Sienna yang sudah berada di luar kelas melihat Samuel sudah menunggunya menghambur ke dalam pelukan Samuel.
"Sienna, ayo ke kantin sekarang," ajak Samuel sambil melepaskan pelukannya lalu ia menggenggam tangan Sienna.
Sienna menganggukkan kepalanya. Mereka berdua berjalan sambil bergadengan tangan menuju kantin. Sesampainya di kantin, Samuel menarik kursi untuk Sienna dan Sienna mendudukkan dirinya di kursi tersebut disusul Samuel yang juga ikut duduk di kursi di hadapan Sienna.
"Gimana hari pertama masuk sekolah? Senang enggak sekolah di sini?" tanya Samuel.
"Aku belum dapat teman, Sam, kalaupun ada cuma cowok gila yang tadi pagi sama Sony," jawab Sienna.
"Pasti nanti lama kelamaan kamu bakal mendapatkan banyak teman, Sayang. Oh iya kamu mau aku pesankan makanan apa?" kata Samuel.
"Bakso goreng aja sama es jeruk," balas Sienna.
Samuel mengacungkan kedua jempolnya lalu ia berjalan menuju kantin untuk membeli makanan. Sienna yang menunggu Samuel melihat-lihat ponselnya. Tidak lama Samuel kembali sambil membawa dua bakso goreng dan dua es jeruk. Mereka berdua mulai memakan makanannya dengan lahap. Setelah selesai makan Samuel mengantarkan Sienna ke kelasnya dan setelah itu ia kembali ke kelasnya sendiri.
***
Hari demi hari mulai dilalui dengan sukacita oleh Sienna di sekolah barunya. Saat ini Sienna sedang berkumpul bersama teman barunya Rebecca, Tere dan Icha di perpustakan sekolah La Rigello. Sienna biasanya berkumpul di sini setelah selesai makan siang untuk membaca buku biologi dan terkadang novel fiksi.
"Eh lu tahu kan Arga Bowie, dia tuh anak pemilik sekolah ini loh," kata Rebecca berbisik-bisik.
"Dia anak pemilik sekolahan, terus kenapa? Ada masalah," balas Sienna ketus.
"Gila gila, yang gue dengar dari orang-orang, Arga itu psyco tahu. Kalau ketemu sama dia mending jauh-jauh dah, kalau sampai dia suka sama lu bahaya tahu," kata Rebecca.
"Enggak usah dengarin Rebecca, Sienna. Dia tuh lebay," kata Tere.
"Parah lu ejekin gue," balas Rebecca.
"Ya emang lu yang lebay. Sejak kapan Arga suka sama cewek, lihat dia jalan bareng cewek di sekolah ini aja enggak pernah," kata Icha.
Sssttt
Orang-orang yang sedang berada di perpustakaan menyuruh mereka diam karena sangat berisik.
"Woi! Santai dong. Iya kita diam," kata Rebbecca.
Sienna menggeleng-gelengkan kepalanya. Tatapan mata Sienna mengernyit menatap keluar jendela perpustakaan saat ia melihat ada seseorang berdiri di lantai tertinggi gedung sekolahan mereka yang terletak di samping gedung perpustakaan. Sienna berlari keluar dari gedung perpustakaan masuk ke dalam gedung sekolahan mereka lalu ia menekan tombol lift.
"Aduh, lama banget sih nih lift turunnya," gumam Sienna.
Sienna yang tidak sabaran melihat lift belum turun ke bawah akhirnya berlari menaiki anak tangga darurat.
Hos hos hos
Napas Sienna mulai terengah-engah. Dia memandangi anak tangga yang masih banyak harus dilalui dirinya.
"Aduh, udah lantai berapa nih?" gumam Sienna.
Napasnya mulai terasa sesak dan akhirnya Sienna menaiki anak tangga satu per satu dengan tertatih-tatih.
***
Icha, Tere dan Rebecca yang masih berada di perpustakaan merasa bingung dengan Sienna yang belum kembali padahal jam istirahat sudah mau habis.
"Sienna ke mana sih?" tanya Rebecca kesal.
"Coba gue cek dulu di kamar mandi ya," kata Icha.
"Ada-ada aja sih dia. Ini udah mau bel masuk kelas tapi dia belum kelihatan," balas Tere.
Akhirnya Icha masuk ke dalam kamar mandi yang berada di dalam perpustakaan. Sesampainya di depan kamar mandi, Icha masuk ke dalam dan melihat tidak ada Sienna keluar lagi menghampiri Tere dan Rebecca yang menunggu dirinya.
"Icha, kenapa lu?" tanya Rebecca.
"Sienna enggak ada di kamar mandi," jawab Icha.
"Waduh, dia ke mana tuh?" kata Rebecca panik.
"Udah mending kita di luar aja berdebatnya daripada nanti kita ditendang dari perpustakaan dan tidak boleh ke sini lagi," kata Tere.
Tet tet
Bunyi bel istirahat berakhir.
"Mending kita masuk kelas aja deh soalnya ini udah waktunya masuk daripada kita telat," kata Tere sambil memijat pelipisnya.
"Kalian aja duluan deh, gue masih mau cari Sienna dulu. Takutnya nanti Samuel nyalahin kita tahu," kata Rebecca.
"Ya sudah, terserah lu," balas Tere.
Tere dan Icha kembali ke kelasnya. Rebecca masih mencari Sienna. Sedangkan Sienna akhirnya sudah sampai di lantai paling atas gedung.
"Akhirnya sampai, semoga saja orang itu selamat," kata Sienna.
Krek
Sienna memutar knop pintu. Sienna melihat orang itu masih di ujung gedung berteriak.
"Hei! Jangan lompat, sayang nyawa, sayang orang tua kamu juga, kasihan mereka!" teriak Sienna heboh.
"Hahaha, kamu lucu sekali sih," kata pria itu.
"Sialan, apanya yang lucu hah?! Kalau mau mati jangan repotin orang," kata Sienna menggebu-gebu.
Tak
Pria itu tiba-tiba melompat dari ujung gedung ke bawah. Lalu pria itu menghampiri Sienna dengan senyum liciknya membuat Sienna perlahan mulai mundur ke belakang.
"Mau ngapain kamu deketin aku? Jauh-jauh sana, dasar aneh," kata Sienna.
"Kenapa kamu menjauh? Apa kamu takut dengan saya, Sienna?" tanya pria itu dengan senyum miringnya.
"Ngapain juga aku takut sama kamu, Arga Bowie," kata Sienna memanggil nama lengkap Arga.
Arga terkekeh mendengar ucapan Sienna.
"Kamu tahu aku kagum dengan gadis sepertimu, mudah berbaur dan memiliki kekasih yang sangat menyayangimu tapi sayang itu semua akan direnggut tentunya nanti olehku," kata Arga sambil memiringkan wajahnya di dekat Sienna.
Sienna memejamkan matanya karena merasa ketakutan.
Pfttt
Sergah Arga membuat Sienna seketika membuka matanya kembali.
"Jauh-jauh kamu dariku, kalau mau bunuh diri sekarang bunuh diri aja deh, bodoh amat," kata Sienna yang kesal membalik tubuhnya menuju pintu.
Sienna tangannya menarik knop pintu tapi tiba-tiba Arga menarik tangan Sienna hingga tubuh mereka saling bertabrakan. Sienna memukul-mukul tubuh Arga dengan kedua tangan mungilnya.
"Hei, jangan berontak begini," kata Arga menatap Sienna dengan tatapan tajamnya.
"Lepaskan aku," desis Sienna menatap Arga dengan tatapan tajam yang tidak kalah tajam dengan Arga.
Arga menggendong tubuh mungil Sienna.
"Turunin aku, Arga gila. Lepasin aku please," kata Sienna dengan air matanya yang sudah mulai mengalir.
Hahaha
Arga tiba-tiba tertawa terbahak-bahak seperti orang gila.
"Mau diturunin nih, beneran?" tanya Arga.
Sienna yang masih di gendongan Arga menatap ke bawah. Betapa terkejutnya Sienna melihat Arga ternyata membawa dirinya ke pinggir gedung dan reflek Sienna memeluk leher Arga. Arga menghirup aroma tubuh Sienna yang wangi walaupun Sienna berkeringat.
"Arga jangan turunin aku," pinta Sienna.
"Katanya mau turun tadi," balas Arga dengan smirknya.
"Jangan, jangan turun di sini. Hiks ... hiks, Samuel tolong," lirih Sienna.
Arga yang mendengar ucapan Sienna yang menyebut nama Samuel kekasihnya sienna matanya menajam dan tangannya mencengkram pinggang Sienna agak kencang membuat Sienna kesakitan.