Chereads / Zennavy / Chapter 19 - 18. Kebersamaan keluarga

Chapter 19 - 18. Kebersamaan keluarga

Mona tiba di depan pintu rumahnya, mata sembab wanita itu masih terlihat jelas menandakan jika Wanita itu baru saja menangis.

di sampingnya, Jiwoon mengusap punggung Mona lembut menyalurkan ketenangan pada hati istri tercintanya, kendati dalam hati Jiwoon meraung penuh luka.

"kita harus kuat. bagaimana pun kita adalah pilar mereka Mon, jika kita lemah maka putra-putra kita akan ikutan lemah. percayakan semuanya pada yang diatas." ucap Jiwoon menenangkan.

Mona membuang nafas nya pelan, sebelum pada akhirnya ibu enam anak itu mengangguk dan berusaha mengukir senyuman di ranum miliknya.

"Loh Bun, Appa kalian udah pulang?" pertanyaan itu menjadi sambutan yang pertama bagi pasangan suami istri Jiwoon dan Mona, ketika mereka berdua baru saja tiba di ruang keluarga.

Mona tersenyum ke-ibuan "iya. tumben jam segini Abang di rumah, biasanya kan nongkrong sama temen-temen Abang." ujar Mona kepada putra sulungnya yang berjalan mendekati.

Gavin nyengir, menunjukan deretan gigi putihnya yang begitu rapih.

"maunya gitu, mana yang lain pada ngajakin hang out. cuman tugas kuliah Gavin numpuk, jadinya ya gitu." balas Gavin.

Mona terkekeh, ia mengusap surai hitam putra pertamanya begitu lembut. "makanya kalo ada Tugas jangan di nanti-nanti, harus di kerjain dengan segera biar nantinya Abang ga keteteran." Nasihat Mona yang di angguki oleh Gavin dengan segera.

"oh ya, Adek-adek kamu yang lain kemana? kok sepi." tanya Jiwoon setelah tadi memilih untuk bungkam memperhatikan interaksi istrinya dengan putra sulungnya.

"Dami, Demi, Gevan sama Vano ada keperluan di luar Appa. Gevan katanya ada kelas, Dami sama Demi lagi ngerjain tugas kelompok di rumah temennya kalo Vano lagi di rumah David." lapor Gavin.

"Adek?" tanya Mona saat nama putra bungsunya, Navy tidak di sebutkan.

"ada di kamar." jawab Gavin. "bentar aku panggilan dulu dia." setelah mengucapkan itu Gavin pun pergi menuju lantai atas, meninggalkan Jiwoon dan Mona yang kini berhalu menuju dapur guna menyimpan barang belanjaan yang sedari tadi mereka simpan di atas meja.

****

"BUNDAAAAA...." Teriakan menggelegar itu membuat Jiwoon yang tengah menyeruput kopi hitamnya langsung tersedak seketika. tanpa melihat siapa yang berteriak, laki-laki paruh baya yang masih terlihat tampan di usia nya yang sudah tidak muda lagi itu tau siapa pemilik suara cempreng yang begitu nyaring.

"jangan teriak-teriak Dek, takutnya tetangga ke ganggu." tegur Mona yang di balas cengiran lebar dari Navy.

"biarin Bun, biarin mereka dengerin suara bahenol aku yang engga ada duanya. lumayan, itung-itung mereka denger suara aku dengan gratis sebelum aku terkenal hehehe."

"hehehe.." timpal Gavin menyindir sembari meraup wajah Navy yang langsung mendapat pelototan dari si empunya wajah.

"seenak jidat lo main pegang-pegang muka kembaran V BTS. ga gratis coy, kalo mau pegang-pegang." sergah Navy melotot garang.

Gavin mengedikkan bahunya acuh, kontan tak peduli dengan apa yang di katakan Navy. Navy kalo sudah dengan haluannya, Gavin lebih memilih angkat tangan. kenapa? karena kalo di tanggepin Navy akan terus-terusan Halu seharian. kasian entar kalo kebanyakan Halu masa depan adiknya akan suram karena kebanyakan menghayalkan hal-hal yang bukanlah kenyataan. itu sih menurut Gavin.

"bangun woyy, ga usah ngehalu. ini real life, dimana muka jelek lo ga ada mirip-miripnya sama sekali dengan orang yang lo sebutin tadi." kata Gavin enteng.

tentu saja Navy tidak terima dengan perkataan Gavin barusan. mulutnya terbuka hendak menyalak dan menyahuti ucapan Gavin yang melukai harga diri.

Namun baru saja Navy akan mengeluarkan suaranya. suara berat Jiwoon lebih dulu mengalun, melerai perdebatan kedua putranya yang mungkin kalo tidak di pisahkan akan bertahan selama dua hari dua malam lamanya. putra sulung dan putra bungsunya kan memang senang kalo di ajak adu Bacot.

"udah, ga usah debat. mending sekarang kalian duduk di samping Appa, terus makan nih martabak manis, martabak telor, mie ayam sama sop iga nya sebelum dingin."

Gavin dan Navy seketika langsung meneguk air ludah mereka, ketika Jiwoon mengabsen makanan-makanan favorit mereka.

tanpa pikir panjang lagi, setelah Mona menyerahkan satu piring dan satu mangkok berikut dengan Sendok dan garpunya, Kedua kakak beradik itu langsung menyerbu makanan di depan mereka. mengabaikan kehadiran Jiwoon dan Mona yang hanya diam memperhatikan bagaimana antusias kedua putranya yang kini tengah melahap makanan di piring mereka.

"ini Enak Appa Bunda. terimakasih." ujar Gavin dan Navy dengan Kompak sembari jempol mereka ia acungkan sebagai tanda bahwa mereka menikmati makanan yang di bawakan kedua orang tuanya.

****

makan malam telah tiba, semua anggota keluarga Rayannaka sudah berkumpul di kursi nya masing-masing. memperhatikan bagaimana cekatannya wanita satu-satu nya di keluarga itu tengah menyiapkan makan malam.

ada satu yang menarik perhatian disana, Navy. remaja laki-laki itu tak hentinya meneguk ludahnya ketika netra sehitam arang miliknya menatap ikan asin peda yang memanjakan mata. sungguh, bagi Navy melihat bagaimana ikan asin itu di taruh tepat di depannya membuat Navy ingin sekali melahap ikan asin itu. tapi tenang, Navy bisa tahan kok. ia akan menunggu anggota keluarga lain, supaya mereka makan bersama.

"nah sekarang, mari makan. jangan lupa untuk berdoa dalam hati masing-masing." intruksi dari Jiwoon langsung mereka lakukan.

Jiwoon, Mona, Gavin, Gevan, Dami, Demi, Vano dan Navy pun membaca doa sebelum makan di dalam hati mereka masing-masing.

"Aamiin. mari makan." seru Navy ketika ia yang pertama selesai berdoa dan dengan tak sabaran Navy langsung menyerbu ikan asin peda yang dari awal sudah menjadi incarannya tak lupa menuangkan sambal tomat dan rebusan labu siam.

semua anggota keluarga Rayannaka hanya mampu menggelengkan kepala mereka, melihat cara makan Navy. sudah terlampau biasa melihat bagaimana kebar-baran Navy dalam memakan makanan. terlebih itu makanan kesukaannya.

lalu, setelah itu ruang makan pun hening hanya ada dentingan sendok yang beradu dengan piring. tak ada yang mengeluarkan suara, hanya sesekali suara Navy yang memuji makanan yang ia makan.

Setelah mereka selesai makan malam bersama. mereka semua kini berkumpul di ruang keluarga, sekedar meluangkan waktu untuk saling mengobrol atau menonton TV, sebelum pada akhirnya semua anggota keluarga Rayannaka kembali ke kamarnya masing-masing.

"besok masih libur kan ya?" pertanyaan dari Mona di angguki dengan serentak oleh Rayannaka bersaudara.

"Iya Bun, dan aku mau izin buat gadang ya Bun." pinta Vano tak lupa dengan cengirannya.

Jiwoon mengerutkan keningnya "gadang? mau ngapain?"

"mau main game bareng Bang Demi. boleh ya Bun Appa?"

Jiwoon menaikkan kedua bahunya "itu sih terserah kalian, asal gadang nya jangan sampai kebablasan. mau shubuh baru tidur."

"nggak lah Appa, paling jam satu atau jam dua juga kami udah tidur kok." timpal Demi.

"ya udah ga papa, asal begadang nya jangan keseringan." ujar Mona yang di sahuti sorakan penuh kemenangan oleh Vano dan Demi. lalu, setelah mengucapkan selamat malam kedua kakak beradik itu pun langsung melesat pergi menuju kamar Vano.

"ya udah Bun Appa aku juga mau ke kamar dulu, mau ngerjain tugas kuliah yang belum selesai." pamit Gavin. setelah mendapat anggukan dari keluarga nya Gavin pun pergi dari ruang keluarga di ikuti Gevan dan Dami.

"Appa Bunda, Navy juga ke kamar ya. bye-bye jangan kangen sama manusia setampan Jin BTS ini. muachh." yang terakhir itu bunyi kecupan Navy yang mencium pipi Mona dan Jiwoon bergantian sebelum akhirnya ia langsung pergi menuju kamarnya. meninggalkan Mona dan Jiwoon yang kini tidak bisa menutupi kesedihan perihal penjelasan Vizan tadi siang.

"kita harus kuat." ujar Jiwoon tersenyum pada Mona.

****