Chereads / Crazy Love Of CEO / Chapter 8 - Sorry

Chapter 8 - Sorry

Handphone Sienna terjatuh ke lantai dan ia langsung mengambilnya lalu menempelkan kembali ke telinganya. 

"Pak, kalian akan membawanya ke rumah sakit mana?" tanya Sienna dengan jantung berdegup kencang dan matanya sudah memanas.

"Saya dan para warga akan membawanya ke rumah sakit Neo," jawab Rans.

Telepon diputuskan sepihak oleh Sienna dan Sienna yang matanya berlinang air mata berlari dengan kencang menuju kamar mamanya. Sesampainya di depan kamar mamanya Sienna menyelonong masuk ke dalam.

"Anak Mama kenapa nangis?" tanya Jenny sambil mengusap air mata anaknya dengan jarinya.

"Ma, Samuel kecelakaan, ayo kita ke sana," kata Sienna sesegukan.

"Hah?! Kok bisa!" teriak Jenny.

"Ma, daripada Mama berisik mending ayo kita jalan sekarang, aku takut Samuel kenapa-kenapa," kata Sienna menangis.

Jenny memberitahukan terlebih dahulu kepergian mereka ke rumah sakit tempat Samuel dirawat ke suaminya dan setelah itu mereka berdua melangkahkan kakinya menuju mobil.

"Udin, ayo cepat antarkan saya ke rumah sakit Neo!" teriak Jenny melihat Udin sopirnya sedang ngopi di pos jaga.

Udin segera berlari menuju nyonyanya dan langsung membuka pintu mobil. Sienna dan Jenny masuk ke dalam mobil lalu Udin menutup pintu, memutari mobil dan masuk ke dalam mobil.

"Udin, ke rumah sakit Neo," perintah Jenny.

Perlahan mobil yang dikendarai Udin mulai melaju menuju tempat Samuel dirawat. Sepanjang perjalanan Jenny mengusap lembut rambut panjang Sienna berusaha menenangkan putrinya yang masih menangis sesegukan.

"Sienna, pasti Samuel tidak apa-apa," kata Jenny berusaha menenangkan Sienna. Padahal dirinya juga takut Samuel kenapa-kenapa apalagi saat mengetahui Samuel mobilnya ditabrak.

Beberapa menit kemudian mobil yang dikendarai Udin berhenti di lobby rumah sakit Neo. Sienna dan Jenny langsung keluar dari mobil dan di sana sudah ada Pedro yang menunggu mereka.

"Ma, apa yang terjadi dengan Samuel?" tanya Pedro khawatir.

"Sudah, Pa, mending kita ke tempat Samuel dulu," jawab Jenny sedangkan putrinya hanya diam saja.

Mereka semua berjalan menuju receptionist dan setelah mengetahui di mana Samuel dirawat mereka langsung berjalan ke tempat tersebut. Sepanjang perjalanan Pedro terus bertanya apa yang terjadi dengan Samuel.

"Ma, Samuel kenapa bisa begini?" tanya Pedro.

"Ini semua gara-gara Arga, Pa. Dia berani sekali mencium leher anak kita," jawab Jenny.

"Wah, anak itu keterlaluan sekali. Sudah tahu Sienna sudah punya pacar masih disosor. Awas aja kalau Samuel kenapa-kenapa bakal Papa cekek dia," balas Pedro.

Tidak lama mereka berhenti di depan ruang operasi dan di sana sudah ada mama dan papanya Samuel yang menunggu di depan pintu operasi.

"Ma, gimana keadaan Samuel?" tanya Sienna.

Vina Bryan mamanya Samuel mendekati Sienna lalu memeluknya ke dalam dekapannya dan mengusap rambut Sienna.

"Sienna, Samuel hanya operasi pasang pen, bentar lagi pasti selesai kok," kata Vina menahan dirinya untuk tidak menangis.

Sienna, Pedro dan Jenny akhirnya duduk bersama orang tuanya Samuel menunggu Samuel keluar.

"Sudah ya, Sienna jangan menangis. Papa yakin Samuel pasti kuat," kata Victor papanya Samuel.

Setelah menunggu lama akhirnya salah satu suster keluar dari ruang operasi dan meminta salah satu dari mereka untuk menemani Samuel. Sienna yang baru mau masuk tidak jadi masuk karena tidak mungkin jika dirinya yang masuk sedangkan orang tua Samuel menunggu di depan.

"Sienna, kamu duluan aja. Saat ini Samuel lebih butuh kamu," kata Vina lembut.

"Iya, Sienna, kamu duluan aja," kata Victor.

Akhirnya Sienna masuk ke dalam ruangan tersebut. Ruangan didominasi warna putih dan juga terdapat bau obat-obatan yang menusuk indera penciuman Sienna. Ia melihat Samuel terbaring lemah di atas ranjang dengan kepala yang diperban dan kakinya yang digips hatinya merasa sakit. Ia merasa sangat bersalah pada Samuel.

"Samuel, maafkan aku," kata Sienna sambil memeluk Samuel erat.

Samuel mengusap lembut punggung Sienna dan membalas pelukan Sienna. 

Krek

Suara pintu terbuka menampilkan dokter dan suster yang membawa alat untuk memeriksa tekanan dan detak jantung.

"Nona, tolong bergeser sebentar, kami ingin memeriksa keadaan Tuan Samuel pasca operasi," kata James dokter yang menangani Samuel.

Sienna melepaskan pelukannya dan bergeser. Dokter dan suster mulai memeriksa keadaan Samuel, setelah semuanya dirasa normal ranjang tersebut didorong menuju keluar dari ruang operasi menuju kamar rawat VVIP diikuti Sienna di belakangnya. Orang tua Samuel dan Sienna yang menunggu di depan mengikuti juga.

"Nona dan Tuan kalau ada terjadi apa-apa tekan bel yang di samping ranjang, kami pamit undur diri," kata James.

Dokter dan suster keluar dari ruangan tersebut setelah berpamitan meninggalkan mereka semua.

"Ma, Sienna mau menjaga Samuel di sini," pinta Sienna.

"Sienna, kamu enggak usah menginap di sini ya, aku tidak apa-apa kok," kata Samuel yang sudah sadar sepenuhnya.

"Aku mau menginap di sini, mau jaga Samuel," kata Sienna menangis sesegukan.

"Samuel, biarkan aja Sienna menginap di sini," kata Jenny berusaha membujuk Samuel sedangkan Pedro suaminya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat putrinya yang manja.

"Sienna, sini," kata Samuel.

Sienna mendekati Samuel yang sudah mendudukkan dirinya. Samuel mengusap lembut pipi Sienna dengan jarinya menghapus buliran air mata dan tiba-tiba Samuel maju mengecup mata kanan dan kiri Sienna membuat Sienna pipinya merona seketika.

"Samuel, malu dilihatin orang tua kita," rengek Sienna.

"Enggak apa-apa, Sienna. Kan sama kekasih kamu, kan sebentar lagi kalian akan tunangan dan menikah," kata Jenny menggoda Sienna.

Samuel terkekeh lalu mengecup puncak kepala Sienna.

"Samuel, kita sudah baikan? Kamu sudah maafin aku?" tanya Sienna menatap mata Samuel.

"Iya, tapi aku mau dengar semua ceritanya dari kamu," jawab Samuel.

"Oh iya, ini udah malam sebaiknya kita pulang ya. Samuel kan butuh istirahat," kata Victor.

"Samuel, Mama menginap di sini ya bareng Sienna," pinta Vina.

"Tidak perlu, Ma. Kan udah ada Sienna yang menjaga aku," balas Samuel.

"Vina, ayo kita pulang aja dan biarkan anak kita bersama kekasihnya bermesraan tanpa gangguan kita," kata Victor.

"Baiklah, Pa," balas Vina.

Akhirnya mereka semua berpamitan dan pergi keluar meninggalkan Sienna bersama Samuel di dalam ruang VVIP tersebut.

"Sienna, ayo ceritakan apa yang terjadi sampai leher kamu bisa ada kissmarknya," kata Samuel tegas.

Sienna mulai menceritakan apa yang terjadi padanya tadi pagi. 

"Sienna, maafkan aku. Gara-gara aku minta kamu masuk ke sekolah yang sama sama denganku kamu dilecehkan sama laki-laki lain," kata Samuel sambil memeluk Sienna.

"Ini bukan salah kamu, Samuel. Ini salah aku yang tidak bisa menjaga diriku," balas Sienna.

Samuel mengepalkan tangannya hingga buku-buku tangannya memutih di belakang tubuh Sienna. Sienna yang merasa pelukan Samuel mengetat melepaskan pelukannya dan melihat tatapan Samuel yang terlihat sedih.

"Samuel, jangan terlalu memikirkan pria itu," kata Sienna.

***

Di sebuah ruangan yang sangat gelap terdapat seorang pria yang matanya menajam dan memaki seseorang lewat teleponnya.

"Dasar bodoh!" teriak pria tersebut.