah berselingkuh dengan suaminya hingga saya hamil, cinta telah membutakan mata saya, sehingga saya mau saja ketika pria itu merayu nya dan kemudian saya terlena dalam pelukan nya.

"Deg deg deg" jantung Safa tiba-tiba berdetak kencang mendengar cerita dari wanita itu ia kembali teringat suaminya, ia kembali terlihat teringat perselingkuhan pria yang telah menikahi nya, iya kembali teringat  semua yang dilakukan oleh sang suami terhadapnya, dia juga teringat Sheryl yang hamil atas perbuatan sang suami, luka itu kembali menganga lebar dengan sendirinya mendengar cerita dari wanita di sampingnya.

Rasa iba dan simpatiknya terhadap perempuan itu tiba-tiba hilang entah kemana, ingatan nya justru kini pada sheryl yang sudah hamil dengan suami nya. Kebencian tiba-tiba hadir di hati Safa pada wanita itu yang datang tiba-tiba, dia justru membayangkan jika sheryl lah yang saat ini ada di sampingnya.

Shafa kemudian buru-buru pergi dari ruangan tunggu itu dan keluar dari stasiun meninggalkan wanita yang beberapa saat lalu begitu menyita perhatian nya.

"Tiada maaf buat perebut suami orang" batin nya

Ia sengaja menaiki becak mesin yang banyak tersedia di sana. Meskipun rumah nenek nya yang jauh dari kota dan harus naik gunung melewati bukit tidak bisa di jangkau dengan becak mesin maupun ontel.

Shafa banyak melihat pemandangan sekitar yang ia lewati, tidak seperti beberapa tahun lalu ketika ia pulang kampung, jalanan kota kebumen sekarang sudah ramai dengan toko dan tempat kuliner yang d

Tidak kalah dengan kota-kota besar di Indonesia. Dalam hati nya ia begitu bangga dengan kemajuan kota kelahiran ibu nya itu.

Shafa telah sampai di suatu tempat di mana becak itu hanya bisa mengantarkan nya hingga ke tempat itu.

Shafa turun dari becak lalu membuka tas nya, ia kemudian mengambil uang pecahan seratus ribu lalu memberikan satu lembar uang itu pada tukang becak yang membawa nya hingga ke jalan arah menuju rumah nenek nya.

"Giye ora ana duit pas Bae mbak?" Ucap tukang becak itu dengan menggunakan bahasa Jawa.

"(Ini nggak ada uang kecil saja mba, yan pas karena saya nggak punya kembalian)" versi bahasa Indonesia

Bersambung...

mohon maaf ya jika ada kesalahan kata akhir-akhir ini yang Belum sempat di perbaiki di karenakan autor lagi kurang sehat.. mohon doa nya supaya cepat sehat kembali.

Terima kasih dan sampai jumpa di bab berikutnya nya..