Didepan rumah Frans
Tuuut tuuut
"halo, guys gue ga jadi ngikut ngumpul ya", ucapnya begitu telepon tersambung
"woy, lu tadi udah nyampe bar, napa balik?"
"dia bawa balik cewe Gas", teriak suara temannya yang terdengar di telepon
"woy Frans, kenalin kita - kita dunk, maen cabut aja luh", ucap Bagas pria yang ditelepon Frans saat ini
"cewe palalu jendul, itu rekan kerja gue"
"lu kate gue lohan" seru Bagas tak terima
"titip salam buat yang lain, sorry gue ga bisa dateng"
"iye, tapi gue titip cipok buat cewe yang tadi ya", canda Bagas
"sini gue yang nyipok aja gimana?"
"najis"
"hahaha", tawa Frans kemudian dia memutuskan sambungan teleponnya sebelum temannya itu makin menghujatnya
Ketika Frans sedang menelepon di depan rumah, Sasha adik Frans berjalan ke kamar Frans dan menemukan seorang wanita sedang tidur di kasur kakaknya itu
"hahaha", begitu sambungan telepon diputus oleh Frans
Sreet
"aduh sakit de, sakit", jerit Frans sambil menahan tangan adiknya yang menjambak rambutnya kuat membuat Frans sampai memiringkan kepalanya.
"itu cewe cakep kakak culik darimana?", tanya sasha sambil tetap menarik rambut kakak tercintanya
"itu temen kantor kakak sha, aduh lepas rambut kakak, botak neh ntar", bela Frans
"kok bisa nyasar dirumah?",
"lepasin dulu ntar kakak ceritain", Sasha melepaskan rambut kakaknya
"mana bajunya?", tangan Frans menadah ke arah Sasha
"noh", tunjuknya ke sofa, baju dan celana tergeletak
"jadi gimana ceritanya?", todong Sasha
"nemu di Club malam tadi, mau dianterin pulang dia malah pingsan",
Frans mengambil baju itu dan memberikannya ke adiknya
"tolong gantiin bajunya ya", Frans menodong dengan puppy eyes'
"es krim 5" Sasha mengangkat tangannya dan menunjukkan kelima jarinya
"dua deh", tawar Frans sambil menutup 3 jari Sasha
"oke, yang 900 ml ya, beli sekarang atau ga aku gantiin bajunya"
"tapi de", namun adiknya sudah melotot garang kepadanya
"kakak mau aku kasih tau mama?"
"ini pergi beli sekarang ini, kunci motor mana kunci", panik Frans
Frans POV
Bukan karena ibu galak, namun jika ketauan bermalam dengan wanita, bisa saja ibu akan menyuruhku pulang ke desa dan akan menikahkanku dengan anak mantan kepala desa,
namun itu yang menjadi mimpi buruk, anak mantan kepala desa itu kelakuannya buruk. Aku bahkan pernah memergokinya sedang akan bercinta dengan seorang pria di pinggir sawah, yang kemudian pria itu lari terbirit - birit saat ketauan.
Belum lagi gosip yang beredar kalau gadis itu suka main dengan anak geng motor dan tidur dengan setiap anggota baru geng itu.
Sasha sudah mengganti bajunya Rani saat aku tiba dirumah setelah membelikannya es krim.
Yang bisa kulakukan saat ini hanyalah menatap wajah Rani yang sedang tertidur, baju Sasha yang dipakainya pendek sehingga menampakkan perutnya, dan celananya pun terlihat ketat di paha Rani, menurutku Rani bukanny gemuk, memang Sasha saja yang memiliki ukuran tubuh kecil XS sepertinya sedangkan tubuh Rani lebih berisi dan berbentuk.
Tunggu apa yang sedang aku pikirkan, kenapa aku malah fokus ke tubuh Rani.
Celanaku jadi sesak gara - gara hal ini,
"bodoh", rutukku
"ah ah ah", Frans mengocok kemaluannya begitu dia masuk ke kamar mandi
Sambil membayangkan tubuh Rani yang tertidur dikasurnya
Tok Tok Tok
" kak lagi ngapain seh?, aku kebelet pipis",
"sebentar, ah ah", Frans berusaha memelankan desahannya
"kak lu lagi masturbasi ya?" Frans shock mendengar perkataan adiknya itu
"kalo udah selesai jangan tidur di kamar, aku tidur dikamar kakak", gerutu adiknya kemudian meninggalkan pintu kamar mandi
"sial, apes banget gue", tiba - tiba nafsunya menghilang, Frans menuju sofa ruang tamu dan tidur disana
Pagi Hari
"Enghh", Rani yang tertidur mulai merasa tidak nyaman, perutnya terasa berat, seperti ada yang menindihnya, perlahan dia membuka matanya, tangannya meraba benda yang menekan perutnya, sebuah kaki yang melintang, berusaha mendapati siapa yang menindihnya, seorang gadis yang tidak dia kenal, kepalanya terasa berat akibat efek alkohol semalam dan dia bahkan tidak tau berada dimana saat ini, ruangan asing dan gadis kecil yang tidak dia kenal tidur disampingnya, berusaha menggali kembali ingatan semalam, namun dirinya tidak dapat mengingat apapun.
Setelah menyingkirkan kaki kecil itu, Rani mendapati bahwa pakaiannya telah berganti, Rani berjalan keluar kamar dan mendapati Frans rekan kerjanya berdiri di dapur sedang mebakar beberapa potong roti
"kok aku bisa disini?", tanyanya
Frans menoleh ke arah Rani, "kau bahkan lupa apa yang kau lakukan semalam hah?"
Rani menatapnya bingung, "haah, kau semalam mabuk, dan waktu kuantar pulang kau sudah pingsan, jadi aku bawa kerumahku, aku ga tau kau tinggal dimana", Ucap Frans sambil kembali sibuk dengan rotinya
"kan di data HRD ada"
"kau pikir aku mau repot - repot kembali ke kantor hanya untuk melihat alamat rumahmu hah?, masih lebih baik kau tidak kutinggalkan di pinggir jalan"
" kopi atau teh?",
"kopi, thanks"
"duduklah, akan kubuatkan", Frans yang tangannya sedari tadi sibuk dengan roti dan butter.
Rani duduk di meja makan dan melihat punggung Frans yang sibuk menyiapkan sarapan
"Frans",
"Hmm?", jawabnya tanpa menoleh
"cewe dikamar itu siapa?"
"adek"
"oh"
"dia normal, jangan digoda"
"hah, kau tau darimana aku…"
"Fei", jawaban yang membuat Rani terkejut
Tak
Frans meletakkan sebuah piring berisikan roti bakar dan secangkir kopi kehadapan Rani, kemudian kembali kedapur dan membawa piring dan secangkir teh miliknya
"aku ini HRD, jika ada karyawan yang tidak masuk maka aku harus tau", jawabnya saat menarik kursi dan mendudukkan dirinya dihadapan Rani
"tapi alasannya tidak seharusnya kamu ketahui kan, selama di ACC pimpinan", bela Rani
"aku sudah tau semuanya dari awal", Frans menyeruput teh hangatnya
"kok bisa?",
"Fei yang bilang, dia seorang aseksual dan asistennya homoseksual"
"uhuk uhuk", Rani tersedak kopinya saat mendengar apa yang barusan dikatakan Frans
"Fei aseksual?"
"kamu ga tau?, waduh salah ngomong berarti"
"aku ga akan bilang siapapun, maksudnya bagaimana kamu bisa dikasih tau Fei hal yang sensitif seperti itu?", Rani sama sekali tidak mempercayai apa yang barusan dia dengar
"waktu wawancara, Ms Fei kasih aku beberapa pertanyaan termasuk soal LGBT, apakah aku keberatan dengan keberadaan LGBT disekitarku atau tidak, lalu kujawab tidak sama sekali, karena beberapa teman kuliahku juga Gay dan aku masih berteman baik dengan mereka, kemudian Fei memberitahukan bahwa akulah yang dia cari, kemudian beberapa minggu setelah aku bekerja, dia memberitahukan perihal dirinya yang aseksual dan kamu yang lesbi" terangnya
"selesaikan sarapanmu, setelah itu akan kuantarkan pulang", Frans membuyarkan lamunan Rani
"terima kasih", balasnya sambil kembali memakan Rotinya