Chereads / Tunawicara Itu Kekasih Ku / Chapter 12 - Birthday Si Kembar

Chapter 12 - Birthday Si Kembar

Rumah mewah bertingkat yang sangat di rindukan Revan telah dipenuhi para tamu undangan, untuk pertama kali setelah sekian lama akhirnya Revan bisa kembali memasuki Rumahnya.

Malam ini di rumah sedang merayakan ulang tahun Revan dan Ervan, Revan memenuhi permintaan Riska untuk datang ke pesta.

Revan datang paling akhir dengan menggandeng Laura, mereka memakai pakaian serasi sesuai dengan keinginan Laura.

Bagi Laura sangat sulit membedakan antara Revan dan Ervan sehingga Laura meminta agar Revan memakai baju yang senada dengannya.

Revan dan Laura menjadi pusat perhatian para tamu undangan, bagi mereka bukan Revan yang menarik perhatiaannya tapi sosok Laura yang menarik perhatian semua yang ada dirumah itu.

"Revan, kalian sudah datang"

Riska dengan semangat menghampiri Revan dan Laura, memeluknya secara bergantian dan memperkenalkan Laura pada mereka yang ada didekatnya.

"baiklah, selamat menikmati pestanya, oh iya Revan mamah ingin membawa Laura sekarang apakah boleh"

Laura mengernyit dan menatap Revan dengan dalam, Revan tersenyum dan mengangguk pada Riska, tanpa basa-basi lagi Riska membawa Laura bersamanya.

"Revan, kau memang paling bisa memilih pasangan, cantik sekali dia"

"tentu saja bahkan dia lebih cantik dari wanita yang dulu direbut kembaran mu"

Mereka tertawa bersama termasuk juga Revan, Revan memang sangat bangga dengan Laura dibalik kekurangan yang dimilikinya Laura memang istimewa.

---

"Ervan apa kamu lihat wanita yang bersama tante Riska"

"tentu saja"

"bukankah itu Laura"

"iya, dia sangat cantik"

"apa.?"

"hah...

Ervan menjadi salah tingkah setelah menyadari apa yang dikatakannya pada Riana, Riana terdiam memperhatikan sikap Ervan yang benar-benar berbeda.

"sudahlah Riana, aku hanya asal bicara, ayo kita kesana lihatlah Revan sudah disana"

Keduanya melangkah bersamaan bermaksud untuk bergabung dengan keluarganya, tapi belum mereka sampai Revan telah membawa Laura pergi, Ervan kesal dengan hal itu tanpa berkata apa pun Ervan menarik Riana untuk cepat menyusul Revan dan Laura.

Riana hanya mengikuti Ervan, rasa penasarannya dengan sikap Ervan akhir-akhir ini membuat Riana gelisah sendiri.

"Revan tunggu"

Panggil Ervan yang berhasil menghentikan langkah Revan dan Laura, Laura mengernyit melihat dua sosok yang mendekatinya, Laura mempererat genggaman tangannya pada Revan hal itu membuat Revan tersenyum tanpa tahu alasan dibaliknya.

"mau kemana, ini acara kita"

"Laura ingin mengambil minum, nanti juga balik lagi"

"biar aku yang mengantarnya"

Sela Riana pada obrolan Revan dan Ervan, Laura memejamkan matanya sesaat.

"tak perlu, kita akan segera kembali"

Revan mengakhiri pembicaraan dan berlalu bersama Laura.

"tenang saja, aku ngerti kok"

Laura tersenyum dan melihat sekitar mencari jenis minuman yang disukainya.

---

acara telah memasuki puncaknya, tidak ada tiup lilin dan potong kue, pesta rutin setiap tahun ini diadakan untuk berdoa dan agar silaturahmi tetap terjaga.

"baiklah, kepada semua tamu undangan karena waktu sudah semakin malam lebih baik kita mulai saja acaranya"

Ucapan Firly telah menarik perhatian para tamu dan membuat mereka terfokus padanya.

"hari ini adalah hari lahirnya si kembar Ervan dan Revan, acara ini rutin dilakukan setiap tahun dan seperti tahun-tahun sebelumnya acara ini diadakan untuk menjalin silaturahmi tetap terjaga juga untuk mendoakan si kembar untuk hal-hal yang lebih baik dalam hidupnya"

Setelah panjang berbicara, Firly meminta agar pemimpin doa memulai doa-doanya.

Untuk beberapa saat semua terdiam hanya terdengar suara sang pemimpin dan juga ucapan amin dari semua yang hadir.

Sampai doa diakhiri Revan meminta kepada Firly untuk memberinya kesempatan berbicara dan tentu saja Firly menyetujuinya.

"selamat malam semuanya, kalian sudah mengenal saya, termasuk juga tamu- tamu dari papah dan mamah kalian juga pasti sudah mengenal saya"

Riska dan Angga tersenyum melihat Revan yang berbicara dihadapan banyak orang.

"beberapa bulan ini saya telah meninggalkan semuanya, papah, mamah, Ervan, rumah dan juga tanggung jawab saya diperusahaan.

Tapi saya yakin ada banyak hal positif dibalik itu, saya meminta maaf kepada semuanya terutama papah dan mamah"

Revan menghentikan bicaranya mengajak Laura untuk berdiri disampingnya, Laura yang merasa malu hanya bisa pasrah mengikuti keinginan Revan.

Para tamu begitu hening saat sosok Laura berdiri disamping Revan.

"untuk mamah dan papah, selama Revan pergi wanita ini adalah penyemangat Revan, Revan mampu melewati semuanya karena dia. Laura....namanya Laura, seperti yang kalian semua lihat Laura tampak sama seperti kita semua"

Laura melirik Revan, jantungnya berdetak lebih kencang ada ketakutan jika Revan akan mempermalukannya disana dihadapan semua orang.

Revan tersenyum dan menggenggam tangan Laura, ada beberapa mata yang menatap iri pada mereka ada juga yang menatap dengan kebencian.

"Laura adalah wanita istimewa, dia cantik juga baik selain itu dia juga ceria selalu bisa menghidupkan suasana"

Ervan dan Riana mulai risih dengan suasananya, mereka merasa Revan terlalu berlebihan membanggakan Laura.

"kepada kalian semua saya minta doakan agar hubungan saya dan Laura bisa sampai pada apa yang kita impikan, dan untuk papah dan mamah Revan mau meminta restu untuk hubungan Revan dan Laura, Revan akan pastikan Laura akan menjadi menantu yang kalian impikan"

Angga tersenyum kecut mendengar ucapan menantu impian dari Revan, baginya menantu yang diimpikan adalah wanita sempurna bukan seorang yang tak bisa berbicara.

"sekali lagi doakan yang terbaik untuk saya dan Laura"

Revan mengakhiri bicaranya dan mengembalikan pada Firly.

"amin...amin...amin...doakan agar perempuan yang dicintai Revan tak lagi diembat oleh pelaku tak bertanggung jawab"

Ucap Firly yang sekilas tersenyum dan melirik Ervan, sebagian dari mereka yang mengetahui kisah Revan dan Riana terkikik setelah mendengar ucapan Firly.

Ervan dan Riana saling tatap, tahun sebelumnya Firly juga mengatakan hal yang sama, tapi apa yang bisa dikata, mereka berdua memang salah.

---

"Revan tunggu"

Angga menghentikan langkah Revan yang hendak meninggalkan rumahnya.

"antarkan dia pulang dan kembali ke rumah"

"aku akan pulang ke warung"

"rumah mu disini bukan di warung"

"Pah...

"dan kamu Laura, sekarang kamu tahu keluarga Revan, beri dia pengertian untuk kembali ke rumahnya, tak sepantasnya dia menjalani kehidupan sulit seperti yang kamu jalani, jangan membuat susah putra saya lagi"

Laura terdiam menunduk mendengar perkataan Angga, tak ada yang bisa dikatakannya pada Angga karena semua hanya percuma Angga tak akan mengerti dengan caranya berkomunikasi.

Revan melirik Laura sesaat, kemudian mebawanya pergi tanpa berbicara apa pun lagi pada Angga, saat ini perasaan Laura adalah yang utama baginya.

"tenanglah Laura itu bukan sebuah masalah"

Revan tak ingin membuatnya sedih apa lagi menyesal karena keadaannya sendiri, itu pasti akan membuat Revan ikut terluka dan membuat gelisah hidupnya.