Dengan terburu-buru Revan melangkahkan kakinya keluar dari rumahnya, sesuai dengan kesepakatan dengan Gilang, hari ini keduanya akan bertemu untuk membahas pekerjaan di Makassar.
Gilang yang kebetulan sedang kurang sehat meminta Revan untuk datang saja ke rumahnya secara langsung, tentu saja Revan senang dengan begitu Revan bisa sedikit mencari tahu tentang kebenaran ucapan Keysha pada malam itu.
"Revan tunggu"
Ervan menghentikan Revan yang baru saja membuka pintu mobilnya.
"mau kemana"
"ada pertemuan dengan Gilang, aku mau ke rumahnya karena dia gak bisa datang kesini"
"aku mau tunjukan sesuatu"
"apa"
Ervan mengeluarkan ponselnya, memainkannya beberapa saat dan memberikan pada Revan.
Apa yang Revan lihat diponsel Ervan telah membuat keraguannya pada Laura bertambah, beberapa hari lalu Keysha yang membuatnya bertanya-tanya dan sekarang Ervan menambahnya lagi.
"mungkin seharusnya kamu jangan meremehkan gadis itu, dibelakang mu dia berani sepeti itu"
"dimana dan kapan ini terjadi"
"di Cafe langganan ku tapi waktunya udah lama, aku lupa memberikan pada mu jadi baru hari ini bisanya"
Revan terdiam, di taman Revan melihat Laura bersama Gilang dan sekarang Ervan menunjukan foto Laura bersama lelaki lain tapi bukan Gilang.
"apa maksud semua ini"
"hati-hati sama dia jangan sampai tertipu, bisa saja dia banyak menyimpan rahasia"
Revan menatap Ervan sesaat kemudian memasuki mobilnya tanpa berkata apa pun lagi, Revan benar-benar tak mengerti dengan apa yang sedang dialaminya.
Selama 3 hari ini Revan memang sengaja tidak menemui Laura, Revan ingin lebih mendekat pada Gilang mencari jawaban atas apa yang mengganggu fikirannya selama ini.
"aku berharap semua adalah salah, jangan kecewakan aku Laura"
Dering ponsel Revan membuyarkan pemikiran suramnya, dilihatnya layar ponsel dan tertulis nama Keysha disana.
"ada apa"
"kamu dimana"
"aku sedang dijalan menuju rumah Gilang, aku ada pertemuan dengannya"
Revan mengernyit saat Keysha mematikan sambungannya begitu saja, tanpa ambil pusing Revan menyimpan ponselnya dan mempercepat laju mobilnya.
Sampai di rumah Gilang, Revan langsung dipersilahkan masuk karena kebetulan asisten rumah Gilang sedang berada diluar.
Revan menyusuri rumah Gilang dengan perlahan bak seorang pencuri Revan meneliti setiap sudut rumah Gilang hiasan-hiasan foto yang terpajang didinding tak lepas dari pandangan Revan tapi tak ada apa pun yang dapat memuaskan rasa penasarannya.
"kau sudah datang"
Revan tersentak mendengar suara Gilang, dengan tingkah sedikit bingung Revan menghampiri Gilang yang sedang duduk menunggunya.
"apa aku terlambat"
"tidak, tenang saja kan di rumah juga"
Revan mengangguk dan duduk dikursinya, memulai pertemuan dengan membahas beberapa hal yang tercatat di dalam berkas, Revan mengajukan beberapa tawaran atas kerjasama mereka selama ini.
---
Keysha melambaikan tangannya, kebiasaannya makan di retoran mewah terbawa ke warung makan sederhana.
Keysha terkikik sendiri dengan tingkahnya, mana ada pelayan yang akan menghampirinya jika seharusnya Keysha yang melangkah untuk melakukan pembayaran.
"permisi, saya mau bayar"
"silahkan, makan apa saja"
"pakai udang sama ayam minumnya es jeruk"
"totalnya 38.000 mba"
Keysha mengangguk dan memberikan selembar uang 50.000, setelah mendapat kembalian Keysha lantas pergi meninggalkan warung makan itu.
Keysha mengendarai mobilnya dengan santai niatnya mengajak makan siang Revan gagal karena ternyata Revan lebih dulu memiliki janji dengan Gilang.
Niat Keysha kembali ke Jakarta adalah untuk Revan untuk meneruskan harapannya tapi Keysha harus kembali berlapang dada karena ternyata Revan telah memiliki kekasih.
"bukan masalah Keysha, kalian akan tetap bersama meski bukan kekasih, tentu saja itu adalah paling benar"
Keysha tersenyum, dengan menambah kecepatan mobilnya Keysha telah sampai dirumah yang menjadi tujuannya.
"ini rumahnya Laura, apa dia ada disini bagaimana bisa keduanya memiliki nama yang sama"
Laura mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu tapi terhenti begitu saja saat pintu tersebut terbuka lebih dulu.
Keysha tersenyum menatap Laura yang terlihat kaget.
"hay, kau Laura"
Laura mengangguk, Keysha mengulurkan tangannya pada Laura tapi Laura memundurkan badannya membuat Keysha mengernyit melihatnya.
"aku Keysha, aku sahabatnya Revan, kamu pasti mengenalnya"
Laura mengangguk dan melihat sekitar luar rumah, Keysha pun ikut melirik arah pandang Laura kemudian tersenyum dan menggeleng.
"Revan sedang ada pertemuan jadi dia gak bisa datang, tenanglah aku bukan orang jahat aku ingin bertemu dengan mu"
Keysha kebingungan melihat Laura yang hanya diam tanpa bicara apa pun.
"Laura, apa aku boleh masuk"
Laura mengangguk dan membuka pintu dengan lebar, Keysha tersenyum saat Laura mempersilahkannya masuk.
Laura membawakannya segelas minum, Laura tidak menyukai kedatangan Keysha jika saja Keysha tidak menyebut nama Revan mungkin Laura akan mengusirnya saat itu juga.
"kamu tinggal sendiri disini"
"keluarga mu dimana"
"apa ini rumah mu sendiri"
"Revan sering kesini"
Keysha semakin tak mengerti dengan Laura, Laura hanya mengangguk dan menggeleng menjawab pertanyaannya.
"ada apa Laura, kamu sariawan kenapa tidak bersuara aku mengajak mu berbicara, kau tidak menyuki ku"
Laura terdiam menatap Keysha, tatapan yang entah apa artinya yang jelas membuat Keysha hilang kenyamanan "apa dia seorang penyihir" batin mulai bertanya-tanya.
"aku sudah minta izin Revan untuk menemui mu dan dia mengizinkan"
Laura menghembuskan nafasnya lemah dan memejamkan matanya sesaat, Laura sangat sedih jika berada dikeadaan seperti ini.
Laura mengeluarkan ponselnya dan menulis disana .
"Revan tidak memberitahu mu tentang aku"
Keysha tersenyum membaca tulisan Laura di ponselnya.
"tentu saja Laura, Revan bilang kamu adalah gadis istimewa kamu sangat spesial baginya dan dia sangat mencintai mu, itulah kenapa aku ingin bertemu dengan mu"
Keysha menggaruk pelan alisnya saat melihat Laura kembali menulis diponselnya.
"Laura, kamu bicara saja langsung untuk apa seperti itu, aku ingin berbincang dengan mu"
Laura menatap Keysha dengan penuh kesabaran, jika tak mengingat Revan sudah pasti Laura akan menamparnya.
"aku Laura, gadis istimewa yang Revan maksud adalah aku dan aku adalah gadis bisu meski kau memaksa ku, aku tidak akan berbicara dengan mu. Revan mungkin lupa memberitahu mu tentang kebisuan ku"
Keysha ternganga membaca tulisan Laura, benar Revan memang tidak menceritakan tentang hal itu.
Pantas saja Laura tak mengeluarkan suara sedikit pun, Keysha benar-benar bingung ada rasa berdosa dalam hatinya mungkin saja Laura telah tersinggung oleh perkataannya.
"Laura aku.....
Laura mengangkat tangannya meminta Keysha untuk diam, bagi Laura semua hanya sia-sia Keysha hanya akan lelah jika terus memaksa untuk berkomunikasi dengannya karena Keysha belum mampu mengimbanginya berbeda dengan Revan.
"aku minta maaf Laura, aku tidak....
Laura menggeleng dan menggenggam tangan Keysha, dengan sisa ketenangan yang ada Laura harus bisa mengerti tentang Keysha karena Keysha akan kesulitan untuk bisa mengerti dirinya.