Chereads / Crazy Love Of CEO / Chapter 11 - Pertemuan tak terduga

Chapter 11 - Pertemuan tak terduga

Menjelang pagi, burung-burung mulai berkicau dan matahari mulai masuk melalui sela-sela jendela mengganggu seorang perempuan yang sedang terlelap memeluk kekasihnya ditambah suara pintu terbuka.

Krekk

Pintu terbuka menampilkan orang tua Samuel yang baru saja masuk. Sienna yang sudah membuka matanya langsung melepaskan pelukannya dari tubuh Samuel membuat Samuel ikut terbangun.

"Sienna, ayo kamu pergi sekolah sekarang. Pak Udin, supir kamu udah nungguin tuh di bawah," kata Vina.

"Ma, aku mau jagain Samuel aja. Aku libur ya hari ini," balas Sienna dengan mata puppy eyesnya.

"Sienna, kamu harus berangkat ke sekolah. Aku tidak mau kamu ketinggalan pelajaran," kata Samuel tegas.

"Baiklah," balas Sienna lesuh.

Vina memberikan Sienna paperbag berisi seragam Sienna yang diberikan Udin kepadanya ke Sienna lalu Sienna pergi ke kamar mandi. Setelah selesai mengganti pakaiannya dengan seragam sekolahnya, Sienna langsung berpamitan ke orang tua Samuel dan Samuel.

"Hati-hati di jalan, belajar yang benar," kata Samuel.

Sienna berjalan keluar dari kamar rawat Samuel menuju mobilnya yang sudah menunggu di lobby rumah sakit. Saat Sienna sudah di dalam mobil, Udin mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju sekolah Sienna. Beberapa menit kemudian, mobil tersebut berhenti di depan sekolah Sienna, Sienna langsung turun dari mobil.

"Akhirnya lu datang juga ke sekolah. Lu ke mana aja sih?" tanya Tere.

"Samuel kakinya patah, terus masa rumah sakit tempat Samuel dirawat kebakaran. Akhirnya Samuel terpaksa pindah rumah sakit deh," jawab Sienna.

"Makanya jangan bikin tertarik monster di sekolah ini, rempong kan lu," ejek Rebecca.

"Gila lu, mana dia tahu kalau bakal jadi kayak gini," balas Tere.

"Udah, kangenannya nanti aja. Ini udah mau masuk mending ke kelas," kata Icha.

Akhirnya mereka berempat berjalan menuju ke kelasnya. Sesampainya di kelas, Sienna yang bertatap muka dengan Arga membuang mukanya, sedangkan Arga cuma menampilkan senyum miringnya. 

"Icha, lu duduk samping Arga ya. Kasihan Sienna kalau duduk di situ," kata Rebecca.

"Enggak, gue enggak mau duduk samping monster," balas Icha menolak permintaan Rebecca.

"Gue jajanin lu seminggu full deh, tapi lu harus duduk di samping Arga," kata Rebecca.

"Becca, udah. Enggak usah maksa Icha," kata Sienna.

"Tenang aja, Sienna, gue mau kok," balas Icha dengan senyumannya.

Akhirnya Sienna mendudukkan dirinya di kursi samping Becca sedangkan Icha terpaksa duduk di samping Arga.

Dug

Arga menendang bangku Icha sampai Icha terjatuh ke lantai membuat semua terkejut.

"Arga, kenapa kamu menendang bangku Icha?" tanya Rosa.

"Bu, Arga bikin Icha jatuh, hiks ... hiks," kata Icha sambil menangis tersedu-sedu.

"Arga, jangan begitu sama teman kamu," kata Rosa menegur Arga.

Arga hanya menatap tajam Rosa tanpa membalasnya. Baginya, siapa pun yang berani menegurnya pasti bersiap-siap saja akan segera mati.

"Icha, sini duduk di samping Ibu," kata Rosa.

Icha bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju Rosa kemudian ia mendudukkan dirinya di kursi samping Rosa yang sudah diambilkan salah satu temannya untuk Icha duduk.

"Gara-gara aku, Icha sampai kena sial," gumam Sienna menatap iba Icha.

Setelah kelas sudah tenang, semua murid mulai fokus memperhatikan Rosa yang mulai menjelaskan. Tiba-tiba di luar sekolah hujan mulai turun sangat deras membuat Sienna memandang ke luar jendela. Sienna menjadi teringat dengan Samuel yang sangat menyukai hujan.

"Semoga Samuel cepat sembuh dan kami dapat segera meresmikan hubungan kami," kata Sienna dalam hati.

Beberapa jam telah berlalu, tiba-tiba kepala sekolah mendatangi guru yang sedang mengajar mereka lalu membisikkan sesuatu.

"Anak-anak, kalian boleh pulang sekarang karena kami akan mengadakan rapat, tapi sebelum pulang sebaiknya kalian memikirkan mau masuk kampus di mana," kata Rosa.

Semua murid bersorak gembira karena mereka pulang lebih cepat sedangkan Rosa dan kepala sekolah sudah pergi keluar dari kelas.

"Sienna, lu nanti mau kuliah di mana?" tanya Rebecca.

"Gue sih tetap kuliah di negara ini," jawab Sienna.

"Ya udah, kita ikutan Sienna aja kuliah di mana biar selalu bersama terus," kata Icha.

"Tere, Sienna, Icha, gue pulang duluan ya soalnya jemputan gue udah datang nih," pamit Rebbeca.

"Woi! Lu kejam banget sih, mau pulang enggak bilang-bilang. Kalau lu mau pulang kan gue juga mau pulang," kata Tere.

"Kalau mau pulang tinggal pulang," balas Rebecca.

"Rebecca, gue nebeng sama lu aja ya," kata Tere.

"Gue juga sama ya biar enggak lama gue nungguin jemputan gue," kata Icha.

"Iya deh, terserah kalian. Tuan Putri ini siap mengantar para sahabatnya. Oh iya, Sienna, lu mau ikut juga sekalian enggak?" tanya Rebecca.

"Enggak deh, gue dijemput sama supir gue," jawab Sienna.

Setelah obrolan itu selesai mereka semua berjalan menuju lobby sekolah. Rebecca melihat mobil jemputannya sudah tiba langsung masuk ke dalam mobil diikuti Icha dan Tere setelah berpamitan ke Sienna.

"Hah, ternyata enggak ada yang bisa jemput aku, mama dan papa ada urusan sedangkan Pak Udin mendadak istrinya sakit," gumam Sienna menatap ponselnya.

Tin tin

Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil. Sienna mendongakkan kepalanya melihat mobil di hadapannya. Saat jendela mobil terbuka ia melihat ternyata itu mobil milik Arga mendengus kelas.

"Sienna, ayo masuk. Hujan udah semakin deras," kata Arga.

"Enggak, gue enggak mau pulang sama lu," balas Sienna.

"Sienna, kalau kamu enggak mau masuk nanti rumah sakit tempat kekasih kamu yang jelek itu bakal gue bakar," kata Arga mengancam Sienna.

Sienna yang tidak mau Samuel terluka lagi karena dirinya akhirnya masuk ke dalam mobil Arga.

"Nah gitu dong, jadi cewek nurut," kata Arga.

Arga melihat tubuh Sienna pakaiannya agak basah memberikan jaket miliknya. Awalnya Sienna menolak tapi saat melihat tatapan Arga dirinya menjadi takut dan akhirnya menerima jaket tersebut. Perlahan mobil tersebut mulai melaju meninggalkan halaman sekolah. Sienna yang kelelahan akhirnya tertidur.

"Sienna, mau aku antar ke mana?" tanya Arga.

Arga merasa Sienna tidak menyahutnya melirik ke samping, ia mendapati Sienna sudah tertidur tersenyum memandang wajah damai Sienna yang tertidur pulas.

"Kamu pasti kelelahan menemani kekasihmu yang payah dan tidak seganteng diriku," gumam Arga tersenyum kecil sambil membawa mobilnya dengan pelan.

Hujan di luar perlahan mulai berhenti dan matahari kembali menyinari langit biru. Arga akhirnya membawa Sienna ke rumahnya Sienna. Beberapa menit kemudian, mobil tersebut berhenti di depan rumah Sienna.

"Kenapa sepi amat ya?" gumam Arga.

Arga menurunkan kaca mobilnya. Jono melihat Sienna nonanya berada di dalam mobil membuka gerbang rumah Sienna dan mempersilahkan Arga untuk masuk ke dalam.

"Pak, apa ada orang di rumah?" tanya Arga.

"Di rumah enggak ada orang, Tuan," jawab Jono.

Arga memarkirkan mobilnya lalu ia tersenyum miring menatap Sienna yang masih tertidur di mobilnya.