Sebuah kereta tertutup berwarna coklat, dan tanpa lambang keluarga berjalan di jalan tanah. Sesekali kereta akan mengalami guncangan, karena roda kereta yang membentur jalan berbatu.
Kusir kereta itu adalah seorang pria berumur empat puluhan, dan sudah sangat berpengalaman. Dia dengan cekatan bisa menghindari lubang yang menganga di jalan, agar roda tidak terperosok.
Di beberapa bagian jalan bahkan terlalu rusak untuk dilewati, tapi itu tidak membuat kusir kereta merasa kesulitan. Pria itu berusaha membuat penumpang yang ada di dalam kereta, merasa nyaman selama perjalanan.
Orang yang ada di dalam kereta tidak lain adalah Biru. Saat ini dia sedang dalam perjalanan ke kota Yugo, untuk membahas masalah pekerjaan. Ini adalah hari yang dijanjikan untuk pergi ke toko Wilbern.
Biru menoleh ke jendela kereta, memperhatikan pepohonan di sisi jalan yang di lewatinya.
Dia merasa sayang sekali, jalan yang penting seperti ini malah dibiarkan rusak begitu saja.
Padahal saat ini sedang musim kemarau, tapi jalannya sulit untuk di lalui dengan mulus. Bisa dibayangkan, akan seperti apa jadinya jalan ini pada saat musim penghujan.
Apa saja sih yang dilakukan oleh para penguasanya?.
Padahal jalan ini adalah jalan perbatasan antara desa Aris dengan desa Kano. Para penduduk dan pedagang yang ingin pergi ke kota Yugo pasti akan melewati jalan ini. Tapi mereka malah membiarkan jalan ini tanpa perbaikan sama sekali.
Kalau saja ini masih wilayah dari desa Aris, Biru pasti tidak akan segan untuk mengeluarkan uang demi memperbaikinya. Sayangnya, meskipun di sebut perbatasan, sebenarnya jalan ini masih termasuk wilayah Kano.
Berbeda dengan desa Aris yang merupakan pegunungan, Kano adalah desa persawahan. Ketika desa Aris terkenal sebagai tempat penghasil buah dan sayur, desa Kano terkenal sebagai tempat penghasil biji-bijian.
Ketika musim kemarau panjang di kehidupan Biru yang lalu, desa Kano juga terkena dampaknya. Meskipun sama-sama tertimpa musibah, tapi dampak yang diterima masyarakat di desa ini tidak separah Aris.
Alasan kenapa desa Kano bisa bertahan lebih baik, dikarenakan kebiasaaan para penduduknya yang unik.
Setiap musim panen datang, para penduduk akan menyimpan hasil panen mereka di dalam rumah atau lumbung mereka, sampai tiba musim panen berikutnya.
Pada saat itu, para penduduk akan menjual hasil panen mereka yang lama, dan menggantinya dengan hasil panen mereka yang baru.
Mereka percaya dengan melakukan hal ini, maka hasil panen mereka akan diberkati oleh Dewi Pangan yang mereka percayai.
Kebiasaan unik mereka ini sudah di turunkan dari generasi ke generasi. Karena kebiasaan ini jugalah, yang membuat masyarakat desa Kano mampu bertahan pada masa paceklik tiba.
Musim kemarau panjang dimulai sejak saat ini, namun tidak ada seorangpun yang mengetahuinya. Semuanya mengira kemarau kali ini hanya sebentar seperti tahun-tahun sebelumnya, sehingga tidak ada yang membuat persiapan yang berarti.
Tapi Biru mengetahuinya, karena itu dia sudah lama membuat persiapan. Biru juga menyarankan para petani, untuk menanam tanaman yang bisa bertahan di musim kemarau, alih-alih menunggu musim penghujan untuk mulai bertani.
Biru juga melaporkan saluran irigasi yang bermasalah kepada kepala desa, dan sudah selesai diperbaiki.
Biru sangat yakin kemarau panjang kali ini akan berbeda. Dia juga yakin penduduk desa akan bisa bertahan lebih lama.
Kereta yang tadinya berjalan tenang tiba-tiba kembali berguncang. Berbeda dengan yang sebelumnya, guncangan kali ini cukup keras hingga membuat Biru terkejut. Setelah guncangan yang keras, perlahan kereta itu pun berhenti.
Biru membuka daun jendela begitu kereta berhenti, dia penasaran dengan apa yang telah terjadi. Kusir kereta itu sudah hampir satu tahun ini bekerja padanya, dan dia mengenalnya dengan sangat baik.
Orang itu dulunya bekerja sebagai kusir kereta untuk keluarga bangsawan. Suatu hari dia jatuh dari kereta, sehingga butuh waktu yang cukup lama untuk pemulihan. Keluarga tempat dia bekerja tudak sabar harus menunggunya pulih untuk kembali bekerja, jadi mereka mencari orang untuk menggantikannya.
Pria itu sangat profesional dalam bekerja, tidak perduli serusak apa pun jalannya, pria itu pasti bisa mengendalikan kuda dan kereta dengan baik.
"Apa yang terjadi?" tanya Biru pada kusir.
Pria itu menolehkan kepalanya ke arah Biru "Maaf Tuan muda, ada kereta lain dari arah berlawanan. Karena jalannya rusak cukup parah, jalannya tidak bisa di lewati dua kereta secara bersamaan. Jadi salah satu dari kami harus minggir terlebih dahulu".
Sementara itu di kereta lain. Seorang pemuda duduk dengan anggun di dalam kereta, sambil membaca buku tebalnya.
Saat tiba-tiba kereta berhenti, pemuda tampan itu mengangkat wajahnya dari buku.
Seorang pria dengan pedang turun dari tempat duduknya di depan, untuk melapor.
"Tuan, ada kereta lain di depan. Salah satu dari kereta harus membiarkan kereta yang lain untuk lewat terlebih dahulu. Apakah anda ingin kereta ini jalan terlebih dahulu, atau membiarkan mereka lewat dahulu?" tanya pria berkumis dan berjenggot itu.
"Biarkan mereka lewat dulu!" jawab pemuda di dalam kereta mewah.
Sementara itu di sisi Biru. Gadis itu baru saja ingin memberikan instruksi, agar membiarkan kereta berwarna hitam di depannya lewat terlebih dahulu, saat dia melihat seorang pria yang memakai pakaian seperti pengawal mendekati mereka.
"Tuanku mengatakan, kalian boleh lewat terlebih dahulu" pria itu berkata.
"Oh baik sekali. Tolong sampaikan ucapan terimakasihku pada tuanmu" kata Biru.
Pria itu mengangguk "Baik akan saya sampaikan" pria itu kemudian kembali ke kereta tuannya, untuk menyampaikan ucapan terimakasih dari Biru.