Chereads / Crazy Love Of CEO / Chapter 7 - Celaka

Chapter 7 - Celaka

Sienna menghalangi mobil Samuel dengan merentangkan tangannya membuat salah satu pelayan yang begitu dekat dengan Sienna terkejut melihat nonanya berada di depan mobil. Samuel menekan klakson mobilnya berkali-kali supaya Sienna minggir tapi Sienna tetap kekeh tidak mau bergeser sedikit pun.

"Pergi dari depan mobilku atau aku tabrak?!" teriak Samuel.

"Tabrak aja aku," balas Sienna sambil terisak.

Salah satu pelayan perempuan menarik tubuh Sienna ke dalam pelukannya agar Sienna menjauh dari hadapan mobil Samuel.

"Pak, buka pintu gerbangnya!" perintah Samuel.

Security segera membuka pintu gerbang rumah Sienna dan Samuel langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi meninggalkan rumah tersebut tanpa peduli isakan tangis Sienna.

"Non, sudah, Non. Nanti Tuan Samuel juga enggak marah lagi, lebih baik Nona bersih-bersih dulu kan abis olahraga sama nyonya," bujuk Darsih ketua pelayan di rumah Sienna.

Darsih membimbing Sienna yang terisak menuju kamarnya. Sesampainya di kamar, Sienna terduduk di tepi ranjang sedangkan Darsih mengambil pakaian untuk Sienna.

"Nona, ayo bersih-bersih," kata Darsih.

Sienna dengan wajah dipenuhi air mata dan tatapan kosongnya bangkit dari duduknya mengambil pakaian yang ada di tangan Darsih dan masuk ke dalam kamar mandi.

"Samuel, maafkan aku!" teriak Sienna dari dalam kamar mandi.

Sienna meraung-raung dan terus menangis di dalam kamar mandi.

***

Jenny yang baru pulang dari berkumpul bersama para ibu-ibu sosialita memanggil-manggil nama putrinya saat sudah masuk ke dalam rumah.

"Sienna sayang," panggil Jenny.

"Maaf, Nyonya. Nona Sienna sedang berada di kamar bersama Bi Darsih," kata salah satu pelayan.

Jenny melihat raut wajah para pelayan sedih merasa bingung.

"Ada kejadian apa di rumah? Kenapa kalian sedih?" tanya Jenny.

Para pelayan terdiam dan tidak ada yang menjawab pertanyaan Jenny sama sekali.

"Baiklah, kalau kalian diam, saya akan cari tahu sendiri," kata Jenny.

Jenny menaiki anak tangga menuju kamar putrinya. Dirinya merasa perasaannya mulai tidak enak apalagi setelah melihat para pelayan yang sepertinya sedang bersedih.

***

Di dalam kamar, Sienna yang wajahnya sembab baru selesai membersihkan dirinya dibantu Darsih menyisir rambutnya dan mengeringkannya. 

Tok tok tok

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu dari luar. Darsih meletakkan sisir di genggamannya ke atas meja lalu ia bangkit dan berjalan menuju pintu.

"Sebentar," kata Darsih.

Darsih membuka pintu di hadapannya dan Jenny langsung masuk ke dalam melihat putrinya wajahnya sangat sedih dan sembab.

"Kamu kenapa, Sayang? Anak Mama ada apa?" tanya Jenny.

"Tidak ada apa-apa, Ma," jawab Sienna.

"Kamu jangan membohongi Mama, cerita semuanya," kata Jenny.

Darsih yang tidak enak berada di sana berpamitan pada Jenny.

"Nyonya, saya keluar duluan ya. Mau melanjutkan pekerjaan saya lagi," pamit Darsih.

"Iya, Darsih," balas Jenny.

Setelah Darsih keluar, Jenny menarik tubuh Sienna ke dalam pelukannya dan Sienna langsung menangis.

"Ma, Samuel pergi ninggalin aku," kata Sienna sambil menangis kencang.

"Pergi ke mana?" tanya Jenny.

Sienna menjauhkan tubuhnya dari mamanya lalu ia menunjuk bercak kemerahan di lehernya.

"Kissmark dari siapa, Sienna?" tanya Jenny terbata-bata dengan mata membelalak.

"Ma, Sienna takut," cicit Sienna.

"Kalau kamu takut gimana cara Mama membela kamu? Coba bilang ke Mama siapa pria kurang ajar itu?!" bentak Jenny.

"Arga, Ma, pria itu," kata Sienna terisak sambil menundukkan kepalanya.

"Ayo Sienna, kita ke rumahnya. Mama mau marahin dia," balas Sienna.

Sienna menarik tangan mamanya agar tidak pergi ke sana.

"Jangan, Ma," pinta Sienna.

Jenny tidak mempedulikan permintaan Sienna dan tetap menarik Sienna hingga sampai di depan mobil mereka. 

"Udin!" teriak Jenny.

Udin segera menghampiri nyonyanya secepatnya dan langsung membuka pintu mobilnya. Jenny masuk ke dalam mobil sambil menarik tangan Sienna.

"Kita mau ke mana, Nyonya?" tanya Udin.

"Nanti saya tunjukkan jalannya," jawab Jennt.

"Baik, Nyonya," balas Udin.

Perlahan mobil tersebut mulai melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan rumah Jenny dan Jenny menunjukkan map ke rumah Arga di ponselnya kepada Udin. Sepanjang perjalanan Sienna terus-terusan membujuk mamanya supaya tidak kesana tapi Jenny tetap kekeh pada pendiriannya.

"Ma, kita enggak usah ke rumah Arga," kata

Sepanjang perjalanan, Jenny pikirannya benar-benar emosi putrinya seperti dianggap gadis gampangan. Beberapa menit kemudian mereka sampai di depan mansion megah keluarga Bowie.

"Ma, aku enggak mau turun," kata Sienna.

"Kalau kamu enggak mau turun, Mama bakal bakar mansion keluarga Bowie!" bentak Jenny.

Akhirnya Sienna turun dari mobil dan berdiri di belakang mamanya.

Reine mamanya Arga kaget saat mendengar keributan dan melihat beberapa pengawal di depan mansionnya seperti sedang menghalangi seseorang berjalan keluar.

"Kalian semua menjauh," perintah Reine saat melihat Sienna dan Jenny yang ternyata datang ke rumahnya.

Para pengawal langsung menjauh.

"Bawa mereka masuk ke dalam rumah saya," perintah Reine.

Para pengawal membawa Jenny dan Sienna masuk ke dalam rumah mengikuti Reine yang sudah duluan berjalan di depan mereka. Saat sudah di dalam mansion, Jenny langsung bertanya.

"Ke mana putramu?" tanya Jenny.

"Dia ada di sini kok," jawab Reine.

Reine menyuruh salah satu pengawal untuk memanggil Arga yang berada di kamarnya. Tidak lama Arga turun menghampiri mereka.

Plak

Jenny menampar pipi Arga hingga memerah.

"Hei! Apa salah putraku sampai kau menamparnya?!" teriak Reine.

"Lihat, ini ulah anakmu!" teriak Jenny sambil menarik lengan Sienna lalu ia memperlihatkan jejak kemerahan di leher Sienna dengan mata melotot.

Sienna menunduk malu sedangkan Reine menatap ke arah Arga.

"Arga, apa itu perbuatan kamu?" tanya Reine.

"Sienna milikku, Ma," jawab Arga santai.

Jenny yang emosinya memuncak ingin menampar Arga lagi tapi tangannya ditahan Reine agar tidak dapat mendekati anaknya.

"Sienna bulan depan akan bertunangan, jadi kau jangan mengganggu anakku lagi!" teriak Jenny.

Arga hanya tersenyum miring mendengar berita itu.

"Saya dan keluarga saya tidak akan pernah menginjakan kaki saya di sini lagi!" teriak Jenny sambil menarik Sienna keluar dari mansion keluarga Bowie.

Jenny yang sudah di luar langsung masuk ke dalam mobil bersama Sienna. Udin mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumah keluarga Reagan.

Di Mansion keluarga Bowie, Reine menasihati anaknya.

"Arga, kamu sebaiknya jangan merebut apa yang bukan seharusnya menjadi milik kamu," kata Reine.

Arga hanya diam saja dan pergi menuju kamarnya. Arga yang sudah di dalam kamarnya mengambil ponselnya dan menelepon seseorang.

"Awasi Sienna dan Samuel kekasihnya," perintah Arga.

***

Di tempat lain Samuel yang masih dalam amarahnya melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Brakkk

samuel terkejut saat ada mobil yang menabraknya membuat mobilnya oleng dan menabrak pohon lalu kap mobilnya terbuka dan mengeluarkan asap.

Para warga yang di sekitar daerah sana melihat sebuah mobil menabrak menghampiri mobil itu lalu mengetuk-ngetuk kaca mobil tersebut. Samuel yang kepalanya berdarah dan masih setengah sadar membuka pintu mobilnya.

"Tuan, mari saya bantu," kata Rans salah satu warga disana.

Samuel dibantu untuk duduk oleh Rans lalu Rans mengambil ponsel Samuel dan menghubungi nomor Sienna karena keluar pertama kali di kontak darurat di ponsel Samuel. Rans mulai menjelaskan kejadian yang menimpah Samuel saat telepon tersebut diangkat.

"Apa?!" teriak Sienna di seberang sana.