Chereads / Crazy Love Of CEO / Chapter 4 - Tak tersentuh

Chapter 4 - Tak tersentuh

Sienna menatap manik mata mamanya. Ia tidak mungkin menceritakan siapa yang menghubunginya.

"Enggak ada apa-apa kok, Ma. Ayo kita turun sekarang, aku udah selesai," kata Sienna.

"Baiklah, Sienna. Kalau kamu enggak mau cerita tidak apa-apa, tapi kalau kamu sudah mau cerita ke Mama ceritakanlah, Mama akan mendengarkannya," kata Jenny.

Sienna menganggukkan kepalanya. Jenny menggandeng tangan anaknya lalu mereka berjalan bersama turun ke bawah. Jenny melihat suaminya sudah siap menghampirinya bersama Sienna.

"Wah, anak Papa dan Mama cantik banget," kata Pedro.

"Iya dong, Pa. Masa kita mau ketemu kolega bisnis Papa pakaiannya biasa-biasa aja," balas Jenny.

"Enggak ada yang ketinggalan kan? Kalau enggak ada, Papa mau langsung jalan sekarang ke sana," tanya Pedro.

"Enggak ada, Pa. Jalan aja," jawab Jenny.

Mereka semua berjalan bersama menuju mobil. Saat sudah di dalam mobil, Pedro perlahan mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju hotel tempat diadakan acaranya. Sepanjang perjalanan Sienna mengobrol dengan kedua orang tuanya.

"Gimana hubungan kamu dengan Samuel?" tanya Pedro.

"Baik kok, Pa. Rasanya pengen cepat nikah sama dia, soalnya di sekolah banyak banget perempuan yang ngelirik Samuel," jawab Sienna.

"Jangan dong. Papa kan belum siap melepas kamu. Samuel gimana reaksinya pas dilirik sama perempuan lain?" tanya Pedro.

"Iya deh, Pa, yang sayang anak," ejek Jenny.

"Iya dong, Ma, Papa kan sangat sayang sama Sienna putri kita. Emang Mama enggak saya sama Sienna?" kata Pedro.

"Sayang sih," balas Jenny.

"Jadi gimana tanggapan Samuel sama perempuan lain yang meliriknya?" tanya Pedro.

"Dia sih cuek aja, Pa, enggak tanggapin apa-apa, kalau disapa palingan dia hanya diam saja, enggak nyahut," jawab Sienna.

Beberapa menit kemudian mobil tersebut berhenti di parkiran hotel. Mereka semua keluar dari mobil berjalan masuk ke dalam hotel. Saat sudah di dalam ballroom hotel, Pedro memperkenalkan istri dan anaknya ke para kolega bisnisnya yang sedang berkumpul.

"Pa, Sienna duduk di bar ya mau minum jus, capek mondar-mandir mulu," kata Sienna.

"Kamu kalau ada apa-apa panggil kami ya, soalnya enggak enak kalau ninggalin Papa kamu sendirian," balas Jenny.

"Siap, Ma," kata Sienna.

Sienna pamit kepada semua kolega papanya untuk pergi ke bar duluan. Sesampainya di bar, Sienna memesan jus melon. Sienna yang sedang menunggu pesanannya mengirimkan pesan ke Samuel.

"Lagi ngapain, Sam? Aku bosan nih di sini sendirian soalnya rata-rata yang datang teman-teman papaku semua," kata Sienna di pesannya untuk Samuel.

Ting

Tidak lama pesannya dibalas oleh Samuel.

"Lagi nungguin kamu. Aku udah rindu banget nih sama kamu," kata Samuel.

"Idih, gombal," balas Sienna.

"Yeh, memang beneran kok. Kalau bosan main game aja di handphone kamu, Sayang, daripada kamu bingung mau ngapain," kata Samuel.

Puk 

Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya membuat Sienna menengok ke samping. Dirinya begitu terkejut dan seketika tubuhnya menegang melihat Arga Bowie saat ini sedang berada di tempat yang sama dengannya.

"Kok Arga bisa di sini juga sih?" kata Sienna.

Arga tertawa lalu ia menatap manik mata Sienna. 

"Tentu saja saya di sini Sienna, kan ini acara keluarga saya," jawab Arga.

Hmm

Sienna yang merasa canggung dengan Arga hanya membalasnya dengan dehaman.

"Sienna, mau kah kamu berdansa dengan saya? Sepertinya acara dansa bersama akan segera dimulai," kata Arga.

"Enggak usah, aku duduk di sini aja," balas Sienna.

"Sienna, ayo berdansa," kata Arga dengan penekanan dan matanya menatap tajam Sienna.

Sienna melihat tatapan Arga yang menyeramkan akhirnya menerima tawaran Arga. Ia menghabiskan dulu jusnya yang baru sampai, lalu Arga menggenggam tangan Sienna. Mereka berdua berjalan bersama menuju lantai dansa dan ketika alunan musik mulai menggema di seluruh ruangan, semua orang mulai berdansa mengikuti alunan musik. Arga memegang pinggang Sienna lalu mereka mulai berdansa.

"Hari ini kamu terlihat sangat cantik, Sienna. Apa kamu sengaja berdandan secantik ini untuk saya?" kata Arga berbisik di telinga Sienna.

"Aku aja enggak tahu kalau ini acara keluarga kamu. Aku berdandan secantik ini karena tidak mungkin aku menghadiri acara pesta orang tapi diriku penampilannya jelek banget," balas Sienna.

"Ck, dikirain kamu berdandan seperti ini hanya untuk saya," kata Arga.

Setelah acara dansa selesai Arga mengajak Sienna menemui orang tuanya yang ternyata sedang berbincang dengan orang tuanya Sienna.

"Sienna, sini, Nak, kenalkan ini Tuan Roman dan istrinya Nyonya Reine," kata Jenny.

Sienna menyalami kedua orang tua Arga. Reine menempelkan pipinya ke kiri dan kanan pipi Sienna.

"Arga, kamu sudah mengenal Sienna?" tanya Reine sambil merangkul Arga.

"Iya, Ma. Dia adalah temanku di sekolah," jawab Arga.

"Tuan Pedro dan Nona Jenny, ini putra saya Arga, dan dia adalah pewaris perusahaan keluarga Bowie," kata Roman.

Arga tersenyum kepada kedua orang tua Sienna lalu ia memperkenalkan dirinya dan menyalami Jenny dan Pedro.

"Wah, putri Nyonya Jenny cantik sekali. Udah punya pacar belum?" kata Reine.

Sienna hanya diam saja dan tersenyum malu-malu.

"Sienna udah punya pacar," kata Pedro.

Seketika Reine mendesah kecewa sedangkan Arga hanya menatap datar Sienna yang tersenyum malu-malu.

"Beruntung sekali kekasihnya Sienna, sudah Sienna cantik, pintar dan sopan lagi," kata Roman.

"Ah, Tuan Roman bisa aja, anak saya biasa aja, Tuan," balas Pedro.

"Itu memang kenyataan, Tuan. Sienna ini sangat cantik dan coba kalau dia belum punya kekasih pasti saya mau menjodohkan anak saya Arga dengan Sienna," kata Roman.

"Iya, Pa, coba Sienna belum ada yang punya, Mama pasti senang banget kalau Arga bisa berdampingan dengan Sienna," balas Reine.

Setelah perbincangan dengan keluarga Reagan selesai, Roman, Arga dan Reine berjalan menuju ke atas panggung.

"Selamat malam semuanya," kata Roman sambil memegang mic di tangannya.

Seketika semua kolega bisnis keluarga Bowie berhenti mengobrol dan menatap ke arah panggung.

"Hari ini saya ingin mengumumkan kepada kalian semua bahwa putra saya Arga akan menjadi perwaris tunggal di perusahaan Bowie dan dia akan menggantikan saya saat saya mundur sebagai pemimpin perusahaan," kata Roman.

Semua orang yang mendengar perkataan Roman bertepuk tangan.

"Itu saja yang ingin saya sampaikan kepada kalian, silahkan menikmati jamuan makan malam saya," kata Roman.

Roman, Reine dan Arga turun dari panggung. Roman dan Reine menyapa kolega bisnisnya yang tadi belum sempat disapa olehnya sedangkan Arga memutuskan menghampiri Sienna yang sudah tidak berada di dekat orang tuanya setelah mengambil makanannya.

"Sienna, kamu akan menjadi milikku dan aku akan membuat kamu berpisah dengan kekasihmu," gumam Arga sambil menatap Sienna yang tidak menyadari kehadirannya.

"Arga, kamu enggak makan?" tanya Sienna gugup.

"Ini saya mau makan tapi bersama kamu," jawab Arga sambil menunjukkan piringnya yang berisi makanannya.

"Arga, aku bisa kok mengambilnya sendiri," kata Sienna menolak permintaan Arga.

"Sienna, saya tidak menerima penolakkan," kata Arga ketus dengan tatapan tajamnya.

Sienna yang ditatap seketika nyalinya menciut dan akhirnya menerima tawaran Arga untuk makan satu piring berdua.