Chereads / Tunawicara Itu Kekasih Ku / Chapter 43 - Perkelahian

Chapter 43 - Perkelahian

Seperti biasa, Revan menyempatkan untuk menemui Laura sebelum pergi ke kantor.

Keduanya berada di warung, Revan sedikit membantu kesibukan Laura disana, sampai akhirnya Revan pamit untuk segera ke kantor.

Tak lama setelah kepergian Revan, Laura melihat Maura yang datang bersama Ervan.

Diwaktu yang masih sangat pagi, bagaimana bisa mereka jalan berdua, dan untuk apa mereka jalan berdua, sejak kapan mereka dekat.

"kamu kenapa Laura"

Laura terdiam memperhatikan keduanya bergantian, Ervan dan Maura pun saling lempar pandangan saat sadar tatapan heran dari Laura.

"aku hanya membantu mu buka warung, habis itu aku akan pergi lagi"

Laura menggeleng, dan mengisyaratkan keduanya untuk pergi saja, Laura takut jika kedatangan keduanya akan membawa masalah di warungnya nanti.

"kamu tak perlu bantuan"

Laura menggeleng, bertepatan dengan itu Fitri datang menghampiri mereka.

Maura mengangguk paham, karena ada Fitri setidaknya Laura gak akan kerepotan sendiri.

"baiklah, kalau gitu, aku pamit ya, ayo Ervan"

Laura mengangguk, Ervan tampak tersenyum menatap ekspresi bingung Laura.

Setidaknya ada Maura meski bukan Laura yang bersama Ervan, tapi masalah yang terjadi antara Maura dan Gilang akan mampu memberi hiburan untuk Ervan.

----

"Diwaktu sepagi ini kita mau kemana Maura"

"kemana aja, ini hari libur, Gilang pasti ke rumah dan aku gak mau ketemu sama dia"

"kamu lebih milih jalan sama orang baru dari pada menyelesaikan masalah mu"

"masalahnya ada di Gilang, aku gak mau ikut campur"

"kalian pasangan, bagaimana mungkin cuma Gilang yang salah"

Maura diam tak menjawab kalimat Ervan, sejak malam, Maura telah menghubungi Ervan untuk menemaninya jalan pagi ini dan Ervan setuju, tentu saja itu tanpa sepengetahuan Riana.

"aku laper, cari makan yuk"

"ayo"

"kamu sih, acara gak mau pake mobil, cape kan jalan kaki"

"aku biasa jalan kaki, kamu aja cape"

"iya emang"

Ervan dan Maura memang memilih berjalan kaki mengitari taman kota, itu adalah permintaan Maura meski Ervan sempat menolak tapi akhirnya mengalah juga.

"beli bubur itu aja yuk, suka bubur gak"

"bubur, mana kenyang"

"beli 5 porsi aja kalau gak kenyang"

Maura lebih dulu berjalan memasuki tempat penjual bubur, Ervan mau tak mau mengikutinya.

"bu, 2 porsi ya, komplit"

Penjualnya mengiyakan pesanan Maura, Ervan terdiam melihat sekitar.

Padahal disana juga ada cafe yang dekat, kenapa Maura malah memilih jajanan pinggir jalan.

"Silahkan"

Bubur yang dipesan telah sampai ke tangan 2 orang yang memesan, Maura langsung melahapnya tapi Ervan hanya diam menatapnya.

"kenapa, kamu gak suka"

"aku gak suka kaya gini"

"sekali-sekali cobain hidup sederhana, gak semua yang sederhana itu memalukan Ervan"

Ervan menghembuskan nafasnya dan mulai melahap bubur yang dipesan Maura.

Ervan mengicip setiap suap bubur yang masuk ke mulutnya, tak sadar diperhatikan Maura, Ervan tersenyum sendiri dengan rasa dilidahnya.

"enak pak bos"

Ervan tersendak mendengar pertanyaan Maura, bubur yang dikunyahnya tersembur begitu saja.

Maura terkikik melihat hal itu, dengan cepat Maura membawakan segelas minum untuk Ervan.

1 gelas penuh, Ervan menghabiskan minumnya, Ervan terdiam menatap Maura yang menahan tawa.

Beberapa saat kemudian, keduanya tertawa dan lantas melanjutkan sarapannya.

----

Keysha membawa 2 jenis cemilan dan berjalan menghampiri Gilang, keduanya kini tengah berada dikomplek perumahan dekat dengan rumah Revan.

Keysha hendak bertamu ke rumah Revan tapi Gilang lebih dulu meminta bertemu, akhirnya Keysha meminta Gilang untuk menemuinya ditempat tersebut.

"kenapa, kok kaya gak semangat gitu"

Gilang menoleh dan mulai melahap cemilan yang dibawakan Keysha.

"Maura, dia sangat mengjengkelkan Key"

"kenapa"

"dia jalan sama kembaran Revan"

Keysha terkejut dengan apa yang didengarnya, bagaimana bisa itu terjadi bukankah mereka tidak saling mengenal.

"Maura berfikir aku akan kembali sama masa lalu aku, karena dia datang lagi ke hidup aku"

"secepat itu, Maura cari pengganti"

"aku juga gak tahu apa maksudnya, tapi sejak ketemu Jessi diacara reuni Maura malam itu, keesokannya tiba-tiba saja Maura bersama Ervan"

"Maura kenal sama Ervan"

"enggak, Maura hanya tahu saja dari cerita aku"

Keysha mengangguk, meski sebenarnya Keysha masih tak mengerti kenapa bisa mereka dekat.

----

"ngapain kesini sih"

"gak apa-apa Ervan, aku dengar kamu kabur dari rumah, sekarang pulang sana"

Maura mengarahkan Ervan ke rumahnya, Ervan kesal dengan itu dan berlalu meninggalkan Maura begitu saja.

"Ervan"

Maura berlari menyusul Ervan, berusaha menghentikan langkahnya tapi gagal terus.

Maura tak menyerah dengan tetap berusaha menghentikan Ervan, jauh dan jauh semakin jauh Maura berlari, kakinya terasa lelah.

"Ervan, berhenti"

Teriak Maura yang kelelahan, Ervan menoleh sekilas dan tersenyum senang.

"Ervan, kaki aku sakit, tunggu"

"rasain, emang enak dikerjain"

"Ervan aku cape"

Maura memejamkan matanya sesaat dengan terus melangkah, jaraknya yang semakin dekat dengan Ervan membuat Maura berusaha meraih Ervan.

Tapi gagal karena Maura lebih dulu tersandung pada kakinya sendiri, Maura menjerit dan membuat Ervan berbalik.

Melihat Maura yang limbung, Ervan lantas kembali dan menahan tubuh Maura.

"kenapa kamu ini"

Maura diam tak menjawab, beruntunglah Ervan cepat menahannya sehingga Maura tak terjatuh.

Jauh dari arah berlawanan, Gilang dan Keysha melihat Maura dan Ervan, keduanya lantas bangkit.

"itu bukannya.....

Belum selesai kalimat Keysha, Gilang berlari kearah Maura, Gilang tak bisa terima dengan Ervan yang memeluk kekasihnya seperti itu.

"kurang ajar"

Gilang Ervan, melepaskan dari Maura dan memukulnya begitu saja.

Maura yang tak siap menahan tubuhnya pun terjatuh, Gilang kembali memukul Ervan tanpa sempat membiarkannya berbicara.

"Gilang, Gilang berhenti"

Suara Maura tak digubris oleh Gilang, tak terima dengan perlakuan Gilang, Ervan lantas balik memukul Gilang, membalas beberapa pukulan yang diterimanya dari Gilang.

"berhenti"

Keysha turut berusaha menghentikan keduanya, tapi sama sekali tak dihiraukan.

Maura pun bangkit, menarik Gilang dan mendorong Ervan dengan sisa kekuatannya.

"hentikan"

Keysha tampak menahan Gilang yang hendak kembali menghampiri Ervan.

"apa kalian gak punya fikiran, apa-apaan ini"

"kamu yang apa-apaan Maura, bagaimana mungkin kamu diam aja dipeluk sama dia"

Ervan tersenyum mendengar kalimat Gilang, inilah hiburan membuat Ervan senang.

"Jessi cuma alasan kamu kan untuk dekat sama dia"

"diam .... cukup, Ervan gak ada hubungannya dengan itu"

"alasan"

Maura terdiam menatap Gilang yang masih emosi, berbicara saat ini gak akan ada gunanya.

Maura memilih pergi dengan membawa Ervan, meninggalkan Gilang begitu saja tanpa peduli dengan panggilannya.

"Maura"

Ervan menoleh dan tersenyum puas kearah Gilang, kekacauan seperti itu adalah kesukaan Ervan.

"Maura tunggu"

"cukup Gilang, temui dia nanti"

Keysha yang ikut kesal dengan kejadian yang dilihatnya itu, berusaha menenangkan Gilang.