Disebuah ruangan yang gelap, seseorang tengah menahan amarahnya karena rencananya gagal. Alex . . Dia yg merencanakan untuk semua kejadia yg dialami raisa. Dia sangat membenci seorang Danu Wijaya. Dulu mereka teman baik ya bisa dikatakan kalau mereka itu sahabat. Tetapi ada sebuah kejadian yang membuat alex sangat membenci danu.
Kejadian 3 tahun lalu, sebuah kesalah pahaman yang merenggut nyawa adiknya kejadian itu belum terpecahkan kebenarannya. Alex hanya tau danu yang bersalah disini, dia sama sekali tidak mau mendengarkan penjelasan dari danu. Dia hanya mementingkan ego dan rasa bencinya kepada danu.
Flashback on
3 tahun yang lalu, malam itu alex akan pergi ke tempat balapan, jam menunjukkan pukul 8 malam.
"Bang mau kemana?" Tanya laura
"Biasa mau balapan". Jawab alex memakai sepatunya. "Kenapa?" Tanya alex menatap laura.
"Nggak"
"Lo kenapa sakit? Kok pucet?" Tanya alex dengan mengecek suhu tubuh adiknya.
Laura menunduk dan menghela napas pelan "enggak cuma agak gak enak badan aja, nanti juga sembuh"
Alex mengusap kepala laura dengan sayang "ada yang mau lo omongin sama gue?"
Laura menggeleng dan memeluk alex
"Laura sayang abang"
"Iya gue juga sayang sama lo, eh kenapa jadi melow gini?"
Laura terkekeh "yaudah sana berangkat hati hati bang. Jaga diri baik baik."
Sekali lagi alex menatap dalam adik kesayangannya itu. Perasaannya tiba tiba tidak enak.
"Yaudah lo jaga diri di rumah. Awas jangan kemana mana, kalau ada apa apa hubungin gue"
"Iya iya bawel banget"
Alex lun keluar dengan motornya.
.
.
Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Dan selama itu alex belum membuka hp nya sama sekali.
"Bro gue cabut duluan" ucap alex pada temannya
"Halah nanti aja, masih jam 11. Jam 12 lah baru balik" jawab temannya
Benar saja, alex pulang jam 12 malam. Dia merogoh hp yang sedari tadi dia silent.
"Laura, kenapa dia spam gue? Banyak miskolnya lagi" gumam alex melihat pesan begitu banyak dan miskol. Sejak jam 9 tadi.
30 Panggilan tak terjawab Laura
10 pesan belum dibaca Laura
Laura
Abang laura mau ketemu abang
Cepet pulang
Penting bang please
Bang alex
Abang
Laura mau ngomong laura takut
Bang alex
Kalau abang udah buka pesen ini
Aku ada di caffe pelangi
Laura sayang abang
"Laura" tiba tiba perasaan alex tidak tenang. Dia segera berlari ke motornya dan pergi menuju caffe pelangi untuk menemui adiknya. Caffe yang memang buka 24 jam.
"Lo kenapa sih" diperjalanan alex merasa tidak tenang.
Saat sampai di caffe, keadaan caffe sudah sepi. Hanya ada satu pelayan yang masih ada. " motor danu". Alex dengan cepat berlari menuju taman belakang caffe yang terdapat kolam renang.
"Laura!" Teriak alex, tubuhnya menegang melihat adiknya mengambang didalam kolam renang yang berubah menjadi merah.
Alex menatap danu yang mengangkat tubuh adiknya keatas.
"Lo apain adik gue" alex memukul danu
Danu hanya diam menatap alex
Alex terkejut melihat pisau yang berlumuran darah tergeletak di samping danu.
"Lo bunuh adik gue" alex menangis, dia kalut, dia emosi, alex memukul danu dengan brutal. Danu hanya diam menerima serangan alex.
"gue bisa jelasin" lirih danu
"Jelasin apa, lo mau jelasin laura mati di tangan lo gitu? Lo mau jelasin apa lagi hah!!"
"Alex" gumam danu
Dengan tangan yang gemetar, alex mengangkat tubuh laura dengan tatapan terluka melihat adik kesayangannya telah tiada.
Flashback off
"Arght..." teriak alex melemparkan gelas yang dia pegang.
"Gue gak akan biarin lo hidup tenang, gue mau lo rasain apa yang gue rasain. Kehilangan orang yang lo sayang".
.
.
.
Danu sedang merenung di sebuah danau yang sangat indah dan sejuk. . Dia sangat pusing memikirkan maslahnya saat ini.
Masalah yang belum terpecahkan sampai sekarang. Bagaimana cara mencari bukti agar masalah ini selesai. Dia tidak mau masalhnya ini melibatkan orang yg saat ini dia sayang. Sekarang dia mengakui kalau dia sangat menyayanginya Raisa. Satu nama itu yg ada di dalam hatinya saat ini. Dia harus menjaganya. Karena sekarang nyawa gadis itu sedang terancam karena masalahnya.
"Gue gak akan biarin lo terluka, gue bakal jaga lo semampu gue. Gak akan ada orang yg bisa celakin lo. Gue janji."
Drt drt
Tiba tiba hp nya bergetar. Danu merongoh saku jaket nya melihat siapa yg menelponnya
Mamah
"Hallo" ucap mamahnya di sebrang sana
"Hm"
"Kamu di mana danu"
"Di danau"
"Pulang ya, papah mau bicara"
"Nanti aja"
"Pulang sekarang sayang. Ada hal penting yang mau papah bicarain"
"Yaudah"
"Oke. Kamu hati hati pulangnya. Jangan ngebut"
"Hm"
Danu mematikan hp dan memasukkannya kedalam saku jaketnya, kemudian pergi meninggalkan danau.
15 menit danu sampai dirumahnya, danu masuk dan sudah di sambut oleh mamahnya.
"Cepet banget nyampenya, kamu ngebut?" Tanya mamahnya
"Sedikit"
"Hmm. Ya udah sana keruang kerja papah, kamu udh di tunggu"
"Mau ngomongin tentang apa sih mah?" Tanya danu penasaran
"Mamah gak tau, sana cepet"
Danu pun masuk ke dalam ruangan kerja papahnya.
Clek
"Danu" sapa papahnya yg sudah duduk di kursi kerja
"Papah mau ngomong apa?" Tanya danu to the point
"Duduk dulu danu"
Danu pun duduk di kursi depan papahnya. Irfan hanya menatap putra nya itu dengan sendu.
"Kenapa liatin aku kaya gitu"
"Papah kangen" lirih irfan
Danu tertegun atas ucapan papahnya itu. Memang jarang sekali mereka bertemu mungkin hampir tidak bertemu, karena papahnya itu sangat sibuk bekerja. Sebenarnya danu sangat rindu juga kepada papahnya itu. Tpi egonya tinggi.. dia tidak mau mengaku rindu karena selama ini sikap nya sangat dingin dan kaku.. susah sekali mengungkapkan apa yang dia rasa.
Danu menatap papah nya datar
Siap menyimak perkataan papah selanjutnya.
"Papah kangen sama kamu danu, mungkin kamu gak bakal percaya sama apa yg papah bilang. Tpu sejujurnya papah sangat rindu sama kamu . . Papah minta maaf selama ini papah mementingkan pekerjaan sampai tidak punya waktu sama seno, seni dan kamu. Papah juga minta maaf atas sikap papah yg selalu menuntut kamu, sikap papah yg selalu mengatur keinginan kamu. Papah minta maaf". Pernyataan papahnya sangat lirih. Danu yg melihat nya pun hanya tersenyum tipis dan berkata.
"Papah gak salah. Danu gakpapa pah. Danu ngerti apa yg selama ini papah lakuin itu baik"
"Kamu gak benci sama papah?"
"Ngapain danu benci sama papah"
"Makasih danu"
"Apaan sih pah. Gak perlu bilang makasih segala" kekeh danu
"Papah" teriak seni dan seno yang baru saja datang ke ruangan itu bersama mamahnya.
"Pah ayo nonton. Mumpung kita lagi kumpul" ucap seni antusias
"Ayo. Mau nonton apa?" Tanya papah
"Mau nonton film princess"
"Kok princess? Gak mau. Seno maunya nonton ultramen pah" ucap seno
"Nonton horor aja" timpal danu
"Horor? Oke aku setuju" ucap seni
"Oke deh aku juga setuju" timpal seno
"Yaudah kita nonton horor. Tpi papah mandi dulu ya. Soalnya belum mandi"
"siap".