Di dalam sebuah ruangan VIP sebuah rumah sakit, ibunda sheryl begitu resah memikirkan putrinya yang tak kunjung memberinya kabar waktu menunjukkan pukul 8 malam pada hari itu dia berulang kali nelpon ke rumah namun tak juga ada kabar mengenai putrinya, ia terlhat resah mandir-mandir di ruangan itu.
Tak bisa dilukiskan dengan kata-kata betapa gelisahnya hati ibunya sheryl saat itu. Ayahnya yang saat itu sedang berbaring pura-pura tidur tetapi sebenarnya dia memperhatikan sang istri yang terus-menerus mandir di ruangan tersebut. Pria paruh baya itu memicingkan sebelah matanya melihat ke arah sang istri yang sedang mondar-mandir di sana kemudian ia kembali pura-pura tidur saat nyonya Jihan melewatinya.
Dia dapat merasakan apa yang sedang dirasakan oleh sang istri bagaimana pun Sheryil merupakan Putri semata wayang nya.
"Mau sampai kapan Mama terus-terus menerus mondar mandir seperti itu?" Suara sang suami mengagetkan nya. Membuat ia tersadar dari pikiran nya yang saat itu sedang melayang memikirkan putrinya.
"Pikirkanlah kesehatanmu sendiri kamu bahkan sejak siang belum makan nasi, papa nggak mau mama jadi sakit karena memikirkan putrimu.
Berdoalah semoga semoga dia baik-baik saja" ucap sang suami
"Mamahnya bingung Ke mana dia pergi Kenapa hingga saat ini dia belum juga ada kabar " ucap nyonya jihan Seraya menitikkan air mata.
"Mama tenang lah papa sudah mengerahkan orang untuk menemukan anak kita dia pasti dengan mudah ditemukan papa telah memasang GPS di dalam mobilnya Dia baik-baik saja"
"Papa kapan menghubungi anak buah papa?" tanya sang istri.
Tadi waktu Mama sedang ke kamar mandi, diam-diam ayah diam-diam papa mengambil ponsel papa di dalam tas, papa nggak bisa ya Mas terus-terusan diam seperti ini yang ada malah tambah sakit karena banyak pikiran.
"Maafkan mama ya Mama tidak termasuk seperti itu cuma hanya ingin agar papa banyak istirahat dan tidak memikirkan pekerjaan." ucap sang istri.
"Ya mah nggak apa-apa, papa bisa mengerti." UcapĀ sang ayah seraya tersenyum ke arah sang istri yang masih berdiri di samping Tempat tidur nya.
"Sekarang mama makan dan beristirahatlah ucapkan Sang suami yang kini justru berbalik menghawatirkan sang istri.
"Ayah nggak perlu mengkhawatirkan mama, mama baik-baik saja" ujar sang istri yang sudah terlihat lebih tenang dari sebelum nya.
Aku boleh eh ngecek ponsel ku sekarang?" Tanya sang suami.
"Silahkan, nanti mama yang ambilkan, tapi ingat jangan pikirkan pekerjaan dulu" ujar sang istri.
"Siap nyonya cantik" goda sang suami seraya tersenyum penuh arti ke arah sang istri..
"Papa ini lagi sakit juga sempat-sempatnya nya menggoda mama" ucap nyonya Jihan yang terlihat salah tingkah di goda sang suami.
"Sekarang mau mencari makanan mau pesan atau go-food atau pesan di cafe terserah mama yang penting mama makan, kalau perlu mama suruh anak buah mama ke sini untuk mengantarkan makanan" ucap sang suami.
Nyonya Jihan ponsel milik Sang suami yang ada di dalam tasnya.
Kemudian dan yang memberikannya pria paruh baya yang masih terlihat tampan itu.
"Ingat ya pah, jaga kesehatan jangan memikirkan kerjaan dulu badan papa dipikirkan dulu biar sehat kecuali untuk mencari sheryl keberadaannya nggak boleh selain itu" sang istri
"Mama ke restoran depan saja ya mumpung masih sore papa ditinggal sementara sendirian tidak apa-apa kan, setelah selesai memesan makanan pasti akan kembali" ucap sang istri
Saat ia hendak keluar dari sana, dari ruangan itu, Saat itu pula Sheryl hendak masuk ke ruangan itu dengan terburu-buru hingga keduanya hampir saja bertabrakan.
"Aduh kamu dari mana aja Sheryl Mama sudah khawatir seharian kamu enggak ada kabar ponselnya di tinggal di mobil!!!" Kata Sang ibu kesal.
"Maafkan sheryl Mah, aku tadi pagi ke rumah teman mau mengugur eh maksudnya mau main ke sana jauh di Tangerang" ucap sheryl gugup.
"Apa kamu tadi bilang? coba katakan sekali lagi kamu ingin mendengarnya" ucap namanya
"Enggak ma aku hanya salah ngomong salah bicara" ucap sheryl.
"Aku tadi di depan bertemu dengan seseorang pria yang sepertinya sengaja menabrakku kemudian seper menarik rambutku kemudian aku terjatuh dan sekarang perutku terasa sakit" keluh sheryl.
"Ya ampun sayang kenapa kamu nggak bilang dari tadi" tanya mama nya.
"Ya karena mama terus-terusan bicara maka aku enggak ada kesempatan untuk menjelaskan" ucap sheryl.
"Harusnya kamu bisa bicara sejak tadi saya cuma mau tahu kalau kamu sudah merasa tidak nyaman" ucap mamanya mama nya Saya menonton Sheryl untuk duduk di sofa.
"Apa yang kamu rasakan sekarang?" sayang Kenapa kamu tidak mengatakan pada Mama sejak tadi? harusnya harusnya kamu bicara sejak awal judi akan merasakan perut mulai nyeri Mama bahkan enggak tahu jika kamu habis saja terjatuh ucap sang mama."
"Apakah kamu mengenal siapa pria itu?" Tanya mama nya.
"Enggak mah aku tidak mengenalnya Dia memakai masker dan juga kacamata hitam sehingga sulit untuk dikenali perawakannya sedang tinggi besar sedang dan sepertinya umurnya sudah tua juga tapi aku tidak pernah melihat wajahnya" ucap sheryl menjawab pertanyaan mamanya.
"Apa perlu melihat CCTV rumah sakit tanya mamanya ada air pasang suami yang saat itu mendaftar Sang Putri dengan tatapan yang tak biasa" tanya mama nya.
"Sekarang yang terpenting adalah Sheryl dulu kamu panggil dokter sekarang sepertinya Sheryl benar-benar kesakitan terlihat iya bunda merasa meringis menahan sakit" ucap papanya yang sejak tadi memperhatikan putrinya.
Sheryl begitu panik ketika darah segar keluar dari mengalir dari tubuh di bagian bawah nya nya, jarak rasa nyeri yang teramat hebat tiba-tiba saja dia rasakan sehingga membuat Sheryl meringis kembali menahan rasa nyeri hebat di perutnya.
Dengan penuh kepanikan nyonya jihan keluar dari ruangan itu untuk memanggol dokter dan perawat yang terdekat dari ruangannya.
Tak berapa lama Seorang dokter datang bersama seorang perawat dengan membawa kursi roda.
Dengan penuh berhati-hati Sheryl naik ke atas kursi roda lalu duduk di sana kemudian dengan langkah cepat sheryl didorong ke ruangan unit gawat darurat Rumah sakit tersebut.
Dengan setengah berlari nyonya Jihan mengikuti kursi roda yang membawa Sheryl ke ruangan unit gawat darurat.
seorang dokter perempuan yang bertugas ruangan itu lalu memeriksa kondisi sering yang mengalami pendarahan, sheryl yang masih belum mengerti apa yang sedang dialami iya hanya meringis kesakitan dan menurut apa saja yang di suruh oleh dokter
bersambung....
jangan lupa ikuti terus cerita ini, sampai jumpa di bab berikutnya ditunggu vote, collection, komentar kritik dan sarannya terima kasih...
jangan lupa ikuti terus kelanjutannya ya..