Chereads / Bad X Bad: My Dear Vanessa / Chapter 13 - Bad-13

Chapter 13 - Bad-13

Dengan perasaan kesal, Vanessa pun membanting tasnya secara asal. Dia pun menatap Veronica dengan marah. Apa-apaan wanita itu, sampai mengambil keputusan secara sepihak tanpa memberitahu Vanessa lebih dulu. Veronica sendiri juga sejak tadi terus membujuk Vanessa aka hal ini, agar dia mau mengurus kantor cabang dan meneruskan usaha Arya sang ayah. Bahkan kalau dipikir Vanessa tidak ada minat sama sekali, dia tidak tertarik dengan usaha ataupun perusahaan Arya. Jika wanita itu mau, dia akan meminta usaha sang oma yang ada di London. Tinggal bersama mereka saja jika tidak dipaksa pun Vanessa juga tidak akan mau. Mau mendengar rengekan, atau tangisan darah Mira pun Vanessa tidak akan peduli sama sekali. 

"Aku nggak mau!!" tolak Vanessa tegas. 

"Nessa … "

"Kalau aku bilang nggak berarti juga nggak!! Jangan paksa aku!!"

Pergi adalah jalan yang diambil oleh Vanessa, dia paling malas jika harus berdebat dengan mereka. Dulu hidupnya sudah menderita karena mereka, dan sekarang ketika Vanessa kembali,  mereka ingin mengatur hidup Vanessa sesuka hatinya? Tidak akan pernah terjadi, sampai kapanpun.

Vanessa paling benci jika ada orang yang dengan berani mengusik hidupnya. Harusnya mereka itu bersyukur, karena Vanessa masih mau hidup bersama dengan mereka. Bukan malah membebani hidup Vanessa dengan pekerjaan yang sama sekali Vanessa tidak suka. Dia mengambil fakultas bisnis juga karena oma, bukan karena kemauannya sendiri. Bahkan dalam hal seperti ini Vanessa masih berpikir jika hidupnya selalu saja disetir oleh orang lain. Vanessa seolah tidak memiliki pilihan hidup, apapun yang menjadi masa depannya selalu orang lain yang menentukannya.

Menyadari jika taksi yang dia tumpangi berhenti, Vanessa pun segera turun setelah membayar tagihannya. Dia pun langsung masuk ke rumah yang tidak seberapa besar ini tapi memiliki dua lantai. Vanessa langsung mengetuk pintu rumah ini dengan tidak sabaran. Lagian siapa suruh mengunci rumah ini ketika Vanessa ingin pulang. 

Sedangkan Chrissy dan juga Angela yang duduk santai di depan televisi pun hanya diam saja. Mereka tahu siapa yang mengetik pintu rumah itu dengan tak sabaran, siapa lagi jika buka Vanessa. Wanita itu pasti lupa membawa kunci cadangan ketika ingin pulang ke rumah ini. 

Dengan rasa malas Angela bangkit dari duduk nyamannya dan membuka pintu. Bisa dilihat Vanessa yang datang dengan khas kembarannya. Tiada hari tanpa amarah Vanessa selama hidup di Ibukota. Bukannya damai, yang ada Vanessa darah tinggi melulu. 

"Kenapa sih datang marah-marah terus." tanya Chrissy yang merasa aneh dengan Vanessa. 

Karena perasaannya masih kesal, Vanessa pun menjelaskan pada Chrissy. Jika Veronica, dengan seenak jidatnya, mengangkat Vanessa sebagai CEO di kantor cabang. Kedudukan yang sama sekali tidak diinginkan Vanessa selama ini. Jika dia ingin, yang jelas bukan karena usaha Arya. Tapi usah Oma nya yang ada di London. Itu yang diinginkan Vanessa. 

"Harusnya mereka bersyukur masih mending aku udah mau tinggal sama mereka. Bukannya malah dipersulit hidup kayak gini!!" dumel Vanessa kesal.

"Bukannya itu bagus Ness? Kan kamu sendiri yang bilang, datang buat balas dendam. Kenapa pas dipegang kantor kamu nggak mau?" sahut Angela. 

Itu memang terlihat sangat bagus. Tapi Vanessa sama sekali tidak ada niat untuk perusahaan itu. Dia datang untuk membalas dendam, dalam arti menghapus kebahagian mereka semua. Bukan berarti Vanessa juga harus menjalani apa yang mereka inginkan. Termasuk perusahaan yang sama sekali tidak Vanessa inginkan. 

Angela dan juga Chrissy mencoba membujuk Vanessa, jika hal ini sangat berguna untuk Vanessa. Tapi yang ada wanita itu sama sekali tidak ingin, terlibat konflik bisnis sama sekali. Dia hanya ingin membalas sakit hatinya, setelah merasa puas dia akan pergi menjauh dari sini. Jika dia dibebani dengan kantor, yang ada Vanessa akan selalu terikat dengan mereka. Dan nyatanya Vanessa tidak suka hal itu. 

Terlalu asyik membahas masalah kantor, Vanessa sampai tidak sadar jika Regan telah datang bersama dengan Veronica. Langsung saja Vanessa berlari ke arah tangga dan menuju kamarnya. Jangan sampai Vanessa marah dan membuat wanita itu lepas kendali. 

Melihat hal itu Regan meminta Veronica untuk menunggunya di bawah. Mungkin saja jika Regan yang membujuk Vanessa mau mengurus kantor cabang  dan meringankan beban Veronica. Karena memang Veronica sangat percaya dengan kekasihnya, dia pun membiarkan Regan menyusul Vanessa. Dengan harapan jika Regan berhasil membujuk Vanessa dalam hal ini. Jika tidak, Veronica harus mengambil jalan akhir. Menelpon Oma dan memberitahu semuanya.

"Duduk dulu Kak. Aku ambilin minum ya." ucap Chrissy dan membuat Veronica tersenyum kecil. 

Chrissy dan juga Angela pun langsung menuju dapur. Mengambil minum untuk Veronica dan juga cemilan ringan. 

Sedangkan Regan dia sudah berusaha mengetuk pintu kamar Vanessa, hingga membuat tangannya merah. Bahkan Regan juga mengancam akan mendobraknya, jika Vanessa tidak mau membuka pintu kamarnya. Jangan salahkan Regan jika pintu ini akan rusak karena ulah Vanessa. 

Karena tidak terima disalahkan, Vanessa pun langsung membuka pintu kamarnya dan menatap Regan jengah. Anggap saja Vanessa itu seperti anak kecil yang harus dimengerti, dan di bujuk apapun yang diinginkan orang lain. 

"Mau apa!! Mau bujuk kayak Vero juga? Nggak mempan." cetus Vanessa. 

Bukannya menjawab, Regan langsung mendorong tubuh Vanessa hingga masuk ke dalam kamar. Mengunci kamar ini dengan rapat, dan menyimpan kuncinya di saku celana. 

Menyadari sesuatu Vanessa pun mundur beberapa langkah. Dia harus mendekati meja rias miliknya, jika Regan berbuat aneh-aneh dia tinggal mengetuk kepalanya dengan vas bunga, atau botol parfum. Peduli setan jika kepalanya pecah atau apapun itu.

"Ka-kamu mau ngapain?" tanya Vanessa gugup. 

Regan terus mendekat sehingga dia pun mengurung tubuh Vanessa di antara kedua tangannya. Matanya terus meneliti setiap penampilan Vanessa yang bisa dibilang sangat berani. Menunjukan beberapa bagian tubuhnya yang terlihat bersih dan mulus. Siapapun!! Siapapun yang melihatnya pasti akan suka. 

"Masih ingat perjanjian kita malam itu?" tanya Regan. 

Perjanjian? Vanessa berpikir sejenak, perjanjian apa yang dimaksud Regan? Pasalnya Vanessa sangat tidak mengingat apapun saat ini. 

"Kita nggak ada perjanjian apapun ya. Jangan macam-macam." 

Regan tersenyum kecil. Dia pun langsung mengingatkan Vanessa dengan perjanjian yang mereka buat. Dimana Vanessa harus menurut pada Regan, jika masih ingin memiliki id card J Club'. Jika tidak … Regan bisa saja membuat kartu itu tidak aktif kembali, dan Vanessa tidak akan bisa memasuki J Club' dan juga Club lainnya yang ada di Ibukota. 

Tentu saja hal itu langsung membuat Vanessa cemberut. Kenapa hal seperti itu Vanessa sampai lupa!! Dan kenapa masalah itu Ragam masih ingat betul? Padahal Vanessa sudah berharap jika pria itu akan lupa dengan perjanjian itu. 

"Kenapa masih ingat sih!! Harusnya kan lupa." dengus Vanessa. 

Bukannya marah Regan malah tersenyum kecil sambil mengacak rambut Vanessa. "Jadi gimana?" 

"Iya udah mau. Tapi ajarin juga, ingat ya kamu juga janji loh sama aku waktu itu!!" 

"Iya bawel!!" 

-BadXBad: MyDearVanessa-