Chereads / Tunawicara Itu Kekasih Ku / Chapter 42 - Makan Malam

Chapter 42 - Makan Malam

"Revan, hari ini pulang cepat ya, kita makan malam diluar"

"makan malam"

"iya, papah ajakey kita makan ditempatnya om Wahyu, kamu bisa kan"

Revan mengangguk, hanya saja sedikit heran dalam rangka apa mereka makan bersama.

"ya udah, kamu mau ke kantor"

"iya mah, ya udah Revan berangkat ya, biar kerjaannya cepat selesai"

Riska mengangguk, setelah berpamitan Revan pun berlalu meninggalkan rumahnya menuju kantor.

---

"mah, papah pergi ya"

"mau kemana"

"ke kantor sebentar"

"oh ya udah, Revan juga baru berangkat"

Angga mengangguk, dan melangkah pergi dari Riska.

"pah, tunggu"

Panggil Riska berhasil menghentikan langkah Angga.

"kenapa"

"nanti malam, boleh mamah ajak Laura"

Angga mengernyit mendengar pertanyaan Riska, pertanyaan macam apa yang didengarnya itu.

"boleh kan pah, acara makan malamnya kan buat Revan karena sudah berhasil membereskan semuanya, iya meski pun kita kehilangan salah satunya"

"lalu apa hubungannya, udahlah gak usah aneh-aneh"

"pah, Revan kan udah bisa buat kamu bangga dengan semua dikerjakannya, kenapa enggak kalau kita juga buat Revan bahagia"

Angga terdiam, jika saja gadis yang dimaksud Riska bukanlah gadis bisu itu, mungkin Angga tidak perlu berfikir untuk menyetujuinya.

"boleh kan pah, sekali-sekali buat anaknya juga bangga sama orang tuanya"

"terserahlah, tapi awas kalau dia bikin malu kita disana"

Riska tersenyum dan mengangguk mantap, Angga pun kembali melangkah untuk segera ke kantor.

"baiklah, berarti sekarang aku harus temui Laura di rumahnya"

Riska mengangguk dan melangkah kembali memasuki kamarnya.

---

Revan menghentikan laju mobilnya, fokusnya terganggu saat melihat Ervan bersama seseorang disebrang sana.

Revan keluar, dan melangkah mendekati 2 orang tersebut untuk memastikan jika benar kalau yang dilihatnya adalah Ervan.

"Ervan"

Dua orang dihadapannya menoleh, Revan mengangkat kedua alisnya melihat sosok Laura.

Revan ingat jika Laura pernah pergi berdua dengan Ervan, dan apa hari ini pun mereka. mengulanginya.

"apa"

Revan memejamkan matanya dan menghembuskan nafasnya perlahan, gadis dihapannya adalah Maura bukan Laura.

"Revan"

"kalian ngapain disini, diwaktu sepagi ini"

"gak ada, kita gak sengaja ketemu, iya kan Ervan"

Ervan mengangguk menyetujui ucapan Maura.

"kenapa kamu gak pulang ke rumah, kamu gak peduli sama mamah"

Ervan tersenyum acuh mendengar pertanyaan Revan, baginya itu terlalu memuakan.

"Ervan"

"Maura, aku duluan ya, nanti kita ketemu lagi, aku ada urusan yang lebih penting"

"oh, ok"

Ervan berlalu begitu saja, tak peduli dengan panggilan Revan yang didengarnya berkali-kali itu.

"kenapa sih"

"kamu ada urusan apa sama dia, Gilang tahu gak"

"apaan sih, malah balik nanya, aku yang tanya duluan, Ervan kenapa, kalian kenapa"

"Ervan pergi dari rumah, sampai sekarang gak pulang"

Tegas Revan yang kemudian pergi meninggalkan Maura, Maura mengernyit melihat tingkah si kembar itu.

---

Riska sudah siap dengan penampilannya, begitu juga dengan Angga.

Mereka akan pergi lebih dulu, karena Revan telah memberi kabar jika akan datang kesana dari kantor.

"bi, kita pergi dulu ya"

"iya nyonya"

Riska tersenyum dan mengikuti langkah Angga, Laura sudah menunggu di teras rumah, mereka akan pergi bersama.

Angga melihatnya dengan ketidak sukaan, tapi Laura harus tenang, mau bagaimana pun Laura harus bisa mengambil hati Angga.

"ayo sayang kita pergi"

Ucap Riska mengusap tangan Laura, Laura mengangguk dan berjalan bersama Riska menyusul Angga memasuki mobil.

"Revan gak tahu kan kalau kamu ikut"

Laura menggeleng, Laura memang tidak memberi tahu Revan tentang ajakan Riska dimakan malam sekarang.

"kamu jangan buat malu keluarga saya disana, awas saja kamu"

Laura terdiam mendengar penuturan Angga, Riska menggeleng dan berusaha tetap tersenyum pada Laura.

Mereka sama-sama terdiam melewati perjalanannya menuju tempat Wahyu, Laura memang merasa senang dengan ajakan Riska malam ini, tapi dibalik itu semua juga Laura merasa bingung harus seperti apa nanti disana.

Laura takut akan membuat Angga semakin tidak menyukainya karena dianggap mempermalukan keluarganya malam ini.

"Revan sudah ada kabar lagi"

"belum, mungkin dia juga dijalan"

"tapi udah selesai pekerjaannya"

"katanya udah, kalau gak jadi pulang dulu ya, Revan berangkat dari kantor"

Angga mengangguk, Revan memang pernah diajaknya ke restauran milik Wahyu, Revan pasti akan sampai ke lokasi tepat waktu.

Sampai ditempat tujuan, Angga melihat mobil Revan yang telah terparkir disana.

"itu bukannya mobil Revan"

"iya, berarti Revan udah sampai duluan"

"baguslah"

Angga kemudian keluar dan langsung melangkah memasuki tempat makan, begitu juga dengan Riska dan Laura.

Keduanya berjalan bersamaan, Laura merasa tak tenang dengan acara malam ini.

Bagaimana jika dirinya membuat malu keluarga Revan nantinya.

Kedatangan Angga disambut hangat oleh Wahyu dan keluarganya, mereka saling sapa dan bertanya kabar satu sama lain.

Revan yang benar telah lebih dulu berada disana, terkejut melihat kedatangan Laura diantara kedua orang tuanya.

"bagaimana bisa kamu disini"

Semua terdiam mendengar pertanyaan Revan, Laura tersenyum bingung dan melihat orang didekatnya secara bergatian.

"mamah yang ajak Laura kesini, kamu senang kan Revan"

Revan tersenyum, tentu saja karena dengan begitu mungkin celah untuk mendapatkan hati Angga akan semakin terbuka.

"jadi ini kekasih mu Revan?"

"begitulah om, namanya Laura, dan Laura ini om Wahyu sama tante Nia"

Laura tersenyum dan mengangguk hormat pada keduanya, mereka mulai mengambil tempat duduknya masing-masing.

Wahyu juga sudah menyiapkan beberapa hidangan disana, mereka berbincang banyak hal sambil menunggu menu makan mereka datang.

"makasih ya"

Bisik Revan pada Laura, Revan tak bisa menutupi kebahagiaannya bisa makan malam bersama keluarganya dan juga Laura.

"jadi kapan Revan, peresmiannya"

Revan menoleh dan terdiam sesaat, pertanyaan itu membuatnya kembali teriangat akan restu Angga yang belum didapatkannya.

"secepat mungkin om"

"baiklah, segera laksanakan biar kalian aman"

Revan mengangguk dan melirik Angga sekilas, Revan tak ingin membahasnya sekarang.

Revan hanya ingin menikmati makan malam keluarganya bersama Laura malam ini.

"mana ini makannya kok lama sekali"

"sabar, mungkin masih pada sibuk, lihatlah tempat ini sangat ramai"

Wahyu tertawa mendengar jawaban Angga, tempatnya memang selalu ramai pengunjung dan Wahyu sangat menyukainya.

"Ervan kemana, dia tidak datang?"

"jangan fikirkan dia sekarang"

"ada apa ini, kenapa bisa mereka terpisah"

"anak itu bermasalah, jadi jangan difikirkan"

"masalah apa, lalu sekarang Ervan dimana"

"Ervan sedang menenangkan dirinya, dan karena itu dia tidak bisa datang malam ini, jadi hanya Revan saja"

Riska menyela pembicaraan Angga dan Wahyu, melihat perubahan ekspresi dari Angga.

Riska menjadi khawatir dengan kenyamanan Wahyu dan istrinya saat ini, Wahyu mengangguk.

Kabar seperti itu memang biasa didengarnya dari Angga, si kembar memang tidak pernah kompak selama ini.