Sudah 2 minggu sejak kematiannya, Dave terbaring di Winta woods dengan tubuh yang masih terjaga kesegarannya. Gase membuatkan tempat tidur bertahtakan berlian dan permata, Oska memberikan sentuhan bunga agar Dave harum, Sementara alpha memberikannya selimut yang terbuat dari kulit beruang salju yang lembut dan berwarna putih sehingga cocok sekali dengan identitas Dave sebagai pengendali es. Sejak hari itu juga Arest enggan beranjak dari sisi Dave, bahkan tidak makan atau melakukan apapun. Dia hanya terus termenung melihat wajah Dave sambil menggenggam tangannya, sesekali Arest mengelap tubuh Dave agar tetap bersih.
Huuuuh..." Gi Ai mendesah
" apa yang harus kita lakukan sekarang, ini sudah dua minggu. Kita tidak bisa bersembunyi terus di Winta woods selamanya, seolah kita tidak sedang ditunggu sesuatu."Jumi
Semua Controller termasuk Zerro dan ketiga peri pelindung sekarang berada di Winta woods untuk membuat tempat peristirahatan Dave. Suasana juga jadi sangat canggung karena kehadiran Zerro yang masih sulit diterima, meski sekarang dia bagian dari pelindung Arest tapi bagaimanapun dia yang sudah membunuh Dave.
"Arest bahkan sekarang menolak untuk menerima kapsul energi." Gi Ai
" Gila...dia bisa dehidrasi lalu mati sebelum Evost menyentuh rambutnya." Thunder. Azhura mendekat lantaran mencemaskan Arest.
" Jangan melihatku." Zerro, meski matanya baru saja terbuka itu pun sedikit, Zerro bisa melihat semuanya. Termasuk saat orang lain menoleh ke arahnya.
" Tidak bisa kah kau memutar waktu Kak? Kembali saat Dave belum terbunuh?" Aron bertanya dengan sedikit marah.
" Gila mana mungkin, Zerro hanya bisa memutar kembali keadaan jika tubuh masih terluka bukan sudah mati." Illo
" Baguslah kalau diantara kalian ada sedikit pintar, jadi aku tidak perlu menjelaskan."
" Kalau begitu mari kita ganti pertanyaannya, kenapa kau membununhnya apa untungnya bagimu?" Alpha
" Al.." Oska mencegah Alpha yang berniat menghampiri Zerro.
" Kak Zerro tidak membunuhnya, itu serangan yang tidak bisa diantisipasi Dave. dan serangan itu dari dirinya sendiri, Kak Zero hanya memanfaatkanya." Kata Hyeka dingin, wajahnya serius.
" Apa kau sadar dengan ucapan mu Hyeka?" Venus
" Iya..kenapa? Apa kalian pikir dengan meratapinya ada yang berubah? jika kalian juga terpuruk seperti Arest lalu siapa yang akan menyelesaikan semua ini? Ohhh Tuhan...bagaimana mereka bisa jadi Controller?" Hyeka. Zerro tersenyum, ini mulai lucu pikirnya.
Semua perdebatan sedikit membuat Azhura panik, Arest tidak bisa terpuruk terus seperti ini. Dia bisa mati karena kesedihannya.
" Yang mulia Arest." Azhura menyentuh kepala Arest saat berada di kamar Dave.
"Kak..." Arest tidak menjawab malah memanggil Dave, berharap Kakak nya itu membuka matanya.
" Ini sudah terlalu lama kau tidur bukan. Buka mata mu hmmm? Ayo bicara denganku, ayo ganggu aku, kau boleh melakukan apa saja bahkan memarahiku asalkan kau bangun. Baik, jika kau tidak membuka matamu Kak aku akan tetap disini, tidak akan makan tidak akan bicara dengan siapapun, juga tidak akan mendengarkan siapapun sampai kau buka matamu. Jadi tolong....kumohon kak...buka matamu..Haaahhhh...Aku merindukamu...aku merindukamu...." Menangis
Azhura terperanjat hingga menarik kedua tangannya ke dada, bola mata Azhura sekarang berubah keunguan gelap. Begitu berat kah untuk Arest hingga dia tidak merespon energi dari Azhura, Dia menyentuh Arest sekali lagi lalu senyap-senyap Arest kembali tertidur.
" Gi Ai.." Jumi yang melihat Arest tertidur segera memberikan kapsul energi.
" Ya Tuhan...badan Arest panas sekali." Mendengar itu Illo dan Venus bergegas mengalirkan cakra sejuk untuk menurunkan panasnya.
" Itu tidak akan berhasil..." Azhura. Semua berhenti dari aktifitasnya. Peri cantik itu meneteskan air matanya, tapi masih saja dia terlihat sangat cantik.
" Bahkan kapsul energi tidak akan membantu apapun...karna yang sakit bukan raganya...tapi Jiwanya....." Oh..tidak Arest bisa mati, batin Azhura
" Apa yang kau lakukan?" Oska mencegah Azhura yang hendak menyentuh Dave.
" Hanya ini satu satunya cara...."
" Apa...?"
" Aku di takdirkan untuk melindungi Arest..."
Oska menarik tangan Azhura untuk keluar, Oska merasa dia butuh penjelasan lebih rinci tentang apa rencana Azhura. Yang lain juga mengikuti keluar.
" Bukankah kau bilang Kak Dave tidak bisa disembuhkan?" Azhura tersenyum. Tapi kemudian matanya menangkap sesuatu.
" Liat apa?" Oska mengikuti mata Azhura lalu mendapati kupu-kupu putih cantik terbang disekitar mereka.
Mata Azhura tampak terpesona dan berbinar lantaran senang, bola matanya tampak berubah ke warna kecoklatan. Peri cantik tanpa itu pikir panjang dia langsung berlari mengikuti si kupu-kupu.
*****
" Apa kau akan terus mengekoriku?" Suasana hati Aron masih tidak baik, terlebih setelah sikap Hyeka yang terkesan tidak berperasaan.
" A..aaa...aku hanya hawatir." Gecha. Aron menoleh, baru disadarinya kecantikan ini pernah menyihirnya saat berhadapan dengan Zerro. Dia benar-benar cantik.
" Kau tidak makan atau minum apapun...aku..." Aron mendekatkan wajahnya hanya berjarak 1 cm dari muka manis Gecha. Dan itu bikin...DEG!
" Sebentar...kamu peri pelindung ku kan?" Gecha otomatis mengangguk polos.
" Kalau gitu ikut aku..." Aron menarik tangan peri cantik itu dan membawa seenaknya.
Aron berhenti di sebuah danau cantik di tengah winta woods, hutan magis yang terkenal mengerikan itu sebenarnya penuh dengan tempat-tempat yang mampu menghipnotis mata. Danau berair biru kehijauan sedikit bercahaya, dihiasi bebatuan yang membentuk air terjun mini dan bunga-bunga indah. Ada banyak sekali hewan-hewan lucu berkeliaran, membuat Aron dan Gecha terpana beberapa saat. Semua tanaman tampak sangat hijau subur, dan sepertinya tidak ada tumbuh di tempat lain
" Danau Kesedihan itu ya." Aron menoleh mendengar suara Azhura
" Danau kesedihan?" Aron
" Danau yang akan menarikmu seperti magnet jika kamu sedang merasakan duka yang berat. Tidak perduli dimanapun dia akan menemukan mu." Oska terpana untuk kesekian kalinya.
" Kenapa danau yang cantik ini dibilang danau kesedihan?" Gecha
" Karena dia mampu menghilangkan rasa sedih saat kau melihatnya, air nya bahkan bisa memberikan rasa sejuk dan damai saat kau meminumnnya atau masuk ke dalamnnya seperti ini..."
" Jangan..." Oska buru-buru mencegah Azhura yang sudah mencelupkan kakinya. Dia tampak khawatir.
" Ayo kita pergi dari sini, danau ini berbahaya." Oska menarik Azhura tapi peri cantik itu bertahan.
" Bagaimana kecantikan ini bisa berbahaya..." Gecha
" Karena keindahan ini akan menahanmu selamanya..." Azhura
" Jika kita sudah semakin terpesona kita tidak akan ingat apa-apun selain ingin tinggal disini selamanya, lalu kau akan berpikir masuk ke dalam airnya. Awalnya terasa sejuk dan menenangkan tapi perasaan itu akan membuatmu terlena dan lupa bernapas lalu..." Oska
" Mati." Aron
" Apa kau percaya padaku?" Azhura menatap Oska dengan lekat. Tapi Oska hanya diam
" Jika kau percaya, tolong tanyakan pada Lexy apakah dia bersedia percaya padaku." Ah...bahkan soal Lexy Azhura mengetahuinya. Inikah kepintaran yang dimilikinya itu, tau segalanya.
" Haiiii.." Lexy muncul mendadak
" Hi..cantikkk..."
" Hi Lexy."
"Azhura kan? Waahhh....aku sangat ingin bertemu denganmu...wah kau cantik seperti namamu ya?" Azhura tertawa kecil.
" Mau bermain dengan ku?" Lexy mengangguk senang. Tapi sesaat Lexy heran kenapa Oska mengizinkannya keluar dengan mudah. Biasanya mereka akan bertengkar dahulu atau saling mencuri kesempatan. Apakah karena si cantik in? Pikir Lexy.
Azhura menuntun Lexy melayang ke tengah danau, Lexy mengimbanginya dengan kelopak-kelopak bunga berwarna pink yang seolah berenang di udara berkelompok mirip kawanan ikan yang bergerak indah di samudra, cantik sekali. Si peri cantik itu terus tersenyum bahagia seperti bayi kecil membuat Aron dan Gecha ikut mencobanya. Seperti berdansa di atas danau, mereka berputar, melihat sekeliling hingga semua keindahan itu terjamah. Dan entah sejak kapan Alpha ada disana, melihat senyum Azhura itu membuat tangannya bergerak memerintahkan ratusan kupu-kupu putih mengikuti kemanapun Azhura pergi.
Seketika Azhura menoleh ke arah Alpha, dia tau dari siapa keindahan itu berasal. Tengah mereka mengitari seluruh permukaan danau Lexy terus berubah-ubah secara acak antara dirinya dan Oska. Terkadang wajah tampan itu berubah sangat ceria berarti itu lexy lalu berubah serius dan maskulin itu artinya Oska.
" Gecha.." Untuk pertamakalinya Aron tersenyum nakal namun sangat manis. Iya menggengam tangan Gecha tanpa berpikir efek yang akan ditimbulkannya.
Pria pengendali api itu meluncurkan kembang api ke langit, mengubah suasana jadi sangat romantis udah kaya mau nembak cewe aja. Gecha sangat menyukainya." Waahhh..." Gecha terperangah namun tetap anggun.
" Cantik sekali, saat aku masih pengendali api aku tidak tau bahwa itu bisa menciptakan hal seindah ini." Tiba-tiba aja peri cantik itu mengecup pipi Aron, terkejut sih tapi entah kenapa Aron ingin membiarkannya lalu tersenyum sekali lagi dengat manis.
Sementar itu Oska memberikan mahkota dan gelang yang terbuat dari bunga untuk Azhura. Bahkan gaun yang dikenakan belahan jiwa Arest itu juga ikut dihiasi dengan bunga. Up grade deh tuh baju, dah kaya Hero Game mobile legend yang Up grade skin. Untuk sentuhan terakhir Oska memberikan setangkai bunga mawar putih yang ukurannya lebih besar dari biasanya, Azhura otomatis tersenyum senang.
" Kau ingin bergabung dengan mereka?" Hmmmm...tadi satu persatu klan Controller ini berdatangan seperti terpanggil begitu saja. Saat Sahara menoleh ke arah Zerro, dia langsung tau keinginan gadis polos itu.
" Pergilah" Ujarnya
Sahara berlari imut karena senang, tanpa pikir dua kali dia terbang ke arah danau melesat lalu mencelupkan tangannya ke air seperti membelah danau, masih sambil terbang. Saat Sahara memutar ke atas arah terbangnya, muncul Dewi Duyung yang sangat cantik. Dia melompat seperti paus ke udara dan mengimbangi gerakan Sahara. Seolah mereka sedang menari, melakukan pertunjukan atas air.
" Makhluk magis." Alpha kagum, jadi benar yah dia bisa mengendalikan makhluk magis. Bahkan Alpha sendiri tidak mampu.
Dewi duyung yang mereka lihat adalah Savana. Dewi duyung merupakan bangsawan berdarah biru nya klan putri duyung, bukan darah biru ningrat ya..tapi emang darahnya berwarna biru. Dewi duyung sangat rentan terhadap incaran orang jahat karena darahnya jika diminum akan memberi keabadian. Selain itu jika berhasil menaklukkannya, kalian bisa mengubah benda apa saja menjadi benda magis yang dapat dijadikan senjata. Tubuhnya mirip putri duyung, berambut panjang dengan ekor yang bersisik. Hanya saja ekornya lebih besar dan berlapis seperti gaun, dan tumbuh seperti sirip ikan yang lembut mengelilingi bagian pinggangnya memberi kesan elegan. Sedangkan bagian atasnya seperti kemben berhiaskan mutiara, kulit kerang dan hewan laut lainnya. Bagian lengannya panjang hingga ke pergelangan tangan tapi memperlihatkan bahu dibagian atasnya, polos berwarna biru kehijauan dan menempel pas di tangan seperti kulit.
Selesai memperlihatkan keindahan gerakannya, Savana muncul kepermukaan dan mendekati tepian danau. Mengejutkan, saat sudah ditepian ekornya berubah jadi kaki lengkap dengan gaun yang cantik meski masih di dalam air. Anehnya gaun Savana tidak basah, rambutnya yang dihiasi mahkota juga kering bahkan melambai saat tertiup angin. Tapi wajah cantiknya yang tersenyum manis itu seketika berubah, matanya bercahaya biru dan sangat menyeramkan.
" Savana jangan, mereka sahabatku." Sahara. Tapi Savana tetap mengankat tanganya yang sudah disertai cakra.
" Savana..."