Setelah semuanya sudah duduk, Pedro mulai membuka pembicaraan.
"Saya ingin mengumumkan bahwa kami sekeluarga akan pindah ke London dan semua urusan usaha saya akan diurus oleh Reus dan orang-orang kepercayaan saya," kata Pedro.
"Pedro, kemungkinan saya dan istri saya akan tetap di sini, paling saya akan bolak balik mengunjungi Samuel di London nanti sehingga hanya Samuel yang akan tinggal di London bersama keluargamu," kata Victor.
"Iya, Ma, Pa, Samuel akan tinggal di London bersama Sienna dan orang tuanya," kata Samuel.
Samuel beranjak dari kursinya lalu memeluk kedua orang tuanya. Dirinya merasa sedih harus berpisah dari orang tuanya tapi karena demi keselamatan Sienna dan dirinya ia mengiyakannya.
"Malam ini kita akan langsung berangkat ke London, untuk urusan perpindahan semua sudah diurus saya dan Reus," kata Pedro.
"Samuel, kamu harus jaga diri baik-baik di sana dan juga jaga Sienna," kata Victor.
"Iya, Pa, pasti Samuel akan menjaga Sienna," balas Samuel mengeratkan pelukannya.
Victor mengambil ponselnya lalu mengirimkan pesan ke asistennya untuk datang ke sini dan membawa semua keperluan Samuel karena mereka sudah tidak memiliki waktu untuk bolak-balik.
Tok tok
beberapa menit kemudian, terdengar suara ketukan pintu. Victor yang mengetahui itu pasti Teddy asistennya menyuruhnya langsung masuk. Teddy masuk ke dalam sambil membawa semua barang-barang Samuel.
"Teddy, taruh saja di sini," perintah victor menunjuk sebelahnya.
Teddy menaruh semua barang Samuel di sebelang kursi yang diduduki Victor.
"Teddy, mulai sekarang kamu harus mengurus perusahaan Reagan bersama Reus asistennya Pedro," perintah Victor.
"Baik, Tuan," balas Teddy.
Samuel merasa ada yang perlu dibicarakan dengan Sienna melepaskan pelukannya dari kedua orang tuanya.
"Ma, aku mau berbicara sebentar dengan Sienna boleh?" tanya Samuel pada Jenny.
"Tentu saja boleh, Samuel," jawab Jenny.
Sienna berdiri lalu ia membantu Samuel berjalan ke kamarnya karena Samuel belum bisa berjalan dengan benar setelah berpamitan kepada semua orang. Sesampainya di kamar, Sienna membantu Samuel untuk duduk di sofa kamar Sienna lalu Sienna duduk di sofa di hadapan Samuel.
"Sienna, apa ada yang ingin kamu bicarakan denganku? Kenapa kamu tidak pernah menceritakan semua ini padaku, Sienna?" tanya Samuel.
"Aku tidak mau memperumit suasana dan tidak mau membuat kamu khawatir," jawab Sienna dengan menggigit dalam pipinya karena gugup.
Samuel menghelakan napasnya kasar.
"Sienna, aku ingin kamu lebih terbuka padaku. Oh iya, apa tadi Arga ke sini sehingga kamu tidak bisa mengangkat telepon dariku?" tanya Samuel.
Sienna yang merasakan aura yang tidak enak mengangguk mengiyakan ucapan samuel.
"Sialan!" teriak Samuel.
"Apa yang sudah dia lakukan padamu, Sienna!" tanya Samuel dengan nada tinggi.
Sienna tubuhnya bergetar ketakutan dan air mata mulai mengalir di pipinya. Samuel yang tidak tega kepada Sienna akhirnya memilih untuk tidak mengorek apa pun lagi.
"Sudah kita lupakan hari ini, lebih baik kamu bereskan semua barang yang mau kami bawa," kata Samuel sambil mengusap rambut Sienna.
Sienna beranjak dari sofa lalu ia memanggil pelayan.
"Ada yang bisa saya bantu, Nona?" tanya Darsih.
"Bi, tolong bantu saya merapikan barang-barang saya," pinta Sienna.
Akhirnya Bi Darsih membantu Sienna membereskan semua barang-barangnya sedangkan Samuel hanya duduk memperhatikan karena kakinya saat ini masih belum bisa bergerak normal.
"Terima kasih, Bi," kata Sienna setelah semua barang-barangnya sudah rapi di koper.
"Sama-sama, Nona. Nanti saya akan minta Udin dan para pengawal untuk membantu Nona membawa semua barang ini ke bawah," kata Darsih.
"Baik, Bi. Terima kasih bantuannya," balas Sienna.
Bi Darsih keluar dari kamar Sienna untuk memanggil Udin dan para pengawal. Tidak lama Bi Darsih kembali bersama Udin dan para pengawal.
"Pak, tolong bawain semua barang-barang saya," perintah Sienna menunjuk ke semua koper miliknya yang akan dibawa.
Udin dan para pengawal mulai mengangkut semua barang Sienna sedangkan Sienna menghampiri Samuel yang terlihat sedih masih duduk di sofa.
"Maafkan aku tidak bisa membantu kamu," kata Samuel lirih.
"Tidak apa-apa, Sayang," balas Sienna tersenyum.
Samuel mengacak-ngacak rambut Sienna yang duduk di sampingnya.
"Nanti kalau kita sudah sampai sana, aku yakin kita bisa hidup normal lagi tanpa ada gangguan dari orang lain," kata Sienna sambil memeluk Samuel.
Samuel menampilkan senyumnya pada Sienna tapi hatinya terasa perih saat ini. Ia tidak bisa membayangkan jika Sienna tidak bersama dirinya.
Tok tok
Sienna yang mendengar suara ketukan pintu dan suara mamanya yang menunggu di depan pintu menyuruhnya masuk ke dalam.
"Sienna, Samuel, ayo kita makan malam dulu sebelum berangkat. Semua barang-barang kalian sudah dimasukkan Udin dan para pengawal ke mobil kita," kata Jenny.
"Iya, Ma," balas Sienna.
Sienna membantu Samuel untuk berjalan menuju ruang makan diikuti Jenny di belakang mereka. Sesampainya di ruang makan, mereka semua langsung mengambil makanan dan memakannya dengan nikmat.
"Begitu sampai di London, apa memungkinkan untuk mengadakan acara pertunangan Sienna dan Samuel?" tanya Vina.
"Bisa, paling kalian harus ikut ke sana. Tapi kalau kita mengadakan pertunangan sekarang berarti keluarga bowie akan tahu kepindahan kita," jawab Pedro.
"Sudahlah, yang penting anak kita resmi bertunangan. Sebaiknya kita hanya mengundang keluarga besar saja, tidak mengundang orang lain," kata Victor.
"Betul, Pa. Aku tidak ingin orang yang tidak penting hadir ke acara pertunanganku," balas Samuel.
Setelah selesai makan, mereka semua berjalan menuju mobil yang sudah menunggu di halaman rumah dan di sana sudah ada Udin yang menunggu mereka semua. Sienna dan keluarganya masuk ke dalam mobil yang dikendarai Udin sedangkan Samuel ikut mobil papanya.
"Udin, jalan sekarang aja," perintah Pedro.
Perlahan mobil tersebut mulai melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan rumah Sienna menuju bandara diikuti mobil yang dikendarai Victor di belakangnya, Sienna bersama keluarganya dan kekasihnya akan naik pesawat pribadi milik papanya Samuel.
"Guys, gue mulai hari ini akan pindah ke London. Terima kasih sudah mau berteman sama gue selama ini," kata Sienna yang mengirimkan pesan ke grup yang bernama Ciwi-Ciwi. Grup itu berisi teman akrab Sienna.
Tidak lama teman-temannya membalas pesannya.
"Gila lu, pamit dadakan kayak gini, ada apaan?" tanya Tere heboh.
"Yah! Sepi dong tanpa lu di sini," kata Rebecca.
"Semoga lu damai deh di alam yang baru," kata Icha.
"Icha, lu minta gue tabok lu ya," balas Rebecca.
Sienna senyum senyum sendiri menatap pesan dari teman-temannya yang akan sangat ia rindukan saat tiba di sana.
"We will miss you, Cantik," kata Rebecca.
"Huaaa, pengen nangis, oke deh gue bakal berjuang biar bisa kuliah di London," kata Tere.
"Sipp, see you later guys, aku sibuk dulu ya," balas Sienna.
Ting
Baru saja Sienna ingin menutup ponselnya tapi ponselnya tiba-tiba ada suara pesan masuk. Sienna melihat layar ponselnya lagi dan terdapat pesan satu arah lagi yang masuk.