Chereads / Terjerat Cinta duda Tampan / Chapter 7 - Terpasang garis polisi

Chapter 7 - Terpasang garis polisi

Kamu tahu sely, (panggilan untuk sheryl semasa kuliah). ada jutaan ibu-ibu yang mengharapkan kehadiran seorang anak di rahimnya tapi tak kunjung hadir terkadang hingga akhir hayatnya iya tak juga dianugerahi seorang anak aku bukan mau menasehatimu atau menakut-nakuti tapi di komunitas ku begitu banyak wanita yang tak seberuntung kamu, bisa merasakan kehamilan" ucap Vita.

Gak terasa air mata Vita menetes di sudut pipinya, Vita buru-buru mengambil tisu di disampingnya lalu mengusap air matanya, Sheryl sempat melihat itu itu dan ia mulai berpikir ulang untuk membuang janin yang ada di rahimnya .

Sheryl mengusap perutnya sesaat

Ada perasaan sedih dan sakit melihat sahabatnya menangis kekawatiran itu tiba-tiba datang setelah menceritakan pengalamannya.

"Jika aku boleh meminta waktu waktu diputar aku tidak akan membuang janin ku saat itu , aku tidak pernah berfikir jika setelah menikah justru sangat sulit untuk memiliki anak dan aku rasa itu karma yang sesuai untuk ku dan Aku harus menerimanya aku hanya berharap suatu hari aku bisa memiliki anak dengan suamiku yang baru itu aja harapanku saat ini." Ucap pita Seraya meneteskan air matanya yang sudah mengalir deras membasahi pipinya.

Mendengar Vita menangis Sheryl pun tak ikut tak kuasa menahan tangis ia ini mulai khawatir jika apa yang terjadi pada sahabatnya akan menimpa pada dirinya juga.

"Apa kamu tahu Sheryl, aku pernah tiga kali gagal dalam inseminasi dan 2 kali gagal dalam program bayi tabung, aku dan suami dinyatakan sehat dari hasil tes yang selama ini dilakukan oleh dokter, anak itu anugerah sayang yang harus kita jaga dan kita rawat Karena tidak semua orang beruntung memiliki anak seperti yang sudah aku katakan" ucap Vita Seraya menyeka air matanya

Setelah 30 menit berada di jalan akhirnya keduanya telah sampai di sebuah perkampungan yang cukup ramai penduduknya setelah melewati perkampungan sampailah Ia di sebuah jalan yang terdapat ruko-ruko di sana

Sheryl lebih banyak menetap keluar melihat jalanan sedangkan vita sesekali menyeka air matanya

"maafkan aku sudah membuat kamu bersedih, Aku benar-benar enggak tahu jika kamu sakit ini dan pernah menikah apakah mantan suami sudah menikah lagi" tanya Sheryl.

"Yang aku dengar sih belum dia masih suka chat aku tapi tapi aku tidak bertanya lebih lanjut dan sepertinya memang itu bukan urusanku lagi" ucap Vita

"Aku minta maaf ternyata masalahmu juga cukup berat makan aku tidak ada saat kamu mengalami itu semua "ucap Sheryl.

"Sudah jangan kebanyakan minta maaf semua sudah berlalu dan sekarang kita fokus ke masa depan karena yang akan kita lalui bukan masa lalu tapi masa depan, masa lalu biarlah kita jadiin pelajaran, saja pelajaran berharga tentunya yang nggak kita dapatkan di sekolah" ucap Vita.

Keduanya berhenti di depan sebuah ruko ia memperhatikan area sekitar terlihat banyak orang yang sedang berkerumun Karena penasaran kedua pun turun dari mobil itu sana terlihat ada garis polisi dengan darah yang berceceran entah apa yang terjadi dengan tempat itu yang pasti ia melihat ada yang tidak beres yang sedang terjadi di sana.

Bau anyir menyengat di hidung pertanda kejadiannya belum lama terbukti masih banyaknya orang berkerumun di sana karena Pasha penasaran kita pun berusaha menanyakan apa yang terjadi di sana pada seorang penduduk yang sedang berkerumun

"Siang Bapak, kalau boleh tahu ada apa ya Kenapa ada garis polisi?" tanya Vita

Ini neng baru saja ada yang pendarahan lalu meninggal saat menggugurkan kandungan di tempat ini, dan sekarang dokternya sudah diamankan oleh petugas" kata laki-laki itu.

"Oh gitu kapan kejadiannya pak?" Tanya Vita.

"Kejadiannya baru tadi pagi, tapi ini sudah sering terjadi di tempat ini dan itu membuat warga geram kebetulan keluarga korban tadi tidak terima dan melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib" ucap bapak itu.

Vita kemudian melangkah mendekati Sheryl yang sedang ikut berkerumun di sana ia menarik Sheryl dengan paksa Lalu memasukkan gadis ke dalam mobil. tak peduli dengan sahabatnya itu yang merasa bingung atas perlakuannya.

"Lo vita Ada apa Kenapa kamu menarik aku ke dalam mobil." tanya Sheryl penasaran.

Vita terdiam tanpa menjawab pertanyaan dari Sheryl temannya itu, iya kemudian melajukan mobilnya ke Jalan raya membiarkan sheryl yang bingung dengan perlakuannya.

"Vita kita mau kemana Kenapa kita balik lagi" tanya sheryl.

Kita masih terdiam enggan menjawab pertanyaan Sheryl ia masih merasa ngeri mendengar pernyataan dari bapak tadi.

"Kita akan pulang kamu tidak tahu tadi di sana ada apa?

apakah yang terjadi di tempat tadi kamu bener-bener enggak tahu?" Tanya Vita.

"Aku belum nanya sama orang-orang yang ada di sana Aku hanya melihat saja "Jawab Sheryl

"Itu tadi orang yang menggugurkan kandungan meninggal di situ karena pendarahan dan dokternya sudah diamankan oleh pihak yang berwajib karena pihak keluarga tidak terima dengan apa yang terjadi sehingga pihak keluarga melaporkan dokter tersebut itu yang terjadi" jelas Vita.

"Lalu aku harus bagaimana sekarang? Apa kamu punya nya referensi lain dokter lain misalnya dengan cara Apa yang bisa aku pakai untuk menggugurkan kandunganku?" Ucap sheryl kecewa.

"Kamu belum merasa takut juga melihat kejadian tadi ingat Sheryl kamu anak satu-satunya kasihan orang tuamu jika terjadi sesuatu denganmu kamu jangan cuma memikirkan diri sendiri tapi pikirkan juga orang sekitarmu terutama kedua orang tuamu yang telah membesarkanmu, mereka berharap pada padamu kamu jangan sia-siakan harapan mereka aku mohon kembalilah pulang lah kamu bicarakan kembali semuanya dengan keluargamu" ucap Vita

"Bagaimana ya fit aku harus gimana sekarang bingung" ucap Sheryl putus asa

Waktu menunjukkan pukul jam 15. 30 ketika kita menengok kearah jam di mobilnya ia kemudian berhenti membelokkan mobilnya ke sebuah masjid besar di depannya serius sedikit bingung karena dia tidak biasa melakukan itu "haruskah aku menunggu di mobil." pikirnya

Setelah mobil benar-benar berhenti Vita hendak turun dari mobil itu, Sheryl masih terdiam di tempatnya menatap ada Vita yang sudah membuka pintu mobilnya.

"Kamu yakin nggak mau turun say?" Tanya Vita

"Aku nggak biasa melakukannya aku malu aku bahkan tak pernah melaksanakan ibadah salat selama ini" ujar sheryl.

"Ketika aku merasa putus asa, saat suamiku memutuskan untuk menceraikan karena aku tak kunjung bisa memberikan keturunan, hanya ini yang aku lakukan, saat itu kedua orang tuaku sedang sakit dan aku tidak berani menceritakan kondisi Rumah tanggaku yang porak poranda," ungkap vita

"Kata seseorang, sesungguhnya hanya Allah tempat ku mengadu, dan aku melakukan nya, Allah memberiku ketenangan dan jalan keluar terbaik, Alhamdulillah aku masih bisa berdiri tegak hingga sekarang aku melewati semuanya sendiri saat itu" ucap Vita kembali menceritakan pengalaman pahit nya.

Bersambung....