Vanessa melongo melihat hal itu, dia pun menatap Regan yang pergi begitu saja dari hadapannya. Punggung Vanesa masih gatal, dan pria itu malah pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun? Ah ya lupa, dia baru saja megumpat tepat di hadapan Vanessa.
"Dia kenapa? Ngumpatin aku?" kata Vanessa bingung. Sangking bingungnya dia bahkan sampai menunjuk dirinya sendiri.
Reno menoleh sambil mengambil piring aluminium itu. "Disini kan panas, mungkin dia mau main sabun."
"Main sabun?" ulang Vanessa bingung. Lalu dia pun menatap Reno sekali lagi. "Maksudnya main sabun bikin gelembung?" katanya kembali dengan wajah polosnya.
Entah kenapa hal itu langsung membuat seisi ruangan ini tertawa terpingkal. Begitu juga dengan Reno yang langsung tertawa terpingkal, hingga memegangi perutnya. Vanessa yang melihat hal itu pun semakin bingung. Yang dia tahu main sabun ya, itu, sejak kecil dia juga pernah main sabun dan dia jadikan gelembung. Hampir setiap hari dia bermain sabun dengan oma nya. Dan sekarang Vanessa harus dibuat bingung dengan main sabun ala Regan?
"Memangnya beda ya?' kata Vanessa kembali.
"Nggak kok semuanya sama. Main sabun bikin gelembung." jawab Reno tanpa menghentikan tawanya.
Vanessa cemberut dia pun menatap Reno yang pergi dari hadapannya dan juga tertawa. Hingga pintu kamar mandi pun terbuka, disana sudah ada Regan yang masih telanjang dada dengan rambut panjangnya yang basah. vanessa juga bisa melihat tetesan air dari rambutnya yang jatuh mengenai tubuhnya yang berotot. Dan nyatanya hal itu lebih menggoda dibanding foto mesra bersama dengan Regan.
Wanita itu mencoba mengendalikan dirinya yang gugup, memalingkan wajahnya mengambil susu pisang yang ada di sampingnya. Apa yang terjadi dengannya, hanya karena melihat Regan telanjang dada bukan berarti dia harus tergoda kan?
Regan sendiri juga langsung duduk di samping Vanessa dengan kesal. Dia juga meminta Vanessa untuk tidak menyuruhnya menggaruk punggungnya. Hal itu mampu membuat Regan geli dengan sendirinya.
"Ha … geli? Sampai main sabun di kamar mandi?' ucap Vanessa bingung.
Regan panik, dia pun mencari sosok Reno yang ternyata tidak ada di ruangan ini. Apalagi gelak tawa dari banyak crew yang memenuhi ruangan ini. Regan menatap Vanessa dengan tatapan tajamnya. "Dapat kata itu dari mana!!"
"Reno yang bilang. Katanya kamu main sabun di kamar mandi, bikin gelembung sabun.' jelas Vanessa.
Regan mengusap wajahnya kasar, dia meminta Vanessa untuk tidak mengatakan hal itu lagi di hadapan siapapun. Regan tidak ingin orang lain berpikir tidak baik tentang Vanessa. Walaupun dia itu dari luar negeri, nyatanya kepolosannya masih tersegel dengan rapi. Dia terlihat bar-bar dans eksi hanya tampang luaran saja. Sedangkan aslinya, jika di iyakan pu dia juga akan takut.
Vanessa meminta Regan untuk menjelaskan tentang pemotretan ini, masih berlanjut atau tidak. Karena Vanessa tidak nyaman dengan baju yang dia kenakan. Dia ingin mandi seperti Regan siang ini, dan mengganti bajunya yang tertutup.
Menatap sekeliling ruangan ini, Regan pun menatap tajam satu persatu orang yang ada di ruangan ini. Dan meminta Vanessa untuk mengganti bajunya. Regan juga memberikan satu kemeja panjang miliknya untuk dia kenakan. Wanita itu memekik kegirangan, dia pun langsung kabur menuju kamar mandi dan membersihkan diri. Hingga tak lama Reno pun datang, membawa banyak makanan di tangannya, Tentu saja Regan langsung bangkit dan menoyor kepala Reno.
"Apa sih lo, main toyor aja. Lo pikir nggak sakit apa!!" cetus Reno.
"Lo apain si Nessa!! sampai dia tahu bahasa main sabun!!"
Reno kembali tertawa, dia hanya memberitahu Vanessa jika Regan tadi sedang mandi sabun di kamar mandi. Dan dia berpikir main sabun itu membuat gelembung seperti anak kecil. Padahal artinya jauh dari kata itu. Dia pikir Vanessa akan tau apa arti mandi sabun, karena dia berasal dari luar negeri. Menurut Reno disana akan banyak cara selain main sabun untuk memuaskan diri sendiri. Maklum tempat tinggal Vanessa itu bisa dikata negara bebas seks.
"Gu epikirnya begitu. Tuanya jauh banget ekspektasi gue tentang dia." kata Reno.
"Dia memang tinggal disana. Bukan berarti dia begitu juga, dodol!!" dengus Regan.
"Ya sorry, kan gue nggak tau."
Obrolan mereka terpotong ketika melihat pintu kamar mandi ini terbuka. Di sana keluarlah Vanessa yang menggulung rambut panjangnya dengan handuk putih. Lalu berjalan mendekati Regan dengan kaki telanjangnya. Regan sendiri hanya mampu menatap kaki jenjang itu yang mulai mendekat, dua kancing kemeja yang tidak kancingnya. Hingga menunjukkan dadanya yang mulus putih dengan tato mata. Bahkan disini Regan harus menahan sesuatu yang hampir saja meledak dalam dirinya.
Melihat hal itu Reno pun menyenggol Regan yang sejak tadi hanya mampu menelan salivanya dengan kasar. "Kalau lo mau sikat sih semalam doang. Buktiin kalau dia polos beneran." bisik Reno dan membuat Regan mendelik.
-BadXBad:MyDearVanessa-
"Malam ini aku pulang ke rumah Chrissy aja ya. Aku nggak mau pulang ke rumah." ucap Vanessa menatap ponselnya.
Dia baru saja mengirim fotonya bersama dengan Regan. Foto itu mereka ambil dari file yang dikirim Reno barusan. Anggap saja buat kenangan, atau mungkin Vanessa akan menyimpan foto itu di komputernya.
Regan menoleh bingung. "Kenapa nggak pulang aja? Tante Mira pasti khawatir kalau kamu nggak pulang."
Vanessa tertawa kecil, mana mungkin sih Mira itu khawatir pada Vanessa. Yang ada selama ini Mira itu suka jika Vanessa tidak ada di sampingnya. Wanita tua itu menganggap jika Vanessa adalah anak yang nakal. Dan selama ini Vanessa sedang membuktikan pada Mira jika dia adalah anak nakal yang sesungguhnya. Dan sekarang dia mengkhawatirkan Vanessa? Mungkin maksud Regan mengkhawatirkan Veronica yang saat ini sedang keluar kota. Jika pun orang itu mengkhawatirkan Vanessa, kenapa dia tidak mengirim pesan atau menelpon Vanessa. Walaupun Vanessa tidak suka, setidaknya dia menunjukkan dirinya yang sudah berubah dan menganggap Vanessa ada.
Nyatanya sampai jam segini pun Mira juga tidak ada pesan atau telepon Vanessa. Dan wanita itu menganggap jika Mira sudah tiada.
Melihat reaksi Vanessa, Regan pun menoleh. "Kenapa ketawa?"
"Ada video lucu, mau lihat?"
Regan menggeleng, mana mungkin juga dia bisa mendengar suara yang kencang ini. Mengingat Vanessa mengajak Regan pergi ke club J hanya untuk duduk doang. ya, duduk saja dengan dua botol air mineral di hadapan mereka. Padahal Regan berpikir jika wanita itu akan mabuk malam ini bersama dengannya. Dn memikirkan ucapan Reno tadi siang, nyatanya bukannya mabuk Vanessa hanya berdiam diri sambil memainkan ponselnya, Disini Regan berpikir jika wanita itu sebenarnya memiliki sikap yang baik, hati yang lembut. Namun ada sesuatu yang merubah sesuatu dalam dirinya.
"Kita mau sampai jam berapa?" tanya Regan yang mulai serius.
"Ini jam berapa?"
"Jam sebelas malam, mau pulang atau nginep sini?"
Vanessa menghela nafasnya berta, dia pun menggeleng tidak mungkin dia menginap di club macam ini. walaupun ada kamar tapi Vanessa tidak suka menginap, selain aromanya seks yang ada nanti Vanessa dipikir wanita murahan.
"Kita pulang. Tapi aku masih lapar." kata vanessa menatap Regan cemberut.
"Kita makan dulu, setelah itu aku antar kamu pulang."
-BadXBad:MyDearVanessa-