"Ehem.. kalian ngapain" goda mamah rita
Danu dan raisa pun menengok ke arah dapur dan langsung mengubah posisi nya menjadi seperti semula. Wajah raisa merah padam menahan malu, sedangkan danu menampakkan wajah biasa saja.
"Ih kalian lucu deh,," ucap mamah rita "yaudah nih tante bawain minum sama puding buatan tante" lanjutnya.
"Eum.. makasih tan" ucap raisa
"Sama sama, Yaudah tante tinggal ya. Kalian lanjut aja belajarnya"
Raisa hanya menggangguk.
Dia menatap danu yg sekarang terdiam menatap dirinya.
"Kamu kenapa liatin aku kaya gitu?"
"Gue gak suka lo main ambil aja hp gue"
"Hm" raisa pun melanjutkan tugas mencari lagu yg tdi sempat tertunda.
"Oke.. kita pakai lagu cinta karena cinta aja" ucap raisa
Danu mengangkat sebelas alisnya dan berkata
"Kenapa lagu itu?"
"Karena itu lagu romantis banget, dan cocok buat kita nyanyiin. Biar nanti yang nonton itu baper, gimana?"
"Yaudah"
"Oke sekarang kita coba, ayo ambil gitarnya"
Danu pun mengambil gitar yang ada di dekat tv dan mulai memainkan.
Jreng
Merekapun mulai berlatih..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari ini cukup melelahkan bagi Raisa. Setelah pulang dari rumah danu, raisa pulang jam 5 sore. Dan sekarang dia harus kelelahan lagi karena berjalan kaki menuju mini market untuk membeli bahan bahan membuat kue.
Ditengah perjalanan dia melihat seseorang yang tampak tak asing berjalan mendekatinya, seraya melambaikan tangan dan memanggil nama nya.
"Raisa" ucap seseorang itu yg ternyata Santi... Sahabatnya
"Santi, ngapain kamu disini?" Tanya raisa
"Gue habis dari rumah tante gue, oh ya lo mau kemana ra?"
"Aku mau ke mini market"
"Oh.. mau gue temenin?"
"Gak usah. Kamu pulang aja, ini udah malem"
"Yaudah kalau gitu gue pulang ya, lo hati hati"
"Iya kamu juga"
" bye"
Raisa pun melanjutkan perjalanan yang hanya 10 menit lagi.
Setelah sampai, raisa memilih bahan bahan membuat kue, karena terlalu fokus dengan bahan bahannya. Raisa sampai tidak sadar bahwa dia telah menabrak seseorang dari belakang, raisa menoleh untuk mengetahui siapa yg ia tabrak.
"Raisa" ucap orang yg telah ia tabrak
"Eh angga, maaf aku gak sengaja" ucao raisa tersenyum kikuk
"Gak papa kok, lo lagi belanja ya?"
"Ah iya. Ini bunda mau bikin kue"
"Mau gue bantu?" Tawar angga
"Gak usah ga papa, ini juga mau ke kasir kok" jawab raisa tersenyum
"Sini biar gue bantu" ucap angga dengan mengambil alih belanjaan raisa dan membawanya ke kasir.
Setelah keluar dari mini market raisa pulang di antar oleh angga..
Dalam mobil angga
"Ra" panggil angga
Raisa menengok dan manjawab panggilan angga
"Iya"
"Gue mau tanya"
" ya udah tanya aja"
"Lo.. lagi deket sama danu ya" tanya angga
Mendengar pertanyaan angga. Raisa pun heran. Apa dia terlalu dekat dengan danu sampai angga merasa dia sedang dekat dengan danu pikirnya.
"Enggak kok, aku sama danu kan sekelas jadi mungkin wajar kalau deket" jawab raisa
"Tapi sikap danu sama lo beda ra"
"Maksud nya?" Raisa heran
"Ya.. danu beda kalau sama lo ra, dia selalu kasih tatapan suka sama lo. Apa lo gak ngerasain itu?"
"Aku gak tau" ucap raisa dengan menatap kedepan
"Mungkin lo gak tau, tpi gue cowok. Gue tau mana tatapan cowok yg lagi suka sama cewek ra" ucapan angga membuat raisa memikirkan itu.
Apa bener ya? Tpi mana mungkin, danu kan gak pernah kasih perhatian atau apa lah yg meyakinkan dia suka aku... tpi kalau bener gimana.. ah pusing aku. Batin raisa
"Udah sampe ra" ucap angga membuat raisa tersadar dari lamunannya.
"Hah!! Udh sampe ya. Makasih ya udah repot repot nganterin aku pulang" dengan senyum manisnya.
"Iya sama sama"
Raisa pun keluar dari mobil angga dan masuk ke dalam gerbang. Disana angga masih belum melajukan mobilnya.
"Gue suka lo ra" ucap angga dengan memandang punggung raisa
Setelah itu pergi meninggalkan rumah raisa.
.
.
.
.
Raisa masuk kedalam rumah, dan mengucapkan salam
"Assalamu'alaikum"
"Waalaikum salam. Kamu udh pulang sayang." Jawab bunda
Raisa menangguk dan membawa belanjaan nya ke dapur diikuti oleh bundanya.
"Tdi kaya ada suara mobil di depan, kamu d anterin siapa? " tanya bunda
"Oh. Rais dianter sama angga bun"
"Angga? Siapa dia?"
"Temen"
"Bukan pacar?" Goda bunda
"Bukan lah bun"
"Trus kalau bukan angga siapa? Atau jangan jangan Danu ya?" Kekeh bunda
"Ih bunda ngeselin" ucap raisa dengan memanyunkan bibirnya sambil duduk di kursi ruangan makan
Bunda hanya tertawa melihat putri cantik nya itu tengah kesal.
"Loh ada apa ini. Bunda sampe ketawa gitu?" Tanya ayah
"Ayah.. bunda tuh ngeselin" rengek raisa
"Kenapa bunda?" Tanya ayah pada bunda
"Princess ayah itu lagi bimbang tuh, ada 2 cowok yg selalu nganterin dia pulang" jawab bunda
"Siapa cowok nya bun"
"Yang waktu itu nanganterin raisa pulang sekolah namanya danu, trus yg tadi nganterin pulang dari mini market angga" jelas bunda
"Jdi princess ayah lagi bingung ya"
"Ih ayah sama aja kaya bunda.. ngeselin"
"Kamu boleh kok deket sama keduanya. Tpi inget jangan menyakiti salah satu dari mereka." Nasehat ayah
Raisa hanya diam mendengar ucapan ayah nya..
"rais masuk kamar dulu"
"Yaudah sana istirahat" ucap bunda
"Selamat tidur ayah bunda" ucap raisa mencium pipi ayah dan bunda nya. Setelah itu raisa naik tangga dan masuk ke kamar nya .
Sama halnya dengan bunda dan ayah yg masuk ke kamar.
.
.
.
.
.
Jam menunjukan pukul sepuluh malam. Pria dengan kaos hitam polos kini tengah menidurkan dirinya diatas kasur seraya memandangi langit langit kamarnya dan memikirkan seseorang
Raisa.. kenapa gue mikirin dia terus? Apa bner gue suka sama dia? Gue gak yakin. Batin Danu
Drtt drtt
Suara getaran yang berasal dari hp danu tersebut telah membuyarkan lamunannya. Danu bangkit dari posisi tidurnya lalu segera mengangkat panggilan tersebut setelah melihat nama kontaknya Bagas
"Hallo" ucap bagas dari sebrang sana
"Apa" sahut danu itu datar
"Danu!! Lo dimana? Gue sama anak anak udah nungguin lo?"
"Iya gue otw"
Danu mematikan sambungan telponnya dengan sepihak lalu segera mengambil jaket hitam dan kunci motor lalu berjalan keluar kamar.
"Danu" panggil irfan papah danu yang menghentikan langkahnya
"Iya pah" sahut danu
"Mau kemana kamu? Ini udah malam danu"
Danu menatap papahnya sekilas lalu menghela bapas pelan.
"Danu mau main" seraya pergi berjalan keluar rumah fan menjalankan motor miliknya dengan kecepatan rata rata.
Melihat anaknya pergi, irfan hanya menghela napas kasar seraya berucap.
"Apakah papah terlalu keras kepada kamu nak, sampai kamu jauh dari papah. Papah minta maaf" irfan sangat menyesal dan merasa bersalah melihat anaknya danu. Selama ini sikapnya terhadap danu sangat keras dan mengatur kehidupan dan kebebasan danu, sampai danu sekaramg jauh dari jangakauannya..
.
.