Setelah acara perkenalan itu, Vanessa kembali ke ruangannya dengan cepat bersama dengan Regan. Pria itu mengenalkan Vanessa sebagai bos baru mereka, sekaligus adik dari Veronica. Tentu saja hal itu langsung membuat semua karyawan kantor ini bingung. Mereka semua menganggap jika Veronica itu anak tunggal, yang berjodoh dengan anak tunggal pula yang bernama Regan. Dan nyatanya, semua orang benar-benar terkejut dengan berita pagi ini. Ditambah lagi Veronica yang tidak datang bersama, membuat semua karyawan kantor menaruh curiga. Mereka akan percaya jika Veronica sendiri yang mengatakan hal itu.
"Terus sekarang aku ngapain? Cuma duduk aja sambil liatin laptop apa?" tanya Vanessa heran.
Regan menggeleng, di depannya ada banyak map yang menumpuk. File itu sangat berarti, jika Vanessa terlalu bersantai perusahaan bisa saja bangkrut. Dengan telaten Regan pun meminta Vanessa membuka satu persatu file yang ada dan membacanya. Memberikan pengertian tentang bisnis dan juga cara menjalankannya. Wanita itu manggut-manggut kecil sambil membaca file. Tanpa menyadari posisi mereka ini sangat dekat. Sangking dekatnya, Vanessa sama sekali tidak menyadari jika wajah Regan sejajar dengannya. Ketika wanita itu menoleh, disaat itulah Vanessa akan bisa mencium pipi kiri Regan.
"Rumit ya. Aku pikir tinggal tanda tangan aja udah," ucap Vanessa menutup filenya. Dia berniat untuk menyandarkan punggungnya di kursi kebesarannya. Tapi yang ada Vanessa malah dikejutkan, dengan kepalanya yang ternyata bersandar di bahu Regan. "Sorry, aku nggak tau kalau kamu ada di belakang aku." ujarnya kembali.
Regan menegakkan tubuhnya dan menjauh. "Nggak papa. Istirahat dulu, nanti lagi. Ini sudah waktunya jam makan siang juga."
Wanita itu hanya menganggukan kepalanya kecil. Melepas stilettonya dan berkeliling ruangan ini dengan kaki telanjangnya. Dasarnya Regan itu pria normal, dan tidak bisa melihat wanita dengan kaki yang telanjang. Pria itu hanya mampu menelan salivanya begitu kasar, sesekali menatap kaki jenjang Vanessa yang mulus tanpa cacat.
Kotoran!! Rasanya Regan ingin sekali mengusap kaki jenjang itu dengan gerakan berirama.
"Regan..." teriak Vanessa.
Pria itu mengerjapkan matanya beberapa kali, dengan mata yang mengerjap. Lalu mengungkapkan Vanessa yang ternyata tengah menatap dengan marah.
"Ada apa?" tanya Regan bingung.
Vanessa mengusap perutnya tanda jika dia tengah lapar. Dari tadi Vanessa meminta Regan untuk memesan makanan secara online, apapun yang penting Vanessa makan. tapi ada yang memperhatikan Regan malah sibuk melamun. karena ditinggal Veronica pria itu sama sekali tidak bisa fokus dengan dunia nyata, dan lebih fokus pada dunia fantasinya.
Dengan dengus sebal, Regan pun meminta Sean atau mungkin Troy untuk membelikan makanan untuk mereka. Lagian aplikasi untuk memesan makan online pun Regan juga tidak ada. Dia hanya takut, jika apa yang dia pesan tidak akan sesuai dengan apa yang dia inginkan. Lebih baik menyuruh dua teman saja yang akan membuat Rega merasa aman.
Vanessa tidak masalah, yang penting dia makan kenyang itu sudah cukup. Sayangnya ketika menunggu, Vanessa merasa ngantuk. Merebahkan tubuhnya di sofa kantor, mata wanita itu pun terpejam . Tidak membutuhkan waktu lama, Vanessa bahkan sudah masuk ke dalam dunia mimpinya.
Regan yang mengetahui hal itu pun tersenyum kecil, melepas jas yang dia pakai dan menutup bagian bawah tubuh Vanessa. Bisa bahaya jika wanita itu bergerak dalam tidurnya. Walaupun tidak tahu, tetap saja bahaya bagi iman Regan. alih pekerjaan Vanessa, Regan pun membaca banyak file dan juga dokumen yang menumpuk. Pria itu juga meminta HRD kantor ini untuk mencari sekretaris yang handal untuk Vanessa. Wanita itu membutuhkan bimbingan ekstra, bukan perkara bodoh. Cuman pengalamannya di dunia bisnis sangat minim, dan tidak tahu apa-apa. Lebih baik, jika Regan atau Veronica tidak bisa mendampingi Vanessa, setidaknya wanita itu ada seseorang yang bisa membimbingnya tentang perusahaan.
Merentangkan kedua tangannya, Regan pun memejamkan mata, tapi sebelum dirinya masuk ke dalam dunia mimpi, Regan malah dikejutkan dengan pintu yang dibuka secara kasar dan juga kecil.
"Apa sih… minggir. Gue yang buka duluan, artinya gue yang masuk duluan, Sean." kata Troy yang masih bisa didengar oleh Regan. Tentu saja Regan mendengarkannya dengan jelas. Mereka tanpa tepat di depan pintu yang terbuka.
"Lo yang apaan. Bukan masalah siapa yang masuk duluan, kalau mau masuk ya masuk aja. Kenapa harus tanpa sih."
"Tapi pintunya sempit, lo minggir duluan dodol!!"
Sean ayunan dia tidak akan minggir atau menggeser tubuhnya. Troy memang yang membuka pintu ruangan ini, tapi kan Sean yang ingin masuk duluan. Dia ingin tahu apa yang dilakukan Regan dan juga Vanessa dalam satu ruangan yang sama. Yang dimana teman itu tidak mampu iman jika harus berada di samping Vanessa.
Sedangkan Troy sendiri, tidak terima jika Vanessa dan juga Regan dalam satu ruangan. Dia ingin menggagalkan apa yang akan Regan lakukan. setidaknya, dia harus menyelamatkan Vanessa dari Regan. Dia harus tahu jika wanita yang satu ruangan itu adalah adik dari kekasihnya Veronica. Ini sangat tidak adil, jika Regan harus memacari dua wanita sekaligus yang statusnya adik kakak. Itu tidak boleh terjadi, setidaknya Troy harus membuat Vanessa tertarik dengannya,
"Heh… mau sampai kapan berantem mulu? Masuk barengan kan bisa!!' lerai Regan jengah.
Sean dan Troy pun saling pandang, detik berikutnya Troy yang masuk duluan dengan wajah gembiranya. Dia pun menari sosok vanessa dan terus memanggil nama Vanessa. Tapi tak ada satu panggilan Troy yang dijawab oleh Vanessa.
"Dia kemana?" tanya Sean cepat. Ketika Troy ingin melontarkan pertanyaan yang sama.
Troy pun cemberut dia pun memukul Sean dengan buku tebal yang ada di hadapannya. Setelah itu mengungkapkan Regan penuh harap, dan melontarkan pertanyaan yang sama pada Regan. Karena pria itu malas menjawab pertanyaan mereka, Regan hanya menunjuk sofa belakang mereka dengan dagunya. Tanda jika Vanessa baru saja tidur, dan Regan juga tidak tega jika harus membangunkannya. Takut jika wanita itu marah dan terus mengomel di Regan.
Troy dan Sean pun langsung menoleh, mengikuti arah dagu Regan yang mengarah ke belakang mereka. Ternyata disana Vanessa tengah terbangun dengan begitu lelap. Jangankan Regan, Troy sendiri juga tidak akan tega jika harus membangunkan Vanessa. Dia tidur sudah seperti bayi, terlihat sangat lucu dimata Troy.
"Tidur aja cakep ya. Beda kayak Sean, tidur aja udah kayak pengen buang ke laut!!" cibir Troy.
Sean yang tidak terima pun langsung mejitak kepala Troy dengan gemas. Bisa-bisanya dia membandingkan cara tidur Sean dan juga Vanessa yang berbanding jauh. Jika pria itu lupa, Sean itu pria sejati sedangkan Vanessa itu perempuan penggoda iman. Tentu saja cara tidurnya berbeda. Jangankan cara tidur, berbicara dan berkalam saja sudah beda jauh banget.
Tidak mau mendengar ucapan mereka, Regan pun langsung mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Veronica. Lagian ini sudah jam makan siang, setidak nya Regan bisa mendengar suara Veronica walaupun sebentar.
"Halo sayang…"
-BadXBad:MyDearVanessa-