Maura datang ke rumah Laura untuk memberikan baju yang akan mereka pakai, malam ini keduanya akan menghadiri acara reuni teman SMP mereka.
Keduanya begitu senang, karena itu sudah sangatlah lama mereka menantikan masa reuni tersebut.
Maura dan Laura memakai pakaian kembar, sama seperti wajahnya, mereka pun menyamakan pakaian dan penampilannya.
Keduanya tersenyum bersamaan saling tatap dicermin, tak ada perbedaan dari mereka.
"kita cantik banget, pokoknya kita harus tampil beda"
Laura mengangguk setuju, menyempurnakan penampilan masing-masing, kedunya sibuk merapikan bagian-bagian yang memang masih berantakan.
"udah jam 7 nih, Gilang mana sih, Revan juga mana, dia jadi ikut gak"
Laura mengangguk, mereka memang sepakat untuk membawa pasangannya masing-masing, dan kedua pasangannya pun tidak keberatan untuk ikut menghadiri acaranya.
"Laura, nanti disana kamu akan tetap ...."
Kalimat Maura terhenti, ketika mendengar ketukan pintu, Laura tersenyum dan menarik Maura untuk membukakan pintu.
Tepat saja, dua lelaki yang dinantinya telah berada diteras rumah.
Revan dan Gilang menoleh bersamaan ketika pintu terbuka, sesaat diam terpaku dengan penampilan gadis kembar dihadapannya.
dengan dress warna putih selutut dan tali kecil dipundak, ditambah rambut yang dikepang setengah dan setengah lagi dibiarkan teruai bebas.
Beberapa hiasan rambut juga terpasang dirambut kepangnya
Revan dan Gilang saling lempar senyuman, Gilang mengangkat satu alisnya.
"aku sih udah lama sama Maura, tapi kan kamu masih baru sama Laura"
"terus"
"sekarang, yang mana coba, Laura mu itu"
Revan mengernyit, begitu juga dengan dua gadis diambang pintu.
"bisa gak"
Revan melirik Gilang sesaat, dan terdiam mantap gadis kembar dihadapannya.
Keduanya memang sama persis, jujur saja Revan memang masih sulit membedakan mereka, kalau bukan karena perbedaan yang nyata, Revan memang tidak bisa membedakannya.
"kenapa diam, gak tahu mana Laura"
"taulah"
"mana coba"
Revan melangkah mendekati keduanya, dan menatap mereka secara bergantian.
Laura dan Maura hanya terdiam tanpa pergerakan apa pun, Laura juga ingin tahu seberapa jauh Revan mengenal dirinya.
Revan mencondongkan tubuhnya mendekati dua gadis didepannya, Revan terdiam dengan menutup matanya.
Gilang yang melihatnya mulai mendekat, takut jika mungkin Revan akan salah tarik.
*Cupp* Revan mengecup gadis disebelah kirinya, kedunya tersenyum dan Gilang langsung menarik Maura kesampingya.
"kok bisa"
Revan mengangkat kedua alisnya mendengar pertanyaan Maura, Laura tampak puas dengan apa yang menjadi jawaban Revan.
"bisalah, kan hati yang bicara"
"euuh apaan"
Maura memukul Revan dengan gemas, mereka tertawa bersama dan segera pergi untuk cepat sampai ke tempat acara.
---
Tempat yang dipilih untuk acara reuni pun telah dipenuhi tamu undangan, mereka terlihat begitu senang, melepas rasa rindu satu sama lain.
Mereka begitu bahagia berada diacara tersebut, bermacam menu pun tersedia disana.
Tak sedikit yang membawa pasangan bahkan ada juga yang telah memiliki keturunan, tapi ada juga yang masih sendiri.
Mereka tetap akrab, meski dengan pasangan yang mungkin baru bertemu malam itu.
"udah lengkap semua belum"
"belum Dit, dibuku tamu masih kurang dua orang"
"dua orang"
Radit mengangguk mendengar jawaban Putra, mereka adalah yang mengadakan reuni tersebut, dan beruntung acara bisa dihadiri oleh semuanya.
"ya udah kita tunggu"
Mereka kembali bergabung dengan yang lain sambil menunggu tamu yang memang belum datang.
---
"dimana tempatnya"
"katanya disini, paling atas"
"bisa juga pilih tempat"
Dua pasang kekasih telah sampai ditempat tujuan, mereka melangkah dan menaiki lift untuk sampai ke ruangan.
"telat ya Laura"
Laura mengangguk, jam ditangannya menunjukan pukul 8 malam, jalanan yang macet membuat mereka terlambat.
"jauh banget sampai harus paling atas"
"gak tahu, dibawah padahal rame"
Maura dan Laura hanya diam mendengarkan kalimat Revan dan Gilang, melewati beberapa lantai, mereka langsung memasuki ruangan.
"diam jangan jauh dari aku"
Laura menoleh dan mengangguk menjawab ucapan Revan, Laura dan Maura tersenyum menyapa setiap orang disana yang juga menyambutnya.
"akhirnya datang juga"
Ucap Radit menyambut kedatangan si kembar, mereka berpelukan untuk beberapa saat.
Radit juga menyambut kedatangan Revan dan Gilang, mereka melewati beberapa perbincangan, sampai akhirnya bergabung dengan yang lain.
"teman kalian banyak juga"
"iyalah, tapi yang deket cuma sebagian"
"mana, cuma laki-laki tadi"
"enggak, biar aja nanti juga datang sendiri kalau udah lihat kita disini, iya kan Laura"
Laura mengangguk dan melihat sekitar, Laura tersenyum melihat mereka yang datang bersama pasangannya dan ada juga yang sudah berkeluarga.
"kamu mau makan gak"
Laura menoleh, perutnya memang lapar tapi Laura belum ingin makan.
Laura masih ingin menikmati keramaian diruangan itu, tak berselang lama beberapa orang menghampiri mereka.
Itulah 6 orang teman dekat yang dimaksud Maura dan Laura, mereka tampak bahagia setelah sekian lama tak bertemu.
Saling memperkenalkan pasangan satu sama lain, ternyata mereka semua belum berkeluarga.
Revan dan Gilang begitu mudah bersosialisasi, mereka tidak kesulitan untuk berbaur dengan teman dari kekasihnya.
Melengkapi perbincangan dengan segelas minuman ditangannya, mereka tampak akrab dan tak berjarak, baik dari pasangan si kembar dan begitu juga dengan pasangan temannya yang lain.
Waktu berlalu menjadikannya semakin larut, Maura dan Laura juga sudah bercampur dengan semua yang ada disana.
Semakin lama penghuni ruangan mulai berkurang, mereka meninggalkan ruangan karena urusannya masing-masing.
"Laura ini sudah sangat malam, sebaiknya kita pulang"
Laura menoleh dan mengangguk setuju dengan ucapan Revan, Maura yang mendengarnya pun lantas berpamitan kepada orang didekatnya.
"kapan-kapan ketemu lagi ya"
"ok deh, kalau gitu duluan ya"
"ok"
mereka mulai melangkah, tapi gagal karena ada yang menabrak Gilang dan membuatnya limbung hingga menabrak Laura.
Minuman ditangannya tumpah mengenai baju Laura, dan gelasnya pecah terjatuh.
"Gilang"
Maura membantu Gilang untuk menjauh dari Laura.
"aku gak sengaja"
Laura mengangguk dan menepuk-nepu bajunya yang basah.
"Gilang"
Gilang menoleh orang yang menabraknya dan juga memanggilnya, Gilang terdiam mematap sosok dihadapannya.
"kamu disini, kok bisa"
Maura mengernyit dan ikut terdiam memperhatikan Gilang.
"datang sama siapa"
Revan dan Laura heran melihat Gilang yang sontak terdiam dan Maura yang tampak kesal setelah tahu siapa yang menabrak Gilang.
"Gilang, kok diam sih"
"kamu apaan sih"
Maura memukul tangan Gilang dan membuatnya tersadar, Gilang gelagapan saat sadar tatapan kesal dari Maura.
"apa"
Tanya Maura ketus, Gilang tersenyum bingung ditempatnya.
"kenapa sih"
Sahut wanita yang menabrak Gilang, Maura menoleh dan menatapnya kesal.
"biasa apa"
"kenapa nyolot, aku gak sengaja, Gilang juga gak masalah"
Maura kembali melirik Gilang yang masih terdiam.
"pulang gak"
"ya ayo"
Maura tak menjawab dan berlalu begitu saja, Laura dan Revan menyusul, tapi Gilang masih terdiam ditempatnya.