"dimana sih Lang ahh lama banget"
Gilang merasa sangat pusing dengan setiap ucapan Revan yang meminta cepat bertemu dengan Laura.
Keduanya telah sampai di Palembang, dan tanpa buang waktu Revan langsung meminta untuk diantar ke tempat Laura.
"ini rumahnya, masuklah sendiri, aku cape mau istirahat"
"ok, makasih banyak ya"
Gilang mengangguk kemudian berlalu meninggalkan Revan.
Dengan keyakinan penuh Revan mengetuk pintu tersebut, dan tanpa menunggu lama pintu terbuka sesuai dengan harapan Revan pintu dibuka oleh Laura.
"hey"
Laura mengernyit melihat Revan tiba-tiba ada dihadapannya, Laura tak menginginkan itu tanpa mejawab Laura kembali menutup pintunya.
"Laura, Laura aku kesini untuk menemui mu, buka Laura kita harus bicara"
Revan melihat sekitar takut jika ada orang yang menganggapnya berniat buruk.
"Laura, aku mau minta maaf buat semua, tolong buka pintunya Laura, aku udah tahu semuanya"
Revan terus mengetuk pintunya yang tetap saja tak terbuka.
"Laura, aku tahu aku salah makanya sekarang aku kesini aku mau ketemu sama kamu, Laura buka pintunya"
Laura membuka kembali pintu dan langsung meminta Revan untuk pergi.
"gak Laura kita harus bicara"
Revan meraih dan menggenggam tangan Laura, Laura barusaha melepaskannya tapi sia-sia tenaga Revan begitu sulit untuk dilawan.
"aku mohon, biarkan aku bicara aku mau semua kembali baik seperti dulu Laura, kamu tak perlu ngapa-ngapain kamu diam aja biar aku yang bicara kali ini"
Laura tak menunjukan respon apa pun dan Revan tak peduli dengan itu, Revan membawa Laura untuk duduk dikursi teras rumah.
"aku mau minta maaf sama kamu Laura, iya memang seharusnya aku percaya sama kamu gak ada yang harus dicurigai karena kamu memang tak pernah bohong"
Laura tak peduli, Laura diam menatap kosong halaman rumahnya.
"maaf, aku udah tuduhkan hal yang gak pernah kamu lakukan, aku tahu bukan kamu yang selama ini aku lihat bersama Gilang aku tahu dia adalah Maura"
Laura seketika menatap Revan saat mendengar nama yang disebutnya.
"waktu itu di cafe dekat makan aku fikir aku bertemu kamu tapi ternyata itu Maura"
**
Revan duduk dibangku hadapan Laura, Revan sebenarnya malas menemui Laura saat ini karena Revan masih ingin bersama Liora disana.
"Revan aku jelasin semuanya, kamu salah paham selama ini, kamu udah salah mengerti"
"salah mengerti apa, kamu mau bilang Gilang itu saudara atau apa, gak sengaja bertemu"
"bukan, Gilang memang kekasih ku"
Revan mengernyit menatap Laura, rasanya itu tak harus didengarnya karena Revan sudah bisa tahu tentang itu.
Revan bergegas bangkit dari duduknya tapi ditahan oleh Laura.
"tetaplah ditempat mu, aku belum selesai"
"aku udah tahu tentang itu, gak penting lagi"
"tapi Laura bukan kekasih Gilang"
Revan tertawa hampa, Laura masih saja membodohinya sampai detik ini.
"udah selesai, aku mau pulang"
"Laura masih setia dengan mu Revan kamu harus percaya itu"
"kamu itu kenapa Laura, Laura mana yang setia sama aku kalau beberapa detik lalu kamu mengakui Gilang sebagai kekasih mu, kamu fikir aku bodoh"
"kamu ga bodoh hanya saja kamu gak tahu kebenarannya"
"kebenaran apa, kebenaran jika saat ini kamu sedang mem...
"tentang kembaran Laura"
Revan mengangkat kedua alisnya, matanya menunjukan keingin tahuan tentang apa yang dikatakan Laura.
"Gilang adalah kekasih ku, aku adalah Maura aku saudara kembar Laura"
"sejak kapan saudara kembar, udahlah kita kenal udah lama kamu udah cerita semuanya ga pernah ada saudara kembar dicerita kamu"
"Laura tidak ingin kamu tahu tentang itu, lihatlah ini kamu pasti percaya"
Maura mengeluarkan ponselnya dan menunjukan foto dirinya bersama Laura, Revan menatap Maura tak percaya bagaimana bisa Laura menyembunyikan semua itu darinya.
"kita terpisah sejak 5tahun lalu sejak kematian kedua orang tua kita, Laura menyangka aku penyebab perginya papah dan mamah, sejak saat itu Laura pergi dari rumah, aku gak tahu dia kemana karena memang langsung hilang gitu aja tak ada kontak sama sekali"
"ini sandiwara"
"ini kebenarannya, aku sudah mencari Laura kemana-mana sampai akhirnya aku datang ke Jakarta karena Gilang pindah rumah kesini, aku terus berusaha mencari berharap bisa menemukan Laura dikota ini tapi aku fikir itu sia-sia karena aku tak bisa menemukannya"
Revan menatap dalam Maura mencari kejujuran disetiap ekpsresi dan perkataannya, Revan tak ingin dibohongi lagi kali ini.
"aku menyerah sudah banyak kota aku datangi untuk mencari Laura tapi semua sia-sia sampai akhirnya Gilang pulang dari Makassar dan memberi tahu aku jika dia bertemu dengan mu dan kamu menanyakan tentang Laura pada Gilang karena kamu pernah lihat mereka ditaman kota"
Revan ingat kejadian ditaman waktu itu dan juga pertemuan pertamanya dengan Gilang di Makassar, sejak itu Revan sering mencari tahu tentang Gilang dan Laura.
"aku merasa mendapat pencerahan sejak itu apa lagi saat tahu kamu semakin mendekat pada Gilang, Gilang tahu tujuan kamu pasti untuk mencari tahu tentang Laura dan Gilang"
"lalu apa"
"aku mau tahu sosok Revan dan Gilang menujukan foto kamu, sejak itu aku minta Gilang untuk tetap di Jakarta dan kita sepakat untuk menghabiskan waktu diluar rumah setiap harinya berharap bisa bertemu dengan Laura, sampai akhirnya pertemuan kita waktu itu ditaman kota kamu lebih dulu marah dan gak kasih kesempatan untuk aku bicara"
"tapi kenapa Laura yang datang menemui aku kenapa bukan kamu, Gilang tahu alamat ku"
"karena ditempat yang berbeda saat aku ketemu kamu, Gilang juga ketemu sama Laura dan Gilang membawa aku untuk menemuinya, aku menceritakan semuanya tentang kesalah pahaman kamu dan aku meminta Laura untuk menjelaskannya dengan datang ke rumah waktu itu"
Revan kembali mengingat saat Laura berusaha menjelaskan semuanya waktu itu tapi Revan mengabaikannya.
"Gilang yang mengantar Laura kesana dan saat Laura keluar Gilang melihatnya menangis, saat sampai rumah Laura cerita semua bahwa kamu tidak mau mendengarkannya sama sekali dan kamu bilang kamu akan menemuinya jika kamu sudah tenang tapi aku tunggu waktu itu kamu tidak juga datang menemui Laura, beruntung dihari ini tante Riska menelpon Laura memberi tahu bahwa kamu keluar dan Laura tahu kamu pasti ke pemakaman itu dari situ aku putusin aku yang akan menemui kamu dan menjelaskan semuanya"
"jadi selama ini"
"selama ini yang kamu lihat adalah aku Maura bukan Laura, Laura tidak berselingkuh dengan Gilang atau dengan siapa pun"
Revan menunduk, selama ini Revan memang berusaha untuk tidak mempercayai semuanya dan memang benar Laura tidak pernah mengkhianatinya, harusnya Revan lebih percaya dengan hatinya dan cintanya.