Navy mengerjapkan matanya, tatkala sebuah cahaya terang berlomba-lomba memasuki retinanya. Ia mendengkus keras kala tidurnya terganggu oleh Suara bising yang memekakan telinga anak itu.
Bukan. Bukan karena Lagu 'Boy With Luv (BTS)' yang tengah berputar mengisi sudut kamarnya. Melainkan suara bising dari ponselnya yang lain sedang meraung-raung minta dijamah oleh tuannya.
Membuat Navy yang tengah enak-enaknya bermimpi menikahi Jisoo Blackpink harus kandas di persimpangan jalan.
Dan dengan tampang ogah-ogahan plus rasa malas luar biasa. Anak itu pun akhirnya meraih ponsel berlogo apel di gigit kesayangannya yang ia taruh di atas nakas.
Matanya masih merem melek. Namun, tatkala ia melihat siapa dalang yang telah menganggu bobo gantengnya. Navy langsung mendengkus seketika di sertai dengan umpatan kasar khas bocah itu.
"Anying dasar sapi buluk. Ngapain dia nelpon cowok sekece gue. Minta foto atau tanda tangan gue nih." Monolog anak itu. Sambil melihat layar ponsel yang menampilkan nama 'Sapi Betina'
Sesaat setelah ia mengganti posisi rebahannya menjadi duduk dengan punggung yang bersandar di kepala ranjang. Navy pun mau tak mau mengangkat panggilan itu.
"aya naon?" Ketus anak itu dengan aksen bahasa Sunda-nya yang kental. Iya, yang menelponnya itu adalah kakak sepupu Navy di Tasikmalaya. (*ada apa?)
"Salam heula ontohod. Ari manèh islam lain?." Sahut suara wanita di sebrang telpon *(salam dulu, bego. Lo Islam bukan?)
Navy berdecak seraya memutar bola matanya malas. "Mulai deh si sapi betina ceramahnya." Batin Navy berkata.
"Sorry sorry gue ulangin ya. Assalamualaikum Teh Vindy yang paling cantik dan bahenol." Ucap Navy super malas. Bahkan setelah mengatakan itu, ia langsung menguap lebar.
"Waalaikumsalam. Nah, gitu dong."
"lo mau ngomong apa? Cepatan Gue ngantuk. Tau ga tadi gua lagi mimpi ijab kabul sama Jisoo. Lo nyebelin banget, ngeganggu gue." Dumel Navy mengeluarkan kekesalannya.
Terdengar suara helaan nafas di balik telpon. Kemudian di susul dengan suara Vindy yang kembali mengalun. "lo pasti bakalan kaget. Denger berita dari gue."
Navy mengerutkan keningnya tak mengerti. Berita? berita apa?.
"Naon?." *(apa?)
"lo serius ga tau apa-apa tentang BTS. Kabar ter-hotnya?" Tanya Vindy di balik telpon. Oh ya, satu fakta untuk Vindy. jikalau perempuan seumuran Vano yang berdomisili di Tasikmalaya itu nyatanya seorang ARMY dan EXO-L garis keras. Bahkan dia lah yang membuat Navy akhirnya jadi Fanboy.
Navy terdiam, keningnya semakin mengkerut menandakan jika anak itu tengah berpikir keras. Namun tak lama Navy pun menggeleng samar. Karena nyatanya ia tidak tau apa-apa.
"memang apa?." Tanya Navy bingung.
Dengusan kesal dari balik telpon menyapa indra rungu Navy. Dan Navy semakin heran di buatnya.
"jangan bilang kalo lo juga ga tau Suho nyanyi Solo?" Ujar Vindy dengan nada yang terdengar penuh intimidasi.
"WHATTT??." lengking teriakan Navy memenuhi sepenjuru kamarnya. Dia mendadak sport jantung guys. Bahkan punggung yang semula bersender di kepala ranjang langsung tegak, dan wajah ngantuk Navy sirna seketika. Buru-buru dia mematikan speaker salonnya. Kemudian memasang telinganya baik-baik.
"lo serius. ga bohong?." Tanya Navy berusaha memastikan
"lah buat apa gue ngebohong, Nav. Dosa gue udah berlumuran gini."
"napa gue ga tau? Lah lo mah telat ngasih tau gue. Anying dasar." Umpat Navy yang langsung menyulut emosi Vindy di sebrang sana.
"lah bangke.. kenapa jadi nyalahin gue. Syukur-syukur gue kasih tau."
Navy mendengkus keras. Kemudian membalas ucapan Vindy. "Ya ya thanks udah ngasih tau gue. Dasar sapi." Kata Navy dengan menurunkan nadanya di akhir kalimat.
"Oke, gue ga bisa lama-lama telponan sama lo. Kuota gue bentar lagi abis. Gini.. lo tau ga BTS katanya bakalan konser online. Tapi ga tau benar ga tau bohong. Cek dulu aja. Udah ya pacar gue takut datang ngajak jalan. Oke? My sepupu. Babay jangan Rindu ma gue."
Tuttt..
Sambungan telpon terputus sepihak oleh Vindy. Tanpa tau orang yang jadi lawan obrolannya tengah mematung dengan mulut menganga. Bahkan ponsel terbaru yang bernilai jutaan rupiah itu sudah mendarat halus di atas ranjang empuk, karena genggaman Navy yang tiba-tiba melemah.
Uhuk uhuk uhuk..
Saking lupa menutup mulutnya tiba-tiba Lalat kecil masuk ke dalam mulut Navy membuat anak itu langsung tersedak seketika.
Navy meludah, di atas selimut captain america-nya karena refleks. Dan dapat Navy lihat seekor lalat kecil yang sudah mati tergeletak mengenaskan dengan keadaan berlumuran air liur Navy di atas selimut tebalnya.
Baru saja Navy akan mengumpat pada Almarhum Lalat yang seenak udel masuk ke dalam mulutnya. Namun niatan itu urung tatkala mendengar ucapan Vindy beberapa menit yang lalu.
BTS
MAU
KONSER ONLINE?
"DEMI SENDAL SWALLOW WARNA KUNING BANG GEVAN. INI SERIUSAN?." Pekik Navy yang mulai heboh sendiri.
Mata kecilnya melotot dan mulutnya kembali menganga. Doakan saja semoga ada kecoa yang masuk ke dalam mulut Navy :)
"IHHH.. ANJIR SERIUSAN INI. YA GENTENG.. KENAPA GUE BARU TEMPE. SETANNNN KENAPA GUE BARU TEMPE."
"Gue ga mau tau gue harus nonton konsernya hyung gue. Ga ada tapi-tapian. Titik ga pake koma apalagi tanda tanya. Tapi wajib untuk tanda seru." Gumam Navy pada dirinya sendiri. Ia sudah terduduk di tepian ranjang dengan rambut yang acak-acakan. Tangannya mengepal, dengan dada yang naik turun tak beraturan. Capek Navy tuh udah ngerusuh di atas kasur.
Seketika kamar yang diisi dengan kebanyakan pernak-pernik Captain america dan KPOP itu dilanda keheningan.
Tapi tentu saja itu tidak berlangsung lama. Ingatkan jika si pemilik kamar itu orangnya heboh plus ga bisa diam. Maka selanjutnya teriakan dari Navy yang sempat padam beberapa detik kembali terdengar lagi.
"BUNDAAAA... APPAAA.. ANAK KALIAN DI BUNTINGIN LAGI SAMA MEMBER BTS. BUNDD... KITA KE BIGHIT YUKK.. MINTA PERTANGGUNG JAWABAN."
Oke, otak Navy sudah koslet. Dia seketika melupakan kodratnya yang mempunyai belalai gajah.
"Berisik."
Intrupsi suara dari ambang pintu membuat Navy dilanda ketegangan. Bagaimana tidak? Di ambang pintu yang entah sejak kapan pintu kamarnya itu terbuka. Berdiri Gevan dengan wajah dinginnya sambil melipat tangan di depan dada.
"Ehhh bang Gev. Mau ngapain kesini bang ada perlu?." Tanya Navy gugup.
Iya. Navy tuh takut sama Gevan. Kakak super dingin dan kejamnya itu. Lagi Navy mendadak lupa, jika kemarin dia baru saja mengubah wajah tampan Gevan menjadi seperti Bencong di pasar malam.
Gevan tidak menjawab. Ia malah mengatakan hal lain.
"Mandi." Itulah yang dikatakan Gevan dengan nada dinginnya.
"Nanti aja ahh.. masih siang." Tolak Navy. Ogah.. dia kalo di suruh mandi di siang hari. Yang ada nanti dia keringatan lagi.
"Dah sore." Sahut Gevan singkat.
Dan dengan gerakan malas, Navy pun menatap jam dinding di kamarnya. Kemudian melotot ketika melihat Jam.
Pukul 16:45 WIB. Gila selama itukah dia tertidur? Padahal dia pikir hari masih siang. Pantas saja Gevan sudah di rumah dan menyuruhnya mandi. Hari sudah sore ternyata.
"Mandi." Lagi suara dingin Gevan mengalun membuyarkan pikiran Navy.
Navy mengerjap dengan maniknya yang menatap Gevan polos.
"Terus makan." Lanjut Gevan lagi ketika Navy tak kunjung membalas ucapannya tadi.
"Yang lain udah pada pulang bang?." Tanya Navy akhirnya, setelah beberapa menit terdiam.
"Hmmm."
Navy membuang nafas sekeras-kerasnya. Lalu mengangguk pelan mengiyakan perintah Gevan yang menyuruhnya untuk mandi. Setelah menyambar handuk putih yang tersampir di kursi belajarnya Navy pun memasuki kamar mandi meninggalkan Gevan yang masih terdiam di ambang pintu.
Setelah memastikan adiknya itu benar-benar memasuki kamar mandi. Laki-laki sembilan belas tahun itu menutup pintu kamar sang adik pelan. Membiarkan keadaan ranjang king size Navy hancur berantakan seperti kapal pecah.
Namun sebelum benar-benar menutup pintu kamar sang adik. Gevan sempat bergumam "gue mana punya sendal swallow warna kuning. Adanya juga warna merah. Bego dasar."
****