Chereads / Bad X Bad: My Dear Vanessa / Chapter 24 - Bad-24

Chapter 24 - Bad-24

Hari yang ditunggu pun datang, Veronica sudah pulang dari luar kota. Dia pun segera menghampiri Vanessa ke rumah Chrissy dan juga Angel. Kata Regan, setelah Veronica pergi ke luar kota. Vanessa sekalipun tidak ingin pulang, kantor juga dia tidak mau menanganinya kembali. Karena sikap Regina dan juga para karyawan yang menyepelekan dirinya. Bahkan jika Regan tidak menahan Vanessa. Sudah dipastikan jika karyawan Veronica banyak yang dipecat, tanpa pesangon apapun.

Mengetuk pintu ini kencang, nyatanya tak ada satu orang pun yang keluar dan membuka punya. Veronica juga mencoba menelpon Vanessa beberapa kali tapi tidak direspon sama sekali.

Sekali lagi, Veronica mengetuk pintu rumah ini dengan kasar. Hingga tak lama pintu rumah ini terbuka. Muncullah Vanessa yang masih menutup matanya, penampilan yang amburadul dan juga tercium aroma alkohol.

"Nessa kamu mabuk ya." kata Veronica.

Wanita itu membuka matanya sebelah, menatap Veronica dan juga Regan yang datang bersamaan. Setelah itu barulah Vanessa mengaku, jika dia mabuk semalam di rumah ini. Dia hanya menghabiskannya satu botol saja untuk menghangatkan tubuhnya.

"Sama saja kamu itu mabuk. Kalau cuma menghangatkan badan, satu gelas saja sudah cukup." gerutu Veronica.

Vanessa mendengus, dia pun meminta Veronica dan juga Regan untuk menunggunya di luar. Dia akan mandi, dan juga meminum obat pusingnya. Wanita itu menurut, dia pun menunggu di depan bersama dengan Regan. Tak henti-hentinya Veronica memarahi Regan karena membiarkan adiknya itu mabuk. Harusnya jika hanya menghangatkan badan itu tidak perlu sebanyak itu. satu atau dia gelas saja menurut Veronica juga sudah lebih dari cukup. Kalau sampai satu botol, tentu saja Vanessa tidak sadarkan diri.

Regan sandiri tidak bisa berbuat banyak. Dia bahkan tidak tahu jika Vanessa akan melakukan hal ini. Dia berpikir, sampai rumah wanita itu akan tidur nyenyak hingga Veronica pulang. Tapi yang ada …

"Kamu biarin dia ya?" tuduh Veronica.

"Aku udah ngelarangnya sayang."

Helaan nafas berat Veronica menandakan jika wanita itu tengah kesal dengan sikap Regan. Bukannya apa, seharusnya dia bisa menjaga dan melarang Vanessa. Atau mungkin Regan menemani Vanessa minum, untuk mengontrol wanita itu seberapa banyak alkohol yang dia minum. Tapi yang ada Regan malah membiarkannya saja, dan lebih menjengkelkannya lagi Regan malah meninggalkannya.

Hingga tak lama, Vanessa pun turun dari arah tangga dan langsung menghampiri Veronica dan juga Regan. Disana juga ada Chrissy dan juga Angela yang juga berada di tempat yang sama. Dengan mata yang masih merem melek, walaupun sudah mandi, Vanessa mendorong tubuh Regan untuk menjauh dari Veronica. Tentu saja hal itu membuat Regan tidak suka. Dia juga rindu dengan Veronica, yang meninggalkan dirinya satu minggu yang lalu. Dan sekarang Regan pengen menghabiskan waktu bersama dengan Veronica, nyata tidak bisa karena terhalang Vanessa.

"Tempat duduk lainnya kosong. Ngapain harus duduk di antara Veronica dan juga Regan.

"Kenapa? Gak terima? Perlu kamu ingat jika dia itu adalah kakakku!!" seru Vanessa.

Regan tidak menjawab, apa lagi Veronica yang melotot Regan. Hingga membuat pria itu menggeser duduknya di samping Chrissy.

Disini Vanessa menceritakan apa yang terjadi kantor. Dari semua orang menganggap Vanessa gila, dan juga bukan adik kandung Veronica. Belum lagi karyawan kantor yang berani dengan Vanessa. Mengancam dan juga merendahkan, Vanessa juga bisa melihat semua orang tampan tidak percaya dengan Vanessa. Karena selama ini semua orang hanya mengganggu jika Veronica adalah anak dari Mira.

"Mereka juga berisin meja aku, terus pas aku lihat dokumen dan semuanya udah nggak ada di ruangan itu." adu Vanessa.

"Dokumen hilang, lah kok bisa Ness gimana ceritanya!!"

Vanessa mengangguk antusias. Bahkan wanita itu juga meminta Regan untuk menjelaskan semuanya. Karena selama di kantor Regan tidak pernah lepas dari pengawasan Vanessa. Bahkan ketika wanita itu tahu, dokumen di atas mejanya ilang. Vanessa pun langsung menelpon Regan, dan memberi pelajaran mereka semua. Tapi tetap saja dokumen itu tidak kembali ke meja Vanessa.

"Yaudah kita ke kantor aja, Kakak pengen lihat dokumen yang hilang." kata Veronica.

"Sayang kamu barusan pulang, istirahat dulu kan masih ada hari esok." jawab Regan. Dia pun menahan Veronica untuk pergi dari samping Vanessa. Bukannya apa dia baru saja datang dan langsung menemui Vanessa.

Tapi yang ada Veronica malah merengek pada Regan, untuk mengizinkan dia pergi ke kantor bersama dengan Vanessa. Dia ingin tahu apa yang karyawannya lakukan pada adiknya sendiri.

Tak hanya itu, Vanessa juga menceritakan apa yang terjadi pada dirinya dan Regan. Jika pria itu mengajaknya berfoto untuk ke kerjaan Regan, mengingat partner fotonya tidak bisa datang dan digantikan oleh Vanessa.

Menghela nafasnya berat Regan pun bangkit dari duduknya. "Yaudah ayo." ajaknya dan membuat Veronica mengangguk kecil.

-BadXBad:MyDearVanessa-

"Jadi siapa yang memindahkan dokumen di ruangan saya!!" kata Veronica tegas.

Semua karyawan menundukkan kepalanya ketika, Veronica mengajak semua karyawan untuk masuk ke ruangannya. Benar kata Vanessa jika semua dokumen yang ada di ruangan ini hilang. Tak ada satupun dokumen yang tertinggal, kecuali telepon ruangan yang sering Veronica gunakan.

"Jawab saya!!" seru Veronica.

Baru kali ini Veronica semarah ini, hingga membuat semua orang ketakutan. Yang biasanya bersikap lembut dan penuh perhatian. Sekarang yang ada mereka semua melihat wajah garang dari sosok Veronica. Benar ya kata orang, orang diam belum tentu tidak bisa marah.

Salah satu diantara mereka semua mengangkat tangannya ke udara. Hingga mampu menyita perhatian Veronica.

"Kamu yang mindahin barang saya?" ucap Veronica.

Pria itu menggeleng. "Bukan Bu. Bukan saya yang mindahin barang Ibu." katanya.

"Terus kamu kenapa angkat tangan, jika bukan kaki yang mindahin barang atau!!"

Pria itu menunjuk Regina yang selama ini berseteru dengan Vanessa. Dia juga meminta beberapa karyawan untuk memindahkan dokumen yang ada di ruangan ini ke ruangan samping. Dengan alasan jika Vanessa tidak layak jadi bos. Dia orang luar bukan orang dalam, Regina juga menganggap jika Vanessa itu hanya menumpang hidup, atau mengaku-ngaku adik dari bosnya selama ini.

Veronica melirik Regan yang diam saja di sofa panjang bersama dengan Vanessa. "Dimana Regina?"

"Saya tidak tau Bu. Sejak pagi saya tidak melihat Regina."

Veronica menghela nafasnya berat. Dia meminta karyawan untuk berkumpul di ruangan meeting. Dan kalau bisa harus ada Regina, agar dia tahu wanita yang dia anggap menumpang hidup itu adalah adik Veronica sesungguhnya. Lalu, Veronica juga meminta orang itu untuk menembakkan semua barangnya. Karena ruangan ini akan menjadi ruangan atas Vanessa bukan Veronica kembali.

Tidak banyak bicara mereka pun langsung meninggalkan ruangan dan mengembalikan semua barangnya. Berbeda dengan Veronica yang langsung duduk di samping Vanessa dan mengusap puncak kepalanya.

"Setelah ini aku harap kejadian ini nggak terulang kembali." kata Veronica penuh harap, dan menatap satu persatu karyawan masuk membawa barang Veronica.

"Asal Kakak mau bilang sama mereka, kalau aku ini adikmu. Regan juga sudah pernah bilang begitu ke aku, nggak ada tuh satu orang aja yang menghargai aku." adu Vanessa. Dia bahkan sampai memeluk Veronica sangking sedihnya. Dan menatap Regan dengan tatapan mengejeknya.

"Kamu tenang aja, ini yang terakhir kalinya dan tidak akan terjadi kembali." ucap Veronica yakin, dan membuat Vanessa mengangguk kecil.

-BadXBad:MyDearVanessa-